Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENENRAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MATERI AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS XII IPA DI MAN 1 ROSYIDAH, IDA
Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan Vol 9, No 2 (2018): Volume 9 Nomer 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai UTS Al-Qur?an Hadist materi amar makruf nahi munkar. Demikian pula penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif yang dipergunakan guru dalam pembelajaran yakni dengan metode bernyanyi. Tujuan penelitian ini adalah Untuk membuktikan pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur?an Hadist materi Amar Makruf Nahi Munkar kelas XII IPA di MAN 1 Tulungagung. Penelitian ini menggunakan dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen perlakuan, perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajan kooperatif tipe Teams Games Tournament. Desain eksperimen yang digunakan adalah True Experimental Design dengan Pretest-Posttest Control Group Design. Metode pengumpulan data yang diguanakan adalah observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada kelas eksperimen dari hasil observasi terhadap guru dapat dilihat rata-rata dari kedua observer menunjukkan 95,45% dan dari hasil observasi terhadap siswa dapat dilihat rata-rata dari kedua observer menunjukkan 97,7% keduanya menunjukkan kriteria sangat baik. 2) Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament pada mata pelajaran Al-Qur?an Hadist materi amar makruf nahi munkar untuk meningkatkan hasil belajar kelas XII IPA MAN 1 Tulungagung mengalami peningkatan yang signifikan. Kata kunci : Penerapan, Teams Games Tournament, Hasil Belajar. Abstract The research was based on the low value of Al-Qur?an Hadist material amar makruf nahi munkar. As well the use of a less effective learning model that is used by teachers in learning that is by the singing method. The purpose of this research is to prove the effect of the implementation Cooperative Learning Model Tip Team Games (TGT) In Al-Quran Subjects Hadiths of the material for the understanding of religion to improve learning outcomes of class XII MAN 1 Tulungagung. This study uses two classes namely the experimental class and the control class. The type of this research is eksperimental treatment research, treatment in the research is cooperative learning model of Teams Games Tournament type. Experiment design uses True Experimental Design with Pretest-Posttest Control Group Design.. Data collection methods used are observe and tests. The results showed that: 1) The application of the cooperative learning model of the Teams Games Tournament type in the experimental class from the observations of the teachers can be seen as the average of the two observers showing 95.45% and results of observations on students, it can be seen that the average of the two observers shows that 97.7% all two indicate the criteria very well. 2) application of Teams Games Tournament learning model on Al-subjects The Quran Hadiths of the material of the illiteracy law to improve learning outcomes of class XII Science MAN 1 Tulungagung experienced a significant increase. Keywords: The Implementation, Teams Games Tournament, Learning Outcomes.
INOVASI PEMBELAJARAN SKI BERBASIS MEDIA MOBILE (STUDI KASUS DI STAI AL-JAWAMI) Rosyidah, Ida; Maryati, Delis Sri
Tsaqafatuna Vol 2, No 1 (2019): Oktober 2019
Publisher : STIT Buntet Pesantren

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan suatu dari komponen pendidikan agama  Islam, mempunyai arahan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, serta membina siswa agar menghayati dan mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat di gunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Pelajaran sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lalu untuk menghadapi masa yang akan datang. Materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, namun dalam realitasnya sering kurang disadari sehingga mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk sejarah yang sangat sedikit kurang cocok dengan apa yang harus disampaikan. Dari permasalahan tersebut tentu sebuah kewajiban bagi seorang guru untuk merubah metode penyampaian materi pembelajaran. Berbagai metode dan model pembelajaran telah banyak dimunculkan oleh para pakar dan ahli pendidikan, karena model pembelajaran konvensional membuat siswa tertekan, sehingga diperlukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran SKI berbasis learning mobile merupakan alternative agar pembelajaran SKI lebih menarik, menantang dan memberikan makna bagi peserta didik.
PENGARUH PEMBELAJARAN SENTRA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN Nisa, Irfa Darojatun; Rosyidah, Ida; Muftie, Zaenal
Jurnal Caksana : Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Caksana: Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Prodi PG-PAUD, FKIP, Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jcpaud.v6i1.1662

