Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Analisis Kekuatan Kolom Akibat Penambahan Tingkat Pada Struktur Gedung (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Hermina Lampung) Hanafi, Goentur Permata; isneini, mohd; Sebayang, Surya; Widyawati, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 1 (2022): Edisi Maret 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i1.2357

Abstract

Penelitian ini merupakan studi analisis untuk mengevaluasi struktur sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dengan meninjau beberapa aspek seperti nilai displacement dan drift berdasarkan SNI 1726:2019 dan untuk mengetahui kemampuan struktur eksisting terhadap beban tambahan lantai dalam kondisi tanpa kombinasi beban gempa dan dalam kondisi dengan kombinasi beban gempa. Dalam analisis ini digunakan software Building Analysis systems untuk memodelkan serta mendapatkan output-output yang diperlukan pada perhitungan. Dari hasil penelitian didapatkan: (1) Nilai displacement dan drift gedung terhadap limit control berdasarkan SNI 1726:2019 (2) Analisis kekuatan struktur kolom eksisting.
Pengaruh Beban Gempa pada Gedung Rawat Inap Non Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Berdinding Geser Tidak Simetris dengan Menggunakan Metode Statik Ekuivalen Mardhatillah, Siti Zalfa; Isneini, Mohd; Sebayang, Surya; DWSBU, Chatarina Niken
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 1 (2022): Edisi Maret 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i1.2404

Abstract

Pengaruh beban gempa dengan dinding geser tidak simetris dipelajari untuk mengetahui kekuatan struktur gedung tersebut terhadap gaya gempa. Penelitian mengambil kasus Gedung rawat inap non bedah RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung 4 lantai dengan meninjau peningkatan momen dan geser dengan mempertimbangkan dimensi dan tulangan pada pelat, kolom dan balok. Gedung memakai dinding geser pada salah satu ujung pada lantai 1 dan 2. Perhitungan beban gempa menggunakan metode statik ekuivalen dan data diolah dengan metode outlying. Momen dan geser pada kondisi tanpa gempa dan dengan gempa dibandingkan. Penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian (Prayuda et al., 2020)⁠ yang meneliti pengaruh gempa pada Gedung 12 lantai dengan dinding geser terletak di tengah bangunan dan terpasang dari lantai 1 s.d 12. Hasil penelitian ini adalah momen kolom mengalami kenaikan 222.5%, gaya geser 242.25% saat menahan gempa. Peningkatan momen dan geser berturut-turut 5 kali dan 3 kali lebih besar daripada penelitian (Prayuda et al., 2020)⁠. Kenaikan momen dan geser kolom di dekat ram berturut-turut mencapai 1153% dan 780%. Simpangan antar lantai arah x di bawah simpangan izin kecuali kolom 5’ yaitu kolom pada bangunan tambahan; sedangkan simpangan arah y untuk lantai 2, 3, 5 dan 5’ yaitu lantai yang tidak memiliki dinding geser melebihi simpangan izin. Simpangan yang sangat besar terjadi pada bangunan tambahan baik arah x maupun y. Perubahan simpangan yang besar antar lantai, dapat menyebabkan lantai tersebut terpotong bila terjadi gempa besar. Perubahan gaya geser menyebabkan balok dan kolom yang semula aman menjadi tidak aman, sehingga perlu dilakukan penambahan dimensi atau penggunaan perkuatan struktur.
Pengaruh Serat Baja Terhadap Kuat Tarik Lentur Balok Beton yang Disambung Utami, Tri Ratna; Noorhidana, Vera Agustriana; Sebayang, Surya; Helmi, Masdar
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 2 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i2.2596

Abstract

The casting of concrete at different times often occurs, this is due to insufficient casting time, expansion or connection of structural components, strengthening of structures with additional dimensions, and so on. Thus there will be the addition of a new layer of concrete (overlay). This study is to determine the flexural tensile strength of concrete beams for joining old concrete and new concrete with the addition of steel fiber volume fractions of 0%, 1%, 1.5%, and 2% in the substrate layers overlay and also the compressive strength of the concrete in each layer. The samples in this study were beams (15 x 15 x 60 cm) with a thickness of 7.5 cm for substrate and overlay for flexural tensile strength testing and cylinders (15 cm in diameter and 30 cm in height) for compressive strength testing. From the results of the study, it was found that the flexural tensile strength of the beam with the addition of steel fibers in the substrate layer was higher than the addition of steel fibers in the overlay layer. The addition of steel fibers in the substrate and overlay layers makes the beam more ductile. The maximum flexural tensile strength of the beam with the addition of steel fibers in the substrate layer occurs at  volume fraction 1.5%, has an increase of 114.03% from the joint beam without steel fibers while the addition of steel fibers in the overlay layer occurs at volume fraction 2%, has an increase of 8.66% of the joint beams without steel fibers.
Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Ukuran Recycled Coarse Aggregate (RCA) Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton Mutu Normal. Putri, Nur Mila; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Noorhidana, Vera Agustriana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 2 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i2.2607

