- Sardiyatmo
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,Universitas Diponegoro

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE “WARING” UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN Aditya, Henita; Asriyanto, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.31 KB)

Abstract

Purse seine “waring” adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil yang dioperasikan secara melingkar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp.), mengetahui proporsi ikan Teri (Stolephorus devisi) matang gonad yang tertangkap dan menganalisis hubungan panjang total dengan lingkar tubuh ikan Teri. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan suatu keadaan yang ditinjau dari studi pustaka. Data primer yang yang digunakan yaitu jenis ikan Teri distribusi panjang total per spesies dan lingkar tubuh ikan Teri. Untuk hasil tangkapan ikan Teri pada genus Stolephorus yang diperoleh selama penelitian terdiri dari 3 spesies yaitu Stolephorus devisi, Stolephorus insularis dan Stolephorus indicus. Jumlah ukuran ikan Teri (Stolephorus devisi) yang layak tangkap sebesar 39% dan yang belum layak tangkap sebesar 61%. Purse seine “waring” bersifat tidak selektif terhadap ukuran hasil tangkapan ikan Teri. Purse seine “waring” is fishing gear which used for catching small pelagic with circular operated. The purpose of this research, to analyze catch composition of Anchovies (Stolephorus spp.), to know the proportion caught maturity of Anchovies (Stolephorus devisi), and to analyze the relationship of total length with circle body Anchovies. This research used by descriptive method. Descriptive method is a method that describes a condition in terms of literature. The primary data used species of Anchovies in distribution total length every species and circle body Anchovies. Catch Anchovies for genus Stolephorus consists of 3 species: Stolephorus devisi, Stolephorus insularis and Stolephorus indicus. The feasibility total length Anchovies (Stolephorus devisi) 39% and un feasibility 61%. Purse seine “waring” not selectively against the size of the catch Anchovies.
ANALISIS PENGGUNAAN LAMPU LED DAN LAMA PERENDAMAN JARING TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus Spp.) BAGAN TANCAP (Lift Net) DI PERAIRAN MORODEMAK Oktafiandi, Hega; Asriyanto, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 1: Januari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.59 KB)

Abstract

Bagan tancap menggunakan cahaya lampu sebagai atraktor. Cahaya lampu merupakan suatu bentuk alat bantu secara optik yang digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan. Sejak waktu lama metode ini telah diketahui secara efektif di perairan air tawar maupun di laut, untuk menangkap ikan secara individu maupun secara bergerombol. Kegunaan cahaya lampu dalam metode penangkapan ikan adalah untuk menarik ikan, serta mengkonsentrasikan dan menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi dan mudah ditangkap. Perpotongan interaksi terjadi pada lampu 9 watt menuju ke lampu 12 watt sehingga terjadi suatu interaksi dari kedua variabel uji. Menggunakan lampu LED 5 dan 9 watt dengan lama perendaman jaring (immersing) selama 5 jam lebih efektif dibandingkan dengan lama perendaman jaring selama 4 jam. Sedangkan pada lampu 12 watt hasil tangkapan lebih dominan pada lama perendaman jaring selama 4 jam. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagan tancap (lift net), lampu dan alat pendukung lainnya seperti GPS, meteran gulung, timbangan, echosaunder, luxmeter. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu suatu penyelidikan yang terencana untuk memperoleh fakta baru atau untuk memperkuat maupun membantu fakta yang telah ada sebelumnya. Uji ini dari nilai F-test sebesar 5,823 dan signifikansi 0,28. Dengan menggunakan signifikansi 5% (α = 0,05) dan degree of freedom (n-k-1), dihasilkan F tabel sebesar 1,03, sedangkan F hitung dari hasil output SPSS sebesar 5,823. F hitung > F tabel maka hal ini berarti H0 ditolak dan menerima H1, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Especially bamboo platform lift net using light as a atraktor. Light is a form of optical tools that are used to attract and concentrate the fish. Since a long time this method has been known to effectively in freshwater and in the waters of the sea, to catch fish individually and in a huddle. Uses of light bulbs in the method of catching fish is to attract fish, as well as concentrate and keep the fish remain concentrated and easily captured. Should Prioritize interaction occurs in 9 watt lamps to light 12 watt so that there were a interaction of both variables trial. LED lights use 5 and 9 watt with long soaking web (immersing) for 5 hours more effective than with long soaking web for 4 hours. While in catches the light 12 watt more dominant in long soaking web for 4 hours.The maAnchovyal used in this research is the bamboo platform lift net (lift net), lamps and other supporting tools such as GPS, the meter rolls, scales, echosaunder, luxmeter. The method used is an experimental method that is a planned an investigation to obtain new facts or to reinforce or help existing facts.  This test of the value of F-test of 5,823 and 0.28 significance. By using the significance of 5% (α = 0.05) and degree of freedom (n-k-1), the resulting F table of 1.03, while the count of the results output F SPSS of 5,823. F calculate > F table then this means that H0 is rejected and accepting H1, so it can be inferred that the free variables together effect on catches.
ANALISIS HARGA DAN PEMASARAN IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) CITUIS KABUPATEN TANGERANG Damayanti, Rizky; Bambang, Azis Nur; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.192 KB)

