Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Pengaruh Tebal Plat Pada Daya Dukung Pondasi Rakit Di Tanah Pasir Dan Tanah Lempung Akibat Beban Aksial Statis Sollar, Johanes P. P.; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.; Mandagi, Agnes T.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi bangunan tingkat tinggi saat ini, sudah banyak yang menggunakan pondasi dangkal khususnya pondasi rakit yang merupakan plat beton berukuran besar untuk memikul berat bangunan. Untuk mengetahui pengaruh tebal plat terhadap daya dukung pondasi rakit, dibuat model skala kecil pondasi rakit dengan dimensi panjang dan lebar yang sama dan tebal plat yang berbeda. Model pondasi rakit kemudian diuji di laboratorium, dengan dilakukan pemodelan dengan dua jenis tanah yang berbeda untuk mendapatkan penurunan yang terjadi. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pemodelan pondasi rakit dengan menggunakan program Plaxis 3D Foundation. Tanah yang digunakan adalah tanah Pasir dan Tanah Pasir Berlempung hasil uji fisik laboratorium. Penurunan tanah maksimum yang diperoleh untuk tanah Pasir memiliki selisih sekitar 12.063% dengan nilai ouput program Plaxis 3D Foundation lebih besar dari hasil laboratorium, dan 6.055% dengan nilai ouput program Plaxis 3D Foundation lebih kecil dari hasil laboratorium untuk tanah Pasir Berlempung. Pengaruh variasi penambahan tebal plat pondasi rakit terhadap daya dukung di tanah Pasir, mengikuti persamaan; untuk hasil Laboratorium y = 19.155x – 134.07; untuk hasil perhitungan Metode Terzaghi y = 13.375x + 157.99; dan untuk hasil analisis Plaxis 3D y = 2.6x + 177.24; sedangkan pengaruh variasi penambahan tebal plat pondasi rakit terhadap daya dukung di tanah Pasir Berlempung, mengikuti persamaan; untuk hasil Laboratorium y = -9.575x2 + 9.585x + 107.25; untuk hasil perhitungan Metode Terzaghi y = 5.605x2 – 8.495x + 175.79; dan untuk hasil analisis Plaxis 3D y = 0.15x + 254.28. Tebal plat pondasi rakit mempengaruhi daya dukung pondasi. Kata kunci — tebal plat pondasi rakit, penurunan, daya dukung
Pengendalian Longsor Dengan FJM 3-1 Pada Tanah Lempung Kereh, Carl Liberte Pasiyowan; Manoppo, Fabian J; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelititan ini analisis kestabilan lereng dihitung dengan menggunakan software Rocscience Slide 6.0, Geostudio Geoslope R2 dan perhitungan manual metode Bishop Simplified. Hasil analisis menggunakan Rocscience Slide 6.0 diperoleh nilai faktor keamanan lereng pada kondisi normal FK= 1,334, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam FK= 1,295, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 0,815. Hasil analisis kestabilan lereng dengan menggunakan software Geostudio Goeslope R2 diperoleh nilai faktor keamanan pada tanah asli FK=1,298, pada tanah dalam kondisi diberi hujan merata FK= 1,329, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 0,894. Hasil perhitungan manual dengan menggunakan metode Bishop Simplified diperoleh nilai faktor keamanan pada kondisi normal FK= 1,335, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam FK= 1,3006, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 1,3164.Dari hasil analisis dan perhitungan kestabilan lereng, menunjukan bahwa lereng pada kondisi normal dan lereng pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dalam keadaan stabil. Sedangkan pada pemodelan di software dengan kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 menunjukan bahwa lereng dalam keadaan tidak stabil. Kata kunci — faktor keamanan, Rocscience Slide 6.0, Geostudio Geoslope R2, metode Bishop Simplified
ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND) Korah, Thyac; E., Turangan A.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 1 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Citraland merupakan salah satu kawasan yang telah dan sedang membangun di wilayah perbukitan yang tentunya memiliki lereng. Kestabilan suatu lereng perlu dianalisis agar kekuatan geser dari lereng dan faktor keamanannya diketahui.Analisis kestabilan lereng di kawasan Citraland menggunakan metode Janbu yang diaplikasikan pada program komputer Rocscience Slide 6.0 yang memberikan faktor keamanan terendah pada bidang keruntuhan yang kritis. Dalam perhitungan faktor keamanan, perlu diadakan pengujian di laboratorium agar sifat-sifat fisik tanah diketahui serta diperoleh parameter geser tanah seperti kohesi (c), sudut geser dalam ( ), serta berat isi tanah ( ) untuk memenuhi data yang diperlukan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lereng di kawasan Citraland tidak stabil dimana faktor keamanannya adalah 0.006. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan pada lereng dengan membuat grafik hubungan antara Faktor keamanan dengan kemiringan lereng ( ), parameter geser (c, , ), serta jumlah anak tangga pada lereng (NS). Grafik-grafik variasi desain belum memberikan hasil lereng yang aman, sehingga digunakan solusi lain untuk memperkuat lereng.Kata kunci : kestabilan lereng, janbu, faktor keamanan
HUBUNGAN KUAT GESER PADA TANAH DENGAN HASIL PERCOBAAN DYNAMIC CONE PENETROMETER PADA RUAS JALAN WORI-LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA Lengkong, Priska Consolata Lisa; Monintja, Sartje; Sumampouw, J. E. R.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) sudah banyak dilakukan di Indonesia dalam bidang geoteknik dan transportasi, untuk mengevaluasi sifat-sifat tanah dasar ataupun perkerasan lentur.Penelitian yang sudah pernah dilakukan menghasilkan adanya korelasi nilai antara CBR dan DCP di beberapa jenis tanah.Penggunaan alat DCP yang mudah, relatif murah, dan dapat dilakukan berulang-ulang ini, juga telah dikembangkan untuk aplikasi-aplikasi yang praktis, seperti menghasilkan perkiraan kuat geser di lapangan (insitu). Dalam penelitian ini pada 5 titik pengujian di ruas jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara, hubungan antara kuat geser lapangan yang dihasilkan dari penggunaan alat DCP dengan kuat geser laboratorium dengan alat uji Triaksial menghasilkan 4 data dengan nilai yang hampir sama, sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan kuat geser lapangan dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan. Kata kunci: Kuat Geser, Tanah, Dynamic Cone Penetrometer, Triaksial UU.ABSTRACT Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test has been done in Indonesia on the geotechnical and transportation field, to evaluate the properties of flexible pavement or subgrade. Some research that have been done for example, are producing a correlation between CBR and DCP in some types of soil. The use of DCP, a relatively inexpensive, and can be done repeatedly, also have been developed for practical applications, such as generating approximate shear strength in the field (in situ). In this research at 5 points of examination on the road Wori-Likupang North Minahasa regency, the relationship between the shear strength on the field from the use of the DCP with the shear strength from triaxial testing equipment on laboratory is calculated. The result obtained is 4 points almost has the same value, so the use of a DCP for the determination of shear strength field can be used as a road construction planning data. Keywords: Shear Strength, Soil, Dynamic Cone Penetrometer, unconsolidated undrained triaxial.
PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Lolo, Almey; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.; Mandagi, Agnes T.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 9 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin ID Fan merupakan salah satu mesin penunjang untuk mesin penghasil listrik. Mesin ini menghasilkan beban statis berupa berat mesin itu sendiri dan beban dinamis berupa getaran ketika mesin tersebut beroperasi. Untuk itu, diperlukan analisis statis dan analisis dinamissebagai indikator dalam menentukan kestabilan pondasi mesin dan mengaitkan pengaruh modulus geser tanah terhadap kestabilan pondasi mesin. Analisis statis yang memperhitungkan penurunan tanah dan daya dukung tanah dengan menggunakan Metode Terzaghi dan Metode Meyerhof, sedangkan untuk analisis dinamis memperhitungkan frekuensi, redaman, dan amplitudo getaran yang terjadi pada getaran vertikal, getaran horizontal, getaran rocking dan getaran torsi dengan menggunakan Metode Lumped Parameter. Pada analisis statis, untuk Metode Terzaghi hasil yang diperoleh yaitu daya dukung tanah ultimate (qu) = 447,20 t/m2 dan daya dukung izin (qall) = 149,07 t/m2 sedangkan untuk Metode Meyerhof hasil yang diperoleh yaitu daya dukung tanah ultimate (qu) = 472,95 t/m dan daya dukung izin (qall)= 157,65 t/m2. Nilai beban pondasi untuk pondasi blok massive (σ) =6,24 t/m2  dan pondasi blok rangka (σstatis) = 2,19 t/m2. Hal ini menunjukkan bahwa nilai beban dari pondasi lebih kecil dari daya dukung tanah yang diizinkan sehingga daya dukung tanah aman mendukung beban struktur. Sedangkan hasil yang diperoleh pada penurunan tanah  untuk pondasi blok massive akibat beban statis 137,68  ton yaitu 0,0196 cm dan pondasi blok rangka akibat beban statis 48,38 ton yaitu 0,0069 cm.   Pada analisis dinamis, hasil yang diperoleh dari perhitunganmenunjukkan bahwa pondasi blok massive dan pondasi blok rangka tetap stabil pada semua ragam getaran dengan nilai modulus geser tanah 528 t/m2. Selain itu, pondasi blok rangka juga tetap stabil pada getaran vertikal dan getaran horizontal dengan nilai modulus geser tanah 6274 t/m. Sedangkan, untuk hasil variasi nilai modulus geser tanah pada masing-masing ragam getaran didapat bahwa penambahan nilai modulus geser tanah berbanding lurus dengan frekuensi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya resonansi. Namun untuk redaman, nilai yang dihasilkan tetap konstan dan untuk amplitudo getaran, nilai yang dihasilkan cenderung meningkat sebelum terjadi resonansi tetapi akan cenderung berkurang setelah terjadi resonansi. Hal ini berlaku untuk pondasi blok massive dan pondasi blok rangka.   Kata kunci : beban dinamis, pondasi mesin, pondasi massive, pondasi rangka, modulus geser
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA PEMBANGUNAN MANADO TOWN SQUARE III DENGAN METODE WAVE EQUATION Jaya, Derwin Dirta; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 14, No 65 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang geoteknik telah mengalami kemajuan yang cukup besar. Salah satunya  tanah sebagai tempat untuk berdirinya bangunan. Banyak metode yang bisa digunakan untuk menghitung kapasitas beban lateral pada pondasi. Terutama metode Wave Equation dimana merupakan persamaan gelombang yang dapat menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan parameter-parameter dan faktor-faktor karakteristik yang ada. Analisis daya dukung menggunakan metode Wave Equation, harus dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer didalam perhitungannya. Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah pukulan per millimeter (mm), banyaknya penetrasi akibat pemancangan tiang, gaya maksimum dan tegangan akibat beban. Pada skripsi ini dibuat metode pembanding dengan menggunakan Hilley dan ENR. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban ultimate yang bekerja, maka akan memperbesar gaya maksimum yang terjadi pada elemen tiang. Kapasitas dari daya dukung dapat dihitung dengan rumus dinamik pada tiang. Kata kunci : beban ultimate, elemen tiang, gaya maksimum, tegangan, wave equation.
