Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Proses Penanganan Anak Pengguna Narkotika Di Bawah Usia 12 Tahun Sinaga, Aline Philia Antana; Sahetapy, Elfina Lebrine
JURNAL YUSTIKA: MEDIA HUKUM DAN KEADILAN Vol. 26 No. 01 (2023): Jurnal Yustika: Media Hukum dan Keadilan
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/yustika.v26i01.5562

Abstract

Drug abuse is currently threatening minors. This situation will have a impact on the future of the child and also the future life of the country. Lack of control over narcotics causes children under the age of 12 years to be threatened. Children are not understand the existing environment and situation. Minors as narcotics addicts will receive treatment and be differentiated in their settlement efforts because children are still unable to enter into the existing legal process. The research method used empirical juridical research methods. Using empirical facts from individual behavior in the form of verbal behavior taken through interviews and direct observations. As a state of law, must implement a legal system so that the handling of children as narcotics users will still receive handling efforts for the completion of existing cases and children will still get the rights as they should be by the nature of a child.
Dynamics of Culture and Media Power: Analysis of Misogyny in Online News in Indonesia Susanti, Vinita; Rosyidah, Ida; Sahetapy, Elfina Lebrine
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 5, No. 2 (2024)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v5i2.43702

Abstract

Abstract. This article examines the phenomenon of media misogyny occurring in the context of online news in Indonesia. A survey indicates that Indonesian society tends to choose online news as the primary source of information, allowing people to easily contribute to and consume various information. Nevertheless, news media has significant freedom to produce news without strict limitations. The consequence is the potential for the public to become victims of crimes when they are portrayed as subjects in reporting, particularly in relation to the phenomenon of media misogyny. The focus of this research is to explain how media misogyny is manifested in online reporting using a qualitative approach, involving interviews with journalists and editors, as well as an analysis of the resulting news. The theory used in this analysis is Radical Feminism. The research findings show violations of the Journalistic Code of Ethics, gender inequality manifested in the lack of women's participation in the online news production process, and the impact on the production of news that is gender-biased and misogynistic. Keywords: Radical Feminism, Media Misogyny, Gender Inequality, Media Power, Patriarchal Culture. Abstrak. Artikel ini mengkaji fenomena misogini media yang terjadi dalam konteks berita online di Indonesia. Sebuah survei menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih berita online sebagai sumber informasi utama, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berkontribusi dan mengonsumsi berbagai informasi. Meski demikian, media berita mempunyai kebebasan yang signifikan untuk menghasilkan berita tanpa batasan yang ketat. Konsekuensinya adalah masyarakat berpotensi menjadi korban kejahatan jika mereka dijadikan sebagai subjek pemberitaan, khususnya terkait dengan fenomena misogini media. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana misogini media diwujudkan dalam pemberitaan online dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang melibatkan wawancara dengan jurnalis dan redaksi, serta analisis terhadap berita yang dihasilkan. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah Feminisme Radikal. Temuan penelitian menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Kode Etik Jurnalistik, ketidaksetaraan gender yang diwujudkan dalam kurangnya partisipasi perempuan dalam proses produksi berita online, dan dampaknya terhadap produksi berita yang bias gender dan misoginis. Kata Kunci: Feminisme Radikal, Misogini Media, Ketimpangan Gender, Kekuatan Media, Budaya Patriarki.
Awalan Kemandirian Berkelanjutan Melalui Wirausaha Sempol Dan Pertukangan Di Shelter Rumah Hati Jombang Rahayu, Yusti Probowati; Triwijati, NKE; Sahetapy, Elfina Lebrine; Ayuni, Ayuni
UN PENMAS (Jurnal Pengabdian Masyarakat untuk Negeri) Vol 5 No 1 (2025): UN PENMAS Vol 5 No 1
Publisher : LPPM Universitas Narotama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/un-penmas.v5i1.2998

Abstract

Permasalahan di Shelter Rumah Hati Jombang, semacam LPKS (Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial), adalah ketidakmampuan pendamping dalam membina kewirausahaan pada anak binaannya. Padahal bagi anak binaan Rumah Hati ketrampilan wirausaha sangat penting dimiliki setelah mereka keluar dari shelter. Hal ini disebabkan anak binaan Rumah Hati merupakan anak berkonflik dengan hukum yang sulit mendapatkan pekerjaan karena adanya stigma buruk terkait pelaku kriminal. Hasil rembuk tim pengabdian masyarakat Kemenristekdikbud pendanaan 2024 dengan pendamping menyepakati perlunya pelatihan wirausaha berjualan sempol dan hasil pertukangan kayu yang dibuat oleh anak-anak binaan Rumah Hati. Wirausaha merupakan awalan ekonomi mandiri bagi anak-anak binaan nantinya. Kegiatan pelaksanaan menggunakan metode pendekatan yang bersifat persuasif edukatif berupa ceramah, diskusi, dan praktek. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah anak-anak binaan memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam wirausaha sempol dan hasil kerajinan kayu. Anak-anak binaan dilatih mulai dari survey pasar, mencari bahan baku, belajar menghitung laba-rugi dan menetapkan harga jual, berpraktek membuat sempol dan kerajinan kayu seperti gantungan kunci, jam, hiasan dinding, serta berpraktek berjualan secara offline dan online. Komunikasi dua arah juga terjadi sebagai bentuk indikator adanya pemahaman dan penyerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan wirausaha. Hasilnya anak-anak binaan memiliki kemampuan dalam berwirausaha berjualan sempol dan hasil pertukangan kayu. Lanjutan pemantauan menjadi evaluasi keberhasilan wirausaha
Dynamics of Culture and Media Power: Analysis of Misogyny in Online News in Indonesia Susanti, Vinita; Rosyidah, Ida; Sahetapy, Elfina Lebrine
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 5, No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v5i2.43702