Abstract

Tujuan dalam penelitian, untuk mengetahui (1) Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Sentra di Kelompok B RA Az-Zahra Rancaekek Bandung, (2) Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Area di Kelompok B RA Az-Zahra Rancaekek Bandung, (3) Perbedaan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Sentra dan Pembelajaran Area di Kelompok B RA Az-Zahra Rancaekek Bandung. Penelitian ini didasari oleh pemikiran  bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat peserta didik dapat bergerak, bereksperimen, berimajinasi, dan tidak mudah bosan mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah secara sederhana, juga dapat berpikir logis, dan dapat berpikir simbolik dalam minatnya. Adapun penggunaan media pembelajaran dapat membantu mengembangkan perkembangan kognitif pada anak usia dini di Kelompok B RA Az-Zahra Rancaekek Bandung dalam menggunakan metode pembelajaran sentra. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Quasi Eksperimen non equivalent control group design dengan jenis data berupa kuantitatif, dengan sumber data digunakan data primer. Populasi penelitian yang digunakan seluruh anak Kelompok B yang berjumlah 16 orang terdiri dari 8 orang pada kelompok eksperimen dan 8 orang pada kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan unjuk kerja. Teknik analisis data digunakan Uji Validitas, Uji Homogenitas, Uji Normalitas, dan Uji Hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai rata-rata pada kelompok eksperimen saat pretest sebesar 59 berkualifikasi kurang, hasil nilai rata-rata pada kelompok eksperimen saat posttest sebesar 80 berkualifikasi sangat baik. Pada kelompok kontrol hasil nilai rata-rata saat pretest sebesar 44 berkualifikasi gagal, hasil nilai rata-rata pada kelompok kontrol saat posttest sebesar 54 berkualifikasi kurang. Hasil analsis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Pembelajaran Sentra terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini di Kelompok B RA Az-Zahra Rancaekek Bandung.
Membingkai Identitas Kolektif Berbasis Agama: Pengalaman Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran Rosyidah, Ida; Damastuti, Rahmah Indar
Jurnal Dialog Vol 46 No 2 (2023): Dialog
Publisher : Sekretariat Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/dialog.v46i2.806

Abstract

Abstrak Pacaran merupakan gaya hidup modern yang disukai kalangan anak-anak muda, namun gerakan Indonesia Tanpa Pacaran justru mempromosikan “anti-pacaran” karena budaya pacarana berasal dari Barat dan pacaran akan menghancurkan generasi muda Islam, bahkan negara dan mendapatkan dukungan satu juta follower. Melalui penggunaan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi partisipan dan content analysis serta teori mekanisme konstruksi identitas kolektif yang dipergunakan Porta & Diani. Tulisan ini ingin menggali konstruksi identitas kolektif anti pacaran dari gerakan Indonesia Tanpa Pacaran sehingga gerakan ini diminati pengguna internet. Hasil temuannya menunjukan bahwa proses konstruksi identitas kolektif anti pacaran dari gerakan ini dibangun melalui 3 mekanisme yaitu (a) proses pengkonstruksian “kita” sebagai protagonist (orang-orang yang baik). Pada konteks ini, identitas kolektif yang dibangun adalah mereka yang anti pacaran sebagai pejuang hijrah, mantan aktivis pacaran, pelindung kesucian perempuan dan penerima hidayah, (b) melalui wadah aktivis untuk saling berinteraksi seperti instragram dan Whatsapp Group sehingga menimbulkan rasa saling percaya dan meningkatnya solidaritas sosial, (c) melalui ikatan perasaan yang terbentuk dari waktu ke waktu, terutama pengalaman aktivis ITP dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya dan dihubungkan dengan tindakan kolektif saat ini. Abstract Dating is a modern lifestyle preferred by the young generation. However, Indonesia Without Dating (ITP) movement with one million followers promotes “anti-dating” action. Using qualitative method, in-depth interview, participant observation and content analysis using the construct of Porta & Diani on the construction of collective identities. This study found the construction of collective identities from in the establishment of this movement among internet users. The findings showed that the construction of anti-dating collective identity was built through three (3) mechanisms, namely (a) the process of conceptualizing “us” as protagonists (good people). In this context, those who were supporters of anti-dating were identified from hijrah warriors, ex-dating activists, protectors of women’s chastity, and recipients of guidance, (b) the activists were used online platforms to interact with one another, such as Instagram and Whatsapp Groups in order to create mutual trust and strengthen social solidarity, and lastly, (c) through collective feelings that were formed over time, primarily amongst ITP activists through some previous events and associated with the current collective action.
Dynamics of Culture and Media Power: Analysis of Misogyny in Online News in Indonesia Susanti, Vinita; Rosyidah, Ida; Sahetapy, Elfina Lebrine
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 5, No. 2 (2024)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v5i2.43702

