Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL PELUKIS NUSA PENIDA ., I Komang Wikrama; ., Drs. I Ketut Supir, M.Hum; ., Drs. I Nyoman Sila,M.Hum
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.581 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i2.11454

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan biografi pelukis Nusa Penida, (2) mendeskripsikan konsep berkarya pelukis Nusa Penida, (3) mendeskripsikan tema dan gaya karya pelukis Nusa Penida. Sumber data berasal dari hasil observasi, wawancara langsung kepada pelukis Nusa Penida dan praktisi seni, dokumentasi, buku, katalog pameran dan koran. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah: 1) biografi pelukis Nusa Penida meliputi, I Made Sumerta, pelukis yang menetap di Nusa Penida, lahir di Nusa Penida, 28 September 1974, I Putu Sudiana, pelukis yang menetap di luar Nusa Penida, lahir di Nusa Penida, 30 Desember 1972, Michael John Apleton, pelukis yang menetap di Nusa Penida, lahir di Inggris, 19 Mei 1951. 2) konsep berkarya I Made Sumerta mengusung konsep Tri Hita Karana dan gerak tubuh manusia, I Putu Sudiana mengusung konsep spiritual alam Nusa Penida dan kehidupan sosial, Michael John Appleton mengusung konsep lingkungan alam. 3) tema dan gaya yang diusung oleh I Made Sumerta yaitu tema keagamaan dan tema lingkungan alam, dengan gaya ekspresif, surealis dan gabungan antara ekspresif dan abstraksi, I Putu Sudiana mengusung tema spiritual dan sosial budaya dengan gaya abstrak dan abstraksi, Michael John Appleton mengusung tema lingkungan alam dan potret, dengan gaya realis dan naturalis.Kata Kunci : Pelukis Nusa Penida, Biografi, Tema dan Gaya The purpose of this study is to (1) describe the biography of Nusa Penida artist, (2) describe the concept creations of Nusa Penida artist, (3) describe the theme and style the creations of Nusa Penida artists. The resources of data is taken from the result of observation, direct interview with the Nusa Penida’s artists and art practitioners, documentation, books, exhibitions catalog, and magazine. The finding results of this study is: 1) biography of Nusa Penida artist include, I Made Sumerta, painters in Nusa Penida, was born in Nusa Penida, on 28 September 1974, I Putu Sudiana, painter in beyond of Nusa Penida, was born in Nusa Penida on 30 December 1972, Michael John Appleton, painter in Nusa Penida which born in English 19 May 1951. 2) concept creations of I Made Sumerta carries concept of Tri Hita Karana and movement body of human, I Putu Sudiana carries concept of spiritual nature of Nusa Penida and social lifes, Michael John Appleton carries concept of nature environment. 3) theme and style the creations of I Made Sumerta carries theme of religious and theme of nature environment, with style expressive, surrealist and combination between expressive and abstract, I Putu Sudiana carry theme spiritual and social culture with style abstract and abstraction, Michael John Appleton carry theme nature environment and portrait with style realist and naturalist.keyword : Nusa Penida artist, biography, theme and style
ANALISIS GAMBAR EKSPRESI BEBAS SISWA SMALB B NEGERI SINGARAJA ., Abdullah; ., Dr. Drs. I Nyoman Sila, M.Hum.; ., I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.225 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i3.14979

