Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Sustainability Pada Bangunan Kolonial Bersejarah Museum Negeri Mulawarman Tenggarong, Kalimantan Timur Bhanu Rizfa Hakim; Yudha Buana Hakim; Imam Rosadi; Ilham Firdausy; Nurtati Soewarno
REKA KARSA Vol 2, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i2.459

Abstract

ABSTRAK Sejalan dengan meningkatnya pembangunan maka meningkat pula luas lahan terbangun. Salah satu solusi untuk meminimalkan luas lahan terbangun adalah dengan memanfaatkan bangunan yang telah ada (reuse). Adaptive reuse kerap diberlakukan pada bangunan bersejarah yang dilestarikan. Bangunan ini telah melalui rentan waktu lebih dari 50 tahun sehingga telah terbukti tahan terhadap berbagai hal, salah satunya adalah terhadap iklim. Dengan pendekatan sustainable building dan grounded research penelitian ini melihat langsung ke lokasi bangunan eks-Kedaton Kutai Kartanegara di kota Tenggarong Kalimantan Timur yang kini telah beralih fungsi menjadi Museum Negeri Mulawarman. Bangunan ini termasuk ke dalam bangunan konservasi yang didirikan pada masa penjajahan Kolonial dengan mengadopsi gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Penelitian ini akan menguji keberlangsungan bangunan eks Kedaton setelah dialih fungsikan menjadi museum. Selain itu dengan pendekatan greenship penelitian ini juga akan mengkaji kondisi tapaknya. Diperlukan persyaratan khusus untuk benda-benda pamer tertentu sehingga diperlukan campur tangan Pemerintah Daerah untuk mengkaji ulang alih fungsi bangunan tersebut.   Kata kunci: bangunan konservasi, sustainable building, greenship ABSTRACT In line with the increasing development also gives effect to the land use area. There is a one of solution to minimize the land use area is utilize existing buildings (reuse). The concept of adaptive reuse is often imposed on the preserved historic buildings. This building has been through a vulnerable period of more than 50 years that have proven resistant to a variety of things, one of which climate responds. With the approach of adaptive reuse and grounded research, this study aim to the site of the former building Kedaton Tenggarong Kutai in East Kalimantan which now has been converted to Museum Negeri Mulawarman. This building is one of conservation buildings, builded in colonialism that adobted Europe architecture style and adapted to local climate. With sustainable building approach, this research will examine the sustainability of the building after converted into a museum building. In addition to the approach greenship this study will also assess the site conditions of Museum Negeri Mulawarman. Necessary special requirements for certain objects and also the Local Government intervention is required to review the transfer functions of the building. Keywords: building conservation, sustainable building, greenship
AKSESIBILITAS DAN SIRKULASI PADA HUNIAN VERTIKAL APARTEMEN BRAGA CITY WALK BANDUNG Striyo Hadi Mulyono; Nanda Yudhi Permana; Riesta Sakinah; Nurtati Soewarno
REKA KARSA Vol 4, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v4i3.1405

Abstract

AKSESIBILITAS DAN SIRKULASI PADA  HUNIAN VERTIKAL APARTEMEN BRAGA CITY WALK BANDUNG   satriyo hadi mulyono, nanda yudhi permana, riesta sakinah, NURTATI SOEWARNO Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional   Email : satriyohadim@gmail.com   Abstrak Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal di kota, tidak selaras dengan tersedianya lahan. Kondisi ini terlihat dari fenomena pembangunan hunian vertikal. Hunian vertikal tersebut umumnya dibangun di kawasan eks kampung kota, yang lebih mudah “dikuasai” seperti yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Melalui pendekatan observasi, penelitian ini mengambil kasus apartemen Braga City Walk. Lokasinya yang hanya dapat dilalui dari sebuah pintu masuk di jalan Braga yang tidak begitu luas, karena lahan yang dimiliki cukup terbatas. Pengaturan arah masuk dan sirkulasi kendaraan tidak ditemukan kendala dalam mencapai unit hunian, meskipun dengan pencapaian tidak langsung. Desain yang kreatif diperlukan dalam mewujudkan suatu perancangan hunian vertikal,sehingga dapat mengatasi masalah pencapaian pada hunian vertikal. Sebagai fenomena tinggal di hunian vertikal dapat teratasi, dan bukan menjadikan hal tersebut permasalahan dalam pencapaian menuju hunian vertikal.Diharapkan permasalahan dalam pencapaian dan sirkulasi tidak menjadi kendala bagi masyarakat, sehingga tinggal di hunian vertikal dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang akan tinggal di pusat kota. Kata kunci: aksesibilitas, hunian vertikal, sirkulasi , Braga City Walk Abstract The growing need for a place to stay in town, not in tune with the availability of land. This condition is seen from the phenomenon of vertical housing development. The vertical housing generally built in the hometown of the former, which is more easily "controlled" as has happened in several major cities in Indonesia. Through observation approach, this study takes the case of apartments Braga City Walk. Its location only accessible from an entrance on the street Braga is not so wide, because the land is owned quite limited. The setting direction of entry and circulation of vehicles not found obstacles in achieving residential units, although the indirect attainment. Creative design needed in realizing a vertical housing design, so as to overcome the problem of the achievement of the vertical housing. As the phenomenon of living in the vertical housing can be resolved, and not make it a problem in reaching toward vertikal.Diharapkan occupancy and circulation problems in achievement is not an obstacle for the community, so it stayed in vertical housing can be a solution for people who will be staying in the city center. Keywords: accessibility, vertical housing, circulation,Braga City Walk.
PERKEMBANGAN LANGGAM ARSITEKTUR PADA BANGUNAN KONSERVASI Nurtati Soewarno; Nadiya Nuranisa Rachmani; Wildan Widya Putra; Mitha Dewi Mustika
REKA KARSA Vol 1, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v1i1.58

