Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK PENDERITA KANKER DI RUMAH HARAPAN YAYASAN VALENCIA JAKARTA Rangga Pusmaika; Indrayani Indrayani; Dewi Agustin; Fransisca Yuniati Demang
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i1.149

Abstract

Kanker merupakan penyakit kronis penyebab penting kematian pada anak. Penyakit kronis yang diderita anak dalam hal ini kanker, dapat memberikan respon yang berbeda-beda pada keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk diperolehnya informasi yang mendalam tentang pengalaman orang tua dalam merawat anak penderita kanker di Rumah Harapan Yayasan Valencia Jakarta. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan Rapid Assessment Procedures (RAP). Pnelitian dilakukan pada Mei 2016. Populasi penelitian seluruh orang tua yang memiliki anak penderita kanker di Rumah Harapan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan selama merawat anak yang menderita kanker, orang tua mengalami stress, diperlukannya perawatan khusus bagi pasien kanker, Diperlukan adanya dukungan dalam bentuk psikososial, material dan sosial terhadap orang tua, kondisi kesehatan anak menurun merupakan hambatan terbesar bagi orang tua, diperlukan kebutuhan material dalam mendukung keperawatan, spiritual dan psikososial bagi orang tua dalam merawat anak yang menderita kanker, serta adanya harapan orang tua agar anaknya segera sembuh.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMB ANAK DI R.A SAFINATUL JANNAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2017 Sofie Handajany; Dewi Agustin; Nashirah Rafiani
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 3 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.161 KB)

Abstract

Pendahuluan: Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) dan pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan dengan tingkat perkembangan anak di RA Safinatul Jannah Kabupaten Bekasi Tahun 2017. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional, dengan variabel yang diteliti yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu, dan tingkat perkembangan anak. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu semua anak yang terdaftar di RA Safinatul Jannah sebanyak 33 anak beserta ibunya. Pengambilan data menggunakan data primer dengan menyebarkan angket dan melakukan observasi dan wawancara KPSP. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan analisa data menggunakan chi square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua variabel menunjukan ada hubungan antara karakterisik dan pengetahuan ibu dengan tingkat perkembangan anak yaitu variabelumur ibu (p value=0,031 OR=6,750), pendidikan ibu (p value=0,001 OR=22), pekerjaan ibu (p value=0,003 OR=22,167), dan pengetahuan ibu (p value=0,022 OR=12).
Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi Tahun 2014 Dewi Agustin; Temmy Lanovia Anggraini; Noviani Noviani
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 2 No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.646 KB)

Abstract

Latar Belakang - Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi memberikan dampak yang cukup besar terhadap kejadian penyimpangan seksual pada remaja yang mengakibatkan meningkatnya angka kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja pranikah di Indonesia. Metode - Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasinya adalah siswa-siswi kelas XI di SMAN 1 Cikarang Utara dengan sampel sebanyak 76 responden diambil dengan teknik accidental sampling. Metode pengumpulan data adalah dengan kuesioner dan analisa yang digunakan adalah chi square Hasil - Didapatkan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi paling banyak adalah cukup (59,2%), dengan sikap paling tinggi adalah positif (tidak setuju) yaitu 38,2%. Hasil akhir didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap karena didapatkan nilai p value 0,000 dan lebih kecil dari α (0,05). Kesimpulan - Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi mayoritas adalah berpengetahuan cukup. Oleh pihak sekolah perlu ditindaklanjuti dengan penguatan motivasi untuk menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap Guru Terhadap Siswa Mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sman 1 Kedungwaringin Kab Bekasi Tahun 2019 Dewi Agustin; Rifka Alindawati
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 6 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37848/jurnal.v6i2.83

Abstract

Latar Belakang Jumlah remaja di Jawa Barat adalah 11.358.704 jiwa atau 26,60% dari seluruh penduduk di Jawa Barat (Jawa Barat dalam angka, 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap guru terhadap siswa mengenai kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik mental dan social secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) tetapi dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya usia remaja berada pada rentang 10-21 tahun (Kumalasari, 2012) Meteodologi cross sectional, variabel indevenden umur, pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan, variabel dependen sikap. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yaitu seluruh guru yang berjumlah 36 responden. Data dalam penelitian ini data primer dengan menyebar kuesioner. Accidental sampling. Hasil analisis chi-square didapatkan 1 variabel yang ada hubungan yaitu, pengetahuan dengan sikap (P Value = 0,004 dan OR = 0,086) dan 3 variabel yang tidak ada hubungan yaitu, umur dengan sikap guru (P Value = 0,095 dan OR = 4,741), pendidikan dengan sikap (P Value = 1,000 dan OR = 1,478), jenis kelamin dengan sikap (P Value = 0,067 dan OR = 5,727). Kesimpulan SMAN I Kedungwaringin masih memerlukan pendampingan guna peningkatan pengetahuan dan memperluas wawasan baik guru maupun siswa mengenai kesehatan reproduksi maupun sikap terhadap remaja dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangannya serta bekerja sama dengan institusi dan atau sarana kesehatan lain untuk konseling memberdayakan tenaga dari dosen maupun mahasiswa mengadakan pusat informasi dan konseling.
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus pada Balita 3-5 Tahun di PAUD Al-Adawiyah Sukatani Kab. Bekasi Tahun 2014 Dewi Agustin
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 3 No 1 (2017): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.091 KB)