Abstract

Abstract. This article examines the phenomenon of media misogyny occurring in the context of online news in Indonesia. A survey indicates that Indonesian society tends to choose online news as the primary source of information, allowing people to easily contribute to and consume various information. Nevertheless, news media has significant freedom to produce news without strict limitations. The consequence is the potential for the public to become victims of crimes when they are portrayed as subjects in reporting, particularly in relation to the phenomenon of media misogyny. The focus of this research is to explain how media misogyny is manifested in online reporting using a qualitative approach, involving interviews with journalists and editors, as well as an analysis of the resulting news. The theory used in this analysis is Radical Feminism. The research findings show violations of the Journalistic Code of Ethics, gender inequality manifested in the lack of women's participation in the online news production process, and the impact on the production of news that is gender-biased and misogynistic. Keywords: Radical Feminism, Media Misogyny, Gender Inequality, Media Power, Patriarchal Culture. Abstrak. Artikel ini mengkaji fenomena misogini media yang terjadi dalam konteks berita online di Indonesia. Sebuah survei menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih berita online sebagai sumber informasi utama, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berkontribusi dan mengonsumsi berbagai informasi. Meski demikian, media berita mempunyai kebebasan yang signifikan untuk menghasilkan berita tanpa batasan yang ketat. Konsekuensinya adalah masyarakat berpotensi menjadi korban kejahatan jika mereka dijadikan sebagai subjek pemberitaan, khususnya terkait dengan fenomena misogini media. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana misogini media diwujudkan dalam pemberitaan online dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang melibatkan wawancara dengan jurnalis dan redaksi, serta analisis terhadap berita yang dihasilkan. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah Feminisme Radikal. Temuan penelitian menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Kode Etik Jurnalistik, ketidaksetaraan gender yang diwujudkan dalam kurangnya partisipasi perempuan dalam proses produksi berita online, dan dampaknya terhadap produksi berita yang bias gender dan misoginis. Kata Kunci: Feminisme Radikal, Misogini Media, Ketimpangan Gender, Kekuatan Media, Budaya Patriarki.
Pemberatan Pidana Bagi Pejabat Yang Terlibat Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai Follow Up Crime Oktavia, Stevanny; Elfina Lebrine Sahetapy
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 5 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i5.2395

Abstract

Setiap orang berpotensi menjadi pelaku kejahatan, termasuk pejabat. Kekuasaan sering disalahgunakan untuk keuntungan pribadi atau kelompok, dan hasil tindak pidana kerap disamarkan melalui Tindak Pidana Pencucian Uang agar tampak legal. Sebagai penggerak pemerintahan, pejabat seharusnya menggunakan kewenangannya untuk kepentingan publik, bukan untuk kejahatan. Jika pejabat menyalahgunakan jabatan, hakim sepatutnya menjatuhkan pidana yang diperberat sesuai Pasal 52 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberatan pidana bagi pejabat yang terlibat Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai follow up crime. Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis normatif yang mengacu pada peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan dan norma hukum. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.  Hasil dari penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai follow up crime dapat dikenakan pemberatan pidana karena jabatan yang diatur dalam Pasal 52 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Pertanggungjawaban Pidana Bagi Pelaku Perbuatan Berlanjut Atas Tindak Pidana Perusakan dan Kekerasan Fisik Limantara, Richard Adrian; Elfina Lebrine Sahetapy; Fransisca Yanita Prawitasari
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 5 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i5.2399

Abstract

Fenomena concursus realis atau perbarengan tindak pidana masih sering terjadi di Indonesia, khususnya dalam kasus kekerasan terhadap anak yang disertai dengan perusakan. Anak sebagai kelompok rentan sering menjadi korban akibat lemahnya kontrol sosial dan moral pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanggungjawaban pidana bagi pelaku perbuatan berlanjut atas tindak pidana kekerasan dan perusakan terhadap anak berdasarkan Pasal 76C Undang-Undang Perlindungan Anak juncto Pasal 65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasil kajian menunjukkan bahwa pelaku dapat dijatuhi pidana dengan sistem stelsel kumulatif terbatas, di mana maksimum pidana yang dikenakan tidak melebihi pidana terberat ditambah sepertiga, sesuai prinsip keadilan dalam hukum pidana. Penegakan hukum terhadap kasus semacam ini perlu menekankan perlindungan hak anak dan pemberatan sanksi bagi pelaku