Abstract

ABSTRAKKondisi kota yang terus berkembang menjadi lebih modern memberi pengaruh terhadap langgam arsitektur bangunan. Di kawasan pusat kota yang relatif masih banyak terdapat bangunan lama saat ini banyak ditemukan bangunan baru dengan langgam yang berbeda. Perbedaan tersebut dipicu oleh kemajuan teknologi dan tuntutan kebutuhan yang bukan menjadi masalah besar karena dengan metoda yang tepat hal ini dapat dipecahkan, seperti yang terjadi pada bangunan ex. Hotel Surabaya.Bangunan ex. Hotel Surabaya termasuk salah satu bangunan konservasi golongan A di kawasan pusat kota Bandung yang telah menjadi bagian dari Hotel Carrcadin, sebuah hotel baru bergaya modern, tanpa merubah langgam arsitektur bangunannya. Oleh karenanya sangat menarik untuk mengkaji bagaimana konteks bangunan baru terhadap bangunan lama khususnya dalam penerapan langgam arsitektur bangunannya.
Aplikasi Komponen Material Panel Beton Precast Pada Fasad Bangunan Apartemen Gateway Ahmad Yani Bandung Saepuloh Hidayat; Cecep Yoga Satria; Mochamad Rizky Noor; Nurtati Soewarno
REKA KARSA Vol 4, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v4i3.1397

