Articles
The Relationship between Inquiry Learning Model and Students’ Information Literacy Skills at SMP Negeri 5 Banjarmasin on Classification of Living Things
Lucky Aprilia Rasyida;
Maya Istiyadji;
Sauqina Sauqina
BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Vol 3, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (318.162 KB)
|
DOI: 10.20527/bino.v3i1.9129
One of the goals of Gerakan Literasi Sekolah was to develop the information literacy skills needed by students to be more critical in receiving and using information because along with the progress of the information age it becomes infinite. This study aims to determine the relationship between inquiry learning models and information literacy of students at SMP Negeri 5 Banjarmasin on the classification of living things. This research is a quasi experiment that uses 7th grade as a population and the sample is selected based on purposive sampling. The data were collected by tests (pretest and posttest) and assessments on student worksheets. The analysis technique used: 1) paired t-test to determine differences in the test results of each class. 2) Unpaired t-test to determine the difference in postest between two classes. 3) correlation test to determine the relationship between the two variables. The results show that there is a significant increase in the test scores in the experimental class of 36.7 and 23.7 in the control class and the postest score of the experimental class is greater 2.97. The correlation test show that percentage of the relationship between the two variables is 88.6%, this means that inquiry learning models has a positive effect on students' information literacy skills.Abstrak Gerakan literasi Sekolah yang digagas oleh pemerintah memiliki tujuan salah satunya yaitu mengembangkan kemampuan literasi informasi yang diperlukan siswa agar menjadi lebih kritis dalam menerima maupun menggunakan informasi karena, seiring dengan kemajuan zaman informasi menjadi tak terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil pembelajaran inkuiri dengan literasi informasi siswa di SMPN 5 Banjarmasin pada materi klasifikasi makhluk hidup. Penelitian ini merupakan quasi experiment yang menggunakan seluruh kelas 7 sebagai populasi dan sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes (pretest dan posttest) serta dilakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa selama pembelajaran berlangsung. Tahap analisis data diantaranya: 1) uji-t berpasangan untuk mendapatkan perbedaan pretest dan postest masing-masing kelas. 2) Uji-t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan postest kedua kelas. 3) uji korelasi untuk mengetahui hubungan model pembelajaran inkuiri dengan keterampilan literasi informasi siswa. Adapun dari hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan skor pretest ke postest pada kelas eksperimen sebesar 36,7 dan 23,7 pada kelas kontrol serta terdapat perbedaan nilai postest kelas ekperimen sebesar 2,97 lebih besar dari kelas kontrol. Berdasarkan uji korelasi, persentase hubungan pembelajaran inkuiri dengan keterampilan literasi informasi yaitu 88,6% sehingga hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri berpengaruh positif terhadap keterampilan literasi informasi siswa.
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif IPA Berbasis Articulate Storyline Pada Materi Sistem Tata Surya SMP
Muhammad Nadzif;
Yudha Irhasyuarna;
Sauqina Sauqina
JUPEIS : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 1 No. 3 (2022): JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial
Publisher : Jompa Research and Development
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (784.578 KB)
|
DOI: 10.55784/jupeis.Vol1.Iss3.69
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas, kepraktisan dan keefektifan dari media pembelajaran interaktif IPA berbasis articulate storyline. Metode yang digunakan yaitu Penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model pengembangan Plomp-Tessmer. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis lembar validasi ahli materi dan ahli media, angket respon kepraktisan peserta didik, serta tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran interaktif IPA berbasis articulate storyline mendapatkan skor validitas materi sebesar 79% dengan kriteria valid adapun validitas ahli media mendapatkan skor sebesar 79% dengan kriteria valid. Media pembelajaran telah diuji cobakan pada uji small group mendapatkan skor rata-rata persentase 82% serta pada field test mendapatkan skor rata-rata sebesar 83% dengan kriteria sangat praktis. Peserta didik melaksanakan uji coba tes hasil belajar yang didapatkan skor rata-rata pada uji small group sebesar 76 dan pada uji field test dengan skor 78 dengan kriteria efektif yang berarti diatas dari KBM (Ketuntasan Belajar Minimum) sekolah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif IPA berbasis articulate storyline pada materi sistem tata surya secara keseluruhan memenuhi kriteria valid, praktis & efektif. Peneliti meyakini bahwa media pembelajaran yang dikembangkan ini dapat jadi solusi dalam pengembangan media pembelajaran interaktif yang memudahkan peserta didik khususnya pada materi sistem tata surya
Pengembangan Media Articulate Storyline Topik Mekanisme Pendengaran Manusia Dan Hewan Untuk Peserta Didik SMP
Risma Agustina;
Yudha Irhasyuarna;
Sauqina Sauqina
JUPEIS : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 1 No. 3 (2022): JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial
Publisher : Jompa Research and Development
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (634.205 KB)
|
DOI: 10.55784/jupeis.Vol1.Iss3.119
Penelitian pengembangan media articulate storyline topik mekanisme pendengaran manusia dan hewan bertujuan untuk mendeskripsikan validitas, kepraktisan, dan keefektifan media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE (Analyse, Design, Develop, Implement and Evaluate). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik persentase lembar validasi ahli media dan ahli materi. Selain itu menggunakan angket respon peserta didik dan tes soal. Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran interaktif articulate storyline memperoleh skor validitas ahli media sebesar 83,7% sedangkan validitas ahli materi sebesar 82,1%. Media pembelajaran interaktif juga telah diuji cobakan secara perorangan peserta didik memperoleh skor 85,19% dan untuk kelompok kecil memperoleh skor sebesar 88,76%. Selain itu hasil keefektifan dari ketuntasan hasil belajar peserta didik memperoleh skor 76%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media articulate storyline materi mekanisme pendengaran manusia dan hewan dikategorikan sangat valid, sangat praktis, dan baik digunakan dalam pembelajaran IPA SMP.
