Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Distilat: Jurnal Teknologi Separasi

PENGARUH KONSENTRASI NANO ADSORBEN TERHADAP PENURUNAN BAHAN PENCEMAR PADA PROSES ADSORPSI AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT Aisyah Dinda Safira; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.300

Abstract

PT Indonusa Algaemas Prima Malang merupakan salah satu industri pengolahan rumput laut. Perusahaan ini mengolah rumput laut menjadi Alcali Treated Cottonii Chips (ATTC) atau suatu senyawa hidrokoloid yang dihasilkan oleh rumput laut jenis Euchema Cottonii. Dalam proses produksinya PT. Indonusa Algaemas Prima menghasilkan limbah cair rumput laut yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan rumput laut. Pengolahan limbah dilakukan menggunakan serangkaian IPAL dengan salah satunya adalah metode adsorpsi menggunakan karbon aktif berbentuk granular, hal ini lalu menimbulkan permasalahan yaitu dibutuhkannya lahan besar serta volume cukup banyak. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk memberikan solusi dengan menganalisa pengaruh konsentrasi nano karbon aktif dan lama waktu adsorpsi terhadap penurunan kadar BOD, COD, pH, dan kekeruhan pada limbah cair rumput laut. Percobaan dilakukan dengan proses adsorpsi secara batch dengan menggunakan adsorben nano karbon aktif berbentuk bubuk (powder) yang ditaburkan ke dalam 1000 ml air limbah. Variabel penelitian adalah konsentrasi nano adsorben sebesar 400, 800, dan 1200 mg/L serta lama adsorpsi yaitu 8 jam, 13 jam, dan 18 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan BOD, COD, kekeruhan dan pH maksimal terjadi pada konsentrasi 1200 mg/L dan lama waktu adsorpsi 8 jam dengan rata-rata persen penurunan masing-masing parameter: BOD sebesar 68%, COD sebesar 32%, kekeruhan sebesar 15%, dan sebesar pH 5%.
STUDI LITERATUR LIMBAH TAPIOKA UNTUK PRODUKSI BIOGAS: METODE PENGOLAHAN DAN PERANAN STARTER-SUBSTRAT Virly Septira Anggari; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.106

Abstract

Biogas merupakan sumber energi alternatif dan diproduksi dari air limbah tepung tapioka yang berpotensi sebagai sumber pencemaran lingkungan perairan apabila tidak diolah secara baik dan benar. Limbah cair tepung tapioka mengandung bahan organik tersuspensi seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mengandung COD sekitar 7.000 - 30.000 mg/l. Besarnya kandungan COD limbah ini dapat dimanfaatkan untuk memproduksi biogas melalui proses pengolahan secara anaerobik. Tujuan dari studi literatur untuk menemukan gambaran yang menyeluruh serta keterkaitan antar pengaruh starter-substrat terhadap produksi biogas dari limbah cair industri tepung tapioka. Berdasarkan hasil studi literatur menunjukkan bahwa metode yang efektif digunakan untuk penelitian skala laboratorium adalah menggunakan metode batch dan pada rasio starter/substrat 4:10 serta jenis starter kotoran sapi mampu menghasilkan biogas sebesar 666 ml.
LIMBAH TAPIOKA UNTUK PRODUKSI BIOGAS: ALTERNATIF PENGOLAHAN DAN PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT Dinda Gusti Sensih; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.158

Abstract

Limbah cair industri tepung tapioka mengandung bahan-bahan organik dengan kosentrasi yang tinggi yaitu COD sekitar 7.000 - 30.000 mg/L dan BOD sekitar 3000-6000 mg/L sehingga memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas. Dengan menggunakan fermentasi secara anaerobik di dalam reaktor (digester), limbah cair industri tapioka mengalami proses dekomposisi menjadi biogas oleh mikroorganisme anaerob. Beberapa teknologi pengolahan limbah cair tapioka menjadi biogas antara lain, digester sistem batch, covered lagoon anaerobic reactor (CoLAR), Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR), CSTR dengan Resirkulasi Padatan, Plug Flow Reactor, FBR (Fixed Bed Reactor), Expanded Bed Digester, dan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket). Untuk meningkatkan efisiensi pengolahan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain: pemilihan starter, konsentrasi awal substrat, suhu operasi, tingkat keasaman (pH) dan rasio perbandingan C/N. Beberapa studi menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi awal substrat maka semakin tinggi kualitas dan kuantitas biogas yang dihasilkan. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa metode covered lagoon anaerobic reactor (CoLAR) memiliki efektifitas yang tinggi untuk menghasilkan biogas dari limbah tapioka. Pada konsentrasi awal substrat sebesar 9.011 mg/L mampu menghasilkan biogas mencapai 485,4 m3 /hari.
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN PENAMBAHAN AMONIA TERHADAP PENURUNAN KADAR KLOR Adias Faniansyah; Priskila O. Putri; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 5, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.41