Abstract

Aplikasi Komponen Material Panel Beton Precast Pada Fasad Bangunan Apartemen Gateway Ahmad Yani Bandung Saepuloh Hidayat, Cecep Yoga Satria, Mochamad Rizky Noor, Nurtati Soewarno Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Nasional Bandung Email : saepulhidayat140@gmail.com   ABSTRAK Fasad merupakan bagian terluar dari bangunan yang dapat dinikmati langsung oleh publik. Fasad direncanakan sesuai kebutuhan ruang dalam dan dibentuk oleh berbagai elemen, diantaranya permukaan dinding, tipe dan jenis struktur, pengaturan letak bukaan dan penggunaan ornamen. Fasad harus terlihat menarik sehingga material pembentuk elemen-elemen tersebut memegang peran penting dalam pembentukan fasad. Seiring perkembangan teknologi untuk mempercepat proses pembangunan, material fabrikasi sudah banyak diaplikasikan terhadap bangunan-bangunan tinggi. Makalah ini akan memaparkan hasil penelitian pada Apartemen Gateway Ahmad Yani yang menggunakan material panel beton precast sebagai elemen pembentuk fasadnya. Digunakan metoda observasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan data rancangan block massa dan rancangan ruang dalam bangunan. Penelitian ini akan memperlihatkan kaitan antara tujuan fungsi ruang dalam dan pembentukan fasad. Fasad direncanakan sesuai fungsi ruang dalam hingga material fabrikasi, dalam hal ini panel beton precast didesain khusus sesuai kebutuhan. Hasil penelitian menunjukan adanya kesinambungan antara fungsi ruang dalam dengan penggunaan material fabrikasi, hasil elemen pembentuk fasad serta mengidentifikasi material fabrikasi yang membentuk fasad. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu fasad bangunan terbentuk karena fungsi ruang dalam. Namun, dari segi penggunaan material fabrikasi tidak menunjang terhadap kebutuhan-kebutuhan interior. Maka, untuk pembangunan yang akan datang diperlukan material-material fabrikasi yang dapat menunjang kebutuhan tersebut. Kata kunci: Fasad bangunan, Material Precast, Hunian Vertikal ABSTRACT The facade is the outermost part of the building that can be enjoyed by the public.The facade is planned according to the needs of space in and shaped by various element including the wall surface, the type and the type of structure, layout arrangement of openings, and the use of ornament. The facade must look attractive so that the material forming these elements play an important role in the formation of the facade. Along with the development of technology to accelerate the development process, the material has been widely applied to the fabrication of high-rise buildings. This paper will present the results of research on Apartment Gateway Ahmad Yani using precast concrete panels as the material elements forming the facade. Observation methods were used in this study to obtain design data and design of blocking masses of space in the building. This study will show the link between the purpose and function and formation of space in the facade. The facade is planned according to the function of the room in the fabrication material, in this case specifically designed precast concrete panels as needed. The results showed continuity of function space with the use of materials in the fabrication, results constituent elements of the facade, as well as identifying the fabrication of materials that make up the facade. The results obtained in this research is the building's facade is formed as a function of space inside. However, in terms of fabrication does not support the use of the material for the needs of the interior. So , for the impending development required fabrication materials that can support those needs. Keywords: flats, open spaces, activities
MANFAAT PELAKSANAAN METODE DESIGN AND BUILD PADA PROYEK GEDUNG UTAMA KEJAKSAAN AGUNG RI TAHAP 1 Rifa Ramadhanti; Nurtati Soewarno
Jurnal Arsitektur Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini dapat dikatakan bahwa Indonesia sedang mengalami peningkatan jumlah pembangunan baik infrastruktur maupun pembangunan gedung. Melihat kondisi tersebut pemerintah dituntut untuk melakukan pengembangan di bidang jasa konstruksi dengan membuat kebijakan baru terkait penerapan kontrak pekerjaan konstruksi dengan metode Rancang dan Bangun atau biasa disebut dengan Design and Build (DB). Penerapan kontrak konstruksi dengan jenis metode tersebut memungkinkan untuk digunakan pada proses pekerjaan konstruksi bangunan, apalagi dengan nilai konstruksi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk Metode yang digunakan pada proses penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, dimana penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur dan dilanjutkan observasi ke lapangan terhadap studi kasus. Setelah itu hasil dari penelitian dikorelasikan dengan teori terkait. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji manfaat apa saja yang didapat melalui penerapan Metode Kontrak Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) sehingga hal tersebut terbukti layak dan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan pada sebuah proses konstruksi bangunan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapatkan dari penerapan kontrak konstruksi yang terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build). Diantara manfaat tersebut adalah terkait efisiensi waktu, pihak penanggung jawab kontrak, sistem klaim, nilai proyek dan addendum. Metode kontrak konstruksi ini sangat memungkinkan untuk digunakan pada proses konstruksi bangunan khususnya pada pekerjaan yang kompleks atau mendesak.
Tipologi Bangunan Cagar Budaya Karya A.F. Aalbers Di Kota Bandung: Transformasi Fungsi Hunian Menjadi Komersil Nurrahman, Ilham; Soewarno, Nurtati; Wahadamaputera, Shirley
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.vi.4507

Abstract

Kota Bandung menjadi pusat kegiatan pada era pemerintahan kolonial Belanda di Jawa Barat. Banyak bangunan karya arsitek Belanda di Kota Bandung yang bertahan hingga saat ini. Arsitek Belanda yang datang ke Kota Bandung adalah arsitek yang bekerja untuk perusahaan swasta salah satunya adalah A.F. Aalbers. Bangunan karyanya kini termasuk kedalam bangunan cagar budaya, namun seiring dengan tuntutan zaman beberapa bangunan mengalami transformasi fungsi. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana tipologi bangunan yang dimiliki dan transformasi yang terjadi pada bangunan karya Aalbers di Kota Bandung yang awalnya berfungsi hunian kini menjadi komersil. Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggambarkan bagaimana kondisi bangunan setelah mengalami transformasi. Hasil yang didapatkan dengan beberapa parameter amatan adalah proses transfomasi yang terjadi didasari oleh faktor tertentu. Perubahan ruang dan sirkulasi disesuaikan dengan fungsi tanpa melanggar peraturan yang berlaku. Transformasi bangunan hunian menjadi komersil yang terjadi tidak hanya mencerminkan bentuk adaptasi bangunan dalam menjaga keberlangsungan bangunan kolonial dari masa ke masa tetapi juga berperan sebagai bagian konservasi dan pengembangan bangunan cagar budaya tersebut untuk tetap hidup.
Place Identity Generated by Facade Color of Urban Building Maulina, Wilda; Fitria, Tika Ainunnisa; Soewarno, Nurtati
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 2: Juli 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.vi.5177

