Claim Missing Document
Check
Articles

DOMESTIKASI IKAN SEMAH TERHADAP PAKAN BUATAN DENGAN JENIS SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA Hendry Yanto; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.992 KB) | DOI: 10.29406/rya.v3i1.279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis sumber protein pakan hewani yang dapat meningkatkan jumlah konsumsi pakan dan pertumbuhan ikan semah (Tor douronensis).  Ada 7 jenis pakan yang mengandung berbagai jenis sumber protein hewani yang berbeda yaitu: tepung ikan (A); tepung rebon (B); tepung cumi-cumi (C); tepung ikan dan tepung rebon (D); tepung ikan dan tepung cumi (E); tepung rebon dan tepung cumi (F) dan tepung ikan, tepung rebon dan tepung cumi (G). Seluruh pakan diformulasi dengan kadar potein dan energi tercerna yang sama (35% dan 3.000 kkal  kg-1 pakan) tersebut diberikan pada benih ikan semah hasil tangkapan nelayan dari alam yang berbobot awal rata-rata 0,56±0,02 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sumber protein pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein dan lemak tubuh, retensi protein dan lemak tubuh, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan dan efisiensi pemberian pakan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju konsumsi pakan harian dan kelangsungan hidup ikan semah. Jumlah konsumsi pakan tertinggi (30,99±0,48 g) dan laju pertumbuhan harian tertinggi (2,06±0.23%) dihasilkan oleh pakan yang mengandung sumber protein yang berasal dari tepung ikan dan tepung rebon. Sumber protein hewani pakan ikan semah sebaiknya berasal dari mengandung tepung tepung ikan dan tepung rebon.Kata Kunci: domestikasi, pakan buatan, protein, dan Tor douronensis,
PEMBERIAN PAKAN ALAMI ARTEMIA, CHLORELLA SP DAN TUBIFEX SP TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN KOMET (Carassius auratus) Hendra Septian; Hastiadi Hasan; Farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.161 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.717

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis pakan alami yang terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva pada ikan komet. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut Hanafiah (2012), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan adalah Perlakuan A, pakan alami kuning telur (kontrol), Perlakuan B, pakan alami Artemia sp, Perlakuan C, pakan alami Chlorella sp, Perlakuan D, pakan alami Tubifex sp Hasil penelitian menunjukkan perlakuan. Hasil pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan  (B) Pakan Alami Artemia sebesar 0,23 g   1,16 cm  dan  84,00 %. Kata Kunci : Pakan Alami, Larva Komet, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup.
RESPON PEMBERIAN DOSIS MINYAK SEREH (Cymbopogon citratus) UNTUK ANESTESI IKAN BOTIA (Chromobotia Macracanthus Bleeker) DENGAN METODE TRANSPORTASI TERTUTUP Hastiadi Hasan; Eka Indah Raharjo; Saplidan Zamri
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.534 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.696

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk mengetahui dosis yang optimal selama pembiusan dengan minyak sereh pada ikan botia dengan transportasi sistem tertutup.Pelaksanaan Penelitian ini diawali dari laboratorium basah Universitas Muhammadiyah Pontianak kabupaten Kubu Raya menggunakan transportasi darat pada pukul 07.00 WIB kemudian menuju kabupaten Pemangkat setelah itu menuju ke kabupaten Sambas dan kembali lagi ke laboratorium basah Universitas Muhammadiyah Pontianak di Pontianak, kabupaten Kubu raya pada pukul 20.00 WIB  dan penelitian ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 8 febuari 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan dosis minyak sereh yang dipergunakanantara lain adalah perlakuan A (kontrol), B (1ml/L), C (2ml/L), dan D (3ml/L). Parameter pengamatan yang dilakukan adalahtingkah laku ikan selama penelitian, masa induksi dan sedatif, kelangsungan hidup dan kualitas air.Hasil penelitian ini menunjukkan respon dan tingkah laku ikan botia setelah menggunakan pembiusan minyak sereh menunjukan gejala ikan mulai panik, operculum agak cepat, aktifitas mulai melamban, serta respon ikan melemah pada saat minyak sereh mulai bereaksi. Kecenderungan konsentrasi pembiusan yang paling efektif untuk pengangkutan ikan botia dengan ukuran 3-5 cm adalah perlakuan B dengan dosis 1 ml/L dengan kelangsungan hidup rata-rata 76%.Kata kunci :minyak sereh, anestesi, ikan botia
PENGARUH PEMBERIAN KALSIT DENGAN KADAR YANG BERBEDA TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI Daphnia sp. Rosa Samhari; Hastiadi Hasan; Eka Indah Raharjo
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.526 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.490