Abstract

Permasalahan yang terjadi di SMALB B Negeri Singaraja adalah dalam proses pembelajaran, guru sangat jarang memberikan kebebasan siswa untuk menggambar, kebanyakan guru menentukan tema dalam proses pembelajaran menggambar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tema gambar ekspresi bebas siswa SMALB B Negeri Singaraja (2) makna gambar ekspresi bebas siswa SMALB B Negeri Singaraja. Subjek penelitaian adalah siswa kelas X-XII SMALB B Negeri Singaraja. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) tema gambar ekspresi bebas siswa SMALB B Negeri Singaraja, pemandangan gunung dan laut, lingkungan sekitar, alamku, gambar bentuk/alam benda, flora dan faun; (2) makna gambar siswa SMALB B Negeri Singaraja, diperoleh dari gambar karya siswa SMALB B Negeri Singaraja siswa cenderung hanya menyampaikan hal-hal atau sesuatu di sekitar mereka yang sering dilihat maupun dijumpai. Selain itu, beberapa gambar siswa yang mencoba memberikan makna pada gambarnya seperti rasa suka atau ketertarikan terhadap sesuatu, ajakan untuk menjaga lingkungan dan mengenalkan jati diri mereka kepada masyarakat. Kata Kunci : Analisis, Gambar ekspresi bebas Problems that occurred in SMALB B Negeri Singaraja is in the process of learning teachers very rarely give students the freedom to draw, most teachers determine the theme in the process of learning to draw. This study aims to describe (1) the free expression image theme made by student in SMALB B Negeri Singaraja, (2) the free expression image meaning made by student in SMALB B Negeri Singaraja. The subject of this study is students in grade X-XII of SMALB B Negeri Singaraja. Several methods, observation, interview, documentation, and literature documents were used in gaining the data. The result of the study shows that (1) The free expression image theme made by student in SMALB B Negeri Singaraja are: mountain and sea views, surrounding environment, nature, image of natural or object forms, flora and fauna; (2) It is found that the free expression image meaning made by student in SMALB B Negeri Singaraja are to express things that can be seen or met surround them. Besides, some of the images try to convince a sense of love or interest in something, invitation to protect the environment and introduce their identity to the community.keyword : Analysis, Image of free expression
KERAJINAN TUTUP BOTOL DI DESA GENTONG, TEGALLALANG, GIANYAR ., I Kadek Joni Dwi Pranata; ., Dr. Drs. I Nyoman Sila, M.Hum.; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.999 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i2.15253

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) alat dan bahan yang digunakan pada kerajinan tutup botol di Desa Gentong, Tegallalang, Gianyar (2) proses pembuatan kerajinan tutup botol di Desa Gentong, Tegallalang, Gianyar (3) jenis-jenis produk kerajinan tutup botol di Desa Gentong, Tegallalang Gianyar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan tutup botol. (a) alat: palu, mesin paku tembak, gergaji circular, sikat, kuas, dan meja pemipih. (b) bahan: tutup botol, lem, pernis (mowilex clear) dan, kayu/papan mdf (2) proses pembuatan: pemipihan tutup botol, memberikan lem kayu pada tutup botol yang sudah dipipihkan menempel tutup botol pada objek, membersihkan tutup botol yang sudah ditempel pada objek, dan terakhir pinising. (3) produk-produk yang dihasilkan, bentuk rumah-rumahan, bentuk nampan, bentuk cermin, bentuk gitar, bentuk kura-kura, bentuk ikan hiu, dan bentuk hurup. Kata Kunci : tutup botol, kerajinan . ABSTRACT This research aims to describe: (1) tools and materials used in bottle cap at Gentong Village, Tegallalang, Gianyar (2) bottle making process in Gentong Village, Tegallalang, Gianyar (3) in Gentong Village, Tegallalang Gianyar. Data collection in this research is done by technique (1) observation, (2) interview, (3) documentation. Data analysis used is qualitative descriptive analysis. The results of this study are: (1) tools and materials used in the manufacture of bottle caps. (a) tools: hammer, nail machine, circular saw, brush, brush, and flattening table. (b) material: bottle cap, glue, lacquer (mowilex clear) and wooden / mdf board (2) making process: bottle cap insertion, giving wood glue to flattened bottle caps sticking bottle caps on objects, already pasted on the object, and last pinising. (3) products produced, house form, tray shape, mirror shape, guitar form, turtle shape, shark shape, and letters shape. keyword : bottle cap, handicraft
POLA INTERAKSI SOSIAL PENGEMUDI TRANSPORTASI ONLINE GRAB DI KOTA SINGARAJA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA Pahlefi, Delfin Reza; Mudana, I Wayan; Sila, I Nyoman
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i2.28053

