Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Bandpassfilter Untuk Ultrawide Band Radar Dengan Metode Defected Ground Structure Dwi Desmelliana; Dharu Arseno; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 8, No 4 (2021): Agustus 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultra wideband (UWB) merupakan teknologi yang dipublikasikan oleh U.S Federal Communication Commission (FCC) yang disetujui termasuk unlicensed frequency. Teknologi ini mempunyai low EIRP level sebesar (-41.3dBm/MHz), komsumsi daya yang rendah yaitu hanya 100 mW, mendukung resolusi yang tinggi terhadap suatu objek, dan memiliki keakuratan dalam orde milimeter. Radar (Radio Detection and Ranging) merupakan sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca. Gelombang radio yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut. Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut. Defected Ground Structure adalah dimana ground dengan tujuan memperlebar bandwidth yang merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mendeteksi objek di bawah permukaan tanah mengunakan gelombang radio. Penelitian ini direncanakan akan mendesain bandpassfilter uwb yang compact dapat bekerja pada rentang frekuensi kerja 2.3 GHz dengan menggunakan metode Defected Ground Structure dan simulasi filter dilakukan pada software ansys. Realisasi filter menggunakan bahan FR-4 Epoxy sebagai substrat dan tembaga sebagai bahan ground, strip dan patch. Hasil filter pada penelitian ini bekerja di frekuensi kerja 1.85-4.98 GHz dan frekuensi tengah 3.2 GHz. Dengan nilai bandwidth 2.3 GHz, Insertloss 3.05 dan filter memiliki dimensi 32 mm X 11 mm. Kata kunci : Ultra Wideband, Filter, DGS, Radar
Purwarupa Kamera Multispektral Pada Satelit Cubesat Untuk Mendeteksi Kualitas Tanaman Hijau Lita Kurnia Fitriyanti; Heroe Wijanto; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini satelit merupakan teknologi yang dikembangkan dalam berbagai bidang untuk mengatasi berbagai macam permasalahan. Satelit memiliki berbagai misi, ukuran serta berat yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan. Satelit dengan ukuran dan dimensi yang kecil disebut dengan satelit nano, salah satu jenis satelit nano yaitu Cubesat memiliki ukuran
Antena Mikrostrip Keping Rektangular Dengan Celah Bentuk-u Untuk Frekuensi Lora Pada Cubesat 1u Ihsan Nuur Razzak Hantriono; Heroe Wijanto; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini perkembangan internet of things terus meningkat untuk system komunikasi Machine to Machine (M2M)Sensor yang berada di luar jaringan telestril membutuhkan satelit agar bisa menangkap informasi dari sensor tersebut dan membutuhkan modul agar satelit bisa menerima informasi. Modul yang digunakan adalah modul LoRa. Daya rendah yang dimiliki LoRa memungkinkan komunikasi dalam cubesat. Antena yang di rancang adalah antenna mikrostrip yang bekerja pada frekuensi LoRa yaitu 923 MHz menggunakan metode slotted patch agar sesuai dengan ukuran cubesat 1U (10 × 10 × 10 ) cm. Antena
Purwarupa Sistem Sonar Untuk Deteksi Objek Bawah Air Astenio Fahreza Dwiyuda; Erfansyah Ali; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 7, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sound Navigation and Ranging (SONAR) adalah teknologi untuk mendeteksi objek dan mengukur jarak dengan menggunakan gelombang suara atau akustik sebagai medianya. SONAR menggunakan metode perkiraan waktu kedatangan dari gelombang echo yang terkirim untuk mengetahui jarak terhadap objek tersebut. Salah satu penerapan sistem SONAR adalah pada kapal selam. Dari penerapan sistem SONAR yang ada, mayoritas sistem membutuhkan lebih dari satu transduser dan peletakannya berbeda-beda. Tujuan dari peletakan yang berbeda tersebut adalah meningkatkan kemampuan kerja, terutama sudut pancar dari transduser tersebut. Tugas Akhir ini mengusulkan untuk menggunakan sebuah motor stepper pada transdusernya dengan tujuan sistem mampu melakukan pemindaian secara berotasi satu putaran penuh. Sistem SONAR pada Tugas Akhir ini menggunakan mikrokontroler untuk membangkitkan frekuensi kerja sebesar 60KHz. Sistem SONAR ini mampu mendeteksi target mulai dari jarak 70 cm hingga 600 cm dan mampu menampilkan hasil dalam peta dua dimensi, lengkap dengan informasi mengenai jarak dan sudut. Pada jarak 70 cm, akurasi sistem mampu mendeteksi hingga 100 persen. Namun seiring dengan meningkatnya jarak, akurasi sistem mulai berkurang. Tingkat akurasi sistem bervariasi antara 87.23% hingga 97.5%. Bahkan pada jarak 120 cm sudut 180° dan 470 cm sudut 45°, sistem mengalami kesalahan atau kelebihan deteksi dengan margin kesalahan masing masing 1.67% dan 3.19%. Namun, kelebihan ini jarang terjadi dan penyebabnya adalah modul AJ-SR04M sebagai menjadi modul pengukur jarak yang terkadang mengalami kesalahan.Kata Kunci: Sistem Sonar, Deteksi Objek Bawah Air, Mikrokontroler, Motor Stepper
