Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Analisis Kinerja Sistem Statistical Multiplexing Pada Digital Video Broadcasting T2 Daniel Wardhana; Ali Muayyadi; edwar edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berpindahnya teknologi televisi analog ke digital tidak bisa dielakan. Demi efisiensi penggunaan frekuensi radio, yang mana itu sendiri merupakan sumber daya tidak terbaharukan, siaran televisi harus berpindah ke dalam format digital. Sistem DVB-T2 bisa mentransmisikan sampai 8 siaran TV sekaligus pada bandwdith yang sama. Salah satu proses yang memungkinkan kemampuan system TV digital untuk mentransmisikan beberapan siaran sekaligus adalah multiplexing, yakni adalah proses penggabungan beberapa sinyal ke dalam 1 kanal. STDM merupakan modifikasi dari metode TDM dasar, dimana perbedaanya terletak pada bagaimana ia menggunakan bandwithnya. TDM pada dasarnya memberikan time-slot dengan ukuran sama besar dan tetap pada tiap tiap kanal, sedangkan pada STDM, Ukuran yang disediakan berbeda pada tiap kanal dan periodenya. Pada tugas akhir ini telah dirancang aplikasi untuk membandingkan performa kedua TDM apabila diberikan trafik yang dirancang sedemikian rupa agar menyerupai trafik yang menjadi input pada system transmiter DVB-T, yakni sinyal MPEG-2 TS. Analisis dilakukan dengan membandingkan keluaran dari simulasi. Pada model sistem, ada tidaknya sinyal pada suatu periode dalam kanal disimulasikan dengan memberikan attribute berupa value pada entity yang secara simultan terus di-generate dengan rentang periode yang sama. Entity disimulasikan sebagai frame dari sinyal video MPEG-2. Frame-rate ditetapkan 30 frame/s. Tiap frame diberikan attribute yang menyatakan besarnya payload yang dibawa tiap tiap frame dan ditentukan melalui random generator yang memiliki distribusi lognormal, sesuai dengan penelitian sebelumnya mengenai traffic dari MPEG- Hasil dari analisis merupakan pengolahan dari perbandingan hasil yang didapat secara teoretis dan simulasi. Dari analisis didapatkan besarnya cell-loss, throughput, dan utilization.
Deteksi Target 2d Menggunakan Array Transduser Untuk Aplikasi Sonar Miftahul Firdaus; Dharu Arseno; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak SONAR (Sound Navigation And Ranging) adalah sistem yang mendeteksi suatu benda atau objek dengan mengirimkan sinyal suara dan menunggu gelombang pantulan atau echo untuk mendeteksi suatu target. SONAR (Sound Navigation and Ranging) sering digunakan di dunia kelautan sebagai alat navigasi kapal militer dan untuk mendeteksi suatu target yang berada didalam laut. Pada tugas akhir ini telah dirancang purwarupa sistem SONAR menggunakan transduser sensor HC-SR-04 dengan mikrokontroler Arduino Mega 2560. Pada perancangan sistem tersebut penulis menggunakan tiga skenario percobaan yang dilakukan pada medium udara atau diruangan terhadap target buatan. Percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan satu sensor di mana didapatkan posisi target dan tingkat akurasi dari sensor adalah 97% hingga 99,99% dan jarak maksimum sensor HC-SR04 untuk mendeteksi target adalah 397 cm. Percobaan kedua menggunakan dua sensor yang tersusun secara horisontal dengan arah dari sensor kedua dibuat miring kearah sensor pertama dan target digerakkan kearah sensor pertama, dari percobaan kedua diketahui sudut yang dibentuk oleh sensor kedua sekitar 21o sampai 44o dan jangkauan jarak maksimal yang bisa didapatkan oleh sensor ke-2 adalah pada saat target berada pada jarak 17 cm dari sensor ke-1 dengan sudut kemiringan sensor ke-2 adalah 44o . Pada percobaan ketiga penulis menggunakan tiga sensor yang tersusun secara vertikal yang digerakkan secara horisontal terhadap target buatan, hasil dari percobaan ketiga adalah dapat diperkirakan tinggi dari target buatan tersebut. Kata kunci : SONAR, transduser, sensor HC-SR04, Arduino