Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

GAMBARAN PENDERITA TUBERCULOSIS PARUDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANDUS PALEMBANG TAHUN 2015 HERRY HERMANSYAH; FATIMAH FATIMAH
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 12 No 1 (2017): JPP Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.673 KB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.Pada pewarnaan Ziehl Neelsen kuman tuberkulosis berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru. Mycobacterium tuberculosis biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TB bisa berakibat fatal. 75% pasien TB adalah kelompok usia yang produktif (15-59 tahun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita tuberkulosis (TB) paru berdasarkan usia dan jenis kelamin di Puskesmas Gandus, Palembang. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas Gandus yang tercatat pada TB04 dengan diagnosa tuberkulosis.Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sputum pasien dengan infeksi tuberkulosis dengan jumlah sampel sebanyak 40 sampel.Data yang didapat digambarkan dengan distribusi frekuensi. Hasil yang didapat terdiri dari pasien dengan BTA (+) sebanyak 37,5 %. Distribusi frekuensi berdasarkan usia didapat hasil BTA (+) pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) sebanyak 86,7 %. Sedangkan distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin didapat hasil BTA (+) padakelompok dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 26,7 %, dan jenis kelamin perempuan sebanyak 73,3 %. Simpulan dari penelitian ini yaitu gambaran penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus Kota Palembang menurun (pada Mei 2014 sebanyak 17 kasus, menjadi 15 kasuspada Mei 2015). Disarankan kepada penderita tuberkulosis agar rajin berobat serta meminum obat secara teratur.
Uji Efektifitas Biolarvasida Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap KEmatian Larva Instar III Nyamuk Aedes Aegypti Refai Refai; Herry Hermansyah; Dian Adhe Bianggo NauE
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 11 (2012): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.247 KB)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Upaya pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektor. Metode pengendalian secara biologis, bakteri dan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida. Banyaknya dampak negatif dari penggunan insektisida kimia dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan-bahan berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun papaya (Carica papaya L) terhadap kematian larva instar III nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang didapat dianalisa dengan uji Statistik Korelasi Regresi Linier, uji T-Independen dan Analisa Probit. Hasil menunjukkan ada pengaruh biolarvasida ekstrak daun papaya (Carica papaya L) terhadap kematian larva instar III Aedes aegypti dengan nilai LC50 terletak pada konsentrasi 0,51141%. Disarankan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan daun papaya (Carica papaya L) sebagai larvasida alami.
Gambaran Keberadaan Jamur Kontaminan Pada Daging Ikan Giling Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Palembang Tahun 2013 Erwin Edyansyah; Herry Hermansyah; Nurhayati Ramli
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 12 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.125 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v1i12.131