Abstract

AbstractScattered concrete waste can cause adverse effects for the surrounding environment. It  must be recycled to reduce the waste, one of which is as a substitute for coarse aggregates of broken stones. To find out the feasibility of RCA concrete must be done material testing as well as testing of compressive strength and tensile strength using a cylinder test object measuring 15 x 30 cm. In this study, the materials used were RCA with a maximum aggregate size of 1 cm, 2 cm, and 4 cm which were randomly taken around the Materials and Construction Laboratory. So it is expected that unused concrete can be reused to reduce existing concrete waste. The results of 28-day split compressive strength for aggregate size of 1 cm on 28,99 MPa, 2 cm on 28,52 MPa, and 4 cm on 26,29 MPa. 28-day RCA size of 1 cm on 28,21 MPa, 2 cm on 27,72 MPa, and 4 cm on 25,09 MPa. The results of 28-day split tesnsile strength for 1 cm on 3,18 MPa, 2 cm on 2,81 MPa, and 4 cm on 2,58 MPa. 28-day RCA for aggregate size of 1 cm on 2,99 MPa, 2 cm on 2,48 MPa, and 4 cm on 2,31 Mpa. From these results, it is also known that the decrease in concrete testing results using RCA against splits is 2,69–4,56% for compressive strength and 5,97–10,47% for tesnsile strength.Keyword: RCA, size, compressive strength, splitting tesnsile test. AbstrakLimbah beton yang berserakan dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Untuk mengurangi limbah tersebut harus dilakukan daur ulang, salah satunya yaitu sebagai pengganti agregat kasar pada beton. Untuk mengetahui kelayakan RCA tersebut harus dilakukan pengujian material serta pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah pada beton dengan menggunakan benda uji silinder berukuran 15 x 30 cm. Pada penelitian ini, material yang digunakan yaitu RCA dengan ukuran maksimum agregat 1 cm, 2 cm, dan 4 cm yang diambil secara acak di sekitar Laboratorium Bahan dan Konstruksi. Diharapkan beton yang sudah tidak terpakai dapat digunakan kembali agar mengurangi limbah beton yang ada.Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari yang menggunakan split ukuran 1 cm sebesar 28,99 MPa, 2 cm sebesar 28,52 MPa, dan 4 cm sebesar 26,29 MPa. Pada beton RCA umur 28 hari untukukuran 1 cm sebesar 28,21 MPa, 2 cm sebesar 27,72 MPa, dan 4 cm sebesar 25,09 MPa. Hasil pengujian kuat tarik belah 28 hari pada beton yang menggunakan split ukuran 1 cm sebesar 3,18 MPa, 2 cm sebesar 2,81 MPa, dan 4 cm sebesar 2,58 MPa. Pada beton RCA umur 28 hari ukuran 1 cm sebesar 2,99 MPa, 2 cm sebesar 2,48 MPa, dan 4 cm sebesar 2,31 MPa. Dari hasil tersebut juga diketahui penurunan hasil pengujian beton RCA terhadap beton split yaitu sebesar 2,69 – 4,56% untuk kuat tekan dan 5,97 – 10,47% untuk kuat tarik belah. Kata kunci: RCA, ukuran, kuat tekan, kuat tarik belah.
Studi Eksperimental Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Kasar Dengan Recycled Coarse Aggregate (RCA) Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Mutu Normal Putri, Yoleta Tri; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Noorhidana, Vera Agustriana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 3 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i3.2618

