Dahlia Andayani
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Krokot (Portulaca oleracea, L.) pada Udema Tikus yang di Induksi Karagenin Dahlia Andayani; Endang Suprihartini; Maulida Astuti
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.343 KB) | DOI: 10.20961/jpscr.v3i1.15108

Abstract

Krokot (Portulaca oleracea, L.) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit disentri, penyakit kulit, nyeri dan bengkak. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui efek antiinflamasi krokot pada tikus yang diinduksi karagenin. Rancangan Penelitian menggunakan pre and post test only control group design dengan lima kelompok perlakuan yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif, kelompok II kontrol positif (Na diklofenak dosis 50mg), kelompok III ekstrak etanol krokot dosis 100 mg, kelompok IV ekstrak etanol krokot dosis 200 mg, kelompok V ekstrak etanol krokot dosis 400 mg. Masing masing kelompok terdiri dari 3 ekor tikus.  Efek antiinfllamasi dievaluasi dengan menghitung total volume udem pada menit ke 0, 60, 120, 180, 240 dan 300. Hasil penelitian menunjukkan kelima kelompok perlakuan memiliki total volume udem yang berbeda bermakna dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dari hasil perhitungan persen daya antiinflamasi diperoleh nilai dari yang tertinggi natrium diklofenak, ekstrak dosis 400 mg, ekstrak dosis 200 mg dan ekstrak dosis 100 mg yaitu: 32,95%, 30,20%, 20 % dan 16, 73%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol krokot memiliki efek antiinflamasi pada udem tikus tyang diinduksi karagenin. 
Efek Kombinasi Natrium Diklofenak Dengam Minuman Tradisional Terfermentasi Yang Diberikan Pada Mencit Jantan Dahlia Andayani
JIKF Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.145 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v5i1.544

Abstract

Minuman tradisional fermentasi seperti air nira, air tape ketan mengandung alkohol yang akan berpengaruh terhadap efek obat yang diberikan bersama. Kombinasi tersebut bisa menyebabkan interaksi pada tahap farmakokinetik maupun farmakodinamik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian natrium diklofenak bersama dengan minuman fermentasi dari air nira dan tape ketan pada mencit yang diinduksi asam asetat.Rancangan penelitian menggunakan post test only control group design dengan enam kelompok perlakuan masing masing terdiri dari empat ekor tikus. Kelompok I kontrol negatif diberikan cmc 1%, kelompok II kontrol positif diberikan natrium diklofenak dosis 25 mg, kelompok III praperlakuan air nira dan natrium diklofenak, kelompok IV kombinasi air nira dan natrium diklofenak. Kelompok V diberikan pra perlakuan air tape ketan dan natrium diklofenak, kelompok VI diberikan kombinasi tape ketan dan natrium diklofenak. Semua kelompok perlakuan diinduksi nyeri dengan asam asetat 1 %. Data berupa jumlah geliat dihitung pada menit ke 20,40,60,80,100 dan 120 setelah diinduksi asam asetat. Hasil penelitian menunjukkan total AUC kelompok 1 yaitu 6720, kelompok II yaitu 5400, kelompok III yaitu 4520, kelompok IV yaitu 3630. Daya analgetik antrium diklofenak tunggal 19,64% meningkat menjadi 32,74 % pada kelompok V dan 45,98 % pada kelompok VI. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alkohol yang terdapat pada fermentasi air nira dan tape ketan memberikan pengaruh terhadap daya analgetik natrium diklofenak.
Pengaruh Pemberian Beberapa Minuman Tradisional Herbal Terhadap Daya Sedatif Hipnotik Phenobarbital Pada Mencit Jantan Dahlia Andayani; Aulia Ul Hafizah
JIKF Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.899 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v6i1.553