Abstract

Abstract. This article examines the phenomenon of media misogyny occurring in the context of online news in Indonesia. A survey indicates that Indonesian society tends to choose online news as the primary source of information, allowing people to easily contribute to and consume various information. Nevertheless, news media has significant freedom to produce news without strict limitations. The consequence is the potential for the public to become victims of crimes when they are portrayed as subjects in reporting, particularly in relation to the phenomenon of media misogyny. The focus of this research is to explain how media misogyny is manifested in online reporting using a qualitative approach, involving interviews with journalists and editors, as well as an analysis of the resulting news. The theory used in this analysis is Radical Feminism. The research findings show violations of the Journalistic Code of Ethics, gender inequality manifested in the lack of women's participation in the online news production process, and the impact on the production of news that is gender-biased and misogynistic. Keywords: Radical Feminism, Media Misogyny, Gender Inequality, Media Power, Patriarchal Culture. Abstrak. Artikel ini mengkaji fenomena misogini media yang terjadi dalam konteks berita online di Indonesia. Sebuah survei menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih berita online sebagai sumber informasi utama, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berkontribusi dan mengonsumsi berbagai informasi. Meski demikian, media berita mempunyai kebebasan yang signifikan untuk menghasilkan berita tanpa batasan yang ketat. Konsekuensinya adalah masyarakat berpotensi menjadi korban kejahatan jika mereka dijadikan sebagai subjek pemberitaan, khususnya terkait dengan fenomena misogini media. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana misogini media diwujudkan dalam pemberitaan online dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang melibatkan wawancara dengan jurnalis dan redaksi, serta analisis terhadap berita yang dihasilkan. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah Feminisme Radikal. Temuan penelitian menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Kode Etik Jurnalistik, ketidaksetaraan gender yang diwujudkan dalam kurangnya partisipasi perempuan dalam proses produksi berita online, dan dampaknya terhadap produksi berita yang bias gender dan misoginis. Kata Kunci: Feminisme Radikal, Misogini Media, Ketimpangan Gender, Kekuatan Media, Budaya Patriarki.
Evaluating ChatGPT’s Accuracy Across Cognitive Levels in Academic Assessments Nurhasanah, Astutiati; Suralaga, Fadhilah; Rosyidah, Ida; Nihayah, Zahrotun; Sari, Riri Fitri; Solihat, Ade; Ernada, Nabila
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 11 NO. 2 2024
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v11i2.44701

