Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pemberian Pelayanan Jasa Kepada Masyarakat: Desain Goa Maria Gereja St. Mikhael, Kampung Kweel, Merauke Hematang, Yashinta Irma Pratami; Mekiuw, Yosehi
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i1.127

Abstract

ABSTRACT Prayer activities, specifically for Catholics, are carried out through the Virgin Mary at a certain pilgrimage area. The Catholic Church of St. Michael in Kweel Village has a problem in planning for the construction of Maria Cave. As a form of Higher Education Tri Dharma, activities are carried out to provide cave design services along with the preparation of Budget and Cost Plans (RAB). The methods of implementing the activities include site/site data collection, analysis, drafting of design concepts, drawings, and ending with the making of the RAB. The result of the activity is the design of a Maria Cave measuring 8 X 5 m without roofing with geometric shapes consisting of public and private zones with the concept of utility lighting and resulting in building cost calculation with a value of Rp. 42,900,000. Keywords: Pilgrimage; Orison; Catholic Christianity ABSTRAK Kegiatan-kegiatan doa secara khusus bagi umat katolik adalah dengan melalui perantara Bunda Maria, pada suatu kawasan ziarah. Gereja Katolik St. Mikhael di Kampung Kweel memiliki permasalahan dalam perencanaan pembangunan Goa Maria. Sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka dilakukan kegiatan pemberian pelayanan jasa desain goa dan penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB). Metode pelaksanaan kegiatan meliputi: pengumpulan data site/tapak, analisis, penyusunan konsep desain, drawing, dan diakhiri dengan pembuatan RAB. Hasil kegiatan adalah desain suatu bangunan Goa Maria berukuran 8 X 5 m tanpa pernanungan dengan bentuk geometris yang terdiri atas zona publik dan privat dengan konsep utilitas pencahayaan lampu dan juga menghasilkan perhitungan biaya pembangunan goa maria dengan nilai bangunan adalah Rp. 42.900.000. Kata kunci: Ziarah; Doa; Kristen Katolik
KAJIAN RUMAH GABA-GABA DI PERKOTAAN MERAUKE Yashinta Irma Pratami Hematang; Mukhlis Alahudin; Diana S Susanti
NALARs Vol 21, No 1 (2022): NALARs Volume 21 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.21.1.35-44