Abstract

Ikan dapat digunakan sebagai bahan baku produk olahan makanan, namun sebelumnya ikan harus diolah dengan proses penggilingan.Dari daging ikan yang telah digiling tadi memungkinkan terkontaminasi jamur. Penelitian ini mencakup bidang mikologi. Yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keberadaan jamur kontaminan pada daging ikan giling yang dijual di pasar tradisional di Kota Palembang Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 26 sampel yang diambil secara accidental dari Pasar 7 Ulu, Cinde, Kuto, Kebon Semai, Sekip, Lemabang dan Pasar KM 5. Dari 26 sampel yang diteliti didapat 14 sampel daging ikan giling (51,9%) positif jamur kontaminan. Dari 4 sampel daging ikan giling jenis Sarden 2 sampel (50%) positif jamur kontaminan. Dari 11 sampel daging ikan giling jenis Tenggiri 6 sampel (54,5%) positif jamur kontaminan. Dari 2 sampel jenis Gabus 100% positif jamur kontaminan. Dari 7sampel daging ikan giling jenis Kakap 4 sampel (57,1%) positif jamur kontaminan. Sedangkan 2 sampel jenis ikan Parang–Parang semua negatif. Dari 21 sampel daging ikan giling dengan temperatur ”250C 11 sampel (52,4%) positif jamur kontaminan. Sedangkan dari 5 sampel daging ikan giling dengan temperatur >250C 3 sampel (60%) positif jamur kontaminan. Dari 23 sampel daging ikan giling yang kemasannya terbuka 14 sampel (60,9%) positif jamur kontaminan dan dari 3 sampel (100%) daging ikan giling yang kemasannya tertutup negatif jamur kontaminan. Dari 12 sampel daging ikan giling yang waktu penjualannya ” 1 jam, 7 sampel (58,3%) positif jamur kontaminan. Sedangkan 14 sampel daging ikan giling yang waktu penjualannya >1 jam, 7 sampel (50,0%) positif terkontaminasi jamur kontaminan. Disarankan bagi pedagang daging ikan giling hendaknya memperhatikan jenis ikan yang dijual, kebersihan alat-alat yang digunakan, proses pengolahan, tempat dan lamanya penyimpanan. Bagi konsumen, hendaknya memasak daging ikan giling sebelum secara sempurna dan memperhatikan kebersihan alat-alat masak.
Perbandingan Nilai Darah Rutin Dan Berat Badan Anak Pada Pre Dan Post 2 Bulan Terapi Oat Di Rumah Sakit Khusus Paru-Paru Palembang Tahun 2013 Rifai Ibrahim; Billy Setianegara; Herry Hermansyah
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 14 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.266 KB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih merupakan masalah pokok di Negara negaraberkembang, termasuk Indonesia. Angka kejadian baik pada dewasa maupun anak yang masih terus meningkat, yang diperparah oleh masih tingginya penularan aktif dewasa akan mempertinggi kasus TB anak di masyarakat. Diperkirakan di dunia terdapat 1.300.000 kasus TB baru berumur di bawah 15 tahun, TB anak merupakan 5–15% dari seluruh kasus. Diagnosis TB pada anak sampai saat ini masih menjadi masyalah karena tanda dan gejala yang tidak spesifik, sulitnya mendapat spesimen serta populasi basil TB yang rendah pada anak dengan TB. Subyek yang diteliti adalah pasien anak dengan primer kompleks tuberkulosis (PKTB) positif, yang ditetapkan oleh Dr. Spesialis anak di RSK Paru-Paru Palembang dari bulan Juni – Oktober 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemeriksaan darah rutin dan berat badan dapat dijadikan parameter kemajuan pengobatan dan ketepatan diagnosis awal TB pada anak. Subyek penelitian berjumlah 35 anak yang diambil secara berurutan (Consecutive Sampling). Jenis penelitian ini adalah studi evaluasi eksperimen program pengobatan TB dengan OAT setelah 2 bulan pengobatan, terhadap nilai HB, LED, Monosit, limfosit, lekosit dan Berat badan yang telah diperiksa pada awal terapi . Analisis data dilakukan menggunakan statistik inferensial sederhana yaitu uji t-dependent. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata nilai HB, LED, Monosit dan Berat badan antara sebelum dengan sesudah 2 bulan pengobatan OAT, dengan nilai P< 0,000. Tetapi tidak ada perbedaan yang nyata pada nilai lekosit. (P=0.147) dan limfosit. (P=0.168) Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbaikan hasil pengobatan yang ditandai peningkatan nilai HB dan berat badan, serta penurunan Monosit dan LED, sesudah 2 bulan terapi OAT. Oleh karena itu, HB, LED, Monosit dan berat badan bisa dipakai untuk menilai kemajuan terapi dan diagnosis TB pada anak.
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA SERUM DARI DARAH YANG LANGSUNG DISENTRIFUGE DAN DITUNGGU BEKU SEBELUM DISENTRIFUGE METODE GOD-PAP TAHUN 2021 Erwin Ed; Nadiya Lutfiah Halius; Abdul Mutholib; Asrori Asrori; Herry Hermansyah; Handayani Handayani; Hamril Dani; Iis Afriayani; Erisa Febriyani
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 2 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.076 KB) | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i2.1385

Abstract

Background : Glucose examination, can use whole blood, serum, and urine samples. Serum was obtained from blood which was awaited to freezing first and then centrifuged at 3000 rpm for 15 minutes. However, the reality in the employment to shorten the time, blood is often centrifuged immediatelly without waiting for the blood to freezing. Purpose : To determine whether there is differences in serum glucose levels from the blood that is immediately centrifuged and waited for freezing before centrifuge. Methods :This research is an analytical research using cross sectional approach. The research sample was taken from 30 students of Medical Laboratory Technology, Poltekkes Palembang. Result :The data obtained were analyzed statistically by using the test t dependet we got the average serum glucose level from blood that is immediately centrifuge was 83,80 mg/dL. The average serum glucose from blood waited for freezing before centrifuge was 76,50 mg/dL. Obtained result P value = 0,000012 means p<0,05. Conclusion : There is statistically meaningful differences beetwen serum glucose levels from the blood that is immediately centrifuge and waited for freezing before centrifuge. Suggestion :it is recommended for laboratory technology should be examined against blood that has waited for freezing before centrifuge, because blood that is immediately centrifuge can increase glucose levels so that the result examination increase falsely.
PENGARUH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans Herry Hermansyah; Sri Sulpha Siregar; Itail Husna Basa; Muhammad Ihsan Tarmizi; Anton Syailendra
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 3 No 1 (2023): Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v3i1.1602