Abstract

Pada industri pengolahan rumput laut digunakan kaporit untuk penghilangan bakteri pada proses perendaman, sehingga limbah yang dihasilkan mengandung klor dengan kadar tinggi yang apabila dibuang akan mencemari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar klor dalam limbah cair industri pengolahan rumput laut melalui proses pemanasan dan penambahan amonia ke dalam limbah cair industri pengolahan rumput laut. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu mula-mula air limbah dipanaskan dengan variabel suhu yaitu 28°C, 30°C, 35°C dan 40°C kemudian air limbah diberi penambahan amonia dengan variabel % penambahan sebesar 1%, 2%, 3 % dan 4%. Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan semakin tinggi suhu dan semakin besar penambahan % amonia maka semakin besar % penurunan kadar klor aktif dimana % penurunan klor aktif maksimal sebesar 98,6% yang dicapai pada suhu 40°C dengan % penambahan amonia sebesar 4%. Pada penelitian ini diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin besar konsentrasi amonia yang ditambahkan maka semakin sedikit klor yang tersisa dalam limbah.
Pengolahan Air Limbah Industri Pengolahan Rumput Laut Menggunakan Nano Adsorben Tersuspensi Henita Indah Sulistiyowati; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.272

Abstract

Pengolahan limbah pada suatu industri pengolahan rumput laut dilakukan secara fisik-biologi-kimia, dimana pengolahan secara kimia menggunakan proses adsorpsi dalam bentuk  granular karbon aktif. Namun dalam penggunaan granular karbon aktif dinilai kurang efektif karena membutuhkan lahan dan kolom adsorpsi yang cukup besar. Pada sisi lain, proses adsorpsi menggunakan nano adsorben memberikan efektifitas tinggi dalam menurunkan polutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nano karbon aktif terhadap penurunan COD, BOD, pH, dan kekeruhan pada air limbah industri pengolahan rumput laut. Percobaan dilakukan dalam keadaan tersuspensi dengan menggunakan nano adsorben karbon aktif berbentuk powder.  Variabel yang digunakan adalah konsentrasi nano karbon aktif sebesar 200 ppm; 600 ppm; dan 1000 ppm dengan lama adsorpsi yaitu 8 jam; 13 jam; dan 18 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nano karbon aktif 1000 ppm dengan lama adsorpsi 13 jam dapat menurunkan secara maksimal konsentrasi COD sebesar 36%, BOD sebesar 88% dan pH 6%, sedangkan kekeruhan sebesar 41% pada konsentrasi nano karbon aktif 200 ppm dengan lama adsorpsi 8 jam.
PENGARUH KONSENTRASI UMPAN TERHADAP PERSENTASE PENURUNAN KONSENTRASI BAHAN PENCEMAR AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIC FIXED FILM BIOFILTER (AF2B) Nur Alfiatuz Zahroh; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.118

Abstract

Limbah cair industri tepung tapioka berasal dari proses pencucian bahan baku serta pengendapan pati, dimana limbah cair ini masih banyak mengandung bahan-bahan organik yang cukup tinggi sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan perairan (sungai) yang berupa  bau busuk, warna hitam, dan kematian ikan dan menurunnya kualitas air sungai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi BOD umpan terhadap penurunan konsentrasi BOD, COD, dan TSS dalam air limbah industri tepung tapioka menggunakan proses anaerobic fixed film biofilter yang bekerja secara kontinyu. Media biofilter yang digunakan adalah media sarang tawon. Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah konsentrasi BOD umpan sebesar 813.089 mg/l, dan 2439.1056  mg/L serta waktu tinggal 2 hari. Parameter yang diuji dalam penelitian ini antara lain: BOD, COD, dan TSS.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi BOD umpan sebesar 813.089 mg/l terjadi penurunan maksimal konsentrasi BOD, COD dan TSS masing – masing sebesar 90%, 17%, dan 75%.
EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DI PPSDM MIGAS CEPU Vastu Kayhan Sang Paniklan; Septian Dicky Ardiansyah; Prayitno Prayitno; Rieza Mahendra Kusuma
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.311

