Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

AKTIVITAS CESIUM-137 (137Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA Silalahi, Christiani; Muslim, Muslim; Suseno, Heny
Journal of Oceanography Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.243 KB)

Abstract

Abstrak Radionuklida merupakan unsur yang sangat penting untuk diketahui persebarannya, level radiasinya, sumber dan proses-proses yang mempengaruhinya di perairan. Salah satu unsur radionuklida yang mendapat perhatian adalah 137Cs. Radionuklida 137Cs merupakan unsur radioaktif yang bersifat konservatif, artinya mudah terdispersi dalam lingkungan perairan. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif  yaitu  metode ilmiah dimana data penelitian yang diperoleh berupa angka dan dianalisis menggunakan statistik atau model sedangkan metode pengambilan sampel dengan mengambil beberapa sampel untuk menggambarkan karakteristik wilayah yang diwakili secara representatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas radionuklida 137Cs di Perairan Bangka Selatan sangat rendah yaitu pada rata – rata 0,223 mBq/L. Rendahnya nilai radionuklida ini disebabkan karena lokasi penelitian tidak mempunyai sumber radionuklida sehingga nilai yang terdeteksi diduga berasal dari global fall out. Data ini akan dijadikan sebagai base line data radionuklida di perairan Bangka Selatan dan ASPAMARD (Asia Pasific Radioactive Marine Data Base).
KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR H., Esa Fajar; Muslim, Muslim; Suseno, Heny; Makmur, Murdahayu
Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2958.524 KB)

Abstract

Tiap tahun pengangkutan sedimen menuju laut dapat mencapai jutaan meter kubik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan muka bumi dan dapat mengganggu aktivitas dari biota perairan. Sedimen yang telah masuk dalam lingkungan perairan akan mengendap dan terdistribusi oleh proses oseanografi. Lokasi Perairan Gresik yang berada pada muara sungai memiliki kesesuaian dengan kajian penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen di Perairan Gresik dan pendistribusiannya. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua fraksi sedimen di Perairan Gresik, yaitu sedimen pasir dan pasir berlanau, dimana pola distribusinya menunjukan daerah pesisir didominasi oleh sedimen pasir dan di laut lepas yang berjenis pasir berlanau. 
PENGARUH BATIMETRI PERAIRAN TERHADAP DISTRIBUSI PLUTONIUM-239/240 (239/240Pu) DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK Widyanto, Patar; Muslim, Muslim; Suseno, Heny; Makmur, Murdahayu
Journal of Oceanography Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.921 KB)

Abstract

Abstrak Keberadaan suatu unsur radionuklida secara alamiah sudah terdapat di dunia oleh proses alam dalam tubuh bumi itu sendiri,selain itu berbagai aktivitas manusia juga menyebabkan keberadaan aktivitas suatu unsur radionuklida. Plutonium-239/240 adalah radionuklida reaktif (non konservatif) di mana unsur radionuklida ini lebih mudah berpindah dari laut yang disebabkan afinitasnya terhadap permukaan partikel alam yang menyebabkan radionuklida ini tenggelam ke dasar laut dan masuk ke dalam sedimen. Sifat toxic dari plutonium-239/240 menjadi perhatian khusus bagi pemantauan pencemaran laut di Perairan Gresik. Pergerakan arus laut secara terus menerus menjadi salah satu faktor pembentuk pantai, yang juga berperan dalam distribusi dari suatu pencemaran tertentu. Batimetri perairan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arus laut, di mana semakin tinggi kemiringan suatu dasar perairan semakin besar pula kecepatan arusnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh batimetri perairan  terhadap distribusi aktivitas  239/240Pu dalam sedimen di perairan Gresik. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batimetri perairan Gresik pada lokasi penelitian berkisar antara 68cm hingga 341cm. Batimetri perairan berpengaruh terhadap distribusi Plutonium-239/240 dalam sedimen, dimana aktivitas radionuklida plutonium-239/240 cenderung lebih tinggi pada perairan yang  dangkal dan mengalami penurunan aktivitas diperairan yang dalam.  
STUDI PENDAHULUAN RADIONUKLIDA 137Cs DI PERAIRAN INDONESIA TIMUR Hoir, Ilham Fathul; Muslim, Muslim; Suseno, Heny; Wahyono, Ikhsan Budi
Journal of Oceanography Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.401 KB)

Abstract

Abstrak                 KasuskecelakaanPembangkitListrikTenagaNuklir di Chernobyl dan Fukushima, merupakansalahsatupenyumbangradionuklidaantropogenik di lautankhususnya di samuderaPasifik. Selainitu, sumber lain sepertiujicobanuklir di atmosfer yang banyakdilakukansetelahPerangDunia II. Radionuklida yang masukkelautdapatdisebarkanolehadanyaaruslaut.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuidistribusi137Cs di perairan Indonesia timur yang merupakanmasukandariSamuderaPasifik. Pengambilansampel air lautdilakukanpada 1 – 18 September 2012 kemudiansampel di analisis di LabolatoriumRadioekologiKelautan, BATAN (BadanTenagaNuklir) Serpong yang dilakukanpada 9 Oktobersampai 21 Desember 2012. Penelitianinibersifatdeskriptifeksploratif, denganpengambilansampelmenggunakanmetode sampling purposive. Analisisaktivitas137Cs menggunakanmetodedari IAEA-MEL (International Atomic Energy Agency’s Marine Environmental Labolatories).Hasilpenelitianmenunjukkan, bahwakonsentrasiradionuklida137Cs di Perairan Indonesia Timur. berkisarantara 0,14 – 0,43 mBq/L. Hal tersebutdidugaberasaldariSamudraPasifik yang berkisar  0,7 – 2, 8 mBq/L dan global fallout yang dibawaoleharuslaut, karena di perairantersebuttidakadasumberaktivitasradionuklida yang menghasilkan137Cs..  
ANALISIS JENIS UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Triapriyasen, Ardiyan; Muslim, Muslim; Suseno, Heny
Journal of Oceanography Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.765 KB)