Abstract

Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu produk perikanan yang menjadi komoditas penting diwilayah Tangerang. Produksi ikan terbanyak di Kabupaten Tangerang didaratkan di TPI Cituis. Total produksi ikan yang didaratkan di TPI Cituis selama tahun 2009 – 2013 adalah 151,745 kg dengan rata-rata produksi per tahun 30,349 kg. Ikan kembung lelaki di TPI Cituis memiliki harga yang tinggi tetapi tidak stabil. Faktor - faktor yang mempengaruhi harga yang akan diteliti untuk penelitian antara lain jumlah produksi (X1), mutu ikan (X2), jumlah bakul (X3) dan ukuran berat ikan (X4). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan kembung lelaki yang didaratkan di TPI Cituis dan mengetahui saluran pemasaran dan margin pemasaran ikan kembung lelaki di TPI Cituis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persamaan regresi Y= 3.168 - 0.084X1 + 0,501X2 + 0,076X3 + 0,350X4 + 0,006811. Pemasaran ikan kembung lelaki terbentuk ada 3 tipe distribusi pemasaran. Lembaga pemasarannya meliputi nelayan, TPI, pedagang besar, pedagang pengecer dan pengolah. Margin pemasaran terbesar dalam saluran pemasaran ikan kembung lelaki di TPI Cituis adalah pengasinan sebesar Rp. 10.000,- . Mutu ikan yang baik akan menghasilkan harga tinggi, maka disarankan menjaga mutu  yang baik sampai ke konsumen. Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is one fisheries products became an important commodity in Tangerang. Production Indian Mackerel Most landed in Tangerang at TPI Cituis. The total production of Indian Mackerel landed in TPI Cituis during 2009-2013 was 151.745 kg with an average annual production of 30.349 kg . Indian Mackerel in TPI Cituis has a high price but not stable. Factors - factors that will be affected the price from research comprise total production (X1) , the quality of the fish (X2) , the number of wholeseller (X3) and the size of the fish (X4). Research objective to analyze the factors that affect the price of Indian Mackerel landed at TPI Cituis and to know marketing channels and marketing margins of Indian Mackerel in TPI Cituis . Case study was used as a method in this research.  The research results showed that the regression equation Y= 3.168 - 0.084X1 + 0,501X2 + 0,076X3 + 0,350X4 + 0,006811. Marketing Indian Mackerel formed there was three types of marketing distribution. Marketing institutions consist the fishermen, TPI, wholesalers, retailers and processors. The biggest margin in the marketing distribution in TPI Cituis is the processor of Rp.10.000,-. Good quality fish will result in higher prices, it is advisable to maintain a good quality to the consumers.
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP PAYANG DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN Tambunsaribu, Jasi Rani; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.743 KB)

