Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Gambaran Histopatologi Kulit dan Insang Benih Ikan Lele (Clarias Sp.) yang Terinfeksi Saprolegnia Sp. dan yang Telah Diobati dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Andriana Kusuma Wardhani; Sudarno Sudarno; Rahayu Kusdarwati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 1 (2018): JAFH Vol. 7 No. 1 Februari 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.837 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i1.11227

Abstract

Ikan lele menjadi salah satu komoditi hasil perikanan yang memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Salah satu penyakit yang umumnya menyerang ikan lele adalah penyakit saprolegniasis yang disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp. Tumbuhan obat tradisional yang diketahui dapat bermanfaat dalam pengendalian berbagai agen penyebab penyakit ikan, salah satunya adalah daun sirih (Piper betle L.). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi insang dan kulit benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi oleh Saprolegnia sp. dan yang telah diobati dengan ekstrak daun sirih (Piper betle L). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan perlakuan pemberian ekstrak daun sirih dengan dosis 3,2 %. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya dan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada bulan Agustus 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi nekrosis pada bagian kulit benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Saprolegnia sp. Sedangkan pada perlakuan jaringan yang terinfeksi Saprolegnia sp. dan telah diobati dengan ekstrak daun sirih (Piper betle L) struktur jaringan kulit tetap pada kondisi normal karena Saprolegnia sp. tidak mampu menginfeksi jaringan kulit dan insang benih ikan lele (Clarias sp.). 
Aplikasi Sistem Imuno-Probiosirkulasi pada Tambak Udang pola Tradisional Di Desa Jenu, Kabupaten Jenu Sudarno Sudarno; Gunanti Mahasri; Rahayu Kusdarwati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 1 (2018): JAFH Vol. 7 No. 1 Februari 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.988 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i1.11239

Abstract

Udang galah (Penaeus monodon Fab) merupakan salah satu udang yang penting secara ekonomi, sampai tahun 1992 menjadi komoditi ekspor non migas yang paling penting dari sektor perikanan. Sejak akhir tahun 1993 sampai sekarang, tingkat kematian Penaeus monodon Fab relatif tinggi dan karena keadaan ini telah menyebabkan banyak tambak roboh sehingga produksi udang menurun secara dramatis dari tahun ke tahun. Kabupaten Jenu merupakan salah satu daerah Tuban yang memiliki potensi perikanan besar, terutama untuk kolam air pemecah gelombang, yang paling top sebagai kabupaten lainnya. Ada banyak kasus mati udang sampai sekarang. Tapi, agar 80% kolam pemecah air pecah dan tidak operasional. Tujuan dari kegiatan pelayanan masyarakat ini adalah menerapkan teknologi kultur udang Imuno-Probiokulasi dengan metode tradisional plus (SI-PBR), meningkatkan produksi udang di Kabupaten Jenu, Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi / konseling, perencanaan dan panduan penerapan teknologi SI-PBR dalam satu periode (tiga bulan). Hasil ini menunjukkan indikasi positif. Ada pengetahuan petani yang berhenti melalui sosialisasi, namun juga menerapkan teknologi budidaya udang. Ada juga yang menunjukkan bahwa model SI-PBR dapat menurunkan produksi udang dari 272,43 kg / ha menjadi 854,66 kg / ha, artinya meningkat 313%. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah model SI-PBR dapat meningkatkan produksi udang dan dapat diaplikasikan di daerah yang lebih luas di wilayah Tuban. 
PENGARUH PEMBERIAN V AKSIN WHOLE CELL Aeromonas hydrophilla DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN TOTAL LEUKOSIT IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) Linnya Prima Agustin; Rahayu Kusdarwati; Gunanti Mahasri
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.155 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11270