Abstract

ABSTRAK. Merauke sebagai kabupaten terujung timur dari wilayah NKRI, selain dikenal dengan area perbatasannya juga menghasilkan tanaman sagu (Metroxylon sp.). Bagian dari tanaman sagu yaitu pelepahnya kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat menjadi material penyusun dinding rumah. Berdasarkan hasil wawancara, rumah ini selanjutnya dikenal masyarakat Merauke dengan sebutan Rumah Gaba-Gaba. Penerapan Rumah Gaba-Gaba bukan hanya ada di daerah perkotaan tetapi dijumpai juga di daerah lain seperti pedalaman di sekitar Distrik Merauke. Untuk di daerah kota, Rumah gaba-gaba semakin berkurang. Pembelajaran detail sambungan kontruksi gaba-gaba di bangku perkuliahan jurusan bangunan (arsitektur dan teknik sipil) juga sekolah menengah kejuruan bidang teknik bangunan juga tida dijumpai. Penelitian ini kemudian bertujuan melihat bagaimana detail sambungan pelepah sagu pada dinding Rumah Gaba-Gaba di perkotaan Merauke serta menemukan bagaimana potensi dan tantangan pelestarian Rumah Gaba-Gaba dalam kaitannya dengan akses memperoleh material sagu di daerah perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis metode yaitu observasi terlibat dan pengambilan data ethnografis. Teknik pengambilan data secara tidak acak, teknik purposive sampling. Observasi/pengamatan dan wawancara dengan teknik penyajian data yaitu dengan verbatim. Hasil penelitian ini adalah gambar sambungan dinding pelepah sagu dimana terdapat kayu list ukuran 2/2 mengapit gaba-gaba, antar gaba disambung dengan tusukan bambu (seperti tusukan sate) dengan jarak antar tusukan adalah tidak saling sejajar secara vertikal dan juga kajian potensi dan tantangan pelestarian rumah material sagu area perkotaan Merauke. Kata kunci: pelepah sagu, dinding, material lokal ABSTRACT. Merauke, the easternmost district of the Republic of Indonesia, besides being known for its border area, also produces Metroxylon sp., the sago plants. Part of the sago plant, namely sago midrib, is then used by the local community to become the building material for the walls of the houses. Based on the interview results, information was obtained that this house was later known as Rumah Gaba-Gaba. The application of Rumah Gaba-Gaba exists in urban areas and can also be found in other areas such as the rural around Merauke District. The application of Rumah Gaba-Gaba exists in urban areas and can also be found in other areas such as the rural around Merauke District. However, it is found that the application of Gaba-Gaba wall construction is decreasing in urban areas. Then learning the details of this construction in the lectures majoring in building (architecture and civil engineering) and vocational high schools in building engineering is not there. This research then aims to see how the details of the connection of the sago midrib on the walls of the Rumah Gaba-Gaba in Merauke city and find out how the potencies and challenges of preserving the Rumah are preserved Gaba-Gaba are related to access to sago material in urban areas. This research uses qualitative research methods. The types of methods are involved observation and ethnographic data collection. The collecting data is not a random, purposive sampling technique—observations and interviews with data presentation techniques, namely verbatim. The results of this study are a picture of the connection of the Gaba-Gaba wall where there is a list of 2/2 size wood flanking the Gaba-Gaba. Between the Gaba is connected with a bamboo puncture (such as a satay puncture). The distance between the punctures is not parallel to each other vertically. It is also a study of the potential and challenges for the conservation of sago material houses for the urban area of Merauke.Keywords: sago midrib, wall, local material
ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE Henry Soleman Raubaba; Yashinta Irma Pratami Hematang
MUSTEK Vol 6 No 1 (2017): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v6i1.670

Abstract

Sistem air bersih merupakan salah satu bagian dari sistem utilitas pada bangunan gedung yang tidak kalah pentingnya dengan sistem utilitas yang lain. Berfokus pada kebutuhan air bersih, Armand (2011) dalam bukunya mengemukakan bahwa 1/6 populasi dunia saat ini tidak memiliki akses air bersih dan 2,5 miliar orang tidak memiliki kloset layak sehingga mencemari air tanah. Apabila kebutuhan air bersih terpenuhi dengan baik, permasalahan kesehatan seperti yang diungkapkan Armand (2011) dapat ditekan. Begitu pula yang terjadi pada Fakultas Teknik Universitas Musamus. Apabila pasokan/ kebutuhan air bersih memenuhi standart ideal, kebersihan dan kesehatan pengguna dapat terjaga baik pula. Dalam sistem air bersih, terdapat beberapa aspek penting yaitu sumber air bersih, pengelolaan air bersih, distribusi air bersih, pemeliharaan air bersih, dan terakhir adalah kebutuhan air bersih.Berangkat dari permasalahan yang telah diungkapkan pada uraian latar belakang, maka yang menjadi tujuan dan penelitian ini adalah menghasilkan analisis kebutuhan air bersih lebih baik/ideal bagi kenyamanan, kebersihan, dan kesehatan pemakai di dalam Fakultas Teknik Universitas Musamus. Adapun Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologik dengan metode field measurement.Penelitian ini menghasilkan analisis bahwa: rata-rata jumlah pasokan air per hari bagi setiap program studi Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke belum memenuhi standar ideal; untuk kebutuhan sanitari kloset, ada yang sudah memenuhi standart jumlah sanitari kloset dan ada yang belum memenuhi; sedangkan untuk kebutuhan sanitari wastafel, semua wastafel pada kamar mandi semua program studi di Fakultas Teknik belum memenuhi standar ideal.
TIPOLOGI BANGUNAN BERSEJARAH RUMAH LEPRO MERAUKE Yashinta Irma Pratami Hematang; Sarina Sarina
MUSTEK Vol 6 No 3 (2017): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v6i3.709