Abstract

Produksi perikanan di PPP Wonokerto terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana alat tangkap Payang merupakan salah satu alat tangkap yang dominan di PPP Wonokerto. Dengan demikian, perlu diketahui seberapa jauh kegiatan perikanan payang masih dapat berjalan dengan layak untuk diusahakan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aspek teknis usaha perikanan tangkap payang dan menganalisis tingkat kelayakan usaha dari segi finansial dengan menghitung NPV, IRR, B/C Ratio dan PP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus deskriptif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis teknis dan analisis finansial. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengukuran, observasi langsung dan wawancara, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan mengambil data dan informasi dari instansi-instansi yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap payang yang di operasikan di perairan Wonokerto memiliki ukuran mata jaring (mesh size) 2 – 15 inchi, dengan hasil tangkapan ikan pelagis. Analisis finansial usaha perikanan tangkap payang didapatkan nilai NPV Rp 470.706.068; IRR 36 % ;PP 1,15 tahun; dan B/C ratio 1,25 yang berarti bahwa usaha perikanan tangkap payang di PPP Wonokerto layak secara finansial. Fish production in PPP Wonokerto continues to increase from year to year, which Payang fishing tool is one of the dominant fishing equipment in PPP Wonokerto. Therefore, needed to know how much payang fishing activity still be able to walk properly to be applied. This research purpose is to know the technical aspects of the payang fishery business and analyze the feasibility of financial terms to calculate NPV, IRR, B / C Ratio and PP. This study was conducted in May 2015. The method used was the descriptive case study method. The sampling method used was purposive sampling. Data analysis method used was the analysis of the technical and financial analysis. Primary data collection was done by measuring, direct observation and interviews, while secondary data collection was done by taking the data and information from agencies that support research. The results showed that the payang fishing equpment that operated in Wonokerto waters have a mesh size 2-15 inches, with catches of pelagic fish. Financial analysis to payang fishing obtained NPV value of Rp 470 706 068; IRR 36%; PP 1.15 years; and B / C ratio of 1.25, which means that the payang fishery business in PPP Wonokerto financially feasible.
PENGARUH PERBEDAAN LAMA PENGOPERASIAN DAN KEMIRINGAN DINDING BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN Khikmawati, Liya Tri; Boesono, Herry; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 2: April, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.027 KB)