Mega 2560 Abstract SONAR (Sound Navigation And Ranging) is a system that detects a target. The workings of SONAR is transmit a sound signal and wait for a reflective wave or echo to detect a target. SONAR (Sound Navigation and Ranging) is often used in the marine world as a military ship navigation tool and to detect a target within the sea. In this final project has been designed prototype SONAR system using transducer in HC-SR-04 sensor with Arduino Mega 2560 as microcontroller. In designing the system, writer use three scenario experiment conducted on air medium to detect the dummy target The first experiment was conducted using one sensor where the dummy target position was obtained and the accuracy of the sensor was 97% to 99,99% and the maximum distance of the HC-SR04 sensor to detect the target is 397 cm. The second experiment uses two horizontally arranged sensors with the direction of the second sensor made tilted towards the first sensor and the target is moved towards the first sensor, from the second experiment it is known that the angle formed by the second sensor is around 21o to 44o and the range of maximum distance that can be obtained by the 2nd sensor is when the target is at a distance of 17 cm from the 1st sensor with the angle of the 2nd sensor is 44o . In the third experiment the authors used three vertically arranged sensors that were moved horizontally to detect the dummy target, the results of the third experiment were predictably high from the dummy targets. Keywords: SONAR, transducer, HC-SR04 sensor, Arduino Mega 2560
Analisa Perbandingan Sinkronisasi Berbasis Sistem Global Positioning System (gps) Dan Global Navigation System (glonass) Pasha Dani Pamungkas; Dharu Arseno; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini terbilang sangat pesat, dengan meningkatnya populasi manusia yang terus bertambah maka teknologi informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan pokok pada saat ini. Salah satunya yaitu teknologi navigasi, sistem teknologi navigasi yang saat ini beroperasi global adalah sistem Global Posistioning System (GPS) dan Global Navigation System (GLONASS). Dengan memanfaatkan sistem ini, maka kebutuhan masyarakat yang besar dalam hal efisiensi, serta kelancaran dalam melakukan komunikasi menjadi hal yang utama. Pada tugas akhir ini penulis menganalisa dan membandingkan sinkronisasi dari sistem Global Positioning System (GPS) dan Global Navigation System (GLONASS). Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan data yang dikumpulkan di PT. Relia Telemit Semesta dan customer PT. Relia Telemit Semesta Pekanbaru dengan menggunakan alat Synchronization Supply Unit – 2000 (SSU-2000). Parameter yang digunakan berupa jumlah satelit, waktu kecepatan lock, dan SNR. Berdasarkan hasil yang didapat pada data PT. Relia Telemit Semesta, maka diperoleh sistem satelit GPS lebih baik dari pada GLONASS. Dengan melihat parameter jumlah satelit, satelit GPS lebih mudah ditemukan (>10 satelit) sedangkan GLONASS (<10 satelit); waktu kecepatan lock, satelit GPS lebih cepat ter-lock dengan selisih waktu lock 1000 detik dengan GLONASS; SNR, satelit GPS memiliki kualitas SNR lebih baik. Kemudian berdasarkan hasil yang didapatkan pada data di Pekanbaru, sinkronisasi satelit GPS terbaik untuk wilayah indonesia yaitu karena wilayah Indonesia berada dekat dengan garis equator atau khatulistiwa. Kata Kunci : GPS, GLONASS, Sinkronisasi, Synchronization Signal Unit – 2000 (SSU-2000) Abstract The development of information and communication technology at this time is very rapid, with the increasing human population, information and communication technology is becoming a staple at this time. One of them is navigation technology, navigation technology system that currently operates globally is Global Posistioning System (GPS) and Global Navigation System (GLONASS) system. By utilizing this system, the need for a large community in terms of efficiency, and the smoothness of communication is the main thing. In this final project the author analyzes and compares synchronization from the Global Positioning System (GPS) and Global Navigation System (GLONASS) systems. To achieve this goal, the author uses data collected at PT. Relia Telemit Semesta and customer PT. Relia Telemit Semesta Pekanbaru using the 2000 Synchronization Supply Unit (SSU-2000). The parameters used are satellite number, lock speed time, and SNR. Based on the analysis of Relia Telemit Semesta’s data, the GPS satellite system is better than the GLONASS satellite system. With the number of satellite as the parameter, satellites of GPS is easier to find (>10 satellites) while GLONASS (<10 satellites); with lock speed time as the parameter, GPS satellite is being locked faster with a lock time difference is 1000 seconds; with SNR as the parameter, GPS satellite has better SNR quality. Then, based on the Pekanbaru data result, the GPS satellite synchronization is the best for Indonesia because Indonesia region is close to the equator. Keywords : GPS, GLONASS, Synchronization, Synchronization Signal Unit - 2000 (SSU-2000)
Perancangan Dan Implementasi Vlc Untuk Pengiriman Video Di Gedung Learning Center Telkom University Sakti Oktawianto; Sugito Sugito; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Saat ini lampu Light Emitting Diode (LED) banyak dimanfaatkan untuk tujuan penerang ruangan saja. Sedangkan secara teoritis LED bisa digunakan sebagai media transmisi dengan kecepatan yang tinggi. Sistem tersebut disebut juga Visible Light Communication atau komunikasi yang menggunakan cahaya tampak sebagai media transmisinya. Visible Light Communication (VLC) adalah sebuah sistem komunikasi yang memanfaatkan cahaya tampak sebagai media dalam komunikasi antar perangkat. Pada penelitian ini, teknologi Visible Light Communication (VLC) dalam sistem komunikasi yang akan diimplementasikan ini informasi yang akan dikirim berupa video. Penelitian ini merupakan implementasi VLC untuk pengiriman composite video pada ruang Learning Center Telkom University. Pada penelitian ini dibuat prototipe VLC dengan LED dan photodioda untuk mengirimpak sinyal composite video dengan jarak maksimal 50 cm. Skenario pengujian dilakukan dengan merubah jarak, sudut terima dan melihat intensitas cahaya sekitar. Pada penelitian ini, sistem yang telah dibuat mampu bekerja sesuai pada jarak 50 cm. Rentang sudut terima dari sistem ini sebesar 0º- 30º. Sedangkan untuk intensitas cahaya, sistem ini bekerja dengan pada kondisi cahaya redup atau gelap. Kata kunci : Visible light communication, transmitter, receiver. Light Emitting Diode, Learning Center Universitas Telkom. Abstract Nowadays, LED is curently only used as a light room. Though theoritically lights (LED) can be used as the high speed transmission medium. Visible Light Communication is a system that uses visible light as a transmission medium. In the Final Project, developed visible light communication system to transmit video in Learning Center Telkom University. In this research, a prototype VLC with transmitter side uses LEDs to transmit data and on the receiver side using a photodiode, in hopes of enlarging the optimal range and receiving angle range in sending video data. The prototype testing scenario is done by changing the distance and receiving angle of the sender and receiver prototype of visible light communication. In this study, the prototype has been made capable of working up to a distance of 50 cm. The prototype receiving corner range is 00-300. As for light intensity, this system is able to work in dark and bright light conditions. Keywords: visible light communication, transmitter, receiver, Light Emittig Diode, Telkom University Learning Center.