Abstract

Color as a spatial dimension plays an important role in shaping human perception of the identity of a place. The urban public environment is usually characterized by crowds of people and many buildings. The color of the facade on the building which is not well planned makes it even more visually busy. This research aims to explore the identity of a place that can be seen from the color of building facades in urban public environments. The case study in this research is the public area of Jalan dr. Rajiman Surakarta. Even though it looks busy, researchers will try to map the colors of the existing facades by documenting the colors of the facades along Jalan Dr Radjiman from photos. This data is processed using graphic design applications and facade color mapping to find color patterns that lead to the identity of the place. The results of the research are that even though the area has busy building facades, based on the color of the facades, several color templates were found that show similar identities. 
KONTEKSTUAL DALAM ARSITEKTUR: Adaptasi Bangunan di Komplek Gedung Negara Cirebon Soewarno, Nurtati; Nurhidayah, Nurhidayah; Rahadian, Erwin Yuniar
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Indonesia has various of cultural heritages, both from local and immigrant culture. Gedung Negara, which previous called Residency Building, is one of the Dutch colonial government legacies in Cirebon city. Since its founding in 1865 until now this building has several times changed its name and function. This encourages various changes, additions, demolitions and transformations as an effort to adapt to new functions. The problem occurs if there is no context between new buildings and Gedung Negara as a cultural heritage building. This paper aims to determine the adaptation of architectural style of new buildings to Gedung Negara. By observing, a description of the function, form and architectural style of the new buildings around the Gedung Negara is obtained. Is there any architectural context betweem new buildings and Gedung Negara? How will the adaptation of these new buildings be? The architectural style context between new buildings and heritage buildings is highly recommended so that the new building can coexist in harmony with the cultural heritage building. It is hoped that the change of functions will not eliminate the uniqueness of the Indische Empire style and the Gedung Negara as a cultural heritage building in Cirebon city should be preserved well.Abstrak: Indonesia memiliki berbagai warisan budaya, baik yang berasal dari budaya lokal maupun budaya pendatang. Gedung Negara yang semula bernama Gedung Karesidenan adalah salah satu warisan Pemerintah Kolonial Belanda di kota Cirebon. Sejak didirikan tahun 1865 hingga saat ini gedung ini telah mengalami beberapa kali pergantian nama dan fungsi. Hal ini mendorong terjadinya berbagai perubahan, penambahan, pembongkaran maupun transformasi sebagai upaya adaptasi terhadap fungsi barunya. Permasalahan terjadi apabila tidak ada konteks antara bangunan baru dengan Gedung Negara sebagai bangunan cagar budaya. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi bentuk dan gaya arsitektur bangunan-bangunan baru terhadap Gedung Negara. Dengan melakukan observasi diperoleh gambaran fungsi, bentuk dan gaya arsitektur bangunan-bangunan baru di sekitar Gedung Negara. Apakah ada konteks gaya arsitektur antara bangunan baru dengan Gedung Negara? Bagaimana bentuk adaptasi bangunan-bangunan baru tersebut? Konteks gaya arsitektur antara bangunan baru dengan bangunan cagar budaya sangat disarankan agar bangunan baru dapat bersanding harmoni dengan bangunan cagar budaya. Diharapkan alih fungsi tidak menghilangkan keunikan gaya Indische Empire dan Gedung Negara sebagai bangunan cagar budaya di kota Cirebon sudah selayaknya dilestarikan dengan baik.
EVALUASI PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK KENYAMANAN VISUAL STUDI KASUS FOOD COURT DAN CO-WORKING SPACE SEKOLAH VOKASI IPB Diva Nurfadhilah; Nurtati Soewarno; Andri Sopiandi
Jurnal Arsitektur Vol. 17 No. 1 (2025): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain pencahayaan alami yang kurang optimal dapat menyebabkan ketidaknyamanan visual serta berdampak negatif terhadap produktivitas pengguna, terutama di ruang publik seperti Food Court dan Co-Working space. Pengelolaan pencahayaan yang baik berperan penting dalam meningkatkan kualitas ruang, efisiensi energi, serta kenyamanan penghuni. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pencahayaan alami di Food Court dan Co-Working Space Sekolah Vokasi IPB guna memastikan bahwa desain yang diterapkan telah memenuhi standar kenyamanan visual sesuai dengan standar SNI. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan simulasi menggunakan perangkat lunak Climate Studio pada platform Rhinoceros 3D. Analisis dilakukan berdasarkan parameter Daylight Autonomy (DA), Useful Daylight Illuminance (UDI), dan Annual Sunlight Exposure (ASE) untuk menilai tingkat kecukupan, distribusi, serta potensi paparan cahaya berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa area memenuhi kriteria DA dan UDI, sementara area lainnya memiliki nilai ASE yang tinggi, yang berpotensi menyebabkan silau. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi desain pencahayaan alami melalui penyesuaian dimensi dan orientasi bukaan, pemilihan material dengan karakteristik reflektansi yang sesuai, serta penerapan elemen shading yang efektif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan visual, mengurangi konsumsi energi, dan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung produktivitas serta kesejahteraan pengguna yang dapat menjadi dasar untuk optimalisasi desain pada tahap selanjutnya.