Abstract

Lobster  merupakan komoditi ekspor perikanan laut. Kebumen merupakan daerah penghasil Lobster, selama tahun 2014 menghasilkan Lobster sebanyak 8.571 kg senilai Rp. 3.397.000.000,00. Nelayan Kebumen biasa menangkap Lobster dengan jaring insang dan jenis perangkap krendet. Di Negara maju penangkapan Lobster sudah menggunakan bubu karena konstruksinya dapat dimodifikasi sesuai tingkah laku ikan targetnya. Lobster cenderung merambat daripada berenang sehingga modifikasi dilakukan pada kemiringan dinding bubu yaitu kemiringan 45° dan 60°. Lobster lebih mudah mencapai mulut bubu, memungkinkan terjatuh dan terperangkap di dalam badan bubu. Lama perendaman dibedakan menjadi 12 jam mempertimbangkan efektifitas umpan dan 18 jam sesuai kebiasaan nelayan. Sehingga diketahui lama perendaman dan kemiringan dinding bubu yang baik untuk menangkap Lobster dan interaksi keduanya. Penelitian dilaksanakan bulan Januari 2015 di perairan Argopeni, Kebumen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dan deskriptif studi kasus. Penentuan lokasi penelitian dengan metode simple random sampling. Penelitian diulang 12 kali. Analisis data menggunakan Ms. Excel dengan uji t-Test. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 12 jam, t hitung bubu dengan kemiringan dinding 45° adalah 5,06 sedangkan bubu dengan kemiringan dinding 60° adalah 4,59. Perlakuan 18 jam, t hitung bubu dengan kemiringan dinding 45° adalah 6 sedangkan bubu dengan kemiringan dinding 60° adalah 6,8. Simpulan yang dapat diambil, alat tangkap yang baik digunakan adalah bubu kerucut terpotong dengan kemiringan dinding 60°. Sedangkan lama waktu perendaman alat tangkap yang baik adalah 18 jam. Interaksi keduanya adalah bubu kemiringan dinding 45° sebaiknya direndam selama 12 jam sedangkan bubu kemiringan dinding 60° sebaiknya direndam selama 18 jam. Lobster is one of the fisheries export commodities. Kebumen was district which centra of Lobster, during 2014 producted as many 8.571 kg valuable Rp. 3.397.000.000,00. Fishermens in Kebumen caught Lobster by gill nets and krendet. In the develop countries the activity to catch Lobster had used bubu becaused the construction could be modified according to the behavior of fish target. Lobster prefer tend to creeping then swimming so the wall of bubu was modified to 45° and 60° slope. Lobster easier to touch the mouth of bubu and would be trapped on the body of bubu. The immersing of fishing gear divided into 12 hours (bait effectivity) and 18 hours (fishermens habit). The research had been done on January 2015 in Argopeni water, Kebumen. The method used was experimental fishing and descriptive case studies. The locations of research were taken by simple random sampling. Each experiment were repeated 12 times. Analysis of the data using Ms. Excel with t-Test. The results showed that the t value of bubu with 45° wall slope and immersing 12 hours is 5,07 however immersing 18 hours is 6,01. The t value of bubu with 60° wall slope and immersing 12 hours is 4,59 however immersing 18 hours is 6,8. The research conclude that the best gear used was truncated cone traps with 60° wall slope and 18-hour immersing. Interaction both are bubu with 45° wall slope should be immersing for 12 hours while bubu with 60° wall slope should be immersing for 18 hours.
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN LAYUR (Trichiurus lepturus) YANG DIDARATKAN DI TPI TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Pribadi, Teguh; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.41 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Rembang merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan Layur yang cukup potensial di perairan utara Jawa Tengah, yaitu sebanyak 91.966 kg pada tahun 2012. Kelestarian sumberdaya akan terancam jika upaya pemanfaatan yang terus meningkat, jika tidak diupayakan langkah pengendalian. Tujuan dari penelitian ini adalah penganalisisan aspek biologi dan ekonomi sumberdaya Ikan Layur di Pesisir Kabupaten Rembang yang meliputi produksi Layur per usaha penangkapan (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY),  Maximum Economic Yield  (MEY), dan Open Access Equilibrium (OAE).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April dan Juli 2013. Materi penelitian ini adalah unit usaha perikanan tangkap yang hasil tangkapannya adalah Ikan Layur di TPI Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel 11 nelayan. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang digunakan adalah metode time series dan metode bioekonomi model Schafer. Analisis aspek biologis dan ekonomis dengan menggunakan model Schaefer untuk menghitung MSY,MEY, dan OAE. Hasil penelitian dapat ditunjukan dari nilai rata-rata Catch per Unit Effort (CPUE) sumberdaya Layur pada tahun 2008-2012 di TPI Tanjungsari Kabupaten Rembang adalah 5,92 kg/alat tangkap. Produksi optimal (Copt) pada Maximum Sustainable Yield (MSY) sebesar 162.073 kg/tahun dengan effort optimum (Eopt) 18.387 Trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Sole Ownership (SO) sebesar 151.837 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 13.767 Trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Open Access Equilibrium (OAE) sebesar 121.9 76 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 27.533 Trip/tahun. Rembang at Regency Seawaters is one of distribution area of potential belt fish that located in northern coastal of Central Java Province, that producted 91.966 Kg in 2012.  If there is no control in the resources utilization, the resources will be threaten with the increasing of fishing exploitation  on this resources This research aims were to analyze biological and economic aspect of the utilization of ribbon fish in TPI Tanjungsari Rembang Regency Seawaters which includes Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY), Sole Ownership (MEY), and Open Access Equilibrium (OAE).This research conducted in April-June 2013. Research material was unit of small scale fishing industries was put ribbon fish target in TPI Tanjungsari. Research method was descriptive method. Sampling method was purposive sampling with 11 samples obtained. Data that used in this research were primary and secondary data. Data analysis method used time series and bioeconomic method Schaefer-Copes Model. Analysis of biological and economical aspects of using the Gordon Schaefer model to get MSY, MEY and OAE.  This study showed that the average of Catch per Unit Effort (CPUE) belt fish potency rate for 2008-2012 in TPI Tanjungsari Rembang Regency Seawaters is 5,92 kilograms/trip. The optimum product (Copt) of the Maximum Sustainable Yield (MSY) was 162.073 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 18.387 trip per year. The optimum product (Copt) of the Maximum Economic Yield (MEY) was 151.837 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 13.767 trip per year. The optimum product (Copt) of the Open Access Equilibrium (OAE) was 121.976 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 27.533  trip per year.
ANALISIS SEBARAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DENGAN CITRA SATELIT AQUA MODIS PADA ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PERAIRAN DEMAK JAWA TENGAH Widyatmoko, Ahmad Catur; Rosyid, Abdul; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.742 KB)