Miniaturisasi Mikrostrip Band Pass Filter Untuk Aplikasi Radar C-band Izzan Radhi Mafazi; Levy Olivia Nur; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Radio Detection and Ranging (Radar) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map informasi cuaca. Panjang gelombang yang dipancarkan oleh radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter. didalam radar terdapat satu komponen bernama filter. Filter merupakan rangkaian pemilih frekuensi yang dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple) / membuang (by pass) frekuensi lainnya. Pada penelitian ini dirancang suatu filter dengan medel meander loop resonator yang dapat memberikan ukuran filter yang kecil dan kemudahannya dalam melakukan proses optimasi. Selain menggunakan meander loop resonator di dalam perancangan ini juga di gunakan Defected Ground Structure pada bagian ground plane untuk memberikan efek redaman dan juga respon filter yang selektif. Filter ini dirancang pada fekuensi tengan 5.800 GHz dengan lebar bandwidth 100 MHz . Diperoleh realisasi dari filter MLR dan DGS dengan menggunakan duroid 4003C dan permitivitas dielectrik 3,55 didapat frekuensi tengah dari filter berada pada frekuensi 5,76 GHz dengan bandwith sebesar 94 MHz berada pada rentang frekuensi 5,71 GHz – 5,80 GHz. Nilai insertion loss dan return loss yang di dapat dari hasil tersebut adalah -4,26 dB dan - 21,35 dB. Ukuran filter yang di hasilkan 22 mm x 22 mm. Kata kunci: RADAR, Meander Loop Resonator, Defected Ground Structure
Implementasi Dan Analisis Channel Coding Dvb-t2 Pada Software Gnuradio Maryam Namira; Achmad Ali Muayyadi; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Channel coding adalah teknik yang digunakan sistem komunikasi dengan tujuan utama mendeteksi dan mengoreksi error. Channel coding yang digunakan pada DVB-T2 adalah Forward Error Correction (FEC) encoding dengan penggabungan dua jenis code yaitu Low Density Parity Check (LDPC) code dan Bose Chaudhuri Hocquenghem (BCH) code sehingga diharapkan dapat menghasilkan Bit Error Rate (BER) yang lebih kecil dari sistem dengan penggunaan satu jenis code saja. Tugas akhir ini mengimplementasikan blok DVB-T2 berdasarkan standar ETSI EN 302 755 V1.3.1 pada software GNURadio. Implementasi pada software GNURadio dilakukan dengan jumlah subcarrier 6817, mapper 64-QAM, besar guard interval 1/8 serta code rate 1/2, 3/5, 3/4, 4/5 and 5/6, sementara itu pada software simulasi BER dengan code rate 1/2 dan 3/5. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai Eb/N0 terkecil didapatkan pada code rate LDPC 1/2 dengan Eb/N0 0,79 dB dan coding gain sebesar 8,64 dB terhadap kurva BER teori pada BER 10-5 dan Eb/N0 terbesar didapatkan pada code rate LDPC 3/5 dengan Eb/N0 1,2 dB. Kata kunci: DVB-T2, channel coding, GNURadio, TV Digital, code rate. Abstract Channel coding is a technique used in communication system with main purpose to detect and correct errors. Channel coding that has been used in DVB-T2 is Forward Error Correction (FEC) encoding with a concatenation of two code, thus are Low Density Parity Check (LDPC) code and Bose Chaudhuri Hocquenghem (BCH) code. It is expected to obtain lower Bit Error Rate (BER) with the use of concatenation code rather than usage of only one code. This thesis implement DVB-T2 blocks based ETSI EN 302 755 V1.3.1 in GNURadio software. Implementation in GNURadio software is done using number of subcarrier 6817, mapper 64-QAM, guard interval 1/8, and code rate 1/2, 3/5, 3/4, 4/5 and 5/6 while in BER simulation software is done with code rate 1/2 and 3/5. Simulation result smallest Eb/N0 value obtained in LDPC code rate 1/2 with Eb/N0 0.79 dB and coding gain 8.64 dB toward theoritical BER curve in BER 10-5 and biggest Eb/N0 obtained in LDPC code rate 3/5 with Eb/N0 1.2 dB. Keywords: DVB-T2, channel coding, GNURadio, Digital TV, code rate.