Abstract

Kabupaten Merauke seyogyanya menjaga dan mengupayakan pelestarian bangunan tua/bersejarahnya.  Diharapkan dengan adanya kajian awal yaitu penelitian ini, terbuka peluang untuk kegiatan konservasi bangunan bersejarah ini di kemudian hari (tahap awal kegiatan konservasi bangunan).  Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Merauke (2013) dalam Badan Pusat Statistik (2014: 330), Lepro (orang sakit lepas) merupakan satu dari 29 tempat-tempat bersejarah di Kabupaten Merauke. Walaupun demikian, Rumah Lepro saat ini belum dalam tahap awal kegiatan pemugaran.Penelitian ini bersifat inductive exploratory research, yaitu penelitian dengan pendekatan induktif yang bersifat menjelajah yang mempunyai permasalahan yang terbuka luas (misal: studi kasus,  grounded-research) dan belum ada hipotesanya. Penelitian ini datanya diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara dengan pemilik rumah.Permukiman Lepro terdiri dari lima klaster, masyarakat menyebutnya dengan Kampung 1, Kampung 2, kampung 3, kampung 4, dan kampung 5. Masing-masing kampung terdiri dari lima rumah. Berdasarkan hasil penelitian, rumah lepro pada area Lepro I dikategorikan menjadi dua (2) tipe bentuk rumah, yaitu: (1)            Rumah Lepro Bentuk Pondasi Umpak Kayu dan (2) Rumah Lepro Bentuk Pondasi Umpak Beton. Adapun tipe (2) terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu: (2a) Bentuk Atap Asbes dan (2b) Bentuk Atap Seng.
ADAPTASI BENTUK DAN FUNGSI ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL BUGIS-MAKASSAR DI KAMPUNG KUMBE, MERAUKE Sari Octavia; Yashinta Irma Pratami Hematang
MUSTEK Vol 6 No 3 (2017): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v6i3.711

Abstract

Merauke merupakan daerah yang multi etnis sehingga dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia karena terdapat banyak suku bangsa dari daerah lain yang mendiami kabupaten Merauke. Salah satunya adalah suku Bugis-Makassar. Suku Bugis-Makassar banyak mendiami daerah sepanjang pesisir pantai. Pendatang inilah yang membawa kebudayaan dari daerah asal mereka. Salah satunya rumah tradisional yang menjadi bagian penting dalam kehidupan keseharian mereka.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif terkait dalam  upaya menjelaskan  rumah Bugis-Makassar yang ada di Kampung Kumbe dalam konteks Arsitektur Tradisional sebagai eksplorasi konsep bangunan yang pernah dikembangkan pada masa lalu untuk dilihat bagaimana perkembangannya pada masa kini di dalam lingkungan baru yang jauh dari asal tradisinya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa akulturasi budaya setempat dengan budaya asal sangat kurang,  hal ini terlihat dari bentukan bangunan yang tidak mengalami perubahan dan tidak adanya kearifan lokal yang diadaptasi kedalam bentuk rumah tradisional. Hilangnya makna simbolik terhadap elemen-elemen arsitektural seperti makna ragam hias yang tidak lagi menunjukkan status sosial tetapi hanya berfungsi sebagai pemanis (ornamen) bangunan serta fungsi ruangan hanya sebatas pada kebutuhan pemilik rumah tanpa memperhatikan filosofi budaya asal.
ANALISIS TINGKAT POTENSI PRIORITAS KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI MERAUKE Yashinta Irma Pratami Hematang; Izak Habel Wayangkau
MUSTEK Vol 7 No 3 (2018): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v7i3.1732