Analisis Kelelahan Struktur Pada Tiang Pancang Di Dermaga Amurang Dengan Metode S-N Curve Bitty, Stania Ekarista; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 13, No 63 (2015): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap struktur dermaga yang dibangun tentunya didisain agar tidak mengalami kegagalan struktur akibat beban berulang. Analisis Fatigue merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk memperkirakan risiko terjadinya kelelahan yang diakibatkan oleh beban berulang dan usia dari bangunan tersebut pun dapat diketahui.Lokasi studi kasus pada penelitian ini adalah di pelabuhan Amurang, kecamatan Minahasa Selatan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelelahan struktur pada tiang pancang dengan menggunakan metode S-N Curve berdasarkan peraturan API RP 2A WSD  tahun 2002. Dalam analisis Fatigue, ada beberapa tinggi gelombang yang dipakai untuk mengetahui stress range dari gaya gelombang yang terjadi. Yaitu tinggi gelombang Hz = 2.08 m, 1.85 m, 1.64 m, 1.6 m, 1.43 m, 1,22 m dan 1.10 m, dengan periode gelombang Tz = 3.29 second. Pada sambungan antara tiang pancang dan kepala tiang pada struktur dermaga didapat nilai SCF yaitu 1,556. Sehingga didapat umur bangunan dari Kurva S-N untuk kurva X  yaitu 29.8 tahun, 81.2 tahun, 247.6 tahun, 310.5 tahun, 844.9 tahun, 2546.1 tahun, 3129.3 tahun. Dan kurva X’ yaitu 15.4 tahun, 36.3 tahun, 94.1 tahun, 114.1 tahun, dan 268.4 tahun, 688.4 tahun, 820.9 tahun. Kata kunci : fatigue, pondasi, gaya gelombang, tiang pancang
Pengaruh Penambahan Geopolymer Berbahan Fly Ash Dari PLTU Terhadap Kuat Geser Pada Tanah Pasir Berlempung Erfanto, Anggi; Legrans, Roski R. I.; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 18, No 76 (2020)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan geopolymer berbahan dasar fly ash dari PLTU terhadap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elasitisitas tanah pasir berlempung. Penelitian dilakukan melalui pengujian laboratorium terhadap variasi penambahan geopolymer dengan persentase 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap berat tanah yang digunakan pada masing-masing variasi, dengan menggunakan alat uji tekan bebas. Analisa varians (ANAVA) dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan geopolymer berbahan dasar fly ash terhadap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elastisitas tanah berlempung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat geser tanah asli adalah 0,625 kg/cm2. Setelah penambahan 5% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 0,672 kg/cm2, pada penambahan 10 % geoplymer kuat geser benda uji menjadi 1,006 kg/cm2, pada penambahan 15% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 1,088 dan pada penambahan 20% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 0,719 kg/cm2. Hasil analisa varians menunjukkan bahwa penambahan geopolymer berpengaruh secara signifikan (F>0.05) terhdap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elastisitas. Berdasarkan uji Dunnet, variasi penambahan 15% memberikan selisih kuat geser terbesar terhadap kuat geser tanah asli dibandingkan variasi penambahan yang lain. Berdasarkan analisis statistik tersebut, penggunaan geopolymer yang disarankan untuk memperbaiki tanah adalah penambahan geopolymer dengan rasio 15%.. Kata kunci - tanah berlempung, fly ash PLTU, geopolymer, kuat geser