Abstract

Minuman tradisional herbal seperti teh bunga rosela, air tape dan air nira yang diberikan bersama dengan beberapa obat dapat mempengaruhi lama kerja dari obat karena interaksi dalam proses farmakokinetik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh beberapa minuman tradisional yang diberikan bersama dengan phenobarbital dengan melihat parameter lama waktu tidur mencit. Rancangan penelitian menggunakan post test control group design dengan lima kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (I), kontrol positif (II), praperlakuan teh rosela (III), praperlakuan air nira (IV),praperlakuan air tape ketan (V). Pemberian dilakukan secara peroral selama 7 hari dan hari ke 8 diberikan bersama dengan phenobarbital. Waktu mulai munculnya efek sedatif dan lama mencit tertidur digunakan sebagai data untuk melihat adanya interaksi dengan membandingkannya dengan phenobarbital tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian 7 hari air teh rosela, air nira dan air tape ketan terhadap efek sedatif hipnotik phenobarbital (P>0,05). Durasi terlama pada kelompok III yang mendapat perlakuan teh rosela dengan durasi 176,8 menit sedangkan phenobarbital tunggal durasinya sebesar 61 menit.
Eksudat Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta Jamaicensis (L) Vahl) Sebagai Alternative Obat Penyembuh Luka Rizki Nugrahani; Dahlia Andayani; Dedy Wirawan Sukmanadi
JIKF Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.724 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v7i1.570

Abstract

Masyarakat menggunakan tanaman pecut kuda sebagai obat luka dengan cara yang masih tradisional yaitu dengan cara daunnya dikunyahkunyah atau ditumbuk sampai agak halus kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas eksudat daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L) Vahl) terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode true eksperimental yang merupakan pengelompokan anggota kelompok lain dan kelompok eksperimen atau perlakuan, dengan rancangan penelitian posttest control only design, yaitu rancangan eksperimen sungguhan, hanya saja bedanya tidak diadakannya pretest. Digunakan 5 ekor kelinci sebagai hewan uji, hewan uji kontrol negatif diberikan aquadest, hewan uji kontrol positif diberikan propidone iodine, dan hewan uji kelompok perlakuan eksudat daun pecut kuda volume pemberian 0,1 ml, 0,3 ml, dan 0,5 ml. Hasil pengamatan menunjukkan kelompok perlakuan yang diberikan eksudat daun pecut kuda volume 0,5 ml dan kontrol positif sembuh, pada hari ke-12, kelompok perlakuan dengan eksudat daun pecut kuda volume 0,1 ml dan volume 0,3 ml sembuh pada hari ke-13, kemudian kontrol negatif sembuh pada hari ke-15. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah eksudat daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L) Vahl) memiliki aktivitas sebagai penyembuh luka sayat yang hampir sama dengan providone iodine pada hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Aktivitas Ekstrak Etanol (70%) Kulit Pohon Petai Cina (Leucaena leucocephala) Sebagai Analgetik Pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus) Ade Irma Fitria Ningsih; Dahlia Andayani; Novaldi R. Abdullah
JIKF Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.905 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v7i1.574

Abstract

Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Manfaat tanaman petai cina yang sudah diketahui oleh masyarakat antara lain sebagai obat cacingan, luka baru dan bengkak. Penggunaan daun petai cina di masyarakat untuk obat bengkak biasanya digunakan daun petai cina yang masih segar. Sedangkan dari hasil isolasi yang dilakukan di dapatkan hasil identifikasi adanya senyawa golongan flavonoida yaitu flavon, flavonoid berkhasiat sebagai analgetik yang mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim siklooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas daya analgetik ekstrak etanol kulit pohon petai cina (Leucaena leucocephala) pada mencit putih jantan (Mus musculus). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, dengan metode Post Test Only Controlled Group Design. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing perlakuan 5 ekor mencit. Kelompok I (pemberian aquadest kontrol negative), Kelompok II (pemberian asam mefenamat sebagai kontrol positif), Kelompok III-V (pemberian ekstrak etanol kulit pohon petai cina konsentrasi 50%, 75% dan 100%). Induktor nyeri yaitu asam asetat 1%. Diamati jumlah geliat mencit tiap 10 menit selama 140 menit dan dihitung persen analgetik. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini memiliki khasiat sebagai analgetik dengan daya analgetik konsentrasi I (50%): 51,23%, konsentrasi II (75%): 59,09%, dan konsentrasi III (100%): 63,94%.
Studi Preklinik : Efek Kombinasi Madu Dan Serbuk Biji Gorek (Caesalpinia Crista) Terhadap Kadar Glukosa Darah Andy Susbandiyah Ifada; Ade Irma Fitria Ningsih; Dahlia Andayani
JIKF Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.413 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v7i2.586