Abstract

AbstractThis study evaluates the accuracy of ChatGPT’s free version in answering academic questions based on Bloom’s Taxonomy cognitive levels (C1–C6) and disciplines (physics, social sciences, and religious studies) at two universities in Jakarta. A mixed-method approach was used, combining statistical and content analyses. Thirty-five lecturers from UIN Jakarta and the University of Indonesia submitted exam questions in Bahasa Indonesia to ChatGPT, and the responses were scored on a 0–100 accuracy scale. Results show that ChatGPT performs well on multiple-choice questions (C1–C3) in physics but struggles with higher-order tasks (C5–C6) requiring synthesis, evaluation, and creativity. In social sciences, accuracy was consistent, particularly in theoretical questions, though ChatGPT faced challenges with data-driven analysis and practical application. Religious studies exhibited high accuracy across all cognitive levels due to the structured and doctrinal nature of the material.Statistical analysis revealed significant differences in accuracy between lower and higher cognitive levels in physics (p = 0.005) and religious studies (p = 0.011), but no significant difference in social sciences (p = 0.137). ANOVA (p = 0.464) showed no significant differences across disciplines. This study highlights ChatGPT’s effectiveness in answering lower to intermediate-level questions (C1–C4) but identifies limitations with higher-level tasks (C5–C6). These findings encourage educators to design questions that assess deeper cognitive skills while utilizing AI’s strengths in supporting learning and knowledge acquisition.AbstrakStudi ini mengevaluasi akurasi versi gratis ChatGPT dalam menjawab pertanyaan akademik berdasarkan tingkat kognitif Taksonomi Bloom (C1–C6) dan disiplin ilmu (fisika, ilmu sosial, dan studi keagamaan) di dua universitas di Jakarta. Pendekatan mixed-method digunakan, menggabungkan analisis statistik dan konten. Sebanyak 35 dosen dari UIN Jakarta dan Universitas Indonesia mengajukan soal ujian dalam Bahasa Indonesia ke ChatGPT, dan jawaban yang dihasilkan dinilai pada skala akurasi 0–100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ChatGPT unggul pada soal pilihan ganda (C1–C3) di bidang fisika, tetapi kesulitan pada tugas tingkat tinggi (C5–C6) yang membutuhkan sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Pada ilmu sosial, akurasi cenderung konsisten, terutama pada soal teoretis, meskipun ChatGPT menghadapi tantangan dalam analisis berbasis data dan penerapan praktis. Pada studi agama, ChatGPT menunjukkan akurasi tinggi di semua tingkat kognitif karena struktur materi dan interpretasi doktrin yang jelas. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan pada akurasi antara tingkat kognitif rendah dan tinggi di fisika (p = 0,005) dan studi agama (p = 0,011), tetapi tidak pada ilmu sosial (p = 0,137). Hasil ANOVA (p = 0,464) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar disiplin ilmu secara keseluruhan. Studi ini menyoroti efektivitas ChatGPT dalam menjawab soal tingkat rendah hingga menengah (C1–C4) tetapi mengidentifikasi keterbatasan pada tugas tingkat tinggi (C5–C6). Temuan ini mendorong pendidik untuk merancang soal yang mengukur keterampilan kognitif mendalam sambil memanfaatkan kekuatan AI dalam mendukung pembelajaran dan akuisisi pengetahuan.How to Cite: Nurhasanah, A., Suralaga, F., Rosyidah, I., Nihayah, Z., Sari, R. F., Solihat, A., & Ernada, N. (2024). Evaluating ChatGPT’s Accuracy Across Cognitive Levels in Academic Assessments. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 11(2), 211-224. https://doi.org/10.15408/tjems.v11i2.44701
Pesantren during the Pandemic: Resilience and Vulnerability Hendarmin, Laifa Annisa; Rosyidah, Ida; Nurmansyah, Mochamad Iqbal
Studia Islamika Vol. 28 No. 3 (2021): Studia Islamika
Publisher : Center for Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36712/sdi.v28i3.24994

Abstract

This paper describes PPIM’s research entitled “ The Impact and Resilience of Senior High School Education Institutions in Islamic Boarding Schools (Pesantren) during the COVID-19 Pandemic Crisis: Study of 15 Pesantren in Jakarta, Banten, and West Java” (PPIM, 2021). This study is to observe the resilience and vulnerability of a pesantren towards the spread of the COVID-19 pandemic. In addition, the research also aims to explore the role of nyai (a wife of kiai, a pesantren leader) during the pandemic. The study was conducted from May to November 2021. The result of this study was presented to the public in January 2022.The Ministry of Education and Culture (MEC) Republic of Indonesia reported that the pandemic impacted around 68 million students who were forced to do online learning (Puspita, 2021). Pesantren are one of the educational institutions in Indonesia that focus on Islamic teaching. One of the most critical aspects of a pesantren is the dormitory that enables students (santri) to live together in one environment. The essence of pesantren is to train the santri to be independent and educate them to have Islamic values. This essence can only be achieved through direct teaching. When most schools carried out online learning to avoid transmission of the COVID-19 virus, pesantren continued to conduct offline learning as mandated by the joint decision of four Ministries; MEC, Ministry of Religious Affairs (MORA), Ministry of Health (MOH), and Ministry of Home Affairs (MOHA) (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2020). Even though the Indonesian government has established a set of strict health protocols, it was found that 4.328 santri from 67 pesantren in 13 provinces were confirmed positive of COVID-19 in 2021 (Putri, 2021). A recent study by PPIM UIN Jakarta in 3 Islamic Universities found that pesantren alumni have lower knowledge, behaviour, and perception than non-pesantren alumni. In addition, the study also revealed that male students have more inadequate knowledge, behaviour, and perception than females (PPIM, 2021). On that note, the role of nyai is essential as the messenger of kiai to deliver accurate information and become a role model for santri in enforcing the rules.
Penggunaan Aplikasi Wordwall Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Pada Anak Usia Dini (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A RA Ar-Raudhah Ujungberung Kota Bandung) Fauziah, Trisma Nurul; Rosyidah, Ida; Muftie, Zaenal
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 9 (2025): Oktober 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.17470793