Abstract

Latar Belakang : Kemangi (Ocimum sanctum Linn) dapat dijadikan sebagai obat tradisional penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penggunaanya dapat dilakukan dengan memakan langsung kemangi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode : Jenis penelitian Eksperimen. Sampel yang digunakan sebanyak 500 gram. Metode pemeriksaan yang digunakan yaitu metode Kirby Bauer. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value = 0,000 sehingga Ha diterima yang berarti ada pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Dengan kekuatan efektifitas ekstrak daun dan batang kemangi terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans sangat baik (R=0,951). Distribusi statistik rata-rata konsentrasi ekstrak daun dan batang kemangi yaitu 37,50% dengan median 37,50% serta standar deviasi 15,13%. Untuk konsentrasi minimumnya 15% dan konsentrasi maksimumnya 60%. Dengan estimasi interval 95% diyakini rata-rata konsentrasi ekstrak daun dan batang kemangi adalah 26,67% sampai dengan 48,32%. Distribusi statistik rata-rata diameter zona hambat yaitu sebesar 7,6 mm dengan median 7,5 mm serta standar deviasi 1,42 mm. Untuk diameter zona hambat minimumnya 6 mm dan maksimumnya 10 mm. Dengan estimasi interval 95% diyakini rata-rata diameter zona hambat adalah 6,57 mm sampai 8,6 mm. Kesimpulan : Ada pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, maka kemangi dapat dijadikan sebagai obat tradisional penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Kata Kunci: kemangi, Candida albicans, zona hambat
Kesiapan Dosen Dalam Pembelajaran Menggunakan E-Learning Fandianta Fandianta; Herry Hermansyah; Refai Refai
Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa Vol. 1 No. 2 (2023): Juni : Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpb-widyakarya.v1i2.355

Abstract

The implementation of learning using e-learning must be supported by several readiness factors. Organizational readiness factors, such as regulations, infrastructure, technology, and policies, have a significant effect on learning outcomes using e-learning. However, the human element in its use is also the most important factor in online learning. This research was conducted to measure the readiness of lecturers using e-learning on several factors, namely; Technology access factor, skill and training factor, instructor attitude factor. The sample of this study was 100 active lecturers. Univariate data analysis was performed by calculating the average readiness index and frequency and identifying categories of readiness intervals for using e-learning. The results of this study show the readiness of lecturers in using e-learning assessed from technology mastery factors, skill and training factors, and instructor attitude factors. However, for a very mature level, refinement and development of all these factors are still necessary. In addition, the training aspect is considered quite ready, but management must open training opportunities for lecturers to run online classes.
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA SERUM DARI DARAH YANG LANGSUNG DISENTRIFUGE DAN DITUNGGU BEKU SEBELUM DISENTRIFUGE METODE GOD-PAP TAHUN 2021 Erwin Ed; Nadiya Lutfiah Halius; Abdul Mutholib; Asrori Asrori; Herry Hermansyah; Handayani Handayani; Hamril Dani; Iis Afriayani; Erisa Febriyani
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 2 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i2.1385

Abstract

Background : Glucose examination, can use whole blood, serum, and urine samples. Serum was obtained from blood which was awaited to freezing first and then centrifuged at 3000 rpm for 15 minutes. However, the reality in the employment to shorten the time, blood is often centrifuged immediatelly without waiting for the blood to freezing. Purpose : To determine whether there is differences in serum glucose levels from the blood that is immediately centrifuged and waited for freezing before centrifuge. Methods :This research is an analytical research using cross sectional approach. The research sample was taken from 30 students of Medical Laboratory Technology, Poltekkes Palembang. Result :The data obtained were analyzed statistically by using the test t dependet we got the average serum glucose level from blood that is immediately centrifuge was 83,80 mg/dL. The average serum glucose from blood waited for freezing before centrifuge was 76,50 mg/dL. Obtained result P value = 0,000012 means p<0,05. Conclusion : There is statistically meaningful differences beetwen serum glucose levels from the blood that is immediately centrifuge and waited for freezing before centrifuge. Suggestion :it is recommended for laboratory technology should be examined against blood that has waited for freezing before centrifuge, because blood that is immediately centrifuge can increase glucose levels so that the result examination increase falsely.
PENGARUH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans Herry Hermansyah; Sri Sulpha Siregar; Itail Husna Basa; Muhammad Ihsan Tarmizi; Anton Syailendra
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 3 No 1 (2023): Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v3i1.1602