Abstract

ABSTRAK             Sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut merupakan variabel yang dapat dijadikan indikator daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghetahui sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut,  daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap mini purse seine, dan hasil tangkapan ikan berdasarkan citra satelit Aqua MODIS melalui klorofil-a dan suhu permukaan laut di Perairan Demak Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Citra satelit yang digunakan adalah Aqua MODIS  dengan resolusi spasial 4 km2 dan resolusi termporal satu hari. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebaran klorofil a di perairan Demak berkisar antara 0,2 sampai 3 mg/m3 dan sebaran suhu permukaan laut berkisar antara 29 sampai 32 0C. Daerah penangkapan mini purse seine PPP Morodemak meliputi perairan Demak, perairan Jepara, perairan Semarang dan perairan Kendal dengan jalur penangkapan berada pada jalur 1B. Berdasarkan uji statistik klorofil a dan Suhu Permukaan Laut  secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil tangkapan mini purse seine di perairan Demak Jawa Tengah. Distribution of chlorophyll -a and sea surface temperature is a variable that can be used as indicators of fishing ground. This reseach  purpose to analyze chlorophyl a and sea surface temperature,  fishing ground of mini purse seine, and composition of catch based Aqua MODIS by chlorophyl a and sea surface temperature in Demak waters, Central Java. Research methode use descriptive and analys methode use multiple linear regretion. Satellite imagery is used by Aqua MODIS with 4 km2 spatial resolution and daily temporal resolution. Result of this research is consentration of chlorophyl a among 0.2 until 3 mg/m3  and sea surface termperature ranges 29 until 32 0C. Fishing ground of mini purse seine in PPP Morodemak such as  waters of Demak, Jepara, Semarang and Kendal with 1b  track of catching area. Based on statistic test both cloropyl a and sea surface temperature influence to catch of mini purse seine in Demak waters, Central Java.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA IKAN LAYUR (Trichiurus sp) PADA ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI PPN PALABUHANRATU, JAWA BARAT Devi, Ultania Shinta; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.37 KB)

Abstract

Ikan layur (Trichiurus sp) merupakan ikan ekonomis penting di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Pancing ulur merupakan alat tangkap dominan yang digunakan dalam menangkap ikan layur. Total produksi ikan layur (Trichiurus sp)  pada tahun 2013 sebesar 83.936 kg. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah identifikasi distribusi pemasaran ikan layur (Trichiurus sp), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan layur (Trichiurus sp) dan menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan harga ikan layur di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2014 di PPN Palabuhanratu, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif, dimana data yang mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan korelasi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan layur (Trichiurus sp) adalah jumlah produksi, mutu dan berat ikan layur. Hairtail (Trichiurus sp) is one of an economical and important fish at Palabuhanratu Fishing Port. The most dominant fishing gear using handline for catching hairtail. The total production of hairtail (Trichiurus sp) in 2013 is equal to 83.936 kg. Price is one of the indicators to determine the success because the price influences the profit of the product selling, either for selling goods or providing service. The purpose of this research were to identify the marketing distribution of hairtail (Trichiurus sp), to analysis the factors that affected to the price of hairtail (Trichiurus sp), and to analysis the most factors influence the price of hairtail (Trichiurus sp) at Palabuhanratu Fishing Port. This research was conducted in January – February 2014 at Palabuhanratu Fishing Port, West Java. The method used descriptive case studies. The data was classified, described, and then analyzed. The sampling method used purposive sampling. The data was analyzed using multiple linear regression and multiple linear correlation. The result proved is the factors that affected to the price of hairtail (Thrichiurus sp) are total production, quality and size of hairtail.
PENGARUH PERBEDAAN TRANSPARANSI BUBU DAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN WADER (Rasbora argyrotaenia) DI RAWA JOMBOR, KABUPATEN KLATEN Norfahronni, Rizky Muhammadin; Asriyanto, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.469 KB)

