I Ketut Winantra
Universitas Hindu Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

RITUAL HINDU DALAM PERSPEKTIF KONTEMPORER I Gde Widya Suksma; I Gusti Ketut Widana; I Ketut Winantra
WIDYANATYA Vol 2 No 01 (2020): WIDYANATYA
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i01.628

Abstract

Secara konseptual pelaksanaan upacara yadnya yang dilaksanakan umat Hindu itu memang tampak ideal. Namun jika ditinjau secara kontekstual, aktivitasnya terlalu menitikberatkan kepada unsur ritual dibandingkan pemahaman Tattwa (filosofi) dan aktualisasi Susila atau prilaku sesuai kode etik. Realita di atas, antara lain disebabkan oleh pengaruh modernisasi di era globalisasi, yang secara simultan turut mendistorsi segala tatanan mapan yang di waktu lalu sudah berjalan secara ideal-konseptual, namun kini bergerak cepat dan cenderung berkembang ke arah situasional-kontekstual. Kondisi ini akhirnya menampakkan wujudnya, ketika umat Hindu melaksanakan kewajiban beragama (bhakti), tak dapat dihindari telah disusupi pengaruh gaya hidup kontemporer yang lebih mementingkan penampilan fisikal/personal dan sajian material, daripada peningkatan rohani guna mencapai kesadaran spiritual.
INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB/C) DI TABANAN MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 I Ketut Winantra; I Nengah Artawan
WIDYANATYA Vol 2 No 02 (2020): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i02.1044

Abstract

Di era Revolusi Industri 4.0., proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Hindu harus mengalami inovasi dan pengembangan metode pembelajaran. Tujuannya adalah memberikan siswa kemudaan dalam memahami berbagai materi dalam lingkup praktik-praktik keagamaan Hindu yang sesuai dengan tuntutan teknologi informasi, terutama bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB/C) bagi para Tuna Grahita dalam pembelajaran jarak jauh atau daring. Inovasi dalam pengembangan metode pembelajaran pendidikan Agama Hindu di SLB/C ini bertujuan agar sesuai dengan IQ yang dimiliki masing-masing siswa yang sudah didasarkan pada ketentuan yang ada. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dibagi menjadi tiga jenis yaitu: pembelajaran kelas, praktik pendidikan, serta pendidikan luar kelas. Hal ini tidaklah mudah, karena untuk SLB /C membutuhkan penanganan yang luar biasa terutama para dewan guru harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, inovasi dan pengembangan metode pembelajaran dilaksanakan melalui media informasi berupa rekaman audio dan visual dengan komputer, laptop atau android. Hali ini memudahkan para guru dan orang tua siswa dalam memberikan materi pembelajaran, sehingga terjadi perbaikan dalam metode pembelajaran pendidikan Agama Hindu pada Sekolah Luar Biasa (SLB/C) yang khusus untuk Tuna Grahita.
KONSELING BEHAVIORAL DAN PENGUATAN POSITIF DALAM MENINGKATKAN PRILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK Dewa Kadek Sudyana; I Kadek Satria; I Ketut Winantra
WIDYANATYA Vol 2 No 02 (2020): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i02.1049

Abstract

Siswa sebagai individu yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dituntut untuk berperilaku yang baik walaupun terdapat perbedaan dengan individu lainnya.Perilaku sosial Behavioristik menyatakan bahwa tingkah laku manusia dapat diubah atau dimanipulasi, dengan cara mengendalikan tingkah laku manusia, yaitu dengan mengontrol perangsang-perangsang yang ada di lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku sosialpun dapat dikembangkan dengan jalan memanipulasinya menggunakan konseling behavioral. Konseling behavioral menekankan pada penguatan perilaku positif. Melalui penerapan bimbingan konseling behavioral akan dapat dibentuk perilaku sosial yang lebih baik.
METODE OUTDOOR STUDY DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI PADA SISWA KELAS III DI SD NEGERI TULANGAMPIANG KECAMATAN DENPASAR UTARA, KOTA DENPASAR I Ketut Winantra; Ni Made Surawati; Ni Putu Yuni Diantari
WIDYANATYA Vol 3 No 1 (2021): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v3i1.1680

Abstract

Education is a process that is carried out consciously, systematically, planned, directed to develop the potential that students have in order to benefit themselves and their nation. Teachers have an important role in education, namely as facilitators and motivators who facilitate students in the learning process . Teachers must be able to choose appropriate learning methods in the teaching and learning process. Interests of learners would increase if the learning process fun and not saturated, with the implementation of the method of outdoor study learners will be invited directly to the field to observe and practice the be In relation to teaching materials , students are able to fully understand Hindu religious learning in everyday life . So that the results of this learning are very useful for students.
STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BERBASIS KEARIFAN LOKAL Dewa Kadek Sudyana; I Ketut Winantra
WIDYANATYA Vol 3 No 2 (2021): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v3i2.2119

