Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pengaruh Komposisi Phenolic Epoxy Terhadap Karakteristik Coating Pada Aplikasi Pipa Overhead Debutanizer Diego Pramanta Harvianto; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.948 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.827

Abstract

PT Pertamina RU V Balikpapan memiliki sistem yang komponennya rentan terhadap korosi yaitu Sistem Debutanizer. Korosi pada sistem Debutanizer ini disebabkan oleh adanya larutan asam klorida (HCl) yang terbawa dari proses-proses sebelumnya .Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk melindungi komponen dari serangan korosi. Salah satu cara perlindungan korosi adalah dengan metode pelapisan (coating) dengan Phenolic Epoxy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variasi komposisi Phenolic Epoxy terhadap karakteristik dan performa coating pada aplikasi pipa Overhead Debutanizer. Dilakukan pengujian secara eksperimental terhadap material pipa yang dilapisi coating Phenolic Epoxy pada variasi komposisi phenolic : epoxy sebesar 100:0, 80:20, 60:40, 40:60, 20:80 dan 0:100. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian ikatan polimer (FTIR), stabilitas termal (TGA), pengujian waktu kering, ketahanan panas,  fleksibilitas, ketahanan asam dan  ketahanan abrasi. Dari hasil pengujian FTIR yang telah dilakukan, terjadi ikatan pada pencampuran phenolic dan epoxy. Penambahan komposisi epoxy pada sampel cenderung meningkatkan ketahanan abrasi dan stabilitas termal. Sedangkan pada penambahan komposisi phenolic akan cenderung meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan asam serta mempercepat waktu kering. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perbandingan komposisi phenolic dan epoxy yang menghasilkan performa coating yang ideal berturut-turut adalah 60:40.   Kata Kunci : Overhead Debutanizer, Coating, Phenolic, Epoxy
Gelatin dalam Elektrolit Gel terhadap Ketebalan dan Kekuatan Lekat Lapisan Krom pada Baja dengan Metode Elektroplating Kikin Hermanto; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.904 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8704

Abstract

Elektroplating pada dunia industri banyak dimanfaatkan untuk melakukan pelapisan terhadap benda kerja dengan cara pencelupan benda kerja dalam larutan elektrolit. Cara ini dirasa kurang efektif bila digunakan pada benda kerja yang telah terpasang pada rangkaian kerjanya, sehingga penelitian tentang elektrolit gel ini dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode alternatif elektroplating, yaitu elektrolit gel. Elektrolit gel merupakan metode elektroplating tanpa perlu melakukan pencelupan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi H2CrO4 (250 g/l; 300 g/l; 350 g/l) dan gelatin sebagai gelling agent (40,5 g/l; 81 g/l; 121,5 g/l) dalam elektrolit gel H2CrO4 terhadap ketebalan dan kualitas lapisan krom hasil elektroplating pada baja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi asam kromat dalam elektrolit gel akan meningkatkan ketebalan deposit krom sedangkan penambahan konsentrasi gelatin akan menurunkan ketebalan deposit krom. Penambahan konsentrasi asam kromat akan menurunkan nilai kelekatan deposit krom pada spesimen, sedangkan penambahan konsentrasi gelatin akan mencapai nilai kelekatan maksimalnya pada konsentrasi 81 g/l dan penambahan konsentrasi gelatin melebihi konsentrasi tersebut akan menyebabkan penurunan nilai kelekatan.
Pengaruh Temperatur Sensitisasi Dan Variasi Stress Terhadap Laju Korosi SS 409 Pada Lingkungan Salt Spray Faris Hizrian Maulana; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.244 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8708