Filter Bandpass Mikrostrip X-band Untuk Radar Cuaca Gandaria Gandaria; Dharu Arseno; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Filter merupakan perangkat yang penting untuk sistem microwave, salah satu contohnya pada radar. Pada radar, filter terdapat dalam blok sistem yang berfungsi untuk meredam sinyal-sinyal pada frekuensi yang tidak diinginkan dan meloloskan sinyal pada frekuensi yang diinginkan. Perancangan filter disesuaikan dengan frekuensi kerja dan dimana filter tersebut akan digunakan. Pada tugas akhir ini dirancang dan disimulasikan filter bandpass mikrostrip yang bekerja pada frekuensi X-band dengan contoh aplikasinya pada radar cuaca sehingga dibutuhkan filter dengan dimensi yang cukup kecil namun dengan kinerja yang bagus pula. Filter dirancang dengan menggunakan tiga jenis resonator berbasis square diantaranya square loop resonator, square open loop, dan meander. Substrat yang digunakan yaitu RT Duroid 5880LZ dengan konstanta dielektrik sebesar 2 dan tebal substrat 1,27 mm. Berdasarkan simulasi hasilnya yaitu nilai return loss filter square loop resonator -14,1524 dB, filter square open loop resonator sebesar -13,679 dB, dan filter meander sebesar -21,139 dB. Nilai insertion loss filter square loop resonator sebesar - 2,2875 dB, filter square open loop resonator sebesar -2,44 dB, dan filter meander sebesar -1,386 dB. Bandwidth filter square loop resonatorsebesar 299 MHz, filter square open loop resonator sebesar 301 MHz, dan filter meander sebesar 300 MHz. Semua filter mempunyai frekuensi tengah di 9 GHz. Kata Kunci : bandpass filter, mikrostrip, square loop resonator, square open loop, meander. Abstract Filter is an important component for microwave systems, one of the example is the radar system. In the radar system, the filter located in the block system for attenuates the undesired signals at the certain range of frequency and passes the desired signals at the certain range of frequency. Design of filter depends on working frequencies and the location where the filter will be used. This final project designs microstrip bandpass filter that works at X-Band frequency, with an example application on the weather radar so the filter has to be design in small dimensions but with a great performance. The filter will be designed using three type of resonators based on square shape including square ring, square open loop, and meander. The substrate material used in this final project is RT Duroid 5880LZ with the value of dielectrict constant is 2 and substrate thickness is 1,27 mm. Based on the simulations, the values of return loss from square loop filter is -14,1524 dB, square open loop filter is -13,679 dB, and meander filter is -21,139 dB. The values of insertion loss from square loop filter is -2,2875 dB, square open loop filter is -2,44 dB dB, and meander filter is -1,386 dB. The values of bandwidth from square loop filter is 299 MHz, square open loop filter is 301 MHz, and meander filter is 300 MHz. All of the filters has center frequency at 9 GHz. Keywords : bandpass filter, microstrip, square loop resonator, square open loop, meander.
Antena Helix Mode Axial Untuk Sensor Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (cp-sar) Pada Pesawat Tanpa Awak Aqil Aztris; Heroe Wijanto; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Synthetic Aperture Radar (SAR) merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi radar yang digunakan untuk membuat gambar dua atau tiga dimensi suatu objek. SAR menggunakan sensor berupa antena yang  polarisasi gelombang yang dipancarkan berbentuk sirkular atau bisa disebut dengan Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR). CP-SAR dapat meminimalisir pergeseran fasa ketika gelombang melewati lapisan ionosfer, sehingga meningkatkan kualitas data citra yang dihasikan. Sistem CP-SAR akan digunakan pada Unmanned Aerial Vehicle (UAV) JX-1 sebagai ground testing. Pada penelitian ini dirancang antena helix dengan menggunakan mode axial untuk menghasilkan polaradiasi unidirectional, Right Hand Circular Polarized (RHCP) terhadap sumbu catuan.  Teknik pencatuan yang digunakan teknik pheriperal. Untuk teknik matching impedance mengunakan penambahan ¼ lilitan. Proses desain dan simulasi menggunakan software simulator antena. Proses realisasi menggunakan kabel tembaga dengan nilai konduktivas 5,7 x 107 mho/m. dan memiliki ketebalan  4 mm. Antena helix mode axial menghasilkan gain 9,61 dB , axial ratio 1,03 dB, VSWR 1,46 , return loss -14,97 dB, pola radiasi unidirectional dan bandwidth 568 MHz. Di desain 4 lilitan dengan total panjang antena adalah 29 cm dan memiliki berat 1,5 kg.     