Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT PADA IKAN LAYANG DELES (Decapterus macrosoma) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN Fahdi Putra Utama; Kismiyati .; Gunanti Mahasri; Putri Desi Wulansari
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 6, No 1 (2018): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.017 KB) | DOI: 10.36706/jari.v6i1.7151

Abstract

ABSTRACT                The High Interest of public to Marine fish, create more demand of Slander Scad (Decapterus macrosoma). Slander Scad is one commodity that has economic value and high nutritional content. The Slander Scad is obtained from the catch of fishermen in the Nusantara Fishery Port Brondong, Lamongan. Fish that caught from the wild is likely to get a disease caused by infection of the endoparasites.worm.           The parasites that infect Slander scad probably caused by environmental factors that could decrease immune system, causing the fish easily infected by endoparasites worm such as Anisakis. This parasite is zoonotic and can infect humans, therefore, to identify and prevalence for humans who consume fish can manage properly. The purpose of this study was to identify the species of endoparasite worms that infect Slander Scad (D. Macrosoma) in Nusantara Fishery Port of Brondong, Lamongan. The research method is using a survey method through sampling at locations directly. 75 samples of Slander Scad were examined. The main parameters observed in this study are to observe the species and the prevalence of endoparasitic worm that infected Slander scad. The result of the identification of endoparasite that infected Slander Scad were analyzed descriptively and presented in the form of figures and tables. The results showed the presence of the third-stage Anisakis simplex larvae that infect the Slander Scad in the liver, intestines, gonads, muscles in the abdominal side, in the Nusantara Fishery Port of Brondong Lamongan, East Java with a total prevalence of Anisakis simplex worm was 42.67%.                               Keywords: Slander Scad, Prevalence, Anisakis simplex, and zoonotic.
INFESTASI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN UKURAN BERBEDA PADA TAMBAK DENGAN DASAR BETON Gunanti Mahasri; Putri Desi Wulan Sari; Nafis Putra Laksana Cholil; Siti Hamidah
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 15, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.165 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.15.2.134-138

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui infestasi dan intensitas ektoparasit pada benih udang vaname dengan ukuran yang berbeda dan di pelihara pada tambak dengan dasar beton. Penelitian ini merupakan penelitian survey dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak pada lokasi dan waktu yang berbeda, jumlah sampel yang di ambil sebanyak 60 ekor benih dari masing – masing lokasi pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) infestasi dari ketiga ektoparasit pada kedua ukuran benih udang vaname yang berasal dari hatchery dan tambak penggelondongan. Intensitas ektoparasit tertinggi pada udang vaname berukuran Post Larva (PL40-50) adalah  Zoothamnium ekor yang masuk dalam kategori sangat parah. Sedangkan, intensitas ektoparasit Epistylis masuk dalam kategori sedang. Intensitas ektoparasit pada benih udang berukuran Post Larva (PL11-16) yaitu Zoothamnium dan Vorticella yang masuk dalam kategori sedang dan ektoparasit Epistylis yang masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan analisis perbedaan intensitas ektoparasit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada ektoparasit Zoothamnium dan Epistylis dari kedua ukuran benih udang vaname, hasil itu berdasarkan perhitungan nilai signifikan yaitu sebesar (p<0,05). Sedangkan pada ektoparasit Vorticella tidak terdapat perbedaan yang nyata dari kedua ukuran benih udang vaname, hasil tersebut berdasarkan perhitungan nilai signifikan (p>0,05). The study aimed to determine the infestation and intensity of ectoparasites on white shrimp of different sizes and maintained on concrete bases. This research is a survey research where sampling was carried out randomly at different locations and times, the number of samples taken as many as 60 shrimps from each sampling location. The results showed that there were significant differences (p <0.05) of the infestations of the three ectoparasites in both sizes of white shrimp from hatcheries and log farms. The highest intensity of ectoparasites in post larvae (PL40-50) sized white shrimp is Zoothamnium which in the very severe category. Meanwhile, the intensity of Epistylis ectoparasites in the moderate category. The intensity of ectoparasites in Post Larvae sized shrimp (PL11-16), namely Zoothamnium and Vorticella, were included in the moderate category and Epistylis ectoparasites were in the low category. Based on the analysis of differences in ectoparasitic intensity, it was shown that there were significant differences in the Zoothamnium and Epistylis ectoparasites from the two sizes of white shrimp, the results of which were based on the calculation of significant values of (p <0.05). Whereas in Vorticella ectoparasites there was no significant difference between the two sizes of white shrimp, the results were based on the calculation of significant values (p> 0.05).
Intensitas Cacing Ektoparasit Ikan Kerapu Tikus Cromileptes altivelis pada Karamba Jaring Apung di Perairan Situbondo Jawa Timur Gunanti Mahasri; Putri Desi Wulansari; Indah Hidayati Imani
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.565 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.5295