Analisis Pengaruh Campuran Garam Dan Belerang Pada Tanah Pasir Terhadap Kuat Geser Ho, Patrick Alexander; Mandagi, Agnes T.; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 19, No 77 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah banyak dilakukan penelititian atau percobaan terhadap tanah pasir untuk mencari cara atau alternatif untuk dapat meningkatkan stabilitas tanah tersebut. Tanah merupakan hal yang penting dalam bidang konstruksi. Dalam hal ini, Tanah pasir dalam kondisi padat cenderung memiliki sifat-sifat yang baik. Namun pada kondisi tertentu, seperti bila dalam kondisi lepas dan jenuh air, dapat memiliki kuat geser yang rendah ketika terjadi beban siklik seperti gempa bumi tanah dengan belerang dan garam. Garam memiliki kelebihan untuk dapat memperbaiki sirkulasi air dan udara dalam tanah . Selain itu, garam juga memiliki kelebihan untuk mengikat karbon dalam tanah. Dan belerang merupakan pozzolan alam, karena termasuk abu vulkanik. Reaksi antara pozzolan basah dan halus dapat menghasilkan senyawa keras dan tidak larut dalam air, yaitu calcium silicate hydrate. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan garam dan belerang terhadap kuat geser tanah. Dimana parameter geser tanah ditentukan melalui pengujian kuat geser langsung (Direct Shear). Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran bahan stabilisasi pada tanah pasir menggunakan belerang dan garam dengan persentase 6% belerang yang konstan dicampur dengan persentase garam 6%, 8%, 10%, 12%. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh bahan stabilisasi pada tanah pasir terhadap kuat geser tanah. Nilai kohesi tanah asli 0.062 kg/cm2 dan untuk variasi campuran 6% belerang + 6% garam 0.088 kg/cm2 , 6% belerang + 8% garam 0.091 kg/cm2 , 6% belerang + 10% garam 0.095 kg/cm2 , 6% belerang + 12% garam 0.098 kg/cm2. Pada penelitian saya kali ini, kuat geser yang terbaik didapat pada variasi 6% belerang + 12% garam. Pengaruh penambahan variasi bahan stabilisasi ini grafik hubungan nilai kohesi (c) dengan variasi campuran dan grafik hubungan nilai sudut geser dalam dengan variasi campuran juga meningkat.Kata kunci – Pasir, Belerang, Garam, Kuat Geser Langsung, Stabilisasi Tanah.
Analisis Pengaruh Penambahan Campuran Belerang Dan Arang Tempurung Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Ekspansif Tulung, Brigita Aranza; Sarajar, Alva N.; Sumampouw, Joseph E. R.
TEKNO Vol 19, No 77 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki sifat kembang susut yang sangat besar dimana kadar air tanah sangat mempengaruhi kondisi tanah tersebut. Dengan keadaan tanah yang kembang susut maka sangat beresiko jika ada konstruksi bangunan yang ada diatas tanah lempung ekspansif. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menstabilkan tanah agar daya dukung meningkat dan bisa mengurangi kembang susutnya. Bahan stabilisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belerang dan arang tempurung. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif menggunakan belerang dan arang tempurung dengan persentase 6% belerang yang konstan dicampur dengan persentase arang tempurung 4%, 6%, 8%, 10%. Penelitian ini juga untuk mengetahui pengaruh bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap nilai kuat tekan bebas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah tersebut memenuhi syarat tanah lempung ekspansif dilihat dari Indeks Plastisitas yaitu 30,37%. Untuk tanah itu sendiri berdasarkan klasifikasi USCS termasuk jenis CH (Clay- High Plasticity) lempung anorganik dengan plastisitas tinggi. Pada pengujian kuat tekan bebas, nilai qu tanah asli yaitu 1,3474 kg/cm2. Nilai qu terbesar didapat pada tanah campuran 6% belerang + 10% arang tempurung yaitu 2.7372 kg/cm2. Untuk tanah asli didapatkan nilai kohesi undrained (Cu) sebesar 0.6737 kg/cm2.. Nilai kohesi undrained (Cu) terbaik pada penelitian ini didapat pada tanah campuran 6% belerang + 10% arang tempurung yaitu 1.3686 kg/cm2. Sedangkan hasil pengujian pemadatan didapatkan hasil grafik berat isi kering yang meningkat dan kadar air yang menurun. Dari hasil yang didapat, maka untuk pengujian kuat tekan bebas dengan bertambahnya presentase bahan stabilisasi terlihat meningkatnya nilai tegangan runtuh (qu) dan kohesi undrained (Cu) pada setiap sampel.  Kata kunci – lempung ekspansif, belerang, arang tempurung, kuat tekan bebas, stabilisasi tanah.