Perancangan dan Analisis Antena Mikrostrip untuk Mendeteksi Glukosa Dalam Sebuah Produk Sania Uswah Nafisah; Aloysius Adya Pramudita; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 9, No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Susu mengandung kadar gula dan perlu diidentifikasi atau diukur karena penting untuk informasi sebelum dikonsumsi. Untuk mengukur kadar gula melalui sifat dielektrik dalam susu memiliki beberapa metode tradisional dan akan memakan waktu lama serta mahal. Namun dengan teknik gelombang mikro menggunakan antena microstrip yang berfungsi sebagai sensor dapat berguna sebagai metode yang lebih cepat untuk menentukan sifat dielektrik susu. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi yaitu berada diatas 3 GHz. Antena dirancang dengan tujuan berfungsi sebagai sensor untuk menentukan kadar gula, sehingga frekuensi dari antena ini adalah 6,8 GHz. Ketika perubahan kadar glukosa susu, sifat dielektrik jaringan sekitarnya juga akan berubah sehingga dapat dikalibrasi untuk mendeteksi perubahan konsentrasi glukosa dalam sebuah produk. Hasil simulasi antena yang telah ditempelkan dengan objek gelas yang berisi susu bekerja di frekuensi 6,8 GHz yaitu Return Loss dan VSWR yang bergeser dibandingkan dengan antena yang tidak ditempelkan dengan objek. Hasil frekuensi yang didapatkan kemudian di analisis menggunakan Teknik pencocokan kurva (Curve Fitting). Persamaan Curve Fitting mendapatkan nilai R-square sebesar 1, maka model regresi linear fourier yang dihasilkan mampu melakukan estimasi dengan baik karena mendapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 1 memberikan pengertian bahwa hanya 100% kemampuan model taksiran atau persamaan garis lurus. Kata Kunci — Susu Murni, Microstrip, Glukosa. Return Loss, VSWR
Perancangan Dan Realisasi Slot Ring Patch Wearable Antenna Dengan SRR Metamaterial Untuk Mengurangi Specific Absorption Rate (SAR) Dzulfikar Natya Afif Hakim; Bambang Setia Nugroho; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 9, No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak— Keamanan antara pasien dan tenaga kesehatan menjadi perhatian terlebih saat pandemi Covid-19. Banyak tenaga kesehatan yang terpapar saat berinteraksi dengan pasien walaupun dengan protokol yang ketat. Cara untuk mengurangi interaksi pasien dengan tenaga kesehatan adalah membuat sebuah perangkat yang dapat memonitor pasien secara jarak jauh yang berfungsi mengirimkan informasi dari pasien menuju ke pusat rumah sakit sehingga nantinya bisa diakses oleh tenaga kesehatan, salah satu komponen dari perangkat tersebut adalah antena. Agar antena tersebut nyaman dengan membuat antena tersebut fleksibel, selanjutnya disebut sebagai wearable antenna. Namun antena tersebut tak luput dari kekurangan, yaitu efek radiasi yang dihantarkan oleh antenanya. Cara untuk menguranginya dengan menambah metamaterial di belakang antena. Percobaan dilakukan dua kali, kondisi on-body dan offbody. Pada percobaan off-body, antena konvensional mendapatkan nilai gain 6,203 dBi dan bandwidth 147,4 MHz sedangkan antena dengan metamaterial mendapatkan hasil gain 6,455 dBi dan bandwidth 163,6 MHz. Percobaan on-body jarak 0 mm, antena konvensional mendapatkan nilai SAR sebesar 1,39712 W/Kg dengan bandwidth sebesar 146,8 MHz sedangkan dengan penambahan komponen metamaterial mendapatkan nilai SAR sebesar 1,17096 W/Kg dengan bandwidth sebesar 151,7 MHz. Kata kunci Wearable antenna, microstrip, SAR, ISM, Metamaterial, off-body, on-body.
Analisis Pengaturan Sistem Catu Daya Pada Satelit Nano Fasny F. A Rafsanzani; Budi Syihabuddin; Edwar Edwar; Heroe Wijanto
JURNAL INFOTEL Vol 9 No 3 (2017): August 2017
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v9i3.261

