Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra

KEARIFAN LOKAL CERITA SANGKURIANG:MENUJU KETAHANAN BANGSA (Local Wisdom of Sangkuriang Story:Toward The Endurance of Nation) Supriadi, Asep
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2012.v5i1.1-10

Abstract

Nilai-nilai kearifan lokal sebagai pancaran kultural yang dimiliki bangsa Indonesia telah lama dikenal dalam kekayaan budaya dan peradaban yang bermartabat. Nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat nusantara  perlu terus digali, dilestarikan, dan dikembangkan lebih lanjut, misalnya dalam cerita Sangkuriang. Cerita Sangkuriang  merupakan cerita rakyat Sunda yang sudah dikenal masyarakat luas di Indonesia. Cerita ini pernah diangkat ke dalam film layar lebar, film kartun, sinetron, drama, dan buku. Cerita rakyat Sangkuriang mengandung beberapa nilai budaya, di antaranya (1) nilai hedonisme, yaitu nilai yang memberikan kesenangan; (2) nilai artistik, yaitu nilai yang memanifestasikan suatu seni; (3) nilai kultural, yaitu nilai yang berhubungan dengan kemasyarakatan, peradaban, dan kebudayaan; (4) nilai etika, moral, dan agama; (5) nilai praktis.Abstract:Values of local wisdom as cultural reflection of Indonesia have been long known for its cultural richness and dignified civilization.  The values in Indonesian  folklore need to be ex- tracted, preserved, developed further, like Sungkariang story. The story is one of Indonesia Sundanese folklore that has been already known in Indonesia. The story has been made into films, cartoons, TV serial, plays, and books. Sangkuriang folklore has several cultural values, includ- ing, (1) the hedonism value,  the value of giving  pleasure, (2) artistic value, the value of manifest- ing  the art, (3) cultural value,  associated with social values, civilization, and culture,(4)  ethics, morals and religion value, and (5) practical value.
DIMENSI SUFISTIK DALAM PUISI "CERMIN" KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI Supriadi, Asep
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2010.v3i1.1-8

Abstract

Puisi “Cermin” karya Sutardji Calzoum Bachri merupakan puisi berdimensi sifistik. Puisi sufistik yang mengungkap dan menggambarkan tentang perenungan diri terhadap eksistensi diri dengan Tuhannya. Hal ini seperti tampak dalam puisi “cermin” yang terdapat dalam kata-kata cermin, cahaya, cinta, salat, zikir, kalbu, taubat dan zuhud. Kata-kata tersebut dalam istilah tasawuf disebut dengan tafakur dan muhasabah. Dengan tafakur dan muhasabah ini diharapkan datangnya cahaya Tuhan. Dalam bahasa sufi cahaya ini disebut nurilahiah, artinya cahaya yang datang dari Tuhan.