Abstract

The availability of crude aggregates on the market is increasing, and the greater waste of the construction industry is concrete, one of which is testing Laboratory Materials and Construction, Engineering Faculty, Lampung University. Research is required to identify the compressive strength value, split tensile strength value, volume weight and the effect of the age correction factor of concrete when partial replacement of coarse aggregate with Recycle Coarse Aggregate (RCA) has a design compressive strength of 25 Mpa and the test object is a cylinder with a 150x300mm.Based on the analysis of research data, it was found that from each factor of concrete age 7, 14 and 28 days as well as variations in partial substitution of coarse aggregate with a content of 25%, 50% and 100% RCA experienced a decrease in the value of the compressive strength and split tensile strength of concrete at each test age compared to the content of the concrete 0% RCA. For compressive strength values with average values at the age of RCA content respectively 0%, 25%, 50% and 100%, namely the age of 7 days 23,03 MPa, 22,57 MPa, 18,63 MPa and 16,71 MPa, 14 days 28,29 MPa, 28,11 MPa, 27,48 MPa and 21,79 MPa and 28 days 28,53 MPa, 28,16 MPa, 27,90 MPa and 27,74 MPa. For the value of the split tensile strength of concrete with an average value at the age of RCA content of 0%, 25%, 50% and 100%, namely the age of 7 days is 2,40 MPa, 2,27 MPa, 2,09 MPa and 1,79 MPa, at 14 days 2,71 MPa, 2,67 MPa, 2,49 MPa and 1,92 MPa and at 28 days 2,81 MPa, 2,78 MPa, 2,72 MPa and 2,48 Mpa.
Pengaruh Penggunaan Fly Ash Sebgai Bahan Pengganti Sejumlah Semen dan Bahan Tambahan Terhadap Kuat Tekan pada Self Compacting Concrete (SCC) Sahast, Corry Jayaputri; Noorhidana, Vera Agustriana; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 2 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i2.2628

Abstract

Self Compacting Concrete (SCC) is an innovation of concrete which has an ability to flow on its own to fill the empty voids between reinforcement and formwork without support of compaction equipment to obtain its optimum compaction. In this research, concrete cylinder with dimension of 15 cm for diameter and 30 cm for height were used as a specimen and mixed with fly ash type C as cement partial substitute material and additional substance by variation of 0%, 3%, 6%, 9%, and 12% with water cement ratio of 0.41. Slump flow test was perform to identify concrete flowability and workability followed by concrete compression test to identify compressive strength which was conducted at the age of 35 days and 56 days. Due to the fact that percentage variation of fly ash increment, the value of slump flow test was experiencing degradation whereas the compressive strength was increased. Nonetheless, the optimum fly ash application appeared when fly ash was applied as a cement partial substitute at variation of 3%, which provide concrete compressive strength in the amount of 35.98 MPa (35 days) and 33.68 MPa (56 days), and the value of concrete density were 2313.21 kg/m3 and 2279.66 kg/m3 , where the standard of slump flow test and T50 values had accomplished.
Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan Memanfaatkan Fly Ash dan Silica Fume Sebagai Bahan Pengisi Putra, Rivaldo Hartono; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Widyawati, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 3 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i3.2760

Abstract

Mengingat limbah sisa hasil pembakaran batu bara (fly ash) meningkat setiap tahunnya dan dapat menyebabkan dampak lingkungan yang cukup membahayakan terutama pada polusi udara dalam kehidupan sekitar, maka perlu dilakukan pemanfaatan fly ash sebagai bahan campuran beton. Dalam penelitian ini, penulis akanmelakukan pemanfaatan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen dansilica fume sebagai bahan tambah untuk meningkatkan waktu setting time. Variasi fly ash yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, dan 15% dari berat total semen dan variasi silica fume yang digunakan adalah 5% dan 10% dengan waktu pengujian beton berumur 28 hari dan 60 hari serta ditambahkan superplasticizer sebesar 0,5% dari berat semen. Berdasarkan analisis data penelitian, didapatkan bahwa terjadi peningkatan kuat tekan beton antara beton yang memiliki kandungan fly ash dan silica fumeterhadap beton tanpa kandungan fly ash dan silica fume. Kuat tekan beton terbesar terjadi pada penambahan fly ash sebesar 15% dan silica fume 5% dengan nilai kuat tekan pada umur 28 hari sebesar 41,48 MPa dan pada umur 60 hari sebesar 47,03 MPa. Hal ini menunjukan bahwa kadar fly ash 15% dan kadar silica fume5% adalah kadar optimum penambahan fly ash dan silica fume untuk umur beton 28 hari dan 60 hari.
Beton Ringan Struktural Dengan Memanfaatkan Agregat Buatan Dari Tanah Liat Amilia, Rahma; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Widyawati, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 10 No. 4 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v10i4.2866

