Liza Wahyuni
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perilaku Agresif Remaja Pemain Game Online Wahyuni, Liza; Sarah Salsa Fitri; Agusri; Nurlis
Jurnal Assyifa: Jurnal Ilmu Kesehatan Lhokseumawe Vol. 9 No. 2 (2024): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54460/jifa.v9i2.108

Abstract

Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain game online terbanyak ketiga di dunia. Meskipun memberikan hiburan dan meningkatkan keterampilan strategis, game online juga dapat menyebabkan perilaku agresif pada remaja, terutama jika permainan tersebut mengandung unsur kekerasan dan dimainkan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku agresif pada remaja pemain game online di Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 104 remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) yang terdiri dari 29 pertanyaan, dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari 4 aspek perilaku agresif, agresif fisik memiliki nilai mean 26.53 (SD 6.19), agresif verbal memiliki nilai mean 17.19 (SD 4.24), kemarahan memiliki nilai mean 23.67 (SD 5.26) dan permusuhan ditemukan nilai mean 28.91 (SD 8.39), yang berarti remaja  pemain game online rata-rata lebih menunjukkan perilaku agresif permusuhan, disarankan remaja lebih mengatur waktu dalam bermain game online dan sebisa mungkin melakukan aktivitas positif yang tidak berkaitan dengan game online guna meminimalisir perilaku agresif yang ditimbulkan dari bermain game online.
Analisis mindful parenting, konflik pekerjaan keluarga, dan psikopatologi pada orang tua bekerja Wahyuni, Liza; Ardianti, Riski Dian; Nurlis, Nurlis
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 12 (2025): Volume 18 Nomor 12
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i12.679

Abstract

Background: The prevalence of parents as workers with job characteristics varies across countries. Family work conflict is associated with poor parental mental health triggered by psychopathology such as anxiety, depression and parenting stress which results in inattentive parenting. Purpose: To determine the relationship of family work conflict and psychopathology namely anxiety, depression, parenting stress with attentive parenting in working parents. Method: A cross-sectional study was conducted on 324 working parents with children and adolescents aged 1-19 years. Data were collected at the Muhammadiyah 6 Integrated Islamic Elementary School and the Qur'an Education Institute in Indonesia from mid to late July 2024 by filling out sociodemographic forms, measuring work-family conflict, anxiety, depression, parenting stress and caring parenting. Results: Parents with shift work schedules, working full-time and 40 or more hours per week, showed significantly higher levels of work-family conflict than those with fixed or flexible schedules, working part-time and less than 40 hours per week. Correlation analysis found that there was a relationship between work-family conflict and psychopathology, namely depression, anxiety, parenting stress and attentive parenting where anxiety was found to have the strongest relationship with attentive parenting. Higher levels of work-family conflict were associated with lower parenting through higher levels of anxiety/depression symptoms and parenting stress.  Conclusion: There is a relationship between work-family conflict and psychopathology, namely anxiety, depression, parenting stress with attentive parenting and negative patterns where every increase in work-family conflict, anxiety, depression, parenting stress will decrease attentive parenting for children. Suggestion: Workplaces should implement family-friendly policies such as flexible work arrangements that help parents reduce anxiety, prevent depression and parenting stress to be able to balance the responsibilities and demands of their work and family roles.   Keywords: Conflict; Family Work; Parenting; Psychopathology.   Pendahuluan: Prevalensi orang tua adalah pekerja dengan karakteristik pekerjaan yang bervariasi di seluruh Negara. Konflik pekerjaan keluarga dikaitkan dengan kesehatan mental orang tua buruk yang dipicu oleh psikopatologi seperti kecemasan, depresi dan stress pengasuhan yang berdampak pada pola asuh yang kurang perhatian. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan konflik pekerjaan keluarga dan psikopatologi yaitu kecemasan, depresi, stress pengasuhan dengan pengasuhan penuh perhatian pada orang tua bekerja. Metode: Sebuah studi cross sectional dilakukan pada 324 orang tua bekerja memiliki anak dan remaja berusia 1 sampai 19 tahun. Data dikumpulkan pada SD IT Muhammadiyah 6 dan Lembaga Pendidikan Qur’an di Indonesia dari pertengahan hingga akhir Juli 2024 dengan mengisi formulir sosiodemografi, pengukuran konflik pekerjaan keluarga, kecemasan, depresi, stres pengasuhan dan pengasuhan penuh perhatian. Hasil: Orang tua dengan jadwal kerja shift, bekerja penuh waktu dan 40 jam atau lebih per minggu, menunjukkan tingkat konflik pekerjaan-keluarga yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang memiliki jadwal tetap atau fleksibel, bekerja paruh waktu dan kurang dari 40 jam per minggu. Ditemukan hasil analisa korelasi ada hubungan antara konflik pekerjaan keluarga dan psikopatologi yaitu depresi, kecemasan, stress pengasuhan terhadap pengasuhan penuh perhatian dimana didapatkan kecemasan memiliki hubungan paling kuat dengan pengasuhan penuh perhatian. Tingkat konflik pekerjaan-keluarga yang lebih tinggi dikaitkan dengan pengasuhan yang lebih rendah melalui tingkat gejala kecemasan/depresi yang lebih tinggi dan stres pengasuhan.  Simpulan: Ada hubungan antara konflik pekerjaan keluarga dan psikopatologi yaitu kecemasan, depresi, stres pengasuhan dengan pengasuhan penuh perhatian dan berpola negatif dimana setiap konflik pekerjaan keluarga, kecemasan, depresi, stres pengasuhan orang tua meningkat maka akan menurunkan pengasuhan penuh perhatian pada anak. Saran: Tempat kerja harus menerapkan kebijakan ramah keluarga seperti pengaturan kerja yang fleksibel  yang membantu orang tua mengurangi kecemasan, mencegah depresi dan stres pengasuhan untuk dapat menyeimbangkan tanggung jawab dan tuntutan pekerjaan dan peran mereka dikeluarga.   Kata Kunci: Keluarga; Konflik; Pekerjaan; Pengasuhan; Psikopatologi.
Gambaran mekanisme koping pasien ulkus diabetikum Zahara Marfuzah; Yudi Akbar; Mursal Mursal; Mariyati Mariyati; Liza Wahyuni
Jurnal Keperawatan Vol 19 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jkp.v19i2.917