Abstract

Budidaya ikan gurami telah menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sentra budidaya ikan gurami tidak hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa. Salah satu kendala dalam budidaya ikan gurami adalah menurunnya jumlah produksi yang disebabkan oleh penyakit bakterial. Salah satu penyebab penyakit pada ikan gurami adalah bakteri A. hydrophila. Penyakit ini dapat menyebabkan wabah pada budidaya ikan air tawar dengan tingkat kematian yang tinggi berkisar 80-100% dalam kurun waktu 1-2 minggu. Pencegahan yang efektif terhadap penyakit tersebut adalah vaksinasi. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap suatu patogen tertentu, sehingga angka kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis vaksin whole cell A. hydrophilla terhadap kelulushidupan ikan gurami, total leukosit ikan gurami, dan dosis optimum vaksin. Metode penelitian mengunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan serta tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis vaksin A (Kontrol -), B (Kontrol +), C (105 sel/ml), D (106 sel/ml), E (107 sel/ml), dan F (108 sel/ml). Parameter utama yang diamati adalah kelulushidupan, total leukosit dan gejala klinis. Parameter pendukung adalah kualitas air pada media pemeliharaan. Perhitungan kelulushidupan dilakukan pada akhir penelitian. Perhitungan total leukosit dilakukan pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21. Pengamatan gejala klinis dilakukan setelah uji tantang selama satu minggu. Berdasarkan hasil penelitian, perbedaan dosis vaksin berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kelulushidupan dan total leukosit ikan. Kelulushidupan tertinggi diperoleh pada perlakuan D yaitu 54,17%. Total leukosit tertinggi diperoleh pada perlakuan D (20,43x103 sel/mm3). Perlakuan D dengan dosis vaksin 106 sel/ml memberikan hasil optimum pada kelulushidupan dan total leukosit ikan, meskipun total leukosit antara perlakuan D, E, dan F tidak berbeda nyata tetapi tingkat kelulushidupan ikan tertinggi pada perlakuan D. Gejala klinis ikan kontrol lebih nampak dibandingkan gejala klinis pada ikan yang telah divaksinasi. 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA BENIH IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus sp.) DARI KOLAM PENDEDERAN BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP) SITUBONDO, JAWA TIMUR Dahlia Dahlia; Hari Suprapto; Rahayu Kusdarwati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 2 (2017): JAFH Vol. 6 No. 2 Juni 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3530.501 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i2.11280

Abstract

Usaha budidaya ikan kerapu mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Perkembangan produksi ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.) menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi rata-rata dari tahun 2010-2014 sebesar 9,61%. Kendala yang sering dihadapi pada kegiatan budidaya ikan kerapu adalah terjadinya serangan bakteri, salah satunya bakteri patogen. Serangan bakteri patogen menimbulkan penurunan kualitas dan tingkat produksi pada usaha pembenihan maupun pendederan ikan kerapu, bahkan kematian serta kegagalan panen dapat terjadi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016. Penelitian dilakukan di laboratorium Kesehatan dan Lingkungan BPBAP Situbondo dan di Laboratorium Bakteri Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri pada benih ikan kerapu cantang di kolam pendederan BPBAP Situbondo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Data yang diperoleh dari penelitian isolasi dan identifikasi bakteri pada benih ikan kerapu cantang dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya bakteri pada benih ikan kerapu cantang dari kolam pendederan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur yaitu bakteri Vibrio alginolitycus, Vibrio harveyi dan Streptococcus iniae. Faktor terbesar yang mempengaruhi tertularnya bakteri pada benih ikan kerapu cantang antara lain adanya agen patogen dari pakan ikan rucah yang kualitasnya kurang bagus serta sifat kanibalisme ikan yang menyebabkan luka di permukaan tubuh ikan sehingga bakteri mudah masuk ke tubuh ikan dan menimbulkan infeksi. 
PENGARUH TEKNOLOGI AKUAPONIK DENGAN MEDIA TANAM SELADA (Lactuca sativa) YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BELUT (Monopterus albus) Pipin Tri Anjani; Rahayu Kusdarwati; Sudarno Sudarno
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 2 (2017): JAFH Vol. 6 No. 2 Juni 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.353 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i2.11281

Abstract

Teknologi akuaponik merupakan teknologi kombinasi akuakultur dan hidroponik yang bertujuan untuk memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung (Sibarani, 2013). Limbah yang dihasilkan oleh ikan seperti feses dan pakan, digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Kemudian air yang dialirkan dari media pemeliharaan dibersihkan olah tanaman sehingga dapat digunakan kembali oleh ikan (Wahap,2010). Menurut Rokocy (2010) interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan belut (Monopterus albus) dalam sistem akuaponik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2016 di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Percobaan terdiri dari empat perlakuan dan lima ulangan, tanpa media tanam sebagai kontrol ( P0), media tanam zeolit (P1), media tanam batu apung (P2) dan media tanam pecahan batu bata (P3). Hasil pengamatan yang didapatkan dari penggunaan teknologi akuaponik dengan media tanam selada terbaik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan belut yaitu media tanam zeolit. Pada pengamatan menunjukkan laju pertumbuhan spesifik dengan media tanam zeolit (1,19%/hari), kelulushidupan belut dengan media tanam zeolit (70%), Penambahan tinggi selada pada media tanam zeolit ( 11,39 cm), dan kandungan amonia terendah pada media tanam zeolit pada hari ke-28 (0,03 mg/L). 
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DENGAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KERAMBA JARING APUNG PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA Dandi Pradana; Rahayu Kusdarwati; Sudarno Sudarno
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 3 (2017): JAFH Vol. 6 No. 3 September 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.035 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i3.11289