Abstract

Keberhasilan suatu misi satelit nano sangat bergantung kepada keandalan Electrical Power System (EPS) untuk menjaga subsistem-subsistem pada satelit nano agar tetap berfungsi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah pengendalian distribusi daya yang efektif. Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana cara pendistribusian daya listrik yang efektif dan sesuai dengan kondisi satelit nano ketika terkena sinar matahari atau ketika kondisi gelap pada saat mengorbit diluar angkasa. Untuk menjelaskan hal tersebut dilakukan simulasi dan analisis pada perancangan modul power management EPS yang terdiri dari rangkaian boost converter LT3757 dan battery charger IC LT3652. Hasil simulasi menunjukan bahwa pada saat kondisi terang sistem akan mencatu daya beban menggunakan daya masukan panel surya yang sebelumnya telah melewati komponen boost converter (12 Volt), sekaligus mengisi daya batere hingga terisi penuh (7,4 Volt). Tetapi pada saat kondisi gelap sistem akan mencatu beban dengan daya yang dihasilkan oleh batere (7,4 Volt).
Early Detection of Deforestation through Satellite Land Geospatial Images based on CNN Architecture Nor Kumalasari Caecar Pratiwi; Yunendah Nur Fu'adah; Edwar Edwar
JURNAL INFOTEL Vol 13 No 2 (2021): May 2021
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v13i2.642

Abstract

This study has developed a CNN model applied to classify the eight classes of land cover through satellite images. Early detection of deforestation has become one of the study’s objectives. Deforestation is the process of reducing natural forests for logging or converting forest land to non-forest land. The study considered two training models, a simple four hidden layer CNN compare with Alexnet architecture. The training variables such as input size, epoch, batch size, and learning rate were also investigated in this research. The Alexnet architecture produces validation accuracy over 100 epochs of 90.23% with a loss of 0.56. The best performance of the validation process with four hidden layers CNN got 95.2% accuracy and a loss of 0.17. This performance is achieved when the four hidden layer model is designed with an input size of 64 × 64, epoch 100, batch size 32, and learning rate of 0.001. It is expected that this land cover identification system can assist relevant authorities in the early detection of deforestation.
Vegetation classification algorithm using convolutional neural network ResNet50 for vegetation mapping in Bandung district area Rina Pudji Astuti; Ema Rachmawati; Edwar Edwar; Simon Siregar; Indra Lukmana Sardi; Arfianto Fahmi; Yayan Agustian; Agus Cahya Ananda Yoga Putra; Faishal Daffa
JURNAL INFOTEL Vol 14 No 2 (2022): May 2022
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v14i2.756

Abstract

Bandung District is one of crop provider for West Java Province. About 31.158,22 ha is used for crop. However, some of them are not maintained well due to lack of vegetation map information. Local authority has tried to map the vegetation in their area by using free license satellite images, and aerial images from Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Despite both images being able to provide large plantation area images, both are unable to classify the vegetation type in those images. Telkom University with Bandung Agriculture Regional Office (Dinas Pertanian Kabupaten Bandung) has conducted joint research to develop algorithm based on 50-layer residual neural network (ResNet50) to classify the vegetation type. The input is of this algorithm is primarily aerial images are captured from different type, height, and position of crops. Seven different ResNet50 configurations have been set and simulated to classify the crop images. The result is the configuration with resized images, employing triangular policy of cyclic learning rate with rate 1.10−7 – 1.10−4 comes out as the best setup with more than 95% accuracy and relatively low loss.