Abstract

Based on a preliminary study conducted by researchers in group A RA Ar-Raudhah Jl. Neglasari I No. 10 with seven students, the background is the ability to recognize letters of the alphabet in early childhood that has not developed. This problem arises because the media provided by the teacher is not varied enough in introducing letters of the alphabet to children. This study aims to determine: (1) The ability to recognize letters of the alphabet in Group A RA Ar-Raudhah before using the wordwall application (2) How to use the wordwall application to improve the ability to recognize letters of the alphabet in Group A RA Ar-Raudhah in each cycle, and (3) How the ability to recognize letters of the alphabet in Group A RA Ar-Raudhah after using the wordwall application throughout the cycle. The method used in this study is quantitative and qualitative research, also known as a mixed approach. A mixed approach involves collecting quantitative and qualitative data, combining the two forms of data, and using different designs, incorporating philosophical assumptions and theoretical frameworks. The research subjects were seven children from Group A of RA Ar-Raudhah. Data collection techniques used included observation, performance, and documentation. Based on the calculation of the results of pre-cycle observations, the ability to recognize letters of the alphabet in early childhood gets an average of 50 with the criteria of not yet developed. The process of using the wordwall application can be seen from the teacher's activities in cycle I obtained an average of 84% with a very good category, and cycle II obtained an average of 93% with a very good category. While the child's activities in cycle I obtained an average value of 57% with a less category, and cycle II obtained an average value of 64% with a sufficient category. The results of the calculation of the performance sheet regarding the ability to recognize letters of the alphabet in children of group A RA Ar-Raudhah in cycle I the first and second actions got an average value of 69 with a sufficient category, for cycle II the first and second actions got an average value of 85 with a very good category.
Dynamics of Culture and Media Power: Analysis of Misogyny in Online News in Indonesia Susanti, Vinita; Rosyidah, Ida; Sahetapy, Elfina Lebrine
Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) JISI: Vol. 5, No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jisi.v5i2.43702

Abstract

Abstract. This article examines the phenomenon of media misogyny occurring in the context of online news in Indonesia. A survey indicates that Indonesian society tends to choose online news as the primary source of information, allowing people to easily contribute to and consume various information. Nevertheless, news media has significant freedom to produce news without strict limitations. The consequence is the potential for the public to become victims of crimes when they are portrayed as subjects in reporting, particularly in relation to the phenomenon of media misogyny. The focus of this research is to explain how media misogyny is manifested in online reporting using a qualitative approach, involving interviews with journalists and editors, as well as an analysis of the resulting news. The theory used in this analysis is Radical Feminism. The research findings show violations of the Journalistic Code of Ethics, gender inequality manifested in the lack of women's participation in the online news production process, and the impact on the production of news that is gender-biased and misogynistic. Keywords: Radical Feminism, Media Misogyny, Gender Inequality, Media Power, Patriarchal Culture. Abstrak. Artikel ini mengkaji fenomena misogini media yang terjadi dalam konteks berita online di Indonesia. Sebuah survei menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memilih berita online sebagai sumber informasi utama, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berkontribusi dan mengonsumsi berbagai informasi. Meski demikian, media berita mempunyai kebebasan yang signifikan untuk menghasilkan berita tanpa batasan yang ketat. Konsekuensinya adalah masyarakat berpotensi menjadi korban kejahatan jika mereka dijadikan sebagai subjek pemberitaan, khususnya terkait dengan fenomena misogini media. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana misogini media diwujudkan dalam pemberitaan online dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang melibatkan wawancara dengan jurnalis dan redaksi, serta analisis terhadap berita yang dihasilkan. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah Feminisme Radikal. Temuan penelitian menunjukkan adanya pelanggaran terhadap Kode Etik Jurnalistik, ketidaksetaraan gender yang diwujudkan dalam kurangnya partisipasi perempuan dalam proses produksi berita online, dan dampaknya terhadap produksi berita yang bias gender dan misoginis. Kata Kunci: Feminisme Radikal, Misogini Media, Ketimpangan Gender, Kekuatan Media, Budaya Patriarki.
Evaluating ChatGPT’s Accuracy Across Cognitive Levels in Academic Assessments Nurhasanah, Astutiati; Suralaga, Fadhilah; Rosyidah, Ida; Nihayah, Zahrotun; Sari, Riri Fitri; Solihat, Ade; Ernada, Nabila
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 11 NO. 2 2024
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v11i2.44701