Abstract

AbstrakBerat jenis beton yang tinggi, yang meningkatkan berat struktur itu sendiri secara signifikan, adalah salah satu kelemahannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat beton, yaitu membuat beton ringan dengan menggunakan agregat ringan. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui apakah dengan pemanfaatan agregat ringan buatan dari tanah liat sebagai bahan pengganti split dapat memenuhi persyaratan untuk beton ringan struktural. Dalam penelitian ini benda uji yang digunakan berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Rancang campur yang digunakan yaitu metode ACI 211.2-98. Variasi agregat ringan buatan dari tanah liat yang digunakan adalah 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dari total agregat kasar split dengan waktu pengujian beton berumur 28 hari serta ditambahkan superplasticizer sebesar 0,5% dari berat semen. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh kuat tekan dan kuat tarik terbesar terjadi pada beton normal dengan nilai kuat tekan 26,42 MPa dan kuat tarik belah sebesar 2,17 MPa. Sedangkan untuk nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton terendah terjadi pada beton dengan kandungan 100% agregat ringan buatan dari tanah liat dan 0% split dengan nilai kuat tekan 15,09 MPa dan kuat tarik belah sebesar 1,65 MPa. Dapat disimpulkan ditinjau dari nilai berat volume yang disyaratkan beton ringan dengan kadar 100% agregat ringan buatan dari tanah liat termasuk dalam kategori beton ringan, namun jika ditinjau dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton termasuk beton ringan untuk struktural ringan. Kata kunci: Beton ringan, tanah liat, kuat tekan, kuat tarik belah.
Pengaruh komposisi penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan dan kuat lentur self compacting mortar (SCM) Suma, Damas Novalda; Noorhidana, Vera Agustriana; sebayang, surya; Isneini, Mohd.
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 11 No. 1 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v11i1.3019

Abstract

AbstractSelf compacting mortar is a mortar which is able to flow under its own weight and completely fill the formwork without the need for external compaction, while maintaining its homogeneity. This study aims to determine the effect of variations in the addition of polypropylene fiber to the compressive strength and flexural strength of self compacting mortar (SCM), as well as to determine the optimum variation of the addition of polypropylene fiber in mixed mortar. In this study, the test specimens were made with a water-cement factor of 0.4 and the ratio between cement and fine aggregate was 1:2.5 and the addition of 2% superplasticizer by weight of cement and the addition of polypropylene fibers with variations of 0%, 0.04%, 0.06%, 0.08%, 0.1% of the volume of the mortar test object. Tests were carried out on specimens aged 28 days. The results showed that the compressive strength of SCM experienced an optimum increase in the addition of 0.04% polypropylene fiber which was 34.81 MPa with an increase percentage of 14.07% of mortar without fiber, while the flexural strength of SCM increased with increasing variations of polypropylene fiber until the increase The optimum variation occurred at 0.1% polypropylene fiber, namely 11.72 MPa with a percentage increase of 26.05% from mortar without fiber. Key words : polypropylene fiber, superplasticizer, compressive strength, flexural strength.
Pengaruh Penggunaan Ordinary Portland Cement (OPC), Semen Modifikasi Jenis III dan Jenis IV, dan Portland Composite Cement (PCC) Terhadap Kuat Tekan Beton Prameswari Tw, Aqilla Regita; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Isneini, Mohd.
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol. 11 No. 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrsdd.v11i4.3759

Abstract

Abstract Cement is one of the main materials used in making concrete. Cement is useful as a hydraulic binder when mixed with water. Based on the differences in usage characteristics and properties of cement, this research will discuss the effect of using OPC cement (type I), modified cement (type III and type IV), and PCC cement to see how the compressive strength of concrete develops over time with testing periods of 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days. The research method used is an experimental study aimed at obtaining a comparison of compressive strength of concrete using OPC and PCC cement. The test specimens used are cylindrical in shape (diameter 150 mm and height 300 mm) with a total of 48 samples with 4 variations, each consisting of 3 samples. The planned concrete quality is 25 MPa. The highest compressive strength of concrete at 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days is obtained by OPC cement, modified cement type III, PCC cement, and modified cement type III, while the lowest compressive strength of concrete at 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days is obtained by modified cement type IV. Key words : cement, OPC cement, PCC cement, modified cement, compressive strength. AbstrakSemen merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan beton. Semen berguna sebagai perekat hidrolis ketika dicampur dengan air. Berdasarkan perbedaan karakteristik penggunaan dan sifat pada semen, maka penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh penggunaan semen OPC (jenis I), semen modifikasi (jenis III dan jenis IV), dan semen PCCuntuk melihat bagaimana kuat tekan beton terhadap perkembangan umur beton dengan waktu pengujian beton berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan28 hari. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah studi eksperimental yang bertujuan untuk mendapatkan hasil perbandingan kuat tekan beton pada semen OPC dan semen PCC. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder (diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) dengan sampel sebanyak 48 buah dengan 4 variasi yang masing-masing terdiri dari 3 sampel. Mutu beton yang direncanakan, yaitu 25 MPa. Kuat tekan beton terbesar pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari secara berturut diperoleh oleh semen OPC, semen modifikasi jenis III, semen PCC, dan semen modifikasi jenis III, sedangkan kuat tekan beton terkecil pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari diperoleh oleh semen modifikasi IV. Kata kunci : semen, semen OPC, semen PCC, semen modifikasi, kuat tekan.