Abstract

Kebutuhan akan sumber energi (karbohidrat) bagi penderita diabetes mellitus (DM) mengarahkan pada pemanfaatan madu yang kaya akan gula-gula fruktosa dan glukosa sebagai alternatif sumber karbohidrat sehingga pasien DM dapat mengurangi asupan gula dari sumber lain sekaligus menghindarkan pasien dari penggunaan bahan pemanis buatan. Pemberian bersama dengan serbuk biji gorek (Caesalpinia crista) yang diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah diharapkan dapat mengontrol kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus. Madu yang digunakan adalah madu hitam yang berasal dari daerah Lombok Tengah. Pengujian mutu madu menunjukkan hasil madu hitam mengandung kadar air 14,83%, keasaman 65,38 ml NaOH/kg dan gula pereduksi 73,18%. Tes toleransi glukosa oral pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diberi bahan uji kombinasi madu dan biji gorek menunjukkan hasil kadar glukosa darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya (151,75 mg/dL). Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan madu bersama dengan serbuk biji gorek tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah, namun madu merupakan bahan alam yang potensial dalam menjaga kadar glukosa sehingga mampu mencegah terjadinya hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus.
Pengaruh Pemberian Dekokta Kayu Bajakah Tampala (Spatholobus Littoralis Hassk) Terhadap Penurunan Udem Kaki Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan Yang Dinduksi Karagenin. Dahlia Andayani; Faridiniyati Hidayaturrohimah; Khairil Pahmi
JIKF Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.475 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v9i2.881

Abstract

Udem merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia, maupun zat mikrobiologi. Tumbuhan bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) yang mempunyai kandungan flavonoid diharapkan dapat dijadikan sebagai obat dalam pengobatan udem. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek decocta kayu Bajakah pada volume udem kaki tikus yang diinduksi karagenin. Penelitian ini menggunakan rancangan pre post test control group design. Hewan uji 24 ekor tikus jantan dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 hewan uji, yakni kontrol negatif (CMC )kontrol positif (Natrium diklofenak )perlakuan 1 (dekokta kayu bajakah dosis 20g/100 ml selama 3 hari dan perlakuan 2 (dekokta kayu bajakah dosis 20g/100 ml sekali sehari. . Semua perlakuan diberikan secar oral dan caragenin diberikan secara subcutan pada telapak kaki tikus. Volume udem diukur dengan alat pletismometer pada selang waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan AUC Volume udem kontrol negatif sebesar 0,10833, kontrol positif sebesar 0,02816, perlakuan 1 sebesar 0,03133, dan perlakuan 2 sebesar 0,04683. Persen daya anti inflamasi (%DAI) yaitu kontrol positif 74,04%, perlakuan 1 71,08%, dan perlakuan 2 56,77%. Nilai signikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada pengaruh yang bermakna dari pemberian dekokta kayu bajakah terhadap penurunan Volume Udem tikus. hasil uji Mann-Whitney antara kontrol positif dengan perlakuan 1 menghasilkan signifikansi 0,394 (>0,05) berarti tidak terdapat perbedaan secara bermakna atau dengan kata lain memiliki efek yang sama dengan natrium diklofenac.
Perbandingan Efektivitas Minyak Ikan Hiu Dengan Povidon Iodin Pada Penutupan Luka Iris Dahlia Andayani; Baiq Fahrina Findawati; Nurul Hidayati
JIKF Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesahatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v10i1.1084

Abstract

Minyak ikan hiu dari Desa Tanjung luar Lombok Timur secara empiris dimanfaatkan sebagai obat luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas minyak ikan hiu dengan povidon iodin secara topikal pada luka iris . Penelitian ini menggunakan rancangan post test only control group design dengan 3 kelompok perlakuan. Sebanyak 9 ekor kelinci dibagi dalam 3 kelompok perlakuan; kelompok I sebagai kontrol negatif (Aquadest), kelompok 2 sebagai kontrol positif menggunakan Povidon Iodin (betadine 10%), dan kelompok 3 sebagai perlakuan minyak ikan hiu. jumlah perlakuan yang diberikan sebanyak 3 tetes pada masing masing luka dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari yaitu pagi dan malam hari. Jenis luka yang di gunakan yaitu luka iris berbentuk bulat dengan diameter luka 1 cm. data yang diamati berupa diameter luka yang dilihat secara visual dan diukur sisa penutupannya menggunakan penggaris. pengukuran dilakukan setiap hari selama 7 hari. Data hasil penelitian menunjukkan sturuktur anatomi kulit yang teriris pada semua kelompok perlakuan terjadi perbaikan. data Hasil pengukuran diameter luka dari masing – masing perlakuan mengalami perubahan yaitu rata – rata diameter luka dari semua perlakuan adalah kontrol negatif sebesar 0,7 cm. Kontrol positif sebesar 0,4 cm dan minyak ikan hiu sebesar 0,2 cm . Hasil penelitian pada Minyak ikan hiu (Centrophorus sp.) menutup luka lebih efektif dibandingkan dengan povion iodin 10% karena kandungan saponin dalan minyak ikan.
Pengaruh Ekstrak Etanol 96% Daun Katuk (Sauropus Androgynus) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Kelnci Putih Jantan (Oryctolagus Cuniculus) Dahlia Andayani; Dede Arlita; Maruni Wiwin Diarti
JIKF Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v8i2.1102