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini memiliki rumusan masalah (1) faktor apakah yang memengaruhi munculnya penggunaan fake gps dikalangan pengemudi Grab Singaraja? (2) bagaimana pola interaksi antara pengemudi Grab yang menggunakan aplikasi fake gps dengan yang tidak menggunakan aplikasi fake gps? (3) aspek-aspek apa sajakah dari interaksi sosial diantara pengemudi Grab Singaraja yang dapat dijadikan sumber belajar sosiologi kelas X di SMA?. Dengan tujuan untuk (1) mendeskripsikan faktor pengemudi Grab menggunakan aplikasi fake gps dan yang tidak menggunakan aplikasi fake gps, (2) mendeskripsikan pola interaksi antara pengemudi yang menggunakan aplikasi fake gps dan yang tidak menggunakan aplikasi fake gps, (3) mendeskripsikan bahwa kelompok dalam masyarakat bisa dijadikan sumber belajar sosiologi kelas X di SMA. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling (1) observasi, (2) wawancara in-dept interview, (3) studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) faktor munculnya penggunaan aplikasi fake gps di Kota Singaraja adalah untuk mempermudah dalam mendapat pelanggan akan kebutuhan pencapaian syarat insentif Grab, (2) pola interaksi pengemudi Grab yang menggunakan fake gps dan yang tidak mengunakan fake gps terbagi menjadi dua bentuk yaitu interaksi yang asosiatif dan disosiatif, (3) terdapat aspek-aspek sosiologis yang dapat dijadikan sumber belajar sosiologi di SMA yakni bentuk pola interaksi pengemudi transportasi online Grab yang asosiatif dan disosiatif. Penelitian ini berimplikasi kepada pengemudi transportasi online, terbentuknya pola interaksi dan pendidik mata pelajaran sosiologi.Kata kunci: Grab, fake gps, Pola Interaksi, penyimpangan, sumber belajar
KAJIAN ESTETIKA RAGAM HIAS TENUN SONGKET JINENGDALEM, BULELENG Sila, I Nyoman
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v2i1.1311

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang (1) komposisi penempatan ragam hias tenun songket desa Jinengdalem, Buleleng, (2) ritme/irama penataan ragam hias tenun songket desa Jinengdalem, Buleleng, (3) keharmonisan tata letak ragam hias tenun songket desa Jinengdalem, Buleleng, (4) keseimbangan penataan ragam hias tenun songket desa Jinengdalem, Buleleng, (5) variasi-varisai ragam hias yang dibuat oleh perajin pada kain tenun songket desa Jinengdalem, Buleleng. Penelitian ini menggunakan pendekatan estetika, dan etnografi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, fokus group, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kompisisi penempatan ragam hias objek utama, secara umum ditempatkan secara penuh pada bidang kain, (2) Irama penataan ragam hias ditampilkan melalui pengaturan bentuk motif hias seperti: besar, kecil, tinggi, rendah, panjang, pendek, dan juga dalam pengaturan warna yang berbeda-beda secara berulang-ulang. (3) Keharmonisan penempatan ragam hias tenun songket Jinengdalem, melalui motif-motif hias dan warna-warna yang ditampilkan secara keseluruhan dipandang dari nilai-nilai estetikanya sangat harmonis. Karena disini ada keselarasan dalam penempatan motif hias cukup terpadu, penyusunan warna pada beberapa motif hias dengan warna-warna yang komplementer dan tidak ada yang mengalami pertentangan-pertentangan. (4) Keseimbangan penempatan ragam hias pada tenun songket Jinengdalem terlihat pada keseimbangan simetris. Keseimbangan simetris merupakan pengaturan yang tidak banyak mengambil resiko, karena tidak akan menimbulkan kesan berat sebelah. (5) Penempatan ragam hias pada kain tenun songket dilakukan sesuai dengan motif hias yang dibuat. Karena masing-masing motif hias sudah ada polanya seperti misalnya motif hias tirta nadi, siapapun yang membuat motif hias tersebut polanya pasti sama sesuai pakem sebagai motif hias kain tenun songket Jinengdalem. Variasi yang dilakukan oleh perajin adalah pada pengaturan atau penempatan isian-isian dari motif tersebut. Variasi juga dilakukan pada penempatan objek-objeknya, dan juga pada penempatan hiasan pinggirnya pada kain.
Analisis Ikonografi Motif Subahnale Kain Songket Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah ., WAHYU AMALIA PUTRI; ., Dr. Drs. Hardiman, M.Si.; ., Dr. I Nyoman Sila, M.Hum.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.109 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v10i1.27479