Abstract

Perairan Teluk Jakarta merupakan perairan semi tertutup yang masih mendapat pengaruh sifat laut dari Laut Jawa dan menerima masukan air sungai yang bermuara kedalam teluk.Kajian mengenai analisis jenis ukuran butir sedimen di perairan Teluk Jakarta bertujuan untuk mengetahui jenis ukuran butir yang dihubungkan dengan pola pergerakan arus di Perairan Teluk Jakarta.Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.Data primer berupa sampel sedimen dasar dan data sekunder meliputi data arus dan peta batimetri Perairan Teluk Jakarta. Metode analisa tekstur sedimen menggunakan metode dry sieving (pengayakan) dan wet sieving (pemipetan). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tekstur sedimen di Perairan Teluk Jakarta didominasi oleh pasir berlanau.Kecepatan arus relatif kecil sehingga pada setiap stasiun didominasi oleh pasir berlanau. 
KAJIAN SEBARAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU BELITUNG Irawati, Nia; Marwoto, Jarot; Suseno, Heny
Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.965 KB)

Abstract

Kawasan pesisir Belitung merupakan bagian dari Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter yang umumnya bersifat perairan terbuka sehingga memungkinkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Erosi merupakan proses pengikisan sedimen oleh arus laut yang terjadi secara alami maupun karena adanya aktivitas manusia sedangkan sedimentasi merupakan proses transportasi dan pengendapan sedimen, termasuk dalam hal ini semua sumber energi yang mampu mentranspor dan mengendapkan seperti angin, air dan gravitasi. Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada tanggal 24-26 Februari 2015 di perairan Pulau Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tekstur sedimen di Perairan Belitung serta pola transport sedimennya. Data primer yaitu sampel sedimen dasar dan data arus permukaan sedangkan data sekunder meliputi peta Batimetri Perairan Belitung 2013. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, penentuan lokasi sampling menggunakan metode purposive sampling. Metode analisa tekstur sedimen menggunakan metode Eleftheriou dan McIntyre dan granulometri (pengayakan). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tekstur sedimen di perairan Pulau Belitung didominasi oleh pasir halus (62,5-250 μm) hampir di seluruh staiun sampel kecuali pada stasiun 4 dengan jenis tekstur sedimen lanau. Hal ini dimungkinkan karena lokasi pengambilan sampel merupakan daerah dekat pantai sehingga didominasi sedimen jenis pasir halus. Dominasi pasir halus ini juga dimungkinkan karena adanya pengendapan yang dipengaruhi arus Perairan Belitung. Pada saat pengambilan sampel arus bergerak dari arah barat laut menuju tenggara dengan kecepatan (0,0-0,237 m/s) sehingga menyebabkan pola transport sedimen yang sejajar garis pantai, dimana arus sejajar pantai ini ketika mendekati tepi pantai akan mampu mengangkut dan mengendapkan butiran sedimen yang lebih kasar (pasir halus) sedangkan semakin kearah laut pergerakan arus semakin tenang sehingga arus tidak mampu mengangkut butiran sedimen sehingga mengendapkan butiran sedimen halus (lanau).
Radioisotope 32P for Keloid Therapy: A Review Rahman, Wira Y; Budiawan, Budiawan; Suseno, Heny
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 12 No 2 (2024): Edition for September 2024
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2024.12-wir

Abstract

Keloids are skin disorders resulting from an abnormal wound healing response, often leading to excessive scar tissue growth. Keloids can be itchy, painful, and aesthetically disturbing. Keloid therapy varies, but until now, there is no standard method that is effective due to different patient responses. Racial, environmental, and genetic variables influence keloids. Various therapeutic techniques, such as surgery, cryotherapy, corticosteroid injections, laser light, and radiotherapy, have been used to treat keloids, but each has advantages and disadvantages. However, these treatments have limitations, such as high recurrence rates and patient discomfort. The application of radioisotope therapy, specifically using 32P, has emerged as a promising alternative. Radioisotope 32P emits β-particles, effectively inhibiting keloid cell growth by causing DNA damage and reducing collagen production. Studies show that 32P therapy significantly reduces keloid size and recurrence rates while causing minimal patient discomfort. Although there are potential risks, such as damage to surrounding healthy tissue, 32P therapy provides a practical and non-invasive option for keloid management. However, more research is required to fully understand this method’s effectiveness, safety, and long-term impact on keloid therapy, optimize treatment protocols, and minimize side effects.