Abstract

Daun katuk secara empiris digunakan untuk memperlancar air Susu Ibu (ASI) pasca melahirkan baik secara normal maupun operasi sesar. Daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan Tanaman yang dapat menghambat terjadinya pembekuan darah karena banyak mengandung bahan aktif, berupa senyawa flavonoid, fenol, betakaroten, dan antosionin. Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah daun Katuk yang dikonsumsi pasca melahirkan dapat memperpanjang masa pendarahan (bleeding time) Penelitian ini menggunakan Rancangan post-test only control group design. Sebanyak 16 ekor kelinci jantan dengan berat 150-200 gram dibagi menjadi 4 kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 4 ekor kelinci yang diberi perlakuan; Kelompok I control Positif diberi aspirin dosis 13,3 mg, Kelompok II control negative diberi Aqudest, kelompok III diberi perlakuan ekstrak etanol daun katuk dengan dosis 9,8 mg/ Kg BB dan Kelompok IV ekstrak etanol daun katuk dengan dosis 19,6 mg/Kg BB. Data berupa waktu pembekuan darah pada sayatan ditelinga kelinci dihitung setelah perlakuan 1 jam. Hasil penelitian : Menunjukkan bahwa waktu perdarahan Kelompok I rata rata 53,85 detik, kelompok II 41,99 detik, kelompok III 37,51 detik dan kelompok IV 37,4 detik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun katuk tidak memperpanjang waktu pendaharan sehingga aman dikonsumsi pasca melahirkan.
Perbandingan Kadar Alkaloid Total Pada Eksudat, Infusa Dan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Rizki Nugrahani; Intan Nurani Ikhsan; Dahlia Andayani
JIKF Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v8i2.1107

Abstract

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah yang sangat mudah ditemukan karena mudah dibudidayakan. bagian dari tanaman pepaya khususnya bagian daunnya memiliki manfaat tersendiri untuk pengobatan. Manfaat daun papaya salah satunya dapat mengobati penyakit malaria. Dau pepanya mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid yang mampu menghambat pertumbuhan Plasmodium sp yang merupakan genus protozoa parasit yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Penelitian ini bertuajuan untuk mengetahui kadar alkaloid total pada eksudat, rebusan dan ekstrak etanol pada daun pepaya (Carica papaya L.) dan dapat mengetahui pengaruh pengolahan sampel yang berbeda terhadap kadar alkaloid total yang diperoleh. Pengujian kadar alkaloid total pada penelitian ini menggunakan metode gravimetri. Kadar alkaloid pada sampel daun papaya di ukur dari tiga jenis sampel proses dengan cara di maserasi sehingga mengasilakan ekstrak kental, dip eras untuk memperolah eksudat dan di buat dalam benuk cairan infusa . Masing-masing sampel untuk setiap perlakuan diuji sebanyak 5 gram dengan replikasi 3 kali untuk setiap sampel. Perhitungan kadar alkaloid total dihutung menggunakan rumus gravimetrik yaitu dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus gravimetri dimana data yang didapatkan berupa bobot konstan . Hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar alkaloid total eksudat adalah 8,273% (8,273 g/5 g), rebusan sebanyak 4,38% (4,38 g/5 g) dan ekstrak etanol yaitu 26,115% (26,115 g/5 g). kesimpulan yang diperolah dalam penelitian ini bahwa jenis sampel yang berbeda mempengaruhi hasil kadar alkaloid total yang dihasilkan.