Abstract

Analisis Ikonografi Motif Subahnale Kain Songket di Desa Sukarara, merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan: 1) Untuk mendeskripsikan praikonografi motif Subahnale kain songket Sukarara, kecamatan Jonggat kabupaten Lombok Tengah, 2) Untuk mendeskripsikan ikonografi motif Subahnale kain songket Sukarara, kecamatan Jonggat kabupaten Lombok Tengah, 3) Untuk mendeskripsikan interpretasi ikonologis motif Subahnale kain songket Sukarara, kecamatan Jonggat kabupaten Lombok Tengah. Data diperoleh melalui tahap observasi dan wawancara terhadap masyarakat, pemuka adat, budayawan, kepala desa, pemilik kerajinan, pengrajin, dan ahli bahasa Arab kemudian data diolah dengan model Miles dan Huberman (1984) yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. (1) Pada tahap pra-ikonografi dijelaskan asal dari kata Subahnale yakni Subhanallah yang artinya Maha Suci Allah. Merupakan kalimat tasbih yang diucapkan untuk memberikan puji-pujian kepada Allah subhanahu wa ta’la. (2) Tahap kedua yakni ikonografi, didapatkan arti dan makna motif Subahnale tidak hanya dari penamaan namun juga dari motif kain songket Subahnale yang pertama kali ditenun juga motif pengembangan lainnya. (3) Interpretasi ikonologis yakni tahap terakhir, didapatkan hasil analisis motif Subahnale dan motif pengembangannya berdasarkan filosofis dari apa yang terkandung ataupun yang terlihat. Motif Subahnale, secara keseluruhan menceritakan tentang bagaimana manusia menjalani hidup seharusnya.Kata Kunci : ikonografi, kain songket, Subahnale. An iconography analysis of Songket Fabric with Subahnale Pattern in Sukarara Village is a qualitative research which aimed to describe iconography analysis in three steps, such as pre-iconography analysis, iconography, and iconology interpretation step. The data in this research were collected through observation and interview toward society, a trusted person who in charge in custom and cultural stuff, cultural observer, headman of Sukarara Village, handicraft owners, craftsman, and Arabic expert. The data were processed by applying the model formulated by Miles and Hubarman (1984). There were three steps done in processing the data, namely data reduction, data display, and conclusion drawing. It was contained some result, such as (1) In the pre-iconography step, it was describe that the word of “Subahnale” refers to “Subhanallah” which means holy god Allah. It is a holy word said by Moeslems as a praise to Allah subhanahu wa ta’ala. (2) In the iconography as the second step, it was found that the meaning of Subahnale pattern did not only come from the naming but also from the pattern of the first Subahnale fabric and other development. (3) In the iconology interpretation as the last step, it was found the analysis result of Subahnale pattern and its development based on the philosophy of what is contained and seen. Generally, Subahnale pattern tells hown human should run their lives. keyword : Iconography, Songket Fabric, Subahnale.
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL DESA PEDAWA, BULELENG, BALI Kuncoro Adi, I Kadek Agus; Sila, I Nyoman; Sudita, I Ketut
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 10, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.14 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v10i3.35809

