Materi sastra dianggap materi lanjutan dalam tahap pembelajaran bahasa di prodi-prodi sastra Arab di Indonesia, sekalipun pada kenyataannya materi bahasa dan sastra di tampilkan bersamaan dalam perkuliahan. Berbagai metode dan bahan ajar yang berbahasa Arab dan di bantu dengan beberapa terjemahannya seringkali tidak banyak membantu memberikan pemahaman yang baik pada mayoritas mahasiswa. Ini di sebabkan karena bahasa ungkapan dalam sastra bukan bahasa pengantar pada umumnya, di tambah lagi bahwa bahasa sastra khususnya Arab, punya keunikan dan kepelikan tersendiri dalam mengkaji dan memahaminya. Tidak dapat di pungkiri bahwa hal ini menjadi masalah bersama yang selalu di temui para dosen pengampu.Sebut saja manuskrip, sebagai kumpulan informasi masa lampau yang telah di rekam utuh oleh para penulis terdahulu menjadi kesatuan tema tertentu, menjadi salah satu objek kajian peneliti dalam kesempatan ini. dari beberapa keunikan tersendiri yang di miliki oleh lembaran-lembaran manuskrip inilah, berisi tema bahasa, linguistic, hermeunetik, sastra, nilai-nilai social keislaman dan kemasyarakatan juga muatan sains dan teknologi, menyimpan khazanah ilmu dan kebudayaan. Tidak saja kita dapat mengambil sari ilmu dari sebuah manuskrip tersebut, jauh lebih dari kepentingan itu adalah kita dapat mengenal lebih baik budaya lokal masa lampau, karakter masyarakat yang beragam, kemudian menemukan solusi untuk kondisi-kondisi tertentu sebagai pembanding dan pelengkap data untuk penyelesaian masalah masa kini.Sejarah memperjelas bahwa pernah adanya hubungan intelektual secara langsung antara ulama-ulama nusantara terkemuka kisaran tengah abad 15M dengan para ulama Timur Tengah di mulai dengan adanya halaqah ilmiah seputar agama dll. Keterpengaruhan secara kultur, budaya dan bahasa yang di pakai selama berjalannya halaqah tersebut, menumbuhkan ciri khas tersendiri bagi karakter tulisan para ulama nusantara kita dalam menuangkan ide dan pikiran nya di tanah air. Tampak jelas bahwa tulisan Arab seperti yang kita kenal saat ini sebagai skrip pegon dan jawi, muatan teks matan berpola nadzom yang berbait sebagaimana kita menegenalnya dengan sebutan sya’ir, dan kajian lain yang bisa sangat kentara muncul dalam sebuah lembaran manuskrip, merupakan buah dari pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya selama itu. Fakta ini lah yang akan kita coba gali sebagai peluang mendapatkan informasi yang baru dari manuskrip, khususnya pada kajian bahasa dan sastra. Kita akan dapatkan media belajar bahasa dan sastra yang baru dengan terlibat aktif pada peninggalan masa lampau. Penelitian ini akan focus dengan memilah manuskrip bernuansa sastra melayu nusantara, karangan ulama nusantara pula, dengan juga mengkaji sisi bahasa di dalamnya sekaligus. Lalu korpus ini akan menjadi media pembelajaran bahasa dan sastra untuk memberikan nuansa berbeda dalam proses kajiannya, tentu bersinergi dengan keilmuan lain yang mendukung seperti filologi dan sejarah.Keyword : Sastra, Manuskrip. Kultur. Pegon, Jawi,