Abstract

The learning process of Hinduism based on local culture and wisdom needs to be conveyed in the learning process as an effort to encourage students to study the Hindu Religious Education curriculum and increase students' insight and experience in accordance with the region and religious practices where they live through the integration of wisdom values. local. Hindu religious education in schools is a process of inculcating and teaching Hindu religious material and values ​​for Hindu students who are responsive to the local advantages of the area where they live, and have a self-identity that is based on the identity of the nation and state in facing national and international competition. global and build religious moderation. However, at this time the teaching of Hindu religious education presented by the Ministry of Education and Culture has not opened up space for local wisdom that is regional in nature. This is what causes Hindu religious education teachers to try to be able to make strategies and designs in Hindu religious education based on local wisdom. The method used to solve the problem is a qualitative method where the data collection and data presentation is done descriptively. The types and sources of data are primary and secondary data. Data collection is carried out using structured and in-depth interviews with purposive determination of respondents, observations are carried out continuously, and data analysis is carried out using triangulation techniques. The results of this study are the relationship between Hinduism and local wisdom, learning strategies for Hindu Religious Education based on local wisdom, learning design for Hindu religious education based on local wisdom, and obstacles in designing learning for Hindu Religious Education based on local wisdom.
MITOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENGUAT PRAKTEK RITUAL HINDU I Gusti Ketut Widana; I Ketut Winantra; Dewa Kadek Sudyana
WIDYANATYA Vol 4 No 1 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the reinforcing foundations in Hindu ritual practice is matters related to mythology (myth). The basis of this mythology is related to something 'occult' and even 'mystical' which is packaged in the form of a story or story, complete with all sanctions, precisely the risks that can occur and be experienced if you do not carry out as mandated. This mythological foundation then makes Hindus in carrying out their yadnya ritual obligations so obedient, submissive and sometimes even shrouded in fear. Fear not to do what is told in the myth. Because in the myth also equipped with various kinds of risks in the form of threats and even punishments that can occur, befall or be experienced by the people. This article will examine why mythology is the basis for strengthening every ritual practice of Hindus. ABSTRAK Salah satu landasan penguat dalam praktik ritual Hindu adalah hal-hal yang berhubungan dengan mitologi (mitos). Landasan mitologi ini berhubungan dengan sesuatu yang bersifat ‘gaib’ bahkan ‘mistis yang dikemas dalam bentuk cerita atau kisah, lengkap dengan segala sanksi, tepatnya risiko yang bisa terjadi dan dialami jika tidak melaksanakan sebagaimana sudah diamanatkan. Landasan mitologi ini kemudian menjadikan umat Hindu dalam melaksanakan kewajiban ritual yadnya begitu taat, tunduk bahkan adakalanya diselimuti rasa takut. Takut untuk tidak melaksanakan apa yang dicerita-kisahkan dalam mitos. Sebab di dalam mitos tersebut juga dilengkapi beraneka rupa risiko berupa ancaman bahkan hukuman yang bisa terjadi, menimpa atau dialami umat. Artikel ini hendak mengkaji mengapa mitologi menjadi landasan penguat dalam setiap praktik ritual umat Hindu.
Kepemimpinan Perempuan Hindu Bali Terhadap Dinamika Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Ni Made Indiani; Ida Ayu Ketut Surya Wahyuni; I Ketut Winantra; I Made Bagus Andi Purnomo; I Nyoman Putu Sutirta
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 6 No 3 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.358 KB) | DOI: 10.37329/jpah.v6i3.1637

Abstract

Many women in Indonesia have advanced in their education. Many also enter the public sphere and play a dual role. The inclusion of women in the public sphere is a portrait of the independence of Indonesian women. Although the public domestic dichotomy is still a long discussion, Balinese Hindu women have succeeded in making achievements in various sectors, including women who have additional duties as leaders in universities. The purpose of this study is to explore and analyze the leadership performed by Balinese Hindu women on the dynamics of Hindu Religious University (PTKH) in Denpasar. The discussion is carried out using phenomenological theory, which provides an interpretation or meaning of the subjective, phenomenological experiences of Balinese Hindu women leaders on the dynamics of PTKH as human resource development. This research was conducted with a qualitative design, using in-depth interview techniques and literature study. The conclusions obtained are: 1) the task is carried out by managing the time allocation between the domestic-public carefully, responsibly, and committed; 2) in problem solving, Hindu women's leadership style uses situational leadership style; 3) prioritizing a work culture based on kinship, proper communication, working smart, working sincerely, and based on regulations/procedures, so that they dare to appear in a healthy competition; 4) lifelong learning.
MODERNISASI DHARMA PEMACULAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU Ni Made Indiani; I Wayan Winaja; I Ketut Winantra
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 20 No 2 (2020): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v20i2.1018