Abstract

Untuk melakukan kegiatan konservasi, dilakukan tahapan yaitu: penelitian, kajian perumusan kebijakan, program dan perencanaan, dan terakhir pembiayaan & pelaksanaan. Tahap penelitian salah satunya tahap penentuan peringkat/prioritas konservasi (Bappeda,1988: II-14). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis dan membuat kategorisasi tingkat potensi pelestarian bangunan bersejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluatif dengan kriteria yang digunakan adalah kriteria umum menurut Utomo (2005:75). Sampel penelitian yaitu data Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke (2014) yaitu tempat bersejarah di Merauke yang berjumlah 27 sampel. Hasil penelitian yaitu analisa tingkat potensi prioritas pelestarian bangunan bersejarah di Merauke dengan hasil tingkat potensi pelestaian yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Potensi tinggi yaitu: Pastoran, Kodim, Gereja Protestan, Gereja Katedral Lama, Lepro(Orang Sakit Lepas), dan Kuburan Belanda. Potensi sedang: SD Negeri 01, Gudang Barang Pastor, KORES/POLRES Lama, Sumur Bor, Galangan Kapal, Pintu Air, RSUD, Rumah Pelayanan PLN, Lampu Satu(Mersusuar), Pal Putih(Mersusuar), Semua Bangunan Di Belakang Hotel Asmat, Asrama Theresia (SKKP), Susteran PBHK (Kompleks Keuskupan Agung Merauke), Susteran PBHK Kelapa Lima, Seminari (Pankat) Kelapa Lima. Sedangkan potensi rendah: SD Aperis I (SD Fransiskus Xaverius 01 DAN 02), MILLO (SMA Jhon 23 Merauke), Rumah Kantor Distrik (Rumah Bistir), Gudang Beras (Irian Bakti) CBL, Lembaga Pemsyarakatan Kelas II MERAUKE, SGA, SGB, SPG (SMA Yos Sudarso) Kelapa Lima Merauke. Kata kunci : Arsitektur, Bangunan bersejarah, Konservasi, Merauke
AKULTURASI KONSEP LOKAL DAN MODERN PADA TAMPAK DEPAN BANGUNAN FUNGSI HUNIAN-KOMERSIAL DI KOTAWAMENA, PAPUA,INDONESIA Henry Soleman Raubaba; Yasinta Irma Pratami Hematang
MUSTEK Vol 10 No 3 (2021): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan konsep arsitektur tradisional-lokal rumah honai pada tampak depan bangunan modern di KotaWamena berangkat dari kesemrawutan dan ketidak-teraturan ditengah geliat pembangunan dan modernitaskota, terutama untuk bangunan perdagangan dan jasa di daerah perkotaan Wamena. Penelitian ini secarakhusus menganalisa akulturasi konsep lokal pada bangunan modern dengan fungsi hunian-komersial yaitupada deretan ruko di koridor Jalan Irian. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011tentang Penyeragaman Bangunan Rumah Toko (Ruko) di Kota Wamena, semua bangunan dengan fungsiperdagangan dan ataupun jasa mempunyai tampilan tampak depan yang seragam baik dari bentuk maupunwarna yang digunakan. Arsitektur tradisional rumah honai digunakan untuk mengangkat kearifan budayalokal setempat dan sekaligus menjadi citra dari Kota Wamena. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Hasil dari penelitian ini yaitu analisa tingkat akulturasikonsep lokal dan modern pada tampak depan bangunan hunian-komersial di daerah perkotaan Wamena.
Pemberian Pelayanan Jasa Kepada Masyarakat: Desain Goa Maria Gereja St. Mikhael, Kampung Kweel, Merauke: Giving Service To The Community: The Design & Budget and Cost Plansof Maria Cave In St. Mikhael Church, Kweel Village, Merauke Yashinta Irma Pratami Hematang; Yosehi Mekiuw
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i1.127