Abstract

Korosi intergranular merupakan permasalahan yang sering terjadi pada stainless steel. Hal ini dipicu karena adanya proses sensitisasi yang menyebabkan terbentuk presipitasi karbida pada batas butir yang menyebabkan berkurangnya kadar Cr pada butir yang berakibat stainless steel menjadi rentan terhadap korosi. Ferritic stainless steel 409 merupakan material yang biasa digunakan pada heat exchanger maupun exhaust pada kendaraan otomotif dimana sering mendapatkan temperatur yang tinggi. Jika terdapat internal stress yang merupakan hasil welding maupun cold working pada material tersebut dapat menyebabkan laju korosi menjadi lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan mempelajari laju korosi pada spesimen ferritic stainless steel tipe 409 yang telah mengalami proses sensitisasi serta mendapatkan tegangan aplikasi sebesar 20% dan 40% yield stress pada lingkungan salt spray. Hasil SEM menunjukkan adanya senyawa TiC yang merupakan presipitat karbida yang muncul pada spesimen dengan temperatur anil 550oC sampai 850oC yang menyebabkan laju korosi yang lebih tinggi dari spesimen lain. Pengujian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur sensitisasi dan semakin besar stress yang diberikan, laju korosi akan semakin meningkat
Pengaruh Variasi Goresan Lapis Lindung Dan Variasi pH Tanah Terhadap Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) Pada Pipa API 5L Grade B Trendy Leo Pratama; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.572 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8711

Abstract

Korosi merupakan penyebab utama terjadinya kegagalan material pipeline akibat berinteraksi secara langsung dengan lingkungan. Pemberian lapis lindung yang selama ini menjadi pilihan utama untuk mengontrol korosi tidak selamanya bisa diandalkan. Hal ini disebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan lapis lindung selama proses shipping atau instalasi sangatlah besar. Oleh karena itu sering kali pemberian lapis lindung dikolaborasikan dengan perlindungan sistem proteksi katodik, khususnya sistem arus paksa (ICCP). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh luas goresan lapis lindung dan pH tanah terhadap arus proteksi sistem proteksi katodik arus paksa (ICCP). Goresan yang diberikan berbentuk lingkaran dan persegi panjang dengan luas 10 mm2, 50 mm2, 100 mm2, 150 mm2, 250 mm2, dan 500 mm2. Spesimen tanpa goresan dan tanpa lapis lindung digunakan sebagai pembanding. Sedangkan untuk variasi pH tanahnya adalah pH 3 (asam), pH 7 (netral), dan pH 11 (basa). Pipa API 5L grade B digunakan sebagai katoda dan grafit sebagai anoda, serta rectifier sebagai penyearah arus (DC). Arus proteksi ICCP diatur hingga mencapai nilai potensial proteksi -850 mV vs elektroda Cu/CuSO4. Setelah dilakukan pengkondisian awal selama 8 hari dan 7 hari pengukuran arus, didapatkan hasil bahwa semakin semakin besar goresan lapis lindung maka semakin besar arus proteksi yang dibutuhkan dalam kondisi pH tanah yang sama. Sedangkan dalam kondisi luas goresan yang sama, kebutuhan arus proteksi meningkat seiring dengan semakin rendahnya pH tanah (semakin asam)
Pengaruh pH Tanah dan Variasi Cacat Gores Lapis Lindung Terhadap Kebutuhan Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Baja AISI 1045 Faris Putra Ardiansyah; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.572 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8718