Abstract

Desa Pedawa merupakan salah satu Desa Bali Aga yang memiliki ciri khas rumah tradisional. Rumah tradisional Desa Pedawa didasari oleh kepercayaan masyarakatnya dengan wujud ruang-ruang sakral yang masih dipertahankan di tengah derasnya perubahan yang terjadi. Suatu upaya pelestarian perlu dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui bentuk serta fungsi dari jenis-jenis rumah tradisional Desa Pedawa. Peneliti menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan domain dan taksonomi untuk mendapatkan kesimpulan, sehingga hasil penelitian yang diperoleh yaitu Desa Pedawa memiliki tiga jenis bangunan rumah tradisional yang sangat khas dengan pola kehidupan masyarakatnya. Jenis rumah tradisional ini disebut dengan Rumah Adat Mesegali yang berbentuk kubus dengan 14 tiang pokok, kemudian Rumah Adat Bandung Rangki dengan 16 tiang pokok serta Rumah Adat Sri Dandan dengan 12 tiang pokok yang mana sama-sama berbentuk prisma segilima. Fungsi yang diwadahi diantaranya: fungsi istirahat, memasak dan membuat gula aren, wadah air, keagamaan, sosial, serta penyimpanan.
KERAJINAN COR KUNINGAN DI DESA CINDOGO, KABUPATEN BONDOWOSO Alfan Hisbullah .; Drs. I Nyoman Sila,M.Hum .; I Nyoman Rediasa, S.Sn., M.Si .
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 7 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i2.11409

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keberadaan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso, (3 proses pembuatan kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. (4) Jenis kerajinan yang dihasilkan dari kerajinan cor kuningan di Desa Cindogo, Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menujukkan (1) Keberadaan kerajinan cor kuningan yang merupakan kerajinan turun – temurun. Awal pembuatan kerajinan masih sangat sederhana dan pengerjaanya menggunakan alat tradisional. Pada tahun 1990 hingga sekarang perajin kuningan di Desa Cindogo Bondowoso mengalami kemajuan, alat yang digunakan sudah mengalami perubahan (modern), barang-barang yang dihasilkan semakin bervariasi.(2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan cor kuningan antara lain: cetakan, penjepit, pengasah, saringan, tungku api, palu, gerinda, kowi, blower, kikir, pahat kuningan, spidol, mesin las listrik, mesin poles, mesin bor tangan, kompresor, kuas lukis, blender, tang, gunting kuningan, ampelas, lem kuning, batu hijau, gelput dan bahan yang digunakan adalah logam kuningan, malan, tanah liat, pasir halus, cat minyak, arang halus, serbuk brown, thinner, dan clear. (3) proses pembuatan kerajinan kuningan meliputi pembentukan cetakan, pelapisan, pemopokan, penjemuran, pembakaran dan peleburan, pengecoran, perbaikan, pengikiran, pembuatan motif (sketsa), mengukir, pemolesan, pewarnaan, dan finisihing. (4) jenis kerajinan kuningan yang dihasilkan antara lain: (fungsional) cetakan kue, nampan, kinangan (tempat menyirih), pot bunga, lampu tidur. (non fungsional), miniature kereta kencana, guci jumbo, vas india, garuda pancasila, hiasan dinding kepala kuda, patung ayam jago, patung angsa, patung harimau, patung bebek, patung burung merak dan patung rusa. Kata Kunci : Kerajinan cor kuningan, jenis produk, fungsi. This study aims to describe (1) the presence of brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency, (2) tools and materials used in the manufacture of brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency, (3 processes of brass casting in Cindogo Village, Regency of Bondowoso (4) The type of craft produced from the brass casting in Cindogo Village, Bondowoso Regency This research is descriptive qualitative research The data collection technique used is observation, interview, documentation and bibliography. The results of this study indicate (1) The existence of brass casting craft which is a handicraft hereditary. Early crafting is still very simple and the pengerjaanya using traditional tools. In 1990 until now the brass craftsmen in Cindogo Bondowoso Village progressed, the tools used have undergone a change (modern), the goods produced more varied, (2) tools and materials used in the manufacture of brass casting crafts, among others: mold, Clamps, sharpener, strainer, fireplace, hammer, grinder, kowi, blower, miser, brass chisel, marker, electric welding machine, polishing machine, hand drill machine, compressor, paintbrush, blender, pliers, brass scissors, Yellow, green stone, gelput and materials used are brass metal, malan, clay, fine sand, oil paint, fine charcoal, brown powder, thinner, and clear. (3) the process of making brass handicrafts including mold formation, coating, pitting, drying, burning and smelting, casting, repairing, thinking, making motifs (sketches), carving, polishing, coloring, and finisihing. (4) types of brass handicrafts produced, among others: (functional) cookie cake, tray, kinangan (place menyirih), flower pots, sleeping lights. (Non functional), miniature carriage, jumbo jar, vase india, garuda pancasila, horse head wall decoration, statue of rooster, goose statue, tiger statue, duck statue, peacock sculpture and deer statue. keyword : Brass casting, product type, function.
PROFIL PELUKIS NUSA PENIDA I Komang Wikrama .; Drs. I Ketut Supir, M.Hum .; Drs. I Nyoman Sila,M.Hum .
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 7 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i2.11454