Abstract

ABSTRACT Prayer activities, specifically for Catholics, are carried out through the Virgin Mary at a certain pilgrimage area. The Catholic Church of St. Michael in Kweel Village has a problem in planning for the construction of Maria Cave. As a form of Higher Education Tri Dharma, activities are carried out to provide cave design services along with the preparation of Budget and Cost Plans (RAB). The methods of implementing the activities include site/site data collection, analysis, drafting of design concepts, drawings, and ending with the making of the RAB. The result of the activity is the design of a Maria Cave measuring 8 X 5 m without roofing with geometric shapes consisting of public and private zones with the concept of utility lighting and resulting in building cost calculation with a value of Rp. 42,900,000. Keywords: Pilgrimage; Orison; Catholic Christianity ABSTRAK Kegiatan-kegiatan doa secara khusus bagi umat katolik adalah dengan melalui perantara Bunda Maria, pada suatu kawasan ziarah. Gereja Katolik St. Mikhael di Kampung Kweel memiliki permasalahan dalam perencanaan pembangunan Goa Maria. Sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka dilakukan kegiatan pemberian pelayanan jasa desain goa dan penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB). Metode pelaksanaan kegiatan meliputi: pengumpulan data site/tapak, analisis, penyusunan konsep desain, drawing, dan diakhiri dengan pembuatan RAB. Hasil kegiatan adalah desain suatu bangunan Goa Maria berukuran 8 X 5 m tanpa pernanungan dengan bentuk geometris yang terdiri atas zona publik dan privat dengan konsep utilitas pencahayaan lampu dan juga menghasilkan perhitungan biaya pembangunan goa maria dengan nilai bangunan adalah Rp. 42.900.000. Kata kunci: Ziarah; Doa; Kristen Katolik
PENDAMPINGAN PEMBUATAN DESAIN INTERIOR TEMA KOLONIAL BAGI UKM KANTIN MESRAN KAWASAN TITIK NOL Yashinta Irma Pratami Hematang; Sari Octavia
Musamus Devotion Journal Vol 1 No 02 (2019): Musamus Devotion Journal
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.303 KB)

Abstract

Partners proposed in this community service program is SME (Micro Small Business) Kantin Mesran Kawasan Titik Nol. The canteen is located on the colonial buildings, the former gas stations in the Dutch Period in Merauke. According to the BPS (2014), Kantin Mesran is one of historic sites. Although the owner realizes the compatibility of the colonial theme but it has not been applied maximally to the canteen. This is due to many factors such as the absence of a background of design knowledge owned by the owner of the canteen. Because the design is assisted by a dedicated team, it can cut maintenance and redesign costs by teams with appropriate areas of expertise, thus becoming a cultural heritage conservation effort. Partners are accompanied by a team of dedication to be able to understand the basic concepts of colonial design so that the activities of maintenance and renovation of old buildings can run well and the principle of preservation goes well in the future. Partners are also invited together in the preparation of design exploration. The results of mentoring are: partner's understanding of colonial interior design, historic building documentation of Merauke, and the results of the design during the mentoring activities.
SOSIALISASI STRATEGI PEMANFAATAN RUANG RUMAH KECIL DIPERUMAHAN CITRA SMALL TOWN MERAUKE Yashinta Irma Pratami Hematang; Anton Topan
Musamus Devotion Journal Vol 3 No 1 (2021): Musamus Devotion Journal
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The small type of housing, namely type 36, is mostly built in housing in addition to meetingthe needs of 1000 houses for the Jokowi Program, as well as targeting the middle to lowereconomic community. This phenomenon is also starting to bloom in Merauke. But behindthat, the community needs a design strategy to manage these small types of houses.Therefore, this service activity is carried out with the aim of providing education to thepublic through a socialization about this strategy. Community service partners are residentsof the Citra Small Town Merauke housing estate. The method of socialization is bypresenting the material directly to the homeowners. After that, a question and answerdiscussion session is opened and ends with the delivery of impressions and messages fromthe Head of Housing of Citra Small Town and representatives of socialization participants.The result of this activity is the acquisition of knowledge for the occupants of the house,especially in terms of the development of small type houses in the future as well as obtainingoutputs from scientific journal publications, photo documentation, and video testimonials ofactivities