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi kapur kalsit yang optimal untuk mempertahankan kestabilan pH air pada media pemeliharaan Daphnia sp. agar dapat menghambat peningkatan kadar amonia dalam air pengkulturan, sehingga populasi kutu air dapat terus belanjut secara parthenogenosis. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah Universitas Muhammadiyah Pontianak, Jl. Ahmad Yani 111 Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. konsentrasi kapor kalsit (CaCO3) antara lain adalah, perlakuan A (control), B (200g/L), C (250g/L), dan D (300g/L). Parameter pengamatan yang dilakukan adalah pertumbuhan Populasi Daphnia sp. secara umum, Populasi Daphnia sp. Jantan, Populasi Daphnia sp. Matting, Populasi Daphnia sp. bertelur normal (parthenogenesis),  Persentase Jumlah Ephipia Daphnia sp dan Kualitas air. Hasil dari pengamatan menunjukan penambahan kapur kalsit pada kosentrasi 200 mg/L dapat memperkecil rentang pH serta menekan peningkatan NH3, sehingga populasi Daphnia sp. dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan kecilnya jumlah populasi Daphnia sp jantan dan Daphnia sp matting serta besarnya jumlah populasi Daphnia sp. yang berproduksi secara prathenogenesis. Kata kunci : kalsit (CaCO3), perkembangan populasi, Daphnia Sp.
PEMANFAATAN SILASE JEROAN IKAN NILA SEBAGAI SUMBER BAHAN PENYUSUN PAKAN BUATAN PADA BENIH IKAN BIAWAN (Helostoma temminckii ) Muhammad Fahri; Eka Indah Raharjo; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.505 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.488

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persentase dari silase jeroan ikan nila dalam pembuatan ransum pakan sehingga menghasilkan pertumbuhan dan kelansungan hidup benih ikan biawan yang baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- April dilaboratorium basah (Wet Lab) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak dengan lama pelaksanaan selama 50 hari. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) denagan empat perlakuan dan tiga kali ulangan menurut Hanafiah, (1993). Adapun perlakuan yang digunakan sebagai berikut: Perlakuan A, pakan tanpa silase jeroan ikan nila (kontrol), Perlakuan B, pakan dengan persentase silase jeroan ikan nila 20% dari berat total pakan, Perlakuan C, Pakan dengan persentase silase jeroan ikan nila 30% dari berat total pakan, Perlakuan D, pakan dengan perentase silase jeroan ikan nila 40% dari berat total pakan. Ikan uji di masukan ke dalam aqurium sebanyak 15 ekor dengan ukuran 8-12 cm Pakan uji yang digunakan mengandung protein 35% pemberian pakan untuk benih ikan biawan sebanyak 5% dari berat tubuh dengan frekuensi sebanyak 3 kali sehari,  hasil penelitian menunjukan retensi protein, retensi lemak, konsumsi pakan harian, pertumbuhan harian, efesiensi pakan dan kelansungan hidup ikan menunjukan antar perlakuan berbeda sangat nyata (P < 0.01). perlakuan C dengan kandungan silase jeroan ikan nila sebesar 30% memberikan nilai tertinggi untuk  laju pertumbuhan  harian 1,13% dan efesiensi pakan 23,78% Kata kunci: Ikan Biawan, Silase Jeroan Ikan Nila, Pakan
PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP HEMATOLOGI IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) YANG DIUJI TANTANG BAKTERI Aeromonas hydrophila Eko Prasetio; Muhammad Fakhrudin; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.736 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.721