Abstract

Salah satu IPAL yang berada di PPSDM Migas Cepu yaitu berupa unit American Petroleum Institue (API) dan Corrugated Plate Interceptor (CPI) merupakan alat pengolah limbah cair yang proses kerjanya yaitu pemisahan berdasarkan berat jenis. IPAL tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1897. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja dari unit API dan CPI, efektifitasnya dalam mengolah limbah cair yang berada di PPSDM Migas Cepu dengan cara mengguji parameter yaitu BOD, COD dan amonia pada air limbah di bagian influent dan effluent dari API dan CPI. Hasil penelitian pada outlet API 2 mengalami penurunan dan masih dalam ambang batas baku mutu yang ditetapkan dan penurunan setiap parameter Amonia 10%, BOD 30% dan COD 10%.
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN STARTER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS Dini A. F. Zakiyyah; Diana S. Hafsah; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 5, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.22

Abstract

Ketersediaan bahan bakar fosil saat ini semakin menipis, sedangkan kebutuhannya terus meningkat. Salah satu sumber energi alternatif yang potensial adalah biogas. Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Bahan organik yang digunakan berasal dari limbah cair tahu sedangkan bakteri anaerob berasal dari kotoran sapi. Limbah cair tahu dicampur dengan kotoran sapi yang memiliki variasi waktu pengambilan setelah keluar dari lubang keluaran sapi yaitu setelah 1 hari, 7 hari, dan 14 hari. Limbah cair tahu dan kotoran sapi difermentasi selama 25 hari dalam reaktor UASB dengan kapasitas 20 L. Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari pengaruh waktu pengambilan starter terhadap produksi biogas yang dihasilkan. Hasil biogas yang maksimal diperoleh dari kotoran sapi dengan waktu pengambilan 1 hari dengan volume yang dihasilkan yaitu sebesar 1057 ml.
PENGARUH LAJU ALIR AERASI DAN PENAMBAHAN HCL TERHADAP PENURUNAN KADAR KLOR Priskila O. Putri; Adias Faniansyah; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 5, No 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.39

Abstract

Pada industri pengolahan rumput laut, untuk memenuhi produk rumput laut yang bebas bakteri maka dalam proses perendaman digunakan kaporit, sehingga limbah yang dihasilkan mengandung klor dengan kadar tinggi yang apabila dibuang akan mencemari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar klordalam limbah cair industri pengolahan rumput laut melalui proses aerasi dan penambahan HCL. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu mula-mula air limbah diaerasi dengan variabel laju alir yang telah ditentukan yaitu 0 l/min, 1 l/min, 1,5 l/min, 2 l/min dan 2,5 l/min selama 20 menit kemudian air limbah diberi penambahan HCl sebesar 0 %, 1%, 2%, 3 % dan 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju alir aerasi dan penambahan % HCl dapat mempengaruhi penurunan klor dimana pada aerasi sebesar 2,5 l/min dan penambahan HCl 4% dapat menurunkan kadar klor aktif sebesar 99,4%.
PENENTUAN JUMLAH PANAS DAN AIR PENDINGIN PADA CONDENSOR DI PLTU TANJUNG AWAR – AWAR Nurindah Rahmadhani; Prayitno Prayitno
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 6, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.97

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar – Awar merupakan pembangkit listrik yang menghasilkan listrik sebesar 2x350 MW dengan menggunakan uap yang berasal dari boiler dan air laut sebagai umpannya. Uap yang dihasilkan digunakan sebagai penggerak turbin, dimana uap berasal dari air laut yang diolah menjadi air demin pada unit pengolahan air (water treatment unit) hingga memenuhi baku mutunya. Air demin dipompakan masuk kedalam boiler hingga menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Uap sisa penggerakan turbin mengalami penurunan tekanan dan temperatur dan masuk kedalam kondensor untuk terjadi kondensasi berubah fase dari uap menjadi cair. Alat perpindahan panas (kondensor) yang digunakan PLTU memiliki tipe Shell and Tube Heat Exchanger. Pada kondensor dialirkan air pendingin yang berasal dari air laut melalui area CWP. Kondisi kondensor pada PLTU menunjukkan bahwa jumlah air pendingin yang masuk harus lebih besar dari steam apabila berkurang berdampak pada daya listrik yang dihasilkan dan menyebabkan unit trip. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah panas yang diserap dan jumlah air pendingin yang digunakan pada kondensor di PLTU Tanjung Awar – Awar. Besarnya panas yang diserap dan air pendingin yang dibutuhkan kondensor ditentukan dengan metode perhitungan luas perpindahan panas dan berdasarkan data hasil pengukuran langsung dari besarnya suhu dan flowrate yang ada dibagian inlet dan outlet pada kondensor. Hasil perhitungan didapatkan panas maksimum yang diserap oleh kondensor sebesar 21.794.520 Kj/Jam, sedangkan air pendingin yang dibutuhkan sebanyak kebutuhan 869.124,754 Kg/Jam.