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan biografi pelukis Nusa Penida, (2) mendeskripsikan konsep berkarya pelukis Nusa Penida, (3) mendeskripsikan tema dan gaya karya pelukis Nusa Penida. Sumber data berasal dari hasil observasi, wawancara langsung kepada pelukis Nusa Penida dan praktisi seni, dokumentasi, buku, katalog pameran dan koran. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah: 1) biografi pelukis Nusa Penida meliputi, I Made Sumerta, pelukis yang menetap di Nusa Penida, lahir di Nusa Penida, 28 September 1974, I Putu Sudiana, pelukis yang menetap di luar Nusa Penida, lahir di Nusa Penida, 30 Desember 1972, Michael John Apleton, pelukis yang menetap di Nusa Penida, lahir di Inggris, 19 Mei 1951. 2) konsep berkarya I Made Sumerta mengusung konsep Tri Hita Karana dan gerak tubuh manusia, I Putu Sudiana mengusung konsep spiritual alam Nusa Penida dan kehidupan sosial, Michael John Appleton mengusung konsep lingkungan alam. 3) tema dan gaya yang diusung oleh I Made Sumerta yaitu tema keagamaan dan tema lingkungan alam, dengan gaya ekspresif, surealis dan gabungan antara ekspresif dan abstraksi, I Putu Sudiana mengusung tema spiritual dan sosial budaya dengan gaya abstrak dan abstraksi, Michael John Appleton mengusung tema lingkungan alam dan potret, dengan gaya realis dan naturalis.Kata Kunci : Pelukis Nusa Penida, Biografi, Tema dan Gaya The purpose of this study is to (1) describe the biography of Nusa Penida artist, (2) describe the concept creations of Nusa Penida artist, (3) describe the theme and style the creations of Nusa Penida artists. The resources of data is taken from the result of observation, direct interview with the Nusa Penida’s artists and art practitioners, documentation, books, exhibitions catalog, and magazine. The finding results of this study is: 1) biography of Nusa Penida artist include, I Made Sumerta, painters in Nusa Penida, was born in Nusa Penida, on 28 September 1974, I Putu Sudiana, painter in beyond of Nusa Penida, was born in Nusa Penida on 30 December 1972, Michael John Appleton, painter in Nusa Penida which born in English 19 May 1951. 2) concept creations of I Made Sumerta carries concept of Tri Hita Karana and movement body of human, I Putu Sudiana carries concept of spiritual nature of Nusa Penida and social lifes, Michael John Appleton carries concept of nature environment. 3) theme and style the creations of I Made Sumerta carries theme of religious and theme of nature environment, with style expressive, surrealist and combination between expressive and abstract, I Putu Sudiana carry theme spiritual and social culture with style abstract and abstraction, Michael John Appleton carry theme nature environment and portrait with style realist and naturalist.keyword : Nusa Penida artist, biography, theme and style
Dawang-Dawang Di Buleleng Harta Diwanda Kadek .; Dr. Drs. I Nyoman Sila, M.Hum. .; Drs. Gede Eka Harsana Koriawan, M.Erg. .
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 7 No. 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i3.12174