Abstract

Ulkus diabetikum memiliki dampak psikologis yang terjadi salah satunya stres, strategi yang digunakan untuk mengatasi stres disebut dengan mekanisme koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pada pasien ulkus diabetikum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 43 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan Penyebaran Kuesioner. Alat yang digunakan adalah kuesioner Brief Cope yang berjumlah 28 pernyataan yang terdiri dari pernyataan Favourable dan pernyataan unfavourable. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mekanisme koping yang digunakan responden yaitu mekanisme koping adaptif sebanyak 23 responden (53,5%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam memberikan edukasi tentang pentingnya dukungan keluarga dan spiritualitas untuk meningkatkan koping pasien ulkus diabetikum.
EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI KOTA LHOKSEUMAWE Maulida Sari, Maulida Sari; Wahyuni, Liza; Bukhari
Jurnal Kesehatan Akimal Vol 4 No 1 (2025): EDISI APRIL 2025
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58435/jka.v4i1.154

Abstract

Hipertensi dapat mengganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, dan bahkan dapat menyebabkan penyakit degeneratif yang menyebabkan kematian. Seiring bertambahnya usia, tubuh kehilangan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Senam jantung sehat adalah salah satu cara non farmakologis untuk mencegah hipertensi pada orang tua. Senam jantung sehat adalah jenis olahraga yang berfokus pada kemampuan jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi, serta upaya untuk memasukkan oksigen sebanyak mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah senam jantung sehat dapat membantu menurunkan tekanan darah pada orang lanjut usia yang menderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan desain studi kasus. Sebanyak 12 orang yang menderita hipertensi terdaftar di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Lhokseumawe sebagai responden. Senam jantung sehat, sphygmomanometer, dan lembar observasi adalah instrumen yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pasien mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan setelah melakukan senam jantung sehat dua kali seminggu, yang dilakukan pada pagi hari selama 20 hingga 40 menit. Diharapkan bahwa responden akan dapat melakukan senam jantung sehat setiap hari untuk menjaga tekanan darah mereka stabil.
Hubungan self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus Agusri, Agusri; Rezeki, Riky; Muhazir, Rahmat; Nadiya, Sarah; Wahyuni, Liza; Andala, Sri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 4 (2025): Volume 19 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i4.864

