Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Program Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa di SD Patemon 01 dan SD Sekaran 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Joko Sukoyo; Widodo Widodo
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.216 KB) | DOI: 10.30653/002.201721.14

Abstract

Learning Javanese language has been starting on since a long time, but still there are some problems found in the field. Problems when learning Javanese language that occur in SD Patemon 01 and SD Sekaran 01, District Gunungpati, Semarang are (1) low capacity of the teachers in creating computer-based learning media, (2) lack of language skills of the teachers in using Javanese language variety of manners, and (3) frequent occurrence of errors in the assessment of learning Javanese language. In connection with these conditions, devotee team tried to be facilitators to the problems faced by teachers in SD Patemon 01 and SD Sekaran 01 by conducting science and technology activities for the Community (IbM). IbM program implementation used workshop model with a variety of methods, such as lecturing, demonstrations, direct practice, frequently asked questions and assignments. The results of this IbM program are capacity building of teachers in making computers-based learning media for Javanese language, improving the competence of teachers in terms of manners of Javanese language skills, and increaseing understanding of Javanese language learning assessment. The increase was indicated from abilities’ score of the teachers before and after the IbM program. The ability of teachers in terms of making computer-based instructional media increased significantly, ie 16.9%. Competence of teachers in terms of unggah-ungguh based on Javanese language, especially in speaking skills manners increased 6.3%. The ability of teachers in terms of understanding of the Java language learning assessment increased 9.7%.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI PERANCANGAN EVALUASI BERBASIS ONLINE Saringatun Mudrikah; Kusmuriyanto Kusmuriyanto; Widodo Widodo
Abdimas Siliwangi Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v5i2.9708

Abstract

Musibah terjadi di awal tahun 2020, dimana seluruh dunia termasuk Indonesia terkena pandemi Covid-19 dan hal ini berdampak pada seluruh sektor termasuk pendidikan. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka, secara cepat berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring. Pembelajaran daring yang dilakukan secara cepat ini menjadi kendala bagi guru-guru yang tergabung dalam MGMP Ekonomi di Kabupaten Kebumen, terutama dalam merancang evaluasi pelaksanaan pembelajaran berbasis online. Pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan kepada guru-guru yang tergabung dalam MGMP Ekonomi SMA Kabupaten Kebumen adalah dengan pemanfaatan online assesment tools, sehingga harapannya para guru tersebut dapat memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam merancang media evaluasi pembelajaran berbasis online yang mudah dan inovatif, yang pada akhirnya dapat berdampak dalam kelancaran proses pelaksanaan pembelajaran. Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: (1) melakukan koordinasi dengan Ketua MGMP Ekonomi, (2) melakukan koordinasi seluruh tim pengabdian kepada masyarakat, (3) melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru yang tergabung dalam MGMP Ekonomi, (5) melakukan evaluasi kegiatan pengabdian. 
Serat Baron Sakendher dalam Pusaran Naskah Babad: Negosiasi Kultural Penguasa Jawa Pascaperang Diponegoro 1830 Widodo Widodo; Titik Pudjiastuti; Priscila Fitriasih Limbong; Sudibyo Sudibyo
Manuskripta Vol 12 No 2 (2022): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33656/manuskripta.v12i2.214

Abstract

This article discusses historical construction of Baron Sakendher manuscripts in the collection of Yogayakarta Sonobudoyo Museum. Serat Baron Sakendher (SBS) was written in the main frame of Babad Tanah Jawi. Various stories frame SBS distinctively based on each manuscript. This study proposes to explain the position of SBS in the Javanese authority domain under the Colonial—which was increasingly entrenched. The study used historical philological research methods, namely by selecting manuscripts and tracing their historical backgrounds to discuss the contents. The results point out that there are six manuscripts containing SBS stories. Four are included in the big frame of Babad Tanah Jawi, one is in Babad Selahardi, and one is in Pakem Ringgit. None of the six was written as a single stand; they were always integrated with the monumental Javanese genealogical story and believed by the Javanese people. As a means of cultural arrangement, stories in SBS are incorporated in the midst of Javanese legendary figures or rulers with different secondary stories. Conquest and cultural approach through genealogy pedigree are crucial in babad (chronicle stories). --- Artikel ini membahas konstruksi historis naskah-naskah Baron Sakendher koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Naskah SBS ditulis dalam bingkai utama yakni naskah Babad Tanah Jawi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan posisi naskah SBS dalam lingkaran kekuasaan Jawa di bawah bayang-bayang Kolonial yang semakin kuat mengakar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan metode penelitian filologi historis, yaitu pemilihan naskah, kemudian penelusuran latar belakang sejarah naskah untuk membahas isi teks. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam naskah yang memuat cerita SBS. Empat naskah masuk dalam bingkai besar Babad Tanah Jawi satu naskah Babad Selahardi dan satu naskah masuk dalam bingkai Pakem Ringgit. Kelima naskah tidak ada yang ditulis berdiri tunggal tetapi, selalu menyatu dengan cerita genealogi Jawa yang monumental dan dipercaya kebenarannya oleh masyarakat Jawa. Sebagai sarana penataan kultural, cerita SBS dimasukan dalam lingkaran tokoh legenda penguasa Jawa dengan cerita penyerta yang berbeda-beda. Penaklukan dan pendekatan kultural melalui silsilah genealogi menjadi penting dalam cerita babad.
Strategi Kemasan Tari Lembu Tanon Berbasis Kearifan Lokal di Dusun Tanon Harist Harjanti Wijaya Mulia Catur Tunggal; Widodo Widodo; Malarsih Malarsih
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 3 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i3.1357