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk dawang-dawang di Buleleng, (2) fungsi dawang-dawang di Buleleng, (3) makna dawang-dawang di Buleleng. Sasaran penelitian ini adalah dawang-dawang yang ada di daerah Buleleng. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukaan dengan teknik (1) observasi,untuk mendapatkan data mengenai bentuk, fungsi,dan makna dawang-dawang (2) wawancara,untuk menggali lebih dalam informasi tentang bentuk, fungsi dan makna dawang-dawang (3) dokumentasi,untuk mendapatkan foto dawang-dawang yang ada di Buleleng (4) dan kepustakaan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan cara (1) analisis domain,untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bentuk dawang-dawang (2) dan analisis taksonomi, untuk mengurai lebih rinci mengenai bentuk dawang-dawang. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Bentuk dawang-dawang mengambil wujud dari manusia yang berpasangan yaitu laki-laki dan perempuan, yang dibuat dari bahan bambu dengan cara dianyam dan dibungkus dengan kertas dan kain. Pada bagian kepala diberi topeng sesuai dengan karakter wajah laki-laki dan perempuan. (2) Fungsi dawang-dawang pada upacara ngaben utama di Buleleng ada tiga, yaitu fungsi religius, fungsi sosial, dan fungsi estetika. Dimana fungsi religius dawang-dawang sebagai pelengkap sarana upacara ngaben dan juga sebagai penuntun jalan roh/atma menuju surga. Sebagai fungsi estetik dawang-dawang adalah sebagai media hiburan, dimana dawang-dawang memiliki unsur keindahan didalam segi seni yang dipertontonkan dalam upacara ngaben di Buleleng, fungsi sosial dari dawang-dawang yaitu sebagai media bersedekah bagi pihak penyelenggara upacara ngaben. (3) Makna dawang-dawang adalah sebagai simbol Rwa Binedha yaitu dua hal berbeda yang selalu berdampingan di dunia ini, serta makna Purusa dan Pradana yaitu simbol laki-laki dan perempuan. Kata Kunci : Dawang-dawang, bentuk, fungsi, makna This research aimed to describe (1) Dawang-dawang form of Buleleng, (2) The function of Dawang-dawang in Buleleng, (3) the meaning of Dawang-dawang in Buleleng. The research was Dawang-dawang in Buleleng. This research was qualitative description. The collecting data of this research was implemented by the technique (1) The observation was to obtain data of the form, the function, and the meaning of Dawang-dawang. (2) The interviewing was to explore more information about the form. (3) The documentation was to take a dawang-dawang’s photo of Buleleng (4) The reference/ the bibliographer. The collecting data was analyzed such as : (1) The domain analysis was to obtain general describing of the Dawang-dawang’s form (2) The Taksonomy analysis was to explain more details of The Dawang-dawang ‘s form. The result of research showed that (1) The form of Dawang-dawang took of the human’s being partner’s form with the boy and the girl were made from the bamboo’s plaiting and wrapped by paper and cloth. The part of head was the mask form . according to the character of boy’s face and the girl’s face. (2) the function of Dawang-dawang for the main of cremation ceremony of Buleleng such as ; the religious, social, and aesthetics’s function. Which the function of Dawang-Dawang’s religious as the material’s completing of the cremation ceremony. And also to guide the soul of the human’s being to the heaven. As the function of Dawang-dawang’s aesthetic was as entertainment’s media , which The dawang-dawang had the beauty of art that showed of the cremation ceremony in Buleleng regency, the social’s function of Dawang-dawang as media’s charity for the committee’s cremation ceremony. (3) the meaning of Dawang-dawang was as Rwa Binedha’s symbol ( two character of the different human’s being that always related in the world, and the meaning of Purusa and Pradana such as Boy and Girl’s symbol. keyword : Dawang-dawang , Form, Function, Meaning