Abstract

 This study aims to determine the intensity of ectoparasite helminth of Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) in floating cage net’s sea Situbondo. This research is a survey research using descriptive analysis to complete data of ectoparasites helminth of humpback grouper in floating cage net’s Sea Situbondo. The humpback grouper use 8-10 cm and 13-20 cm in size taken from floating cage net’s in Situbondo Sea, East Java. The samples use 30 fishes for each size based on a reference from floating cagenet’s Situbondo, East Java. The results show that ectoparasite helmint which found at floating cage net’s sea Situbondo namely Zeylanicobdella and Neobenedenia. The value of the intensity and degree of infestation of a single infestation of Zeylanicobdella at floating cage net is 4.7 individual/fish (low). In a single infestation Neobenedenia in floating net cage is 2.5 individual/fish (low). In the infestation of a mixture of Zeylanicobdella and Neobenedenia in floating net cage are 9.5 individual/fish (average).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas cacing ektoparasit ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) pada karamba jaring apung di perairan laut Situbondo. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan analisis deskriptif untuk melengkapi data cacing ektoparasit ikan kerapu tikus pada karamba jaring apung (KJA). Ikan kerapu tikus yang digunakan adalah ukuran 8-10 cm dan 13-20 cm yang diambil dari KJA di perairan laut Situbondo. Sampel yang digunakan yaitu masing-masing 30 ekor untuk tiap ukuran dengan berdasar acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan cacing ektoparasit pada KJA di perairan laut Situbondo yaitu Zeylanicobdella dan Neobenedenia. Nilai intensitas dan derajat infestasi dari infestasi tunggal Zeylanicobdella pada ikan kerapu di Karamba Jaring Apung (KJA) adalah 4,7 individu/ekor(ringan). Pada infestasi tunggal Neobenedenia di KJA adalah 2,5 individu/ekor yang termasuk dalam infestasi ringan. Sedangkan pada infestasi campuran Zeylanicobdella dan Neobenedenia yang ditemukan adalah 9,5 individu/ekor yang termasuk dalam infestasi sedang. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pencegahan penyakit helminth pada budidaya  ikan kerapu. 
The Spawning of Koi (Cyprinus carpio) using Semi-Artificial Method: The Observation of Fecundity, Fertilization Rate and Hatching Rate Akbar Maulana Al Ishaqi; Putri Desi Wulan Sari
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v9i2.6862

Abstract

Semi-artificial spawning is spawning which is done by providing hormonal stimulation to the boordstock, but the process of ovulation occurs naturally. This study aims to determine the fecundity, Fertilization Rate (FR), and Hatching Rate (HR) in koi fish spawned by the semi-artificial spawning method. Spawning was done by injecting ovaprim dose 0.5 ml / kg broodstock weight. Spawning was done three times for the three type of Koi broodstock. Spawning I for the broodstock of Platinum (1.2 kg), spawning II for the broodstock of Shiro (2.4 kg), and spawning III for the broodstock of Sanke (2.2 kg). Fecundity obtained from spawning I to III were 100.000, 250.000 and 300.000, respectively. The fertilization Rate (FR) obtained from spawning I to III were 78%, 83%, and 71%, respectively. Hatching Rate (HR) obtained from spawning I to III were 42%, 67%, and 61%, respectively
TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA TAMBAK PENDAMPINGAN PT CENTRAL PROTEINA PRIMA Tbk DI DESA RANDUTATAH, KECAMATAN PAITON, PROBOLINGGO, JAWA TIMUR Muhammad Ghufron; Mirni Lamid; Putri Desi Wulan Sari; Hari Suprapto
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.818 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i2.11251