Abstract

Latar Belakang - Menurut WHO, 5-25% dari anak balita mengalami gangguan motorik halus. Dan menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan baik perkembangan motorik kasar maupun perkembangan motorik halus, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dari keterlambatan bicara. Perkembangan adalah menyangkut semua aspek kemajuan yang di capai oleh manusia dari konsepsi sampai dewasa. (Maryunani, 2010). Variabel dependen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita sedangkan variabel independen pendidikan, pekerjaan, media informasi Metodologi - Desain penelitian ini jenis penelitian analitik dengan pendekatan crosectional, untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita di PAUD AL-Adawiyah, sample brjumlah 40 orang di ambil dengan jenis Total Sampling. Hasil – Penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden yang diteliti 42,5% ibu memiliki perkembangan motorik anak yang abnormal, 57,5% ibu memiliki perkembangan motorik anak yang normal, dari 42,5% orang yang perkembangan anak yang abnormal terdiri dari 13 ibu yang memiliki pengetahuan Baik. Dari 23 yang memiliki perkembangan anak yang normal terdiri dari 63,8% ibu yang pengetahuannya baik. Dari 4 variabel, di antaranya 2 variabel yang ada pengaruh yaitu pengetahuan dan pendidikan ibu dan 2 yang tidak ada pengaruh yaitu pekerjaan ibu, dan media informasi. Hasil analisis menggunakan uji chi-square di dapatkan nilai P Value = 0,006 (<α 0,05), berarti ada hubungan secara statistik antara pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada balita. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang cenderung memiliki anak yang perkembangannya abnormal.
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan Penyakit HIV/AIDS Di SMAN I Cibitung Kabupaten Bekasi Tahun 2014 Dewi Agustin; Temmy Lanovia Anggraini; Yully Indriyani
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 2 No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.236 KB)

Abstract

Latar belakang - HIV/AIDS merupakan penyakit yang ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah. Menurut Riskesdas (2012), diketahui 57,5 persen remaja 15 tahun ke atas pernah mendengar HIV/AIDS. Lebih dari separuh remaja mengetahui cara penularan HIV melalui hubungan seksual yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik bersama yaitu 51,4 persen dan 46,6 persen mengetahui cara penularan melalui transfusi darah yang tidak aman. Metode - Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana data diambil dengan keusioner yang telah divalidasi dengan mengukur tingkat pengetahuan remaja. Populasinya adalah siswa-siswi kelas X, XI, XII di SMAN 1 Cibitung dengan sampel sebanyak 92 responden yang diambil dengan accidental sampling. Hasil – penelitian pada tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS paling banyak pada tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 79 responden (85,9%), dimana karakteristik remaja pada tingkat pengetahuan baik pada responden perempuan sebanyak 87,0%, berdasarkan keterpaparan sumber informasi, sebanyak 90 responden (97,8%) berpengetahuan baik, dan tingkat pengetahuan cukup berdasarkan pencegahan sebanyak 47 responden (51,1%). Daftar Bacaan : 9 buku (2008-2012)
HUBUNGAN DERAJAT ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2016 Dewi Agustin
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 4 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.04 KB)

Abstract

Latar Belakang: Angka Kematian (AKB) di Jawa Barat pada tahun 2012 sebanyak 30 dari 1000 kelahiran hidup. (Profilkes Jabar, 2012). WHO (2014) memperkirakan bahwa 35-75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500gram (sampai dengan 2499 gram) (Rukiyah,2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat anemia pada ibu hamil trimester III dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Kota Bekasi tahun 2016. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi cross sectional, Teknik pengambilan sampel yaitu pendekatan sampling Aksidental sebanyak 169 sampel yaitu yang terdiri dari bayi BBLR dengan ibu yang mengalami anemia. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar cheklist dan pengolahan data menggunakan analisis Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara variabel yaitu ada hubungan antara derajat anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR, dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p= .000 dengan = 0,05. Saran untuk RSUD Kota Bekasi yaitu diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan pemeriksaan kehamilan yaitu pemeriksaan kadar Hb agar mengurangi angka kejadian anemia dan kelahiran BBLR.
Analysis of Relationship of Breastfeeding Behaviour in Working Mothers and The Incident of Stunting Dewi Agustin; Lusi Noviyanti; Sisca Pri Andini; Sakinah Agilia
Journal of Educational Innovation and Public Health Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Journal of Educational Innovation and Public Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/innovation.v2i3.3113