Abstract

The lembu tanon dance is a dance that represents the local wisdom values ​​of the people of Dusun Tanon. The purpose of this research is to analyze the value of the wisdom of the local community of Dusun Tanon which is represented in the lembu tanon dance performance. The method used is qualitative with an interdisciplinary approach. The results of the study show that the lembu tanon dance is a representation of the activities of the Tanon Hamlet community. This can be seen from the pattern of the lembu tanon dance performance, in the lembu tanon dance there are also local wisdom values ​​such as politeness, mutual cooperation and greeting. The implications of the research with the lembu tanon dance can be used as a dance that characterizes Dusun Tanon and used as a tour package.
Penata Layanan Musik Gereja sebagai Bentuk Tata Kelola Pendidikan Seni dalam Masyarakat Agus Budi Handoko; Wadiyo Wadiyo; Widodo Widodo; Suharto Suharto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gereja sebagai bagian dari organisasi keagamaan dalam masyarakat agar bisa berjalan dengan baik tentu juga berhubungan dengan kegiatan tata kelola, yaitu usaha kegiatan untuk menata dan mengelola gereja sehingga bisa menjadi organisasi yang lebih teratur dan lebih baik, dan tujuan gereja bisa tercapai dengan lebih efektif.  Sayangnya penatalayanan di gereja belum bisa menyentuh merata ke semua bagian secara maksimal, biasanya yang menjadi perhatian tentang tata kelola organisasi secara umum, sedangkan penatalayanan di bidang musik gereja masih kurang dan belum seimbang. Penatalayanan musik gereja dilakukan sebatas jika sudah ada alat musik dan pemain dianggap sudah cukup, tanpa perlu memikirkan pengembangan dan pendidikan musik gereja. Penelitian ini berusaha mengumpulkan, mengolah dan kemudian manganisis data terkait: konsep penatalayanan musik gereja, pentingnya pelayanan musik gereja, bentuk penatalayanan musik gereja sebagai bagian dari pendidikan musik gereja. Metode penelitian  dalam  artikel  ini adalah  penelitian  studi  pustaka  dengan pendekatan  kualitatif  deskriptif. Musik liturgi sebagai bagian untuk menunjang atau melayani liturgi  senantiasa diperlukan keberadaannya, sehingga penggunaan musik dalam liturgi perlu dikelola atau ditata dengan baik untuk menunjang keberhasilan ibadah. Pendidikan seni musik gereja tidak hanya mencakup masalah keterampilan bermusik atau bernyanyi semata, tetapi juga menyangkut tentang spiritualitas dan karakter dari para musisi dan pemuji yang melayani, dengan kata lain bahwa kualitas rohani para pemuji juga menjadi sasaran utama dalam pendidikan musik yang dilaksanakan. 
Keberadaan Musik Gendang Gong di Riau dalam Peristiwa Adat dan Pertunjukan Seni Hukmi Hukmi; Muhammad Jazuli; Wadiyo Wadiyo; Widodo Widodo
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik Gendang Gong di Riau merupakan bentuk budaya musik masyarakat Melayu Riau beradat Keperpatihan. Selama ini musik Melayu yang beradat Ketemenggungan lebih dikenal, sehingga juga Gendang Gong mengalami kemunduran. Saat ini ada usaha untuk melestarikannya baik secara adat maupun bentuk pertunjukan kesenian di luar adat. Satu sisi pelakunya masih banyak kaum tua, walaupun di Kampar anak muda berusaha melestarikannya. Tujuan penulisan ini lebih dimaksud untuk melihat keberadaan musik Gendang Gong di Riau, baik dalam acara adat maupun helat seni di luar adat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan etnometodologis. Tentunya penelitian ini bermanfaat sebagai infromasi bagi khalayak mengenai musik Gendang Gong sebagai musik Melayu Riau khususnya terkait dengan budaya Melayu beradat Keperpatihan. Diketahui Musik ini memiliki fungsi secara sosial yakni fungsi untuk iringan pencak silat dan fungsi penyambutan tamu. Terkait helat seni yang menampilkan Gendang Gong sangat terkait dengan fungsi sebagai sarana kelangsungan dan stabilitas budaya, dan keseluruhan penghadiran Gendang Gong dapat berfungsi sebagai hiburan.
Reflection of Creative Values and Attitudes in The Surosowan Drum Corps Banten Dandi Adhi Septian; Syahrul Syah Sinaga; Widodo Widodo
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 4 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i4.1507