Abstract

Latar Belakang : Kemangi (Ocimum sanctum Linn) dapat dijadikan sebagai obat tradisional penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penggunaanya dapat dilakukan dengan memakan langsung kemangi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode : Jenis penelitian Eksperimen. Sampel yang digunakan sebanyak 500 gram. Metode pemeriksaan yang digunakan yaitu metode Kirby Bauer. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value = 0,000 sehingga Ha diterima yang berarti ada pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Dengan kekuatan efektifitas ekstrak daun dan batang kemangi terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans sangat baik (R=0,951). Distribusi statistik rata-rata konsentrasi ekstrak daun dan batang kemangi yaitu 37,50% dengan median 37,50% serta standar deviasi 15,13%. Untuk konsentrasi minimumnya 15% dan konsentrasi maksimumnya 60%. Dengan estimasi interval 95% diyakini rata-rata konsentrasi ekstrak daun dan batang kemangi adalah 26,67% sampai dengan 48,32%. Distribusi statistik rata-rata diameter zona hambat yaitu sebesar 7,6 mm dengan median 7,5 mm serta standar deviasi 1,42 mm. Untuk diameter zona hambat minimumnya 6 mm dan maksimumnya 10 mm. Dengan estimasi interval 95% diyakini rata-rata diameter zona hambat adalah 6,57 mm sampai 8,6 mm. Kesimpulan : Ada pengaruh ekstrak daun dan batang kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, maka kemangi dapat dijadikan sebagai obat tradisional penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Kata Kunci: kemangi, Candida albicans, zona hambat
Uji Kontaminasi Bakteri Spons Pencuci Piring Rumah Makan Berdasarkan Lama Penggunaan Sri Sulpha Siregar; Herry Hermansyah; Handayani Handayani
Jurnal Pustaka Medika (Pusat Akses Kajian Medis dan Kesehatan Masyarakat) Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Pustaka Medika (Pusat Akses Kajian Medis dan Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spons pencuci peralatan makan yang terbuat dari busa tidak mudah teruraikan dan dapat menjadi media perkembangbiakan bakteri. Kebiasaan yang dapat menyebabkan perkembangbiakan bakteri pada spons antara lain menggunakan satu spons mencuci banyak peralatan dapur. meninggalkan spons cuci piring dalam air sabun waktu lama menyebabkan bakteri berkembang biak dan terjadi kontaminasi silang. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis bakteri dan berapa lama waktu yang aman menggunakan spons pencuci piring rumah makan kota Palembang. Metode digunakan deskriptif analitik untuk mengetahui gambaran kontaminasi bakteri dan berapa lama waktu aman menggunakan spons pencuci piring. Waktu penelitian tanggal 10 juli 2023 - 20 Agustus 2023. Jumlah dan cara pengambilan, sampel spons diletakkan di 3 titik rumah makan ditentukan masing-masing rentang waktu pemakaiannya, masing-masing sampel spons dilanjutkan proses penanaman media selektif media EMB (eosin methylene blue agar dan media BAP (blood agar plate). Hasil penanaman media padat dibandingkan dengan kontrol bakteri yang digunakan sebagain acuannya seperti bakteri escherichia coli, salmonella dan staphylococcus. Koloni yang ditemukan menyerupai kontrol dilakukan uji penegasan biokimia, dilakukan pemeriksaan mikroskop dan pemeriksaan pewarnaan gram. Sampel ditanam media selektif diinkubasi 24 jam suhu 35°C memastikan adanya kontaminasi bakteri dan koloni jenis bakteri yang tumbuh. Pengumpulan data primer, yaitu data diambil langsung dari hasil uji kontaminasi bakteri, di identifikasi jenis bakteri, dibuat bentuk tabel dan gambar lalu data di analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan koloni bakteri pada media diferensial EMB didapatkan koloni menyerupai ciri E.coli. Hasil identifikasi jenis bakteri  spons pencuci piring pada sampel 2 dan 4 minggu identifikasi dari 3 jenis bakteri menunjukkan hasil negatif pada sampel 6 minggu hasil identifikasi bakteri E.coli menunjukkan hasil positif. Kesimpulan penelitian adalah spons pencuci piring pemakaian lebih dari 4 minggu menujukkan hasil positif kontaminasi bakteri Escherichia coli dan penggunaan 4 minggu spons pencuci piring waktu yang aman untuk diganti setelah pemakaian.