Abstract

Background: Common complications of diabetes mellitus are untreated feet and are prone to wounds that if not treated properly will develop into gangrene. Self care is a description of an individual's behavior that is done consciously, is universal, and is limited to oneself. Purpose: To determine the relationship between self care foot care and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus. Method: This study used an analytical design with a cross-sectional approach, data collection was carried out simultaneously in June 2023 in all working areas of the Lhokseumawe City Health Center. The study population was all patients with type II Diabetes Mellitus recorded at the study location. The sampling technique used a non-probability sampling method through a purposive sampling approach with a set sample size of 244 respondents, calculated using the Open Epi application. Results: Showing that out of 163 respondents who had good foot self-care in preventing diabetic wounds and the majority carried out prevention, 114 respondents (69.9%) were found. Of the 81 respondents who had poor foot self-care in preventing diabetic wounds and the majority carried out prevention, 41 respondents (50.6%) were found with a p value of 0.003 (<0.05) meaning that there is a relationship between foot self-care and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus. Conclusion: There is a relationship between self-care of the foot and prevention of diabetic wounds in patients with diabetes mellitus.   Keywords: Diabetes Mellitus; Foot Care; Prevention of Diabetic Wounds; Self Care.   Pendahuluan: Komplikasi umum dari diabetes melitus adalah masalah kaki yang tidak dirawat dengan baik dan mudah mengalami luka yang jika tidak dirawat dengan benar akan berkembang menjadi gangrene. Self care merupakan gambaran perilaku seseorang individu yang dilakukan dengan sadar, bersifat universal, dan terbatas pada diri sendiri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pasien diabetes melitus. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dilakukan secara bersamaan pada bulan Juni 2023 diseluruh wilayah kerja Puskesmas Kota Lhokseumawe. Populasi penelitian mencakup seluruh penderita Diabetes Melitus tipe II yang tercatat di lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling melalui pendekatan purposive sampling dengan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 244 responden, dihitung menggunakan aplikasi Open Epi. Hasil: Menunjukan bahwa dari 163 responden yang memiliki self care perawatan kaki baik dalam pencegahan luka diabetik dan mayoritas melakukan pencegahan sebanyak 114 responden (69.9%). Dari 81 memiliki self care perawatan kaki buruk dalam pencegahan luka diabetik dan mayoritas mencegah sebanyak 41 responden (50.6%) dengan p value 0.003 (<0.05), berarti terdapat hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus. Simpulan: Terdapat hubungan antara self care perawatan kaki dengan pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes melitus.   Kata Kunci: Diabetes Mellitus; Pencegahan Luka Diabetik; Perawatan Kaki; Self Care.
Hubungan tingkat stress dengan kejadian hipertensi Sari, Maulida; Ahmady, Dedy; Roslaini, Roslaini; Wahyuni, Liza
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 3 (2025): Volume 19 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i3.922

Abstract

Background: One of the non-communicable diseases (NCDs) that is widely experienced by people in Indonesia is hypertension. Hypertension is one of the entry points or risk factors for diseases such as heart disease, kidney failure, diabetes mellitus, and stroke. One of the triggers for hypertension is the level of stress experienced by the community. Purpose: To determine the relationship between stress levels and the incidence of hypertension. Method: Analytical research design with a cross-sectional data collection approach. The population in this study were all patients who experienced hypertension in January - March 2024, in the Peusangan Health Center work area. The sampling technique used total sampling, namely 129 respondents. Data collection was carried out using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately using the Pearson chi-square test. Results: Most were aged 60-74 years as many as 74 respondents (57.4%), were female as many as 93 respondents (72.1%), completed education up to high school / vocational school / MA as many as 78 respondents (60.5%), and worked as farmers as many as 51 respondents (39.5%). Most respondents did not have a family history of hypertension, namely 77 respondents (59.7%). However, most of them experienced hypertension, namely 69 respondents (53.5%) and experienced moderate stress, namely 100 respondents (77.5%). Based on the results of the chi square statistical test, a p value of 0.00 (<0.05) was obtained. Conclusion: There is a significant relationship between stress levels and the incidence of hypertension with a p value of 0.00 (<0.05). Suggestion: It is hoped that the community can reduce stress levels in their lives because it can trigger hypertension.   Keywords: Hypertension Incidence; Non-Communicable Diseases (NCDs); Stress.   Pendahuluan: Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia adalah hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes mellitus, dan strok. Faktor pemicu terjadinya hipertensi salah satunya akibat tingkat stress yang dialami oleh masyarakat. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian hipertensi. Metode: Desain penelitian analitik dengan pendekatan pengumpulan data cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami hipertensi pada bulan Januari – Maret 2024, di wilayah kerja Puskesmas Peusangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu sebanyak 129 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji pearson chi square. Hasil: Sebagian besar berusia 60-74 tahun sebanyak 74 responden (57.4%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 93 responden (72.1%), menamatkan pendidikan hingga SMA/SMK/MA sebanyak 78 responden (60.5%), dan bekerja sebagai petani sebanyak 51 responden (39.5%). Mayoritas responden tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi berjumlah 77 responden (59.7%). Namun, sebagian besar mengalami hipertensi sebanyak 69 responden (53.5%)  dan mengalami stress sedang sebanyak 100 responden (77.5%). Berdasarkan hasil uji statistik chi square didapatkan p-value sebesar 0.00 (< 0.05). Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan kejadian hipertensi dengan perolehan p-value sebesar 0.00 (< 0.05). Saran: Diharapkan masyarakat dapat mengurangi tingkat stress dalam berkehidupan karena dapat menjadi faktor pemicu terjadinya hipertensi.   Kata Kunci: Kejadian Hipertensi; Penyakit Tidak Menular (PTM); Stress.