Kata Kunci: Antena Helix, Polarisasi Sirkular, CP-SAR, RHCP  Abstract Synthetic Aperture Radar (SAR) is one form of development of radar technology that is used to make two or three-dimensional images of an object. SAR uses a sensor consisting of a wave-polarized antenna that is emitted circularly or can be called a Circular Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR). CP-SAR can minimize the compilation phase shift through the ionosphere, thereby increasing the quality of the image image produced. The CP-SAR system will be used on the JX-1 Unmanned Aerial Vehicle (UAV) as a land test. In this study a helix antenna was designed for CP-SAR onboard UAV by using axial mode to produce unidirectional radiation pattern, the Right Hand Circular Polarized polarized Circular Right Hand (RHCP) on the axis of the union. The rationing technique used is pheriperal technique. For impedance matching techniques, use ¼ winding. Design and simulation process using antenna simulator software. The evaluation process uses copper cables with conductivity values of 5.7 x 107 mho / m. and has a thickness of 4 mm. The helix mode antenna produces 9.61 dB axial gain, 1.03 dB axial ratio, 1.46 VSWR, -14.97 dB return loss, unidirectional radiation pattern and 568 MHz bandwidth. 4 turns designed with a total antenna length of 29 cm and weighing 1.5 kg. Keywords: Helix Antenna, Circular Polarization, CP-SAR, RHCP
Desain Dan Realisasi Band Pass Filter Mikrostip Square Open Loop Untuk Aplikasi Radar Pita Frekuensi – C Auzano Rabyndra Zhafiri; Levy Olivia Nur; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Radio Detection and Ranging (RADAR) merupakan metode maupun perangkat yang dapat memanfaatkan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi jarak, kecepatan, serta karakteristik dari suatu objek pada saat penerimaan data/sinyal gelombang elektromagnetik. Pada prosesnya akan ditemukan berbagai macam interferensi yang dapat mengganggu kualitas gelombang elektromagnetik dan mengakibatkan pergeseran frekuensi kerja baik yang akan dikirim maupun yang akan diterima, oleh karena itu diperlukan sebuah perangkat filter untuk menjaga kualitas dari pada gelombang elektromagnetik pada radar itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai yang diinginkan. Filter adalah perangkat yang digunakan untuk menyaring daerah frekuensi kerja tertentu dimana hanya frekuensi yang diinginkan (passband) yang dapat diteruskan, Pada penelitian kali ini akan dirancang dan direalisasikan filter yaitu Band-Pass Filter (BPF) yang berkerja pada pita frekuensi C (C-Band), filter tersebut memiliki bandwidth 100 Mhz, dengan frekuensi kerja 5,75Ghz – 5,85Ghz dan frekuensi tengah pada 5.8 Ghz. Metode yang akan digunakan yaitu Square Open-Loop dimana cenderung mudah dalam proses perancangan serta proses fabrikasi. Hasil realisasi BPF Square OpenLoop dengan menggunakan bahan substrat ROGERS RTDuroid 5880LZ, yaitu filter yang berkerja pada C-Band, filter tersebut memiliki frekuensi tengah 5,8 Ghz serta bandwidth sebesar 240 Mhz, dengan frekuensi kerja 5,63 Ghz – 5,86 Ghz. Nilai insertion loss pada filter tersebut -3,81 dB, nilai return loss -17,48 dB serta dimensi dari filter tersebut 3,82 cm x 3,82 cm. Kata Kunci: BPF, Radar, Square Open-Loop, Chebyshev, C-Band Abstract Radio Detection and Ranging (RADAR) is a method or device that can utilize electromagnetic waves in detecting distance, speed and characteristics of an object when receiving data / electromagnetic signals. In the receiving process there will be various of interference that can interfere the electromagnetic wave quality and caused frequency shifting both in transmit and receive, therefore a filter device is needed to maintain the quality of the electromagnetic waves on the radar itself, so it can produce appropriate output. Filter is a device that is used to filter out certain areas of work frequency where only the desired frequency (pass band) can be forwarded. In this research, filters will be designed and realized, namely Band-Pass Filter (BPF) which works on the C frequency band (C-Band ), the filter has a bandwidth of 100 MHz, with a working frequency of 5.75 GHz - 5.85 GHz and a middle frequency at 5.8 Ghz. The method that will be used is Open-Loop Square which tends to be easy in the design and fabrication process. The results of the OpenLoop BPF Square by using Duroid 5880LZ ROGERS substrate material, which is a filter that works on CBand, the filter has a center frequency of 5.8 Ghz and a bandwidth of 240 Mhz, with working frequency 5.63 Ghz - 5.86 Ghz. Insertion loss is -3.81 dB, return loss is -17.48 dB and the dimension is 3.82 cm x 3.82 cm. Keywords : BPF, Radar, Square Open-Loop, Chebyshev, C-Band