Abstract

Character development is the main and crucial thing in the implementation of the formation of every culture and habit that is carried out in a group and environment seeing the activities of adolescents that need to be directed so as not to lead to negative actions. The purpose of this research is to provide an understanding of character values in the development of musical activities as a guideline that supports the development of the creative process in a group or individual. This research is supported by the qualitative method and uses a psychological approach as an analysis of the creativity of students. The findings in this study are about the values contained in Surosowan Drum Corps Banten as a support for the creativity of members and the community, as well as a reflection of that value which is poured through creative attitudes and behaviors.
PELATIHAN TEKNIK CEPENGAN WAYANG KULIT PURWA DI SANGGAR SENI MARDIKA LARAS Widodo Widodo; Rahma Ari Widihastuti
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v3i3.164

Abstract

This community service was held to increase the interest of young generation in knowing the art tradition, especially ‘wayang’. Wayang hasknown as the ancient tradition and cannot stand with the other modern art traditions, such as; music or movie. Both of music or movies are still considered as high anticipation of young genertations than wayang itself. The role of ‘dalang’ is prominent in creating the great performance that can be enjoyed by all generations. There are many ways in playing ‘wayang’ in order to make a great performace, one of them is ‘cepengan’. ‘Cepengan’ is the technique of holding ‘wayang’. There are fours variations of ‘cepengan’: (1) ‘Cepengan Methit’, is described like a flying bird. (2) ‘cepengan jagal’ is used to hold animal wayang, (3) ‘cepengan gepok’, is used in playing wayang with big size, like the role of “buta’ or ‘raksasa’, (4) cepengan genu’, is used to play wayang with small size, such as; Arjuna, and Kresna. This community service was held for six months with four meetings. The participant of this community service are elementary school age children with total 17 participants
SOCIAL CRITICISM OF THE LOWER CLASS IN THE NOVEL PURWACINTRAKA BY TULUS SETIYADI: KRITIK SOSIAL MASYARAKAT KELAS BAWAH DALAM NOVEL PURWACINTRAKA KARYA TULUS SETIYADI Nela Mega Anjar Sari; Widodo Widodo
Jurnal Kata Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/kata.v8i2.2913

Abstract

The lower-class society (wong cilik) consists of impoverished individuals struggling to meet their daily needs. This group often faces mistreatment due to social structures. This study aims to identify the types of social criticism of the lower-class society, specifically poverty, low morals, and injustice in the novel Purwacintraka. This research employed a qualitative descriptive method. The theory used is Alan Swingewood's sociology of literature theory, utilizing reading and note-taking techniques. The data consisted of text from the novel Purwacintraka by Tulus Setiyadi. Miles & Huberman's model of analysis was used to explore social criticism within the text. The research results indicated that social criticism encompasses poverty, low morals, and injustice. These criticisms were depicted through social issues reflected in the novel Purwacintraka, such as inadequate housing, difficulty in meeting food and educational expenses. Poverty also leads to moral decline, resulting in negative actions such as gambling and prostitution. The injustice described involved the upper-class society oppressing and discriminating against the lower-class society due to social structures. This research served as a means of critique to raise awareness of the social inequality experienced by the lower-class society as depicted in the novel.
Serat Jarwasasana: Representasi Masyarakat Jawa dalam Membangun Rumah Melalui Perspektif Bourdieu Kamaschufi Iqbal; Widodo Widodo
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i3.3901

Abstract

Masyarakat Jawa mempunyai tradisi dalam membangun rumah penuh dengan makna yang menjadi realitas masyarakat Jawa. Keterkaitan antara makna dan nilai sosial memberikan pengaruh pada tradisi membangun rumah adat Jawa. Penelitian ini tertuju untuk memaknai rumah adat Jawa dan bagiannya melalui Serat Jarwasasana. Penelitian ini juga menggambarkan habitus dan modal masyarakat Jawa dari aspek isi dan penulis Serat Jarwasasana. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis data berupa kata, frasa, kalimat, dan paragraf dari Serat Jarwasasana. Sosiologi Pierre Bourdieu yang menekan pada habitus dan modal digunakan untuk menguraikan interpretasi. Penelitian ini menghasilkan analisis makna pada rumah adat Jawa yang menjadi filosofi hidup masyarakat Jawa. Tingkat spiritualitas masyarakat Jawa yang tinggi mempengaruhi cara berpikir dan cara berperilaku masyarakat Jawa yang kemudian menciptakan sebuah habitus. Modal sosial dan budaya memungkinkan masyarakat Jawa mendapatkan posisi pada pranata sosial. penelitian ini merupakan uraian analisis dari naskah Jawa klasik untuk memahami cara pandang sosiologi Bourdieu pada masyarakat Jawa.