Abstract

AbstractThis study evaluates the accuracy of ChatGPT’s free version in answering academic questions based on Bloom’s Taxonomy cognitive levels (C1–C6) and disciplines (physics, social sciences, and religious studies) at two universities in Jakarta. A mixed-method approach was used, combining statistical and content analyses. Thirty-five lecturers from UIN Jakarta and the University of Indonesia submitted exam questions in Bahasa Indonesia to ChatGPT, and the responses were scored on a 0–100 accuracy scale. Results show that ChatGPT performs well on multiple-choice questions (C1–C3) in physics but struggles with higher-order tasks (C5–C6) requiring synthesis, evaluation, and creativity. In social sciences, accuracy was consistent, particularly in theoretical questions, though ChatGPT faced challenges with data-driven analysis and practical application. Religious studies exhibited high accuracy across all cognitive levels due to the structured and doctrinal nature of the material.Statistical analysis revealed significant differences in accuracy between lower and higher cognitive levels in physics (p = 0.005) and religious studies (p = 0.011), but no significant difference in social sciences (p = 0.137). ANOVA (p = 0.464) showed no significant differences across disciplines. This study highlights ChatGPT’s effectiveness in answering lower to intermediate-level questions (C1–C4) but identifies limitations with higher-level tasks (C5–C6). These findings encourage educators to design questions that assess deeper cognitive skills while utilizing AI’s strengths in supporting learning and knowledge acquisition.AbstrakStudi ini mengevaluasi akurasi versi gratis ChatGPT dalam menjawab pertanyaan akademik berdasarkan tingkat kognitif Taksonomi Bloom (C1–C6) dan disiplin ilmu (fisika, ilmu sosial, dan studi keagamaan) di dua universitas di Jakarta. Pendekatan mixed-method digunakan, menggabungkan analisis statistik dan konten. Sebanyak 35 dosen dari UIN Jakarta dan Universitas Indonesia mengajukan soal ujian dalam Bahasa Indonesia ke ChatGPT, dan jawaban yang dihasilkan dinilai pada skala akurasi 0–100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ChatGPT unggul pada soal pilihan ganda (C1–C3) di bidang fisika, tetapi kesulitan pada tugas tingkat tinggi (C5–C6) yang membutuhkan sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Pada ilmu sosial, akurasi cenderung konsisten, terutama pada soal teoretis, meskipun ChatGPT menghadapi tantangan dalam analisis berbasis data dan penerapan praktis. Pada studi agama, ChatGPT menunjukkan akurasi tinggi di semua tingkat kognitif karena struktur materi dan interpretasi doktrin yang jelas. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan pada akurasi antara tingkat kognitif rendah dan tinggi di fisika (p = 0,005) dan studi agama (p = 0,011), tetapi tidak pada ilmu sosial (p = 0,137). Hasil ANOVA (p = 0,464) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar disiplin ilmu secara keseluruhan. Studi ini menyoroti efektivitas ChatGPT dalam menjawab soal tingkat rendah hingga menengah (C1–C4) tetapi mengidentifikasi keterbatasan pada tugas tingkat tinggi (C5–C6). Temuan ini mendorong pendidik untuk merancang soal yang mengukur keterampilan kognitif mendalam sambil memanfaatkan kekuatan AI dalam mendukung pembelajaran dan akuisisi pengetahuan.How to Cite: Nurhasanah, A., Suralaga, F., Rosyidah, I., Nihayah, Z., Sari, R. F., Solihat, A., & Ernada, N. (2024). Evaluating ChatGPT’s Accuracy Across Cognitive Levels in Academic Assessments. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 11(2), 211-224. https://doi.org/10.15408/tjems.v11i2.44701