Abstract

Aspergillus terreus adalah jamur yang menyebabkan penyakit aspergillosis. Ikan yang terinfeksi menunjukkan bercak putih abu-abu di atas tubuh. Perdarahan ulkus diamati pada insang dan kulit. Infeksi menyebabkan kematian ikan. Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan serangan jamur dapat membahayakan ikan, lingkungan dan manusia yang memakannya. Penggunaan tanaman obat merupakan cara yang aman untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan jamur serta ramah lingkungan. Salah satunya yaitu menggunakan ekstrak bawang putih (Allium sativum). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi minimum ekstrak bawang putih sebagai antijamur terhadap pertumbuhan Aspergillus terreus in vitro. Percobaan dilakukan di Balai Karantina Juanda Kelas I Surabaya pada bulan Juni - Juli 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi cakram kertas. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian dengan menggunakan ekstrak bawang putih konsentrasi 50% sampai 90% tidak menghasilkan zona bening di sekitar kertas, hal itu sama dengan kontrol negatif. Pada konsentrasi 100% tidak menunjukkan jamur tumbuh pada medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Ini sama dengan kontrol positif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa daun kemangi tidak menunjukkan aktivitas antijamur dalam menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus terreus. 
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PRESENTASI IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG TERINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila YANG DIPELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG DI BOZEM MORO KREMBANGAN, SURABAYA Yudha Teguh Prayogi; Rahayu Kusdarwati; Kismiyati Kismiyati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 2 (2016): JAFH Vol. 5 No. 2 Juni 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.842 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i2.11324

Abstract

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan perairan tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Meningkatnya permintaan pasar domestik serta peluang ekspor ke beberapa negara, berdampak pula pada semakin meningkatkan minat pengusaha dan pengembangan dari teknologi budidaya intensif pada ikan ini. Ketersediaan ikan lele dumbo masih belum mencukupi permintaan pasar, salah satu penyebabnya adalah tingginya mortalitas ikan lele dumbo yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Aeromonas hydrophila adalah bakteri penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) yang menyerang beberapa jenis ikan air tawar. Penyakit ini merupakan masalah serius pada usaha budidaya baik budidaya intensif maupun tradisional. Penyakit tersebut di Asia Tenggara, pertama kali terjadi di Jawa Barat pada tahun 1980 yang menyebabkan kematian sebanyak 82,2 ton ikan air tawar dalam sebulan, sementara di Jawa Tengah tahun 1984, sebanyak 1,6 ton ikan lele mati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi dan persentasi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo yang dibudidayakan di bozem Moro Krembangan, Surabaya, Jawa Timur. Metode Penelitian ini adalah metode survey. Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah identifikasi dan persentasi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo yang dibudidayakan di bozem Moro Krembangan, Surabaya, Jawa Timur. Sedangkan parameter penunjang dalam penelitian yang dilakukan yaitu nilai kualitas air yang meliputi pH, temperatur, ammonia dan Oksigen terlarut yang diukur selama kegiatan pengambilan sampel dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diambil dari 2 keramba, 19 ekor ikan positif terinfeksi Aeromonas hydrophila. Nilai persentasi Aeromonas hydrophila yang menginfeksi ikan lele dumbo di Moro Krembangan, Surabaya, Jawa Timur yaitu sebesar 95%. 
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR PANAS Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN TOTAL HEMOSIT UDANG VANAME SETELAH DIINFEKSI DENGAN Vibrio harveyi Ayu Puspitarani; Woro Hastuti Satyantini; Rahayu Kusdarwati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.088 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i3.11329