Abstract

Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab Morile Aeromonad Sepricemia (MAS). Pada penelitian ini, pakan yang mengandung serbuk lidah buaya diaplikasikan sebagai imunostimulan untuk mengobati penyakit MAS pada ikan jelawat (Lebtobarbus hoeveni). Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 5 perlakuan 3 ulangan yaitu perlakuan A (KN 0 g/kg pakan serbuk), B (KP 0 g/kg pakan serbuk), C (10 ppt 10 g/kg pakan serbuk), D (20 g/kg pakan serbuk) dan E (40 g/kg pakan serbuk). Ikan uji diberikan pakan perlakuan selama 14 hari setelah uji tantang. Uji tantang tantang dilakukan dengan menyuntikan suspensi bakteri Aeromonas hydrophila dengan dosis 108 sel/cfu sebanyak 0,1 ml secara intramuscular. Sedangkan variabel pengamatan meliputi gejala klinis, respon makan, pertambahan bobot, organ dalamdan kelangsungan hidup.  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gambaran sel darah merah, sel darah putih, hematokrit dan haemoglobin menunjukan hasil terbaik perlakuan serbuk lidah buaya  40 ppt. Sedangkan pakan yang mengandung serbuk lidah buaya sebanyak 10, 20, dan 40 g/kg dapat mengurangi tingkat mortalitas dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Pemberian serbuk lidah buaya melalui pakan memeberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan jelawat pasca infeksi. Dosis serbuk lidah buaya 40 g/kg menunjukkan hasil terbaik dan berbeda sangat nyata dengan dosis yang lain.  Kata kunci: Lidah buaya, Ikan Jelawat , Aeromonas hydrophila,Organ Dalam, Kelangsungan Hidup
EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda cirtifolia) UNTUK MENGURANGI TINGKAT KANIBALISME BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) DENGAN METODE BIOENKAPSULASI Muhammad Teguh Selvyan; Hastiadi Hasan; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.229 KB) | DOI: 10.29406/rya.v2i2.267

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar ekstrak buah mengkudu yang optimal untuk menguragi tingkat kanibalisme benih ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp). Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 kali ulangan. Perlakuan yang akan diberikan yaitu ekstrak buah mengkudu  Perlakuan A kadar ekstrak mengkudu 0 mg/l, Perlakuan B kadar ekstrak mengkudu 5 mg/l, Perlakuan C kadar ekstrak mengkudu 10mg/l, Perlakuan D kadar ekstrak mengkudu 15 mg/l, Perlakuan E kadar ekstrak mengkudu 20 mg/l. Variabel yang diamati dan dianalisa adalah : Laju Pemangsaan Kanibalisme, Kelangsungan hidup, Tingkah Laku Ikan, Kualitas Air. Hasil penelitian menunjukan Kadar ekstrak mengkudu sebanyak 10.7 mg/l adalah kadar ekstrak mengkudu terbaik untuk mengurangi kanibalisme dan kelangsungan hidup benih ikan lele sangkuriang. Kadar optimal untuk menambah kelangsungan hidup benih  ikan lele sangkuriang adalah 10.7 mg/l. Dalam pemanfaatan ektrak mengkudu untuk perendaman pakan ikan lele berupa cacing tubifex, disarankan agar menggunakan ekstrak mengkudu yang optimal sebanyak 10.7 mg/l agar pemanfaatan senyawa scopoletin dalam ekstrak mengkudu didalam tubuh ikan berlangsung secara maksimal untuk mengurangi kanibalisme benih ikan lele sangkuriang. Kata kunci : Buah Mengkudu, Laju Pemangsaan Kanibalisme, Kelangsungan hidup, Tingkah Laku Ikan, Kualitas Air
KERAGAMAN GENETIK IKAN KELABAU PADI (Osteochilus schlegeli Blkr) ASAL PERAIRAN UMUM KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN ANALISIS KARAKTER MORFOMETRIK Novita Ratnasari; Eka Indah Raharjo; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.548 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.489

Abstract

Ikan kelabau padi merupakan ikan asli kalimantan yang potensial untuk dikembangkan.  Penelitian keragaman genetik ikan kelabau padi bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik ikan kelabau padi yang berasal dari perairan umum Kalimantan Barat berdasarkan karakter morfometriknya. Pengukuran morfometrik dilakukan dengan analisis Component Analysis (PCA) atau komponen utama,serta hubungan kekerabatan interpopulasi dianalisis berdasarkan jarak genetik dengan program SPSS versi 17 yang disajikan dalam bentuk dendogram. Hasil analisis dendogram menyebutkan bahwa stok populasi ikan kelabau dapat dibagi menjadi dua yaitu stok populasi asal Danau Sentarum (Kapuas Hulu) dan Sungai Melawi (Melawi) serta stok populasi asal Sungai Sekayam (Sanggau) dan Sungai Kapuas (Kubu Raya). Nilai koefisien keragaman tertinggi di peroleh asal Danau Sentarum (Kapuas Hulu) 10.77%, Sungai Kapuas (Kubu Raya) 10.43%, Sungai Melawi (Melawi) 9,24% dan Sungai Sekayam (Sanggau) 6.89%.Kata kunci: kelabau padi, truss morfometrik, Kalimantan Barat
ANALISIS KUALITAS PERAIRAN SUNGAI AMBAWANG DI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG, KABUPATEN KUBU RAYA UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN Hastiadi Hasan; eko prasetio; Siti Muthia
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.405 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.698