Abstract

Korosi merupakan kerusakan atau degradasi pada suatu logam akibat terjadinya reaksi oksidasi antara satu logam dengan banyak zat yang ada dilingkungan sekelilingnya dan membentuk senyawa yang tidak diinginkan terbentuknya. Korosi tidak dapat dicegah namun masih dapat dikendalikan kelajuannya. Salah satu proses pengendalian korosi pada suatu material dapat menggunakan pelapisan/coating dan perlindungan katoda dengan memberikan arus paksa. Pada penelitian yang dilakukan kali ini akan mempelajari mengenai pengaruh dari variasi luas goresan lapis lindung dan pH tanah terhadap kebutuhan arus proteksi pada sistem proteksi katodik arus paksa (ICCP). Luas goresan yang diberikan berbentuk persegi panjang dan lingkaran dengan luasan masing-masing sebesar 10 mm2, 50 mm2, 100 mm2, 150 mm2, 250 mm2, dan 500 mm2. Sedangkan perbedaan pH pada tanah yang digunakan ialah pH 3, pH 7, dan pH 11. Spesimen tanpa goresan dan tanpa lapis lindung digunakan sebagai pembanding. Pada instalasi sistem ICCP, baja AISI 1045 digunakan sebagai katoda dan grafit sebagai anodanya. Sistem menggunakan rectifier yang berguna sebagai penyearah arus. Arus proteksi pada ICCP diatur sedemikian rupa hingga nilai beda potensial dapat mencapai -850 mV terhadap elektroda referensi Cu/CuSO4. Pengukuran arus proteksi pada sistem ICCP dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan data setiap harinya. Setelah didapatkan pengukuran dari nilai arus proteksi, didapatkan hasil bahwa nilai arus proteksi terbesar pada luas goresan berbentuk persegi panjang 500 mm2 dengan kondisi tanah yang asam (pH 3) yaitu sebesar 1,696 mA. Sedangkan nilai arus proteksi terkecil pada luas goresan berbentuk lingkaran 10 mm2 dengan kondisi tanah yang basa (pH 11) yaitu sebesar 0,014 mA. Pengaruh dari dua variabel tersebut dihitung menggunakan analisa statistik regresi berganda sehingga mendapatkan persamaan Y = 0,127 + 0,0024 X1 + 0,00031 X2. Dimana nilai X1 sebagai kondisi pH tanah, X2 sebagai luas cacat goresan, dan Y sebagai arus proteksinya
Studi Aplikasi Metode Risk Based Inspection (RBI) Semi-Kuantitatif API 581 pada Production Separator Moamar Al Qathafi; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.657 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8722

Abstract

Risk Based Inspection (RBI) merupakan sebuah metode untuk merancang inspeksi dengan menggunakan dasar resiko yang dimiliki oleh alat pada unit kerja. Pada tugas akhir ini peralatan yang diteliti adalah Production Separator. Dimana production separator merupakan salah satu jenis pressure vessel. Pressure vessel adalah alat yang memiliki tekanan dan temperatur berbeda dengan kondisi lingkungan untuk menyesuaikan dengan fluida. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa setiap alat yang menggunakan tekanan dalam kerjanya diperlukan sebuah inspeksi untuk meyakinkan alat dapat berkerja secara baik. Hal ini dikarenakan jika terjadi kegagalan maka akibat yang ditimbulkan sangat besar baik pada manusia maupun lingkungan. Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode Risk Based Inspection Semi-Kuantitatif API 581, yang nantinya akan menghasilkan nilai resiko dan risk level dari alat. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat 24 bagian memiliki tingkat resiko medium risk dan 4 bagian memiliki tingkat resiko medium high risk. Dengan mekanisme kerusakan thinning maka disarankan untuk melakukan inspeksi selanjutnya tidak melebihi setengah sisa umur pakai. Untuk metode inspeksi yang disarankan adalah visual examination dan ultrasonic test.
Pengaruh Densitas Arus dan Waktu Kontak Efektif Elektrolit Gel Terhadap Ketebalan Dan Kekuatan Lekat Lapisan Krom Pada Baja Dengan Metode Elektroplating Naufal Gati Furqon; Sulistijono Sulistijono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.19 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.9138

Abstract

Dalam dunia industri, korosi merupakan ancaman yang sering muncul yang dapat menyebabkan terjadinnya kegagalan material. Korosi bukanlah sesuatu yang dapat dicegah, akan tetapi korosi dapat dikendalikan dengan beberapa cara. Pengendalian terhadap korosi merupakan cara yang dilakukan memperlambat timbulnya korosi pada material dan merupakan suatu hal yang vital untuk dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan metode elektroplating dengan menggunakan media elektrolit gel dengan penam bahan 5% gelatin pada larutan elektrolit dan menganalisa pengaruh densitas arus (0.3 A/cm2; 0.45 A/cm2; 0.6 A/cm2) dan waktu kontak ( 300s ; 600s; 900s ) dari hasil penelitian didapatkan peningkatan ketebalan dan berat dari lapisan seiring penambahan nilai parameter yang diaplikasikan. Sedangkan pada kualitas kelekatan  lapisan tidak memiliki keteraturan pada hasil yang didapatkan akan tetapi kelekatan maksimal pada penelitian ini didapatkan pada 0.6A/cm2 dan 600 s sebesar 23.15 MPa
Pengaruh Variasi Waktu dan Temperatur Elektroplating Seng Terhadap Ketebalan, Kekuatan Lekat dan Ketahanan Korosi pada Baja Vania Mitha Pratiwi; Sulistijono Sulistijono; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Handis Zuniandra
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.999 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.50068