Abstract

Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produktivitas dari komoditas ini dapat mencapai lebih dari 13.600 kg/ha dengan permintaan yang selalu meningkat di kalangan masyarakat. Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai teknik pembesaran udang vaname. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di tambak pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk pada tanggal 20 Januari sampai 21 Februari 2017. Lokasi tambak tersebut yaitu di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Metode kerja yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode tersebut meliputi wawancara, pengamatan, dan partisipasi aktif selama proses kegiatan pembesaran udang vaname. Data yang terkumpul terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa pertumbuhan udang vaname, kualitas air, serta pemberian pakan selama proses budidaya. Sedangkan data sekunder berupa hasil studi data literatur mengenai teknis pembesaran udang vaname. Selain itu, data sekunder juga bisa diambil berdasarkan dokumen pendukung mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi, sarana dan prasarana budidaya. Kegiatan pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran.
MANAJEMEN PEMBENIHAN LELE MUTIARA (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK DI UNIT PELAYANAN TEKNIS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA (UPT PTPB) KEPANJEN, MALANG, JAWA TIMUR Regita Ardyanti; Daruti Dinda Nindarwi; Luthfiana Aprilianita Sari; Putri Desi Wulan Sari
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.068 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i2.11254

Abstract

Lele (Clarias sp.) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Ikan lele MUTIARA adalah strain baru ikan lele Afrika Clarias gariepinus Burchell, 1822 unggul hasil pemuliaan Badan Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi yang telah dinyatakan lulus pada Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas pada tanggal 27 Oktober 2014, dengan nama ikan lele MUTIARA (Mutu Tinggi Tiada Tara). Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 18 Januari - 12 Februari 2016. Praktek Kerja Lapang ini adalah metode partisipasi aktif dengan mengikuti secara langsung kegiatan yang dilakukan dilapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan partisipasi aktif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa manajemen pembenihan ikan lele mutiara dengan aplikasi probiotik dilakukan dengan pemijahan alami meliputi: persiapan kolam, seleksi induk, pemijahan, fase penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih, pemberian pakan, pengendalian hama penyakit dan pembuatan pakan fermentasi. Manajemen Pembenihan Lele Mutiara (Clarias sp.)dilakukan secara alami dengan perbandingan induk jantan dan betina adalah 1 : 1. Jumlah telur yang dihasilkan adalah 71.648 butir, telur yang terbuahi adalah 47.376 butir dan telur yang berhasil menetas adalah 37.310 butir sehingga didapatkan Hatching Rate (HR) sebesar 78,7%. Kelangsungan hidup larva ikan gurami awal pemeliharaan larva berjumlah 37.310 ekor dan jumlah akhir pemeliharaan larva berjumlah 35.000 ekor sehingga didapatkan Survival Rate (SR) sebesar 93,80%.
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING ENDOPARASIT PADA IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN Ferry Dwi Firmansyah Liananda; Kismiyati Kismiyati; Gunanti Mahasri; Putri Desi Wulan Sari
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 3 (2017): JAFH Vol. 6 No. 3 September 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.591 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i3.11288

