Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengendalian Penularan COVID-19 Melalui Penerapan Non Medical Infant Face Shield (Nomifes) Nidia Yuniarsih; Nurul Laili Arifin; Hanifah Widiastuti; Nugroho Pratomo Ariyanto; Nurul Ulfah; Widodo Widodo; Budi Baharudin; Aulia Fajrin; Muhammad Ismail; Nur Fitria Pujo Leksonowati; Domi Kamsyah; James Siregar; Nurman Pamungkas; Sapto Wiratno Satoto; Mufti Fathonah Muvariz
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Batam Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Batam
Publisher : Pusat P2M Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/abdimas polibatam.v3i1.2618

Abstract

Personel Protective Equipment (PPE), as prevention to curb COVID-19 transmission which mainly via droplet, is a mandatory protocol as rising COVID-19 confirmed case. Face shield can protect face from droplet exposure. Besides health care professionals, pregnant women and newborn infants are susceptible population to exposure of SARS-CoV-2. Infant under two years is not recommended to use face mask due to breahing difficulty which can lead to mortality. Therefore, face shield is recommended for infant to give protection from virus transmission. As part of community service, Politeknik Negeri Batam produces Non Medical Infant Face Shield for infant and toddler to curb COVID-19 transmission. The program aims at community health centers (Puskesmas) of Batu Aji, Tanjung Uncang, Sekupang, and Kampong Jabi Nongsa. These partners value highly the community service program in terms of simplicity, clear working instruction, comfortability, recurring sterilization, and product quality. Moreover, high demand of face shield in Puskesmas that use face shield more than three times a day, indicates benefit of the community service in providing PPE for medical treatment at Puskesmas
Pembuatan Coupling 3 ????⁄????” Mod EU Di PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi Benny Haddli Irawan; Yudy Pratama; Budi Baharudin; Rahman Hakim; Hanifah Widiastuti; Widodo Widodo; Ihsan Saputra; Fedia Restu
Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) - June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jatra.v4i1.3743

Abstract

Coupling 3 1⁄2” Mod EU (Modified External Upset) is an API 5CT (American Petroleum Institute) product specially made at customer's request, this product is a product that is rarely made at PT ELNUSA FABRIKASI KONSTRUKSI. In this API 5CT product, it is a Modified EU Coupling product which is designed to use an additional ring seal for extra protection on the oil-flowing pipe. To make a 3 1⁄2” Mod EU Coupling, use a CNC lathe by going through the Facing, Blanking ID, Threading ID and Grooving ID processes. The purpose of making this final project is to find out the process carried out and the use of the right method in the manufacture of 3 1⁄2” Mod EU Couplings at PT Elnusa Fabrication Construction, as a learning media or data retrieval, especially when making other Coupling products.
Analisis Proses Penentuan Kelayakan dan Pengamanan Penggunaan Overhead Crane Menggunakan Metode Pemeriksaan dan Pengujian Teknis K3 Annisa Fyona; Miduk Parulian Nababan; Budi Baharudin; Rahman Hakim
Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) - June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jatra.v4i1.3795

Abstract

In the world of industry, you can find many tools or machines that are used to simplify the process of human work. One type of tool that is widely used is a lifting equipment. Lifting equipment are equipment that are made and installed to lift, down, set and hold workpieces or load. One example of a lifting equipment is an overhead crane. Most overhead cranes are installed on the roof of the building (indoors) but can also be used outdoors. Along with the time to use an overhead crane, the longer it will definitely experience a decrease in quality both in terms of components and functions, it is necessary to control the feasibility management system and use permit. Based on the regulations of the Ministry of Manpower is Permenaker no. 8 tahun 2020 about K3 of lifting equipment and transport equipment. Which each lifting and transport equipment’s before being operated should be inspected and tested in advance, as well as periodic testing is carried out in accordance with the test standards have determined. The final task research uses descriptive qualitative analysis method, which is to get data by direct observation on the tool. When inspection and testing has been carried out according to standards, the overhead crane will receive a certificate and a safe use permit.
Penerapan IbM: Pembuatan Studi Kelayakan Rute Pelayaran Batam Marine Ambulance Muhammad Zainuddin Lubis; Rahman Hakim; Hanifah Widiastuti; Lalu Giat Juangsa Putra; Sapto Wiratno Satoto; Benny Haddli Irawan; Ihsan Saputra; Naufal Abdurrahman; Budi Baharudin
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Batam Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Batam
Publisher : Pusat P2M Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/abdimas polibatam.v4i1.3592

Abstract

Kegiatan pengabdian dengan ambulans Marine sangat mendukung kegiatan penanggulangan dalam mengatasi gawat darurat terutama di wilayah kepulauan Riau, Batam. Pengabdian ambulans marine ini melakukan beberapa metode pendekatan, yaitu melakukan a. Manajemen Resiko kegiatan, b. Studi Literatur dan Identifikasi Masalah, c. Studi Lapangan dan Pengumpulan Data, d. Analisa dan Pembahasan, dan e. Pembahasan dan kesimpulan. Kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan lanjutan yang sudah dilakukan saat tahun 2020 oleh tim pengerjaan ambulans marine sebelumnya. Kegiatan ini juga melakukan perencanaan alur untuk pengantaran via laut/ perairan yang ada di Kepulauan Riau. Kegiatan perawatan juga dilakukan dalam kegiatan pengabdian, sehingga wahana atau ambulans dapat diketahui kondisi kelistrikan, permesinan, serta kegiatan pengabdian ini juga melakukan sosialisasi menggunakan media video, sehingga masyarakat dapat mengetahui kegiatan ini, dan juga menjadi implementasi kegiatan Batam tanggap cepat gawat darurat.
Stress dan Displacement Pada Spreader Beam Akibat Variasi Pembebanan Mukhlis Ramadhani; Ihsan Saputra; Budi Baharudin
Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA) - December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jatra.v4i2.4875

Abstract

Dalam proses pengangkatan produk benda yang berukuran tinggi dan memiliki berat benda yang sangat besar, diperlukan alat bantu yang bisa mengatasi pengangkatan. Spreader beam adalah alat bantu yang berfungsi sebagai pembantu pengangkatan beban dan memberikan keseimbangan. Hal ini perlu diperhatikan pada spreader beam, agar beban yang diangkat tidak melebihi kapasitas maksimum kekuatan materialnya. Oleh karena itu diperlukan kekuatan struktur dari desain spreader bar yang akan dipergunakan untuk lifting maupun crane. Desain produk memberikan gambaran proses benda dan bentuk ukuran yang berfungsi sebagai informasi saat penggambaran desain. Dengan memiliki perangkat pengerjaan sudah lebih modern pada produktivitas yang menggunakan mesin hingga kegiatan yang berbasis software. Pembuatan desain modelling menggunakan software SolidWorks. Pemodelan SolidWorks pada pengujian serta pemberian beban dengan variasi yang berbeda mengungkapkan bahwa spreader beam mencapai titik maksimum pada berat beban variasi 60 ton dengan mengalami tegangan (stress) maksimal 1,903 + 08 dan perpindahan (displacement) maksimal 0,77 mm; serta faktor keamanan (factor of safety) maksimal dengan nilai 1,2. Terlihat juga variasi pembebanan 60 Ton terdapat area yang mengalami displacement yang dapat menimbulkan kegetasan pada suatu saat pengangkatan. Hal tersebut bisa diatasi dengan menambahkan 4 plate support tambahan sebagai patokan untuk menahan titik tumpuan. Dengan adanya tambahan 4 Plate support tentu tidak mempengaruhi nilai dari kekuatan maksimum (yield strength) berkurang.