Abstract

ABSTRAK Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam dengan jumlah besar akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi kehidupan ikan relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor.Usaha budidaya perikanan saat ini semakin berkembang, mulai dari keragaman jenis komoditas hingga teknologi budidayanya serta pemanfaatan tempat atau lahan budidaya. Salah satu wilayah perairan Kalimantan Barat yang belum termanfaatkan secara optimal dari segi perikanan yaitu sungai Ambawang yang merupakan anak dari sungai Landak yang bermuara di sungai Kapuas.Penelitian ini dilaksanakan di perairan Sungai Ambawang  Kecamatan Sungai Ambawang Kabupatan Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat, yang dilakukan dalam 4 titik lokasi pengambilan sampel. Sedangkan analisis sedimen dan plankton dilakukan dilingkungan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tanjung Pura Pontianak. Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung maupun hasil uji laboratorium didapat nilai suhu rata-rata berkisar antara 26-280 C, kecerahan 11-15, kecepatan arus 0,30-0,61 m/det, nilai TSS 60 – 70 mg/ L, nilai TDS 60-70 mg/L, DO 3 – 4,5 mg/L, nilai pH 3,3 – 4,6. Hasil analisis skoring masing-masing stasiun saat pasang yaitu di stasiun 1senilai 65 masih tergolong sesuai untuk dilakukan kegiatan budidaya sedangkan pada stasiun 2, stasiun 3 danstasiun 4 senilai 63 digolongkan tidak sesuai untuk dilakukan kegiatan budidaya. Skor saat surut yaitu padastasiun 1dan stasiun 2 senilai 59, pada stasiun 3 dan stasiun 4 senilai 54. Dan semua stasiun tersebut tidak sesuai digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan. Rata-rata hasil analisis kesesuaian kualitas air di sungai Ambawang menunjukan bahwa perairan tersebut tidak sesuai atau tidak dapat digunakan sebagai media budidaya perikanan secara langsung di lapangan. Kata Kunci: Analisis, parameter air, kelayakan perairan
DOMESTIKASI IKAN SEMAH TERHADAP PAKAN BUATAN DENGAN JENIS SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA Hendry Yanto; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.993 KB) | DOI: 10.29406/rya.v3i1.279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis sumber protein pakan hewani yang dapat meningkatkan jumlah konsumsi pakan dan pertumbuhan ikan semah (Tor douronensis).  Ada 7 jenis pakan yang mengandung berbagai jenis sumber protein hewani yang berbeda yaitu: tepung ikan (A); tepung rebon (B); tepung cumi-cumi (C); tepung ikan dan tepung rebon (D); tepung ikan dan tepung cumi (E); tepung rebon dan tepung cumi (F) dan tepung ikan, tepung rebon dan tepung cumi (G). Seluruh pakan diformulasi dengan kadar potein dan energi tercerna yang sama (35% dan 3.000 kkal  kg-1 pakan) tersebut diberikan pada benih ikan semah hasil tangkapan nelayan dari alam yang berbobot awal rata-rata 0,56±0,02 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sumber protein pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein dan lemak tubuh, retensi protein dan lemak tubuh, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan dan efisiensi pemberian pakan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju konsumsi pakan harian dan kelangsungan hidup ikan semah. Jumlah konsumsi pakan tertinggi (30,99±0,48 g) dan laju pertumbuhan harian tertinggi (2,06±0.23%) dihasilkan oleh pakan yang mengandung sumber protein yang berasal dari tepung ikan dan tepung rebon. Sumber protein hewani pakan ikan semah sebaiknya berasal dari mengandung tepung tepung ikan dan tepung rebon.Kata Kunci: domestikasi, pakan buatan, protein, dan Tor douronensis,