Abstract

Baja AISI 1020 merupakan baja karbon rendah dengan kadar karbon 0,20%. Sebelum baja diaplikasikan biasanya dilakukan pengerjaan akhir logam (metal finishing) untuk meningkatkan kualitasnya seperti sifat tahan korosi, tampak rupa, ketangguhan, daya hantar listrik, dan sifat lainnya. Salah satu cara metal finishing yaitu dengan elektroplating. Elektroplating dengan bahan pelapis seng banyak diaplikasikan karena seng merupakan pelapis baja yang tahan korosi, menghasilkan tampak permukaan yang cukup baik, serta harganya yang cukup terjangkau. Berdasarkan uraian di atas penulis menganalisa pengaruh temperatur dan waktu proses elektroplating seng terhadap ketebalan, kekuatan lekat, dan ketahanan korosi baja AISI 1020. Variasi temperatur yang digunakan yaitu 25, 30, dan 35°C. Sedangkan untuk variasi waktu yaitu 9, 12, dan 15 menit. Pengukuran ketebalan lapisan seng dilakukan menggunakan alat uji DFT, untuk mengetahui kekuatan lekat dilakukan pengujian Pull-Off, dan untuk mendapatkan nilai laju korosi dilakukan dengan pengujian immerse dan dilakukan perhitungan dengan metode weight loss. Nilai ketebalan paling tinggi sebesar 28,1333 µm dengan variasi temperatur 35°C dan waktu 15 menit. Nilai kekuatan lekat paling tinggi sebesar 15,595 MPa dengan variasi temperatur 25°C dan waktu 9 menit. Nilai laju korosi paling rendah sebesar 0,0097 mmpy dengan variasi temperatur 35°C dan waktu 15 menit.
Kelor Leaf Extraction As Organic Inhibitor Of Steel In Seawater Training To Increase Competence Luqman Al-Hakim Surabaya High School Teachers And Students. Tubagus Noor Rohmannudin; Agung Purniawan; Moh. Farid; Fakhreza Abdul; Zaid Sulaiman; Sulistijono Sulistijono
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Materials Engineering Department held the training as a public service program with participants coming from Teachers and Students of Luqman Al-Hakim Surabaya High School. This training was held at the Materials Engineering Department. The training method used was the presentation of material by the Team, followed by experiments in the Laboratory. These results indicate an increase in the competency, insight and understanding of Luqman Al-Hakim High School Teachers and Students regarding the process of Kelor leaves as an organic inhibitor.
PENGELOLAAN AIR BERSIH DENGAN METODE FISIKA DAN KIMIA PADA SMA LUQMAN AL-HAKIM Tubagus Noor Rohmannudin; Lukman Noerochim; Budi Agung Kurniawan; Hariyati Purwaningsih; Zaid Sulaiman; Sulistijono Sulistijono
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 6. Kinerja Kelembagan Sosial Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Bencana
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.804 KB) | DOI: 10.18196/ppm.36.320

Abstract

Kondisi air yang keruh di kawasan Surabaya utara mengakibatkan masyarakatnya tidak bisa menggunakan air tersebut untuk keperluan sehari-hari. Kondisi ini disebabkan karena Surabaya utara merupakan kawasan dekat pantai, adanya pencemaran dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Sehingga diperlukan teknologi pengolahan air bersih untuk mengolah air tanah menjadi air bersih. Metode pelatihan yang digunakan adalah presentasi materi dan demostrasi pengolahan air bersih. Untuk mengetahui kompetensi peserta pelatihan dilakukan ujian pretest dan postest. Hasil pelatihan ini menunjukan adanya peningkatan kompetensi, wawasan dan pemahaman Guru dan Siswa SMA Luqman Al-Hakim mengenai proses pengolahan air bersih, hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai dari ujian Pretest dan Postest.