Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Meanings of Sanskrit Loanwords in Thai and Javanese Languages Hamam Supriyadi
Humaniora Vol 23, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2475.398 KB) | DOI: 10.22146/jh.1029

Abstract

Through history of nation building, Thai and Javanese people interacted with other language speakers. For example, they interacted with Indian mbrchants who also brought their literature and religions. In their contacts, Thai and Javanese speakers adopted Sanskrit words for enriching their own vocabularies. This article attempts to describe the meanings of Sanskrit loanwords. In comparison between the meanings of Sanskrit loanwords in Thai and Javanese languages, there are 14 categories of semantic adaptations which are found in both languages. These changes reflect the changes of the socio-cultural background of the Thai and Javanese speakers.
Upacara Loy Kratong di Thailand dan Upacara Labuhan di Daerah Istimewa Yogyakarta Hamam Supriyadi
Humaniora Vol 12, No 1 (2000)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1599.462 KB) | DOI: 10.22146/jh.1290

Abstract

Kawasan Asia Tenggara adalah suatu kawasan yang di dalamnya tercakup negara-negara yang walaupun secara administrasi dan pemerintahan terpisah tegas sebagai negara, tapi secara sosial budaya terdapat hubungan dan kesamaan. Seperti halnya upacara Loy Kratong yang dilakukan masyarakat Thai, memiliki kemiripan dengan upacara Labuhan yang dilakukan di Pantai Parangkusuma oleh Kraton Yogyakarta.
Mantende Mamongo: Makna simbolik dalam upacara adat lamaran Suku Pamona di Kabupaten Poso Golontalo, Dandi; Efendi, Anwar; Yotolembah, Ade Nurul Izatti G; Sayuti, Suminto A; Supriyadi, Hamam; Kusmiatun, Ari
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.24015

Abstract

Upacara adat mantende mamongo atau adat lamaran merupakan rangkaian adat Suku Pamona yang dapat dikategorikan sebagai kajian linguistik kebudayaan karena mengandung makna simbolik pada seluruh aspeknya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik baik secara verbal maupun nonverbal pada rangkaian upacara adat Mantende Mamongo. Jenis penelitian ini berupa kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi yang dilakukan di Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Jenis data berupa data lisan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi pada upacara adat, wawancara bersama dua informan yang terdiri dari ketua adat dan tokoh budaya, menggunakan teknik catat dan dokumentasi. Ditemukan hasil yang menunjukan bahwa adanya makna simbolik verbal yang terdiri atas pertanyaan berbahasa Pamona dari dewan adat kepada calon mempelai laki-laki dan perempuan, dengan makna agar mengetahui kesiapan dari kedua calon mempelai. Selain itu, terdapat pula kayori yang diucapkan oleh ketua adat yang bermakna sebuah kegembiraan karena upacara mantende mamongo telah selesai. Pada simbol nonverbal ditemukan pada pakaian adat Suku Pamona, serta bungkusan mamongo yang memiliki makna sebagai niat baik dari pihak laki-laki untuk melamar calon mempelai perempuan. Apabila calon mempelai perempuan membuka bungkusan mamongo dan bersedia memakai kalung emas yang diberikan, maka itu dimaknai sebagai penerimaan lamaran secara sah. Merujuk dari proses penelitian ini, terdapat rekomendasi seperti pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya lokal, dan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang simbol-simbul adat Suku Pamona, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan yang relevan untuk penelitian di masa depan.
Pedampingan Mahasiswa Thammasat University Thailand dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia dengan Pelatihan Membatik Khas Surakarta Ani Rakhmawati; Kundharu Saddhono; Raheni Suhita; Sri Hastuti; Maulana Danar Maaliki H; Aldi Dwi Saputra; Muhammad Aditya Wisnu Wardana; Hamam Supriyadi
MENGABDI : Jurnal Hasil Kegiatan Bersama Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2024): Desember : MENGABDI : Jurnal Hasil Kegiatan Bersama Masyarakat
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/mengabdi.v2i6.951

Abstract

This study aims to investigate the effectiveness of mentoring for Thammasat University Thailand students in improving Indonesian language skills through Surakarta batik training. Mentoring is considered an effective method in helping students acquire better language skills. This study involved a group of Thammasat University students who were studying Indonesian at the beginner level. They were given the opportunity to take part in Surakarta's typical batik training which involves practicing speaking, writing, and listening in Indonesian. The research method used is a qualitative approach with data collection techniques through observation, interviews, and document analysis. The collected data was analyzed using the content analysis method. The results of the study show that mentoring through typical Surakarta batik training is effective in improving the Indonesian language skills of Thammasat University students. Students reported significant improvements in their ability to speak, write, and understand Indonesian after participating in the training. This research makes an important contribution to our understanding of the importance of mentoring in improving foreign language skills, especially for international students. Surakarta's typical batik training has proven to have significant potential in facilitating Indonesian language learning, because it involves interactive and interesting cultural aspects.