Abstract

Kabupaten Klaten mempunyai banyak tujuan wisata budaya maupun alam. Salah satu obyek wisata yang terdapat dalam wilayah Klaten adalah obyek wisata Waduk Jombor atau lebih dikenal dengan sebutan Rawa Jombor. Rawa ini memiliki luas 198 ha dengan kedalaman mencapai 4,5 m dan memiliki daya tampung air 4 juta m3. Di Rawa Jombor sendiri ikan wader termasuk ikan yang memiliki nilai jual yang tinggi sebesar Rp.20.000,- perkilonya. Nelayan setempat biasanya menggukan alat tangkap bubu botol untuk proses penangkapan wader. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perbedaan trasparansi bubu, menganalisis pengaruh perbedaan pemberian umpan dan menganalisis ada tidaknya interaksi antara faktor transparansi bubu dan perbedaan umpan terhadap jumlah (ekor) dan berat (gram) hasil tangkapan ikan wader (Rasbora argyrotaenia). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental fishing. Berdasarkan hasil penelitian,  adanya pengaruh perbedaan antara transparansi bubu dengan hasil tangkapan bubu transparan 244 ekorseberat 1600 gram dan bubu tidak transparan 101 ekor seberat 660 gram, adanya pengaruh perbedaan permberian umpan dengan hasil tangkapan menggunakan umpan pelet 286 ekor seberat 1895 gram, terasi 59 ekor seberat 265 gram dan tanpa umpan kosong, serta tidak adanya interaksi antara faktor transparansi bubu dan perbedaan umpan dilihat dari nilai F sebesar 53,342 dan nilai probabillitasnya 0.086. Klaten has many cultural and natural tourist destinations. One of the tourism site that is exist with in the city is Jombor Reservoir or renowned as Rawa Jombor. The marsh has an area of 198 hectares with 4.5 meters depth and has capacity of 4 million m3 water. Wader fish on the marsh has economical value, each of them can be sold approximately Rp. 20.000,- /kg. Local fishermen usually use bottle traps as fishing gear to catch fishes. The purpose of this study was analyzing the effect of differences the effect of different bait, connection between the trap transparancy factor and differences between various baits to the amount and weight of cought wader fish (Rasbora argyrotaenia). This study used experimental fishing method. According to the result of the research, there were differences between trap transparancy with catching result. The results of transparancy trap were 244 fishes with 1600 grams weight and the traps are not transparent were 101 fishes with 660 grams weight and the effect of different bait with catching result using pellets bait were 286 fishes with 1.895 grams weight, shrimp were 59 fishes with 265 grams weight and without bait has no result, and there is no relation between trap transparancy and different bait according to F value of 53,342 and probability value is 0.086.
Kajian Perubahan Garis Pantai Semarang dengan Foto Udara Pankromatik Hitam Putih Sadiyatmo Sardiyatmo
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 9, No 3 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.202 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.9.3.160-168

Abstract

Untuk mengetahui perubahan garis pantai Kota Semarang dilakukan dengan teknik penginderaan jauh, yaitu Identifikasi Foto Udara tahun 1942 dan Foto Udara tahun 1992. Identifikasi ini dilakukan dengan cara mengenali kenampakan karakteristik mengenai bentuk lahan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, tingkat erosi dan deposisi pantai. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa daerah pantai Semarang yang mengalami perubahan dapat di identifikasi pada foto udara atau peta topografi I rupabumi dan secara keseluruhan dalam kurun waktu tahun 1942 - 1992 perubahan pantai seluas 11 3,75 Ha.Kata kunci : penggunaan lahan, erosi dan deposisi pantai.Investigation on the changes of Semarang coastal line was done by using remote sensing technique approach. The map use in this investigations were identify the arieal photograph of 1942 year and the arieal photograph in 1992. The identification is dane by knowing the characteristic of landform, slope gradient, land use, lever of erotions and deposition of shore. The researah resulte obtained that the Semarang shoreline was changed could be identified in the aerial photographs or tophography earthface map and in a totality since 1942 until 1992 the shoreline change of 113,75 hectares.Key words : land use, lever of erotions and deposition of shore.