Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PRILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI RSUD KAYUAGUNGTAHUN 2018 Saidina Ali; Karneli Karneli; Herry Hermansyah
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 1 No 1 (2021): JMLS : Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v1i1.613

Abstract

Latar Belakang: Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya sangat mudah sekali yaitu: melalui batuk,bersin dan berbicara,Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga dan prilaku keluarga dengan kejadian Di RSUD Kayu Agung Pada Tahun 2018. Metode penelitian bersifat Deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kayu Agung. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di instalasi rawat jalan penyakit Di RSUD Kayu Agung. Hasil penelitian dari semua populasi didaptkan 10 responden dengan persentase (33.3%) jumlah ini lebih kecil dibanding responden yang tidak terdiagnosa TB Paru dengan persentase (66.7%). Berdasarkan Lingkungan Keluarga yang tidak sehat sebanyak 10 responden dengan persentase (33.3%) jumlah ini lebih kecil dibanding responden Lingkungan Keluarga yang sehat dengan persentase (66.7%). berdasarkan Prilaku Keluarga buruk didapatkan persentase (36.7%), jumlah ini lebih kecil dibanding responden Prilaku Keluarga baik dengan persentase (63.3%). Berdasarkan uji chi square pada α=0.05 diperolehp value=0.005< α=0.05 maka menunjukan ada hubungan yang bermakna antara lingkungan keluarga dengan kejadian TB Paru. Kesimpulan secara hipotesis menyatakan ada hubungan antara prilaku keluarga dengan kejadian TB Paru dan menyatakan ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan kejadian TB Paru.. Kata kunci : TB Paru,Lingkungan keluarga, Prilaku keluarga
KUALITAS SPUTUM DALAM PEMERIKSAAN BTA METODE ZIEHL NELSSEN DAN TEST CEPAT MOLEKULER Herry Hermansyah; Karneli Karneli; Refai Refai; Handayani Handayani; Fandianta Fandianta
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 1 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i1.1216

Abstract

Diagnostik tuberculosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) pada sputum penderita. Selain itu ada juga pemeriksaan Metode Test Cepat Molekuler (TCM) tetapi karena metode tersebut memerlukan peralatan yang sangat mahal sehingga sulit untuk dapat dilaksanakan di sarana kesehatan dengan fasilitas sederhana. Pada penelitian Eka Kurniwan, dkk (2016) dari hasil pemeriksaan 40 sampel dengan metode RT-TCM GeneXpert, didapatkan positif 40%. Tujuan penelitian ini diketahui Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui Pengecatan Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) dan Test Cepat Molekuler (TCM) berdasarkan Volume, Bau, Warna dan Konsistensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel sebanyak 42 pasien. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling. Sumber Data diambil secara langsung (primer) dan tidak langsung (data skunder). Hasil penelitian volume <5 ml dengan metode ZN hasil positif 38%, P-value 0,637 > 0,05 metode TCM hasil positif 38,5%, P-value 0,859 > 0,05 disimpulkan tidak ada pengaruh. Berdasarkan Bau dengan ZN positif 41,2%, P-value 0,026 < 0,05 TCM positif 41,2% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Warna Kuning Kehijauan dengan ZN hasil positif 68,8%, P-value 0,000<0,05 TCM Rifamfisin positif 68,8%, P-value 0,000 <0,05 disimpulkan ada pengaruh. Konsistensi Mucopurulen dengan ZN hasil positif 73,7% P-value 0,000 <0,05 TCM positif 73,7% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Kesimpulan tidak ada pengaruh berdasarkan volume, ada pengaruh berdasarkan bau, warna dan konsistensi sputum. Terdapat perbedaan hasil Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui metode ZN dan metode TCM. Sarannya bagi pasien untuk memeriksakan sputum harus memenuhi apa yang diminta oleh petugas laboratorium dan bagi petugas laboratorium agar melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan ke method TCM.
POTRET JUMLAH TROMBOSIT PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG Meriza Umami; Karneli Karneli; Refai Refai; Hamril Dani; Abdul Mutholib; Nurhayati Nurhayati
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 3 No 1 (2023): Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v3i1.1665

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid adalah infeksi sistemik disebabkan oleh Salmonella Typhi, melalui makanan atau air yang terkontaminasi menyebabkan trombositopenia mengancam jiwa penderita demam tifoid.Tujuan mengetahui gambaran jumlah trombosit pada penderita demam tifoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Kota Palembang Tahun 2021. Metode deskriptif rancang cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh penderita demam tifoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2021 sebanyak 85 penderita. Hasil dari 85 data sebanyak 64 orang 75,3% trombosit normal dan 21 orang 24,7% trombosit tidak normal. Pada penderita demam tifoid kategori umur sebanyak 36 orang berumur <12 tahun 75,0% trombosit normal dan 25,0% trombosit tidak normal. Dan 20 penderita demam tifoid yang berumur 12-25 tahun di dapat sebanyak 75,0% trombosit normal dan sebanyak 25,0% trombosit tidak normal. Dan 29 penderita demam tifoid kategori >25 tahun sebanyak 53.5% trombosit normal dan sebanyak 24,1% trombosit tidak normal. Pada penderita kategori suhu tubuh normal berjumlah 35 orang didapatkan 71,4% trombosit normal dan 28,6% trombosit tidak normal. Sedangkan kategori suhu tubuh tidak normal berjumlah 50 orang didapatkan 78.0% trombosit normal dan 22.0% trombosit tidak normal. pada penderita demam tifoid kategori jenis kelamin dari 56 yang berjenis kelamin perempuan didapatkan 80,4% trombosit normal dan 19.6% trombosit tidak normal. Sedangkan dari 29 orang berjenis kelamin laki laki sebanyak 65,5% trombosit normal dan 65,5% trombosit tidak normal.. Kesimpulan: hasil ditemukan jumlah trombosit normal. Kata kunci : Demam tifoid, trombosit, trombositopenia.
Pengembangan Support System untuk Membentuk Masyarakat Peduli Diabetes Mellitus di Desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir Azwaldi Azwaldi; Ismar Agustin; Karneli Karneli; Muliyadi Muliyadi; Prahardian Putri
Madaniya Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.1232

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat, termasuk di wilayah pedesaan. Kurangnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung penderita DM menjadi tantangan dalam pengelolaan penyakit ini. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan berbasis komunitas untuk membentuk sistem pendukung (support system) yang berkelanjutan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan support system masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kualitas hidup penderita DM di Desa Pegayut. Kegiatan dilaksanakan melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, meliputi penyuluhan kesehatan serta pembentukan komunitas “Sahabat Diabetes Pegayut.” Evaluasi dilakukan melalui pre-post test pengetahuan, observasi aktivitas komunitas, dan wawancara terhadap pasien dan kader. Terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan masyarakat sebesar 41,3% setelah intervensi. Komunitas “Sahabat Diabetes Pegayut” terbentuk dan aktif menyelenggarakan kegiatan bulanan. Pasien menunjukkan peningkatan kepatuhan terhadap terapi dan pemantauan gula darah. Dukungan pemerintah desa turut mendorong keberlanjutan program. Pengembangan support system berbasis komunitas terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penderita DM. Pendekatan ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya promotif dan preventif dalam pengendalian penyakit tidak menular.