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi penting. Produksi udang vaname (Litopenaeus vannamei) mengalami kendala akibat adanya wabah penyakit. Salah satunya adalah akibat serangan bakteri Vibrio harveyi. Bakteri ini menyebabkan mortalitastinggi. Penanggulanganya umumnya menggunakan antibiotik namun berdampak pada munculnya resistensi bakteri dan residu pada udang. Aplikasi penggunaan bahan alami sebagai imunostimulan seperti Spirulina platensis dalam bentuk ekstrak air panas diketahui memiliki efek stimulator sehingga dapat meningkatkan respon imun pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). Respon imun ini diperlihatkan dengan meningkatnya jumlah total hemosit yang berpengaruh langsung dengan nilai kelangsungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian ekstrak air panas Spirulina platensis pada pakan terhadap total hemosit (Total Haemocyte Count) dan nilai kelangsungan hidup udang vaname setelah diuji tantang dengan bakteri Vibrio harveyi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (0 mg/kg, 200 mg/kg, 400 mg/kg, 600 mg/kg, dan 800 mg/kg) dan 4 kali ulangan. Udang vaname diberikan pakan dengan kandungan ekstrak air panas Spirulina platensis selama 14 hari kemudian pada hari ke-15 udang diuji tantang dengan cara diinjeksi dengan bakteri Vibrio harveyi dosis 106 CFU/ml pada bagian segmen abdominal. Pengamatan terhadap jumlah total hemosit (Total Haemocyte Count) yaitu pada hari ke-0, ke-14, ke-16 dan ke-26. Pengamatan terhadap nilai SR (Survival Rate) dilakukan selama sepuluh hari pasca udang diinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah total hemosit pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) akibat pemberian ekstrak air panas Spirulina platensis dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa pemberian ekstrak air panas Spirulina platensis). Pemberian ekstrak air panas Spirulina platensis juga efektif meningkatkan nilai kelangsungan hidup (Survival rate) udang vaname pasca infeksi dengan bakteri Vibrio harveyi dengan perlakuan terbaik pada dosis sebesar 800 mg/kg pakan. 
DNase and Gelatinase Activities Of β-Hemolysin Aeromonas hydrophila Isolated from Catfish (Clarias batrachus) Rahayu Kusdarwati; Muhamad Amin; Aldiansyah Budi Wardana
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10 No. 3 (2021): JAFH Vol. 10 No. 3 September 2021
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v10i3.25918

Abstract

Aeromonas hydrophila infection can cause mass mortality fish and result economic losses for farmers. These is bacterium secretes substances or compounds that support its virulence by producing toxins and extracellular proteins in the form of enzymes. This study aimed to determine the activity of β-hemolysin toxin, DNase enzyme and gelatinase enzyme of A. hydrophila isolated from catfish (Clarias batrachus) in Sidoarjo. This research was carried out in November 2020 in Dukuh Tengah Village, Buduran District, Wedoro Village, Waru District, Wadung Asri Village, Waru District and Keboan Sikep Village, Gedangan District. The sampling technique was carried out by researchers by following activities in the field and visiting correspondents directly in the catfish cultivator ponds, then the catfish samples were carried out by biochemical tests and toxin and enzyme activity tests to obtain the information and data needed. The results showed that A. hydrophila bacteria in catfish produced positive β-hemolysin toxin, DNase enzyme and gelatinase enzyme. The conclusion of the research was that 10 isolates of A. hydrophila bacteria isolated from catfish (Clarias batrachus) in Sidoarjo showed the activity of β hemolysin toxin, DNase enzyme and gelatinase enzyme.
The Discovery of Vibrio harveyi on Litopenaeus vannamei Infected White Feces Disease in Situbondo, East Java Sumini Sumini; Rahayu Kusdarwati
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 22, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.363 KB) | DOI: 10.22146/jfs.47791

Abstract

This research was conducted to discover Vibrio harveyi infected vannamei shrimp with White Feces Disease (WFD) in Situbondo, East Java Province. This research was conducted in November 2017 until September  2018. All Vibrio isolates from shrimp infected WFD were identified with biochemical tests, Analytical Profile Index/ API 20NE (BioMeriuex), and PCR with specific primers for V. harveyi. Additional parameters were the water quality, plankton brackishwater pond abundance, and antibiotic resistance test. Result showed that from 17 bacterial isolates identified, 10 isolates were V. harveyi (58.82%), three isolates were V. alginolyticus (17.65%), one V. fluvialis isolate (5.88%), one V. parahaemolyticus isolate (5.88%), and two non Vibrio isolates which were identified as Shewanella putrefaciens (11.76%). All isolates of V. harveyi also showed resistance activity on more than one antibiotic. Poor water quality had been identified as abnormal result of pH, alkalinity, salinity, ammonia levels and total organic matter level. Plankton abundance observation showed that Chloropyceae, Diatom, and Dinoflagellata dominated all sampled brackishwater ponds. This research concluded that V. harveyi were discovered on vannamei shrimp with poor water quality and plankton abundance in the pond samples.