Abstract

Ikan swanggi (Priacanthus macracanthus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki kandungan protein sebesar 83,4%. Harga Ikan swanggi (P. macracanthus) mencapai Rp.9.000/kg merupakan ikan yang memiliki permintaan pasar tinggi. Ikan swanggi (P. macracanthus) yang dikonsumsi oleh masyarakat masih berasal dari tangkapan alam, dimana kualitas airnya tidak terkontrol sehingga ikan mudah terserang parasit. Penyakit yang menyerang Ikan swanggi (P. macracanthus) kemungkinan disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan yang kurang baik sehingga menurunkan daya tahan tubuh, menyebabkan ikan mudah terinfeksi oleh cacing endoparasit seperti Anisakis simplex. Cacing ini bersifat zoonosis dan dapat menginfeksi manusia, oleh karena itu dilakukan identifikasi dan prevalensi cacing endoparasit pada ikan swanggi (P. macracanthus). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk identifikasi dan mengetahui prevalensi spesies cacing endoparasit apa saja yang menginfeksi ikan swanggi (P. macracanthus) dari hasil tangkapan nelayan. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pengambilan sampel pada lokasi secara langsung. Lokasi pengambilan sampel ikan ditentukan dengan cara sengaja atau dengan metode purposive sampling (Silalahi, 2003). Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling) terhadap ikan swanggi (P. macracanthus) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Lamongan. Hasil penelitian ditemukan Cacing A. simplex pada organ otot dinding dalam abdomen, lambung, ginjal, hati, usus, dan gonad ikan swanggi (P. macracanthus). Faktor yang mempengaruhi ditemukannya Larva stadium tiga A. simplex ialah makanan dari ikan swanggi (P. macracanthus). Umumnya ikan swanggi (P. macracanthus) yang merupakan ikan karnivora memakan invertebrata (copepods atau crustacea) yang mengandung Larva stadium dua Anisakis simplex, cacing ini bersifat zoonosis. Total prevalensi cacing A. simplex yang ditemukan pada ikan swanggi (P. macracanthus) adalah 90 ekor ikan (74,99%).dan termasuk dalam kategori usually. 
PATOGENESIS Gyrodactylus : PENENTUAN DERAJAT INFESTASI, PENGAMATAN GEJALA KLINIS DAN PATOLOGI INSANG IKAN MAS (Cyprinus carpio) Putri Desi Wulan Sari; Gunanti Mahasri; Koesnoto Koesnoto
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 9 No. 1 (2020): JAFH Vol. 9 no. 1 February 2020
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.901 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v9i1.16215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patogenesis infestasi Gyrodactylus yang menginfestasi insang ikan mas (Cyprinus carpio). Patogenesis diamati berdasarkan tingkat derajat infestasi, pengamatan gejala klinis dan patologi insang ikan mas (Cyprinus carpio). Sebanyak 1.440 ekor ikan mas terinfestasi Gyrodactylus diambil dan diamati gejala klinis, penentuan derajat infestasi serta dilakukan pengamatan patologi anatomi dan histopatologi insang. Hasil pengamatan sampel menunjukkan pada tingkat infestasi ringan dan berat, kerusakan yang ditimbulkan antara lain hiperplasia, hipertropi dan hemoragi. Sedangkan ikan mas normal menunjukkan gambaran histopatologi insang yang normal.
Review Artikel : Persebaran Famili Anisakidae yang Menginfeksi Ikan Laut di Indonesia Putri Desi Wulan Sari; Sri Subekti; Yarin Dwi Monica
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 3 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.515 KB) | DOI: 10.22236/j.bes/536358

Abstract

Background: Family of Anisakidae is one of the zoonotic helminth parasitics. The distribution of the family Anisakidae is extensive. It needs to be known because the diversity of parasites can provide information about the distribution area and impact of the parasites of the family Anisakidae in Indonesia. This review article summarises the distribution of parasites from the family Anisakidae that infects marine fish and the factors that influence Indonesia. Methods: This research is qualitative research through literature study as the main object. The data from the literature study results are presented in tables and figures then explained descriptively. Results: The distribution of Anisakidae in Indonesia is found in four genera, namely the genus Anisakis, Pseudoterranova, Terranova and Contracaecum, which are mostly found from the carnivorous marine fish of the family Balistidae, Carangidae, Epinephelidae, Lutjanidae, Priacanthidae, and Scombridae Conclusions: Four genera of endoparasitic worms from the Anisakidae family were reported to infect Indonesian marine fish, including Anisakis, Pseudoterranova, Terranova and Contracaecum. Temperature, salinity, hosts' presence, and anthropogenic factors are biotic and abiotic factors that can affect the distribution of Anisakidae. The information on this literature study results is hoped to be used as the basis for developing research in fish parasitology in particular and increasing public awareness of fish processing in general.
Zero Waste Concept Of Strengthening And Food Safety Results Of Libuo Community Fisheries Residents Of Dungingi District Gorontalo City Sri Subekti; Wahju Tjahjaningsih; Dwi Yuli Pujiastuti; Putri Desi Wulan Sari
Kontribusia : Research Dissemination for Community Development Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : OJS Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.971 KB) | DOI: 10.30587/kontribusia.v3i1.1088

Abstract

The potential of fishery resources in Gorontalo is quite abundant because of its strategic geographical position bordering Tomini bay. Gorontalo, especially in the Dungingi District, is one of the regions with promising potential fisheries resources where fishery application activities are not only focused on fish cultivation but also processing fishery products. However, people's understanding of fish processing that can only be obtained from their meat makes the community's income in the Libuo Village, Dungingi District Gorontalo City tend to be unstable. The Libuo community as fishery product processing actors need to be given an understanding of the potential and diversification of fishery products that can be produced from by-products that can be obtained from bones, scales, stomach contents, heads, and fish skins so that the application of zero waste can be implemented. Also, as an effort to increase public understanding related to the shelf life of fishery products which tends to be fast, the use of carrageenan as an alternative to edible coatings needs to be introduced to the community as a form of food safety of fishery products. Thus the benefits will be gained from increasing the added value of fisheries and a better level of food safety.