Abstract

Stunting problems often occur in children who lack essential nutrients, especially protein, iron and other nutrients needed for optimal growth. Stunting is not only a physical problem that can be seen from short height, but also has serious long-term impacts on children's development. Exclusive breast milk is a primary need for babies, so it will have an impact on the baby's growth and development if it is not provided adequately. Breast milk that is not given exclusively in the first 6 months of a baby's life will have an impact on the maturation process of the immune system, causing the baby to be susceptible to infections (Wasiah, 2019). Bekasi Regency is an industrial area with more than 3.5 million residents and 44.6% of them are women. A total of 523 461 of them are working women who are in the productive age range of 15-49 years. In this age range, many working women are mothers who have to leave their babies and be cared for by someone else and cannot provide exclusive breast milk. The failure to provide exclusive breastfeeding is the driving force behind many cases of stunting in Indonesia. This research is a quantitative analytical research with a cross sectional approach with the respondents being working mothers who have children under five. P value is 0.021 and OR 8,000, so there is a significant relationship between breastfeeding behavior and the incidence of stunting in the Kedungwaringin Community Health Center Working Area. Working mothers with non-exclusive breastfeeding behavior increase the risk of stunting by 8,000 times compared to mothers who breastfeed exclusively.
Islamic Religious Education Curriculum and Strengthening Religious Moderation in Indonesia Diwani Elfarisyah; Juliani; Dewi Agustin; Imelda Ariska; Sintia
Journal of Contemporary Gender and Child Studies Vol 3 No 1 (2024): April
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/jcgcs.v3i1.276

Abstract

This study seeks to examine the role of the Islamic Religious Education curriculum in enhancing religious moderation in Indonesia. Religious moderation is a crucial factor in fostering harmony within community life amid the variety of ethnicities, religions, and cultures. The PAI curriculum possesses significant potential in promoting the values of religious moderation that emphasize tolerance, anti-radicalism, and appreciation for differences. This study employs a qualitative approach using a literature study method. Data were collected from various sources including education policy documents, journal articles, and relevant books. The analysis focused on identifying the concept of diverse moderation in the PAI curriculum and its application in the context of formal education in Indonesia. The findings indicate that the PAI curriculum has incorporated the values of religious moderation through moral education, inclusive religious perspectives, and the cultivation of a tolerant attitude. However, implementation on the ground continues to encounter challenges, such as inconsistent understanding among educators and the absence of specialized training on diverse moderation. Additionally, open materials that integrate the values of diverse moderation require enhancement to be more pertinent to the challenges posed by globalization and digitalization. In summary, the PAI curriculum plays a pivotal role in reinforcing religious moderation in Indonesia. Nonetheless, its effectiveness is largely contingent upon the alignment of policies, real-world implementation, and the enhancement of educators' competencies. Consequently, collaborative efforts are essential among the government, educational institutions, and the community to ensure that the values of religious moderation are effectively ingrained through the Islamic Religious Education curriculum.
The Role of Dance Studios as a Medium for Preserving Traditional Arts in the Era of Modernization Diwani Elfarisyah; Juliani; Dewi Agustin; Imelda Ariska; Sintia
Journal of Contemporary Gender and Child Studies Vol 4 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/jcgcs.v4i2.358

Abstract

This study aims to explore the role of dance studios (sanggar tari) in preserving traditional arts amid the challenges of modernization. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. The findings indicate that traditional arts possess aesthetic value, spirituality, and play a significant social role in shaping cultural identity. However, modernization presents major challenges such as shifting values, identity crises among the younger generation, and the dominance of popular culture. In this context, dance studios serve as non-formal educational institutions that not only teach technical skills but also instill values of character, tolerance, and social responsibility. The studios act as cultural preservation centers by fostering youth, organizing performances, collaborating with the government, and innovating learning methods. Measures such as integrating traditional dance into local curricula, utilizing digital media, and government support are key factors in the successful preservation of traditional arts. Dance studios also provide inclusive spaces that promote intercultural social interaction while strengthening community bonds. Thus, dance studios hold great potential as agents of traditional art preservation and character building in the era of globalization. This study recommends increased and integrated support to ensure the sustainability of studios as guardians of local culture amidst the currents of modernization.