Pengaruh Nilai Permitivitas Relatif Tidak Homogen Terhadap Performansi Pada Antena Mikrostrip Single Layer Patch Rectangular Frekuensi 2,4 – 2,5 Ghz Farhan Awwaliy Maulana Muhammad; Bambang Sumajudin; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena mikrostrip merupakan antena yang sering digunakan untuk berbagai keperluan karena ukuran yang kecil dan biaya yang murah. Masalah yang dihadapi ketika menggunakan antena mikrostrip adalah bandwidth dan gain yang tidak terlalu besar. Pada dasarnya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang rendah akan menghasilkan bandwidth yang besar tetapi dengan dimensi yang lebih besar dan gain yang kecil. Sebaliknya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang tinggi akan menghasilkan gain yang besar dan dimensi yang lebih kecil tetapi dengan bandwidth yang kecil. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan menggunakan antena mikrostrip single layer patch rectangular frekuensi 2,4 -2,5 GHz dengan modifikasi pada substrat antena menjadi tidak homogen agar mendapatkan performansi antena yang lebih baik. Modifikasi dilakukan di sekitar tepi patch yang terbagi menjadi tiga jenis segmen, yaitu 5 segmen, 9 segmen, dan 13 segmen. Range nilai permitivitas relatif yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu +18% dan +25% dari nilai substrat homogen. Hasil dari perancangan antena ini adalah meningkatnya performansi antena dimana peningkatan paling besar berupa nilai bandwidth dan gain yang terjadi pada saat kondisi substrat tidak homogen 13 segmen dengan range nilai permitivitas relatif sebesar 25% dan lebar segmen sebesar 1,8 mm. Peningkatan nilai bandwidth yang terjadi sebesar 9,95 MHz atau sebesar 23,275% daripada nilai bandwidth dengan substrat homogen. Sedangkan peningkatan nilai gain yang terjadi sebesar 0,710 dBi atau sebesar 22% daripada nilai gain dengan substrat homogen. Untuk frekuensi tengah dari antena bergeser ke kanan (bertambah) sebesar 295,2 MHz atau sebesar 11,985% daripada frekuensi tengah dengan substrat homogen. Kata kunci: Antena Mikrostrip, Single Layer Patch Rectangular, Permitivitas Relatif Tidak Homogen, Inset Feed Line, Epoxy FR4 Abstract Microstrip antenna is an antenna that is often used for various purposes because of its small size and low cost. The problem faced when using a microstrip antenna is the bandwidth and gain that are not too large. Using a substrate with a low permittivity value will produce large bandwidth but with larger dimensions and smaller gain. Conversely, using a substrate with a high permittivity value will produce a large gain and smaller dimensions but with a small bandwidth. In this study, we designed a single layer patch rectangular microstrip antenna with a frequency of 2.4-2.5 GHz with modifications to the antenna substrate to be not homogeneous to obtain better antenna performance. Modifications are carried out around the edge of the patch which is divided into three types of segments, namely 5 segments, 9 segments, and 13 segments. The range of the relative permittivity values used is divided into two, namely + 18% and + 25% of the value of the homogeneous substrate. The results of this antenna design are increasing antenna performance where the greatest increase is in the form of bandwidth and gain values that occur when 13 segment non-homogeneous substrate conditions with a range of relative permittivity values of 25% and segment widths of 1.8 mm. The increase in bandwidth value is 9.95 MHz or 23.275% compared to the bandwidth value with a homogeneous substrate. While the increase in the gain value is 0.710 dBi or 22% rather than the gain value with a homogeneous substrate. The center frequency of the antenna shifts to the right (increases) by 295.2 MHz or 11.985% rather than the center frequency with a homogeneous substrate Keywords: Microstrip Antenna, Single Layer Patch Rectangular, Non-Homogeneous Relative Permitivity, Inset Feed Line, Epoxy FR4