Abstract

Modernisasi mengubah perilaku manusia serba cepat bahkan ada kecenderungan pragmatis. Ilmu pengetahuan modern menjanjikan kemudahan-kemudahan kepada manusia sehingga banyak masyarakat yang menginginkan serba cepat dan praktis. Hal ini juga berpengaruh terhadap pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada adanya pergeseran peradaban manusia. Pergeseran ini juga terjadi pada sektor pertanian, yang pada awalnya pertanian di Bali dikerjakan secara tradisional dan penuh kekerabatan (dharma pemaculan) sekarang sudah berpindah cara, yakni dengan revolusi hijau yang menawarkan hasil panen lebih banyak dan lebih cepat. Tulisan ini akan membahas satu hal yaitu implikasi bergesernya substansi Dharma Pemaculan terhadap sistem pendidikan keagamaan Hindu di Bali, dengan mempergunakan teori Dharma Pemaculan dan Teori Pendidikan Kritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat agraris khususnya yang berimplikasi terhadap pendidikan keagamaan Hindu yang berbasis pelestarian budaya lokal.
AJARAN UPEKSA MEMBENTUK KARAKTER SISWA PASCA PEMBELAJARAN DARING, KELAS V SD NEGERI 5 PENATIH KECAMATAN DENPASAR TIMUR T.A. 2021/2022 I Ketut Winantra; I Komang Dedi Diana; I Putu Sukanta
WIDYANATYA Vol 4 No 2 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The character building of the student now has been the main focus of schools, especially during the Covid-19 pandemic. The teaching of Catur Paramita, especially Upeksa, 'the teachings of morality or ethics in respecting others' may be the basis for this view. This study was conducted to determine the application of Upeksa's teaching, obstacles, and implications in building the student character during post-online learning for fifth grade at SD Negeri 5 Penatih, East Denpasar District, Academic Year 2021/2022. This research applied the qualitative method. Based on the analysis, the Upeksa's teachings are actualized through the teachings of Tri Hita Karana, three harmonious balance relationships, namely with God, with fellow human beings, and the the natural environment. The obstacles in the application of the Upeksa's teachings are (1) internal factors (a) differences in the intelligence of students, (b) interest in learning, and (c) talent. (II) External factors which include (a) family environment, (b) school environment, and (c) community environment. Meanwhile, the implication is the occurrence of changes in attitudes in students such as (a) sradha and bhakti attitudes, (b) discipline, (c) caring, (d) responsibility, and (e) politeness. ABSTRAK Pembentukan karakter siswa sekarang ini menjadi fokus utama sekolah, terlebih di masa Pandemi Covid-19. Ajaran Catur Paramita khususnya Upeksa ‘ajaran susila atau etika dalam sikap menghargai orang lain’ menjadi dasar pandangan menuju arah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penerapan ajaran Upeksa, kendala-kendala, dan implikasinya dalam membentuk karakter siswa selama pembelajaran pasca daring kelas V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2021/2022. Penelitian ini berbentuk metode kualitatif. Berdasarkan analisis, ajaran Upeksa diaktualisasikan melalui ajaran Tri Hita Karana, tiga hubungan keseimbangan yang harmonis yaitu dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan. Kendala dalam penerapan ajaran Upeksa adalah (1) faktor internal (a) perbedaan kecerdasan peserta didik, (b) minat belajar, dan (c) bakat. (II) Faktor eksternal yang meliputi (a) lingkungan keluarga, (b) lingkungan sekolah, dan (c) lingkungan masyarakat. Sedangkan, implikasinya adalah terjadinya perubahan sikap pada diri siswa seperti (a) sikap sradha dan bhakti, (b) kedisiplinan, (c) kepedulian, (d) tanggung jawab, serta (e) sikap sopan santun.
AKTIVITAS RITUAL SEBAGAI MEDIA MEMBANGUN RELASI SOSIOLOGIS i gusti ketut widana; i ketut winantra; I Putu Diantra; I Gde Widya Suksma; Ni Wayan Sadri
WIDYANATYA Vol 5 No 1 (2023): WIDYANATYA: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bagi umat Hindu pelaksanaan aktivitas ritual, tidak semata-mata dilandasi oleh konsep teologi, filosofi dan mitologi, tetapi didasari juga oleh dorongan psikologi dan sosiologi. Landasan teologi dan filosofi membuat umat Hindu begitu tunduk dan taat atas kuasa dan ajaran Tuhan. Landasan mitologi menjadikan umat Hindu merasa takut jika melanggar ketentuan Tuhan. Sedangkan landasan psikologi mendorong umat Hindu dapat merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan. Sementara itu melalui landasan sosiologi mengarahkan umat Hindu agar senantiasa membangun dan menjalin relasi sosial, oleh sebab tidak ada ritual apapun yang dapat dilaksanakan tanpa solidaritas sosial. Artikel ini hendak mengungkap bahwa terdapat hubungan erat antara aktivitas ritual dengan upaya membangun relasi sosial di tengah kehidupan masyarakat Hindu berbasis tradisional yang bersifat komunal dan kolegial. Kata kunci : ritual, media, sosial Abstract For Hindus, the implementation of ritual activities is not solely based on theological, philosophical and mythological concepts, but also based on psychological and sociological motivations. Theological and philosophical foundations make Hindus so submissive and obedient to God's power and teachings. The basis of mythology makes Hindus feel afraid if they violate God's provisions. While the psychological basis encourages Hindus to feel calm, peaceful and happy. Meanwhile, through a sociological basis directing Hindus to always build and establish social relations, because there is no ritual that can be carried out without social solidarity. This article wants to reveal that there is a close relationship between ritual activities and efforts to build social relations in the midst of communal and collegial Hindu community life. Keywords : Ritual, Media, sosial