Analisis Literasi Sains Siswa SMP Berakreditasi A di Banjarmasin
Sauqina Sauqina;
Maya Istyadji
Journal of Mathematics Science and Computer Education Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (280.952 KB)
|
DOI: 10.20527/jmscedu.v2i1.5220
Laporan dari PISA menunjukkan bahwa literasi sains Indonesia masih berada di 10 besar terendah di seluruh negara peserta PISA sejak tahun 2006 hingga 2018. Namun kurangnya informasi sehubungan dengan ruang sampling penelitian PISA yang digunakan dalam tes PISA yang dilakukan oleh OECD dan belum tersedianya alat tes standar yang dapat diakses dengan mudah untuk menilai literasi sains membuat sebagian besar praktisi pendidikan di Indonesia tidak memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi literasi sains siswanya. Dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi literasi sains siswa di salah satu SMP Negeri Terakreditasi A di Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang pengumpulan datanya menggunakan alat tes literasi sains kontekstual lahan basah Kalimantan Selatan. Peserta tes terdiri dari 106 siswa kelas 8 dan kelas 9 di SMP Negeri Banjarmasin. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum nilai literasi sains siswa secara keseluruhan masih rendah dengan ketuntasan 40,56%. Menjelaskan fenomena secara ilmiah menempati urutan kedua dengan ketuntasan 42%. Mengevaluasi dan merancang investigasi ilmiah menempati urutan ketiga dengan penyelesaian 32%, sedangkan untuk menginterpretasikan data dan bukti ilmiah menempati urutan pertama dengan penyelesaian 48%. Uji Mann Whitney menunjukkan bahwa hanya sejumlah kecil korelasi antar kompetensi. Penulis mempertimbangkan kemungkinan bahwa penguasaan kompetensi literasi sains tidak harus dikembangkan secara bertahap seperti yang disarankan oleh taksonomi kognitif Bloom. Pendidik harus mempertimbangkan pendekatan alternatif dalam mengajar literasi sains tanpa hanya mengandalkan pengajaran yang didasarkan pada struktur hierarki kognitif Taksonomi Bloom. The report from PISA shows that Indonesia's science literacy is still in the top 10 lowest in all PISA participating countries from 2006 to 2018. However, the lack of information in connection with the PISA research sampling room used in the PISA test conducted by the OECD and the unavailability of accessible, standardized test kits for assessing scientific literacy resulted in most education practitioners in Indonesia not having a clear picture of the condition of their students' science literacy. Using instruments that previous researchers have developed, this study was conducted to find out and analyze students' condition of science literacy in one of the A Accredited State Junior High Schools in Banjarmasin. This study is a quantitative study whose data collection uses the South Kalimantan Wetlands-Contextual Science Literacy test tool. The test participants comprised 106 students from grades 8 and 9 at an SMP Negeri in Banjarmasin. The analysis showed that, in general, the overall science literacy score of students was still low, with completion of 40.56%. Explaining phenomena scientifically is at the second rank with a 42% completion. Evaluating and designing scientific investigations is at the third rank with a completion of 32%, while interpreting data and scientific evidence is of the first rank with a completion of 48%. Mann Whitney's test showed only a very small correlation between competencies. Authors considered that mastery of science literacy competence was not developed gradually as suggested by Bloom's cognitive taxonomy. Educators should consider an alternative approach to teaching scientific literacy without relying solely on teaching tactics based on Bloom's Taxonomy's cognitive hierarchy structure.
Menyambut Kurikulum Paradigma Baru: Pendampingan Pembelajaran IPA Berbasis STEM-PjBL Lahan Basah dengan Pendekatan Human Centred Design
Ratna Yulinda;
Sauqina Sauqina;
Ellyna Hafizah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20527/btjpm.v4i3.5789
Implementasi Kurikulum Paradigma Baru pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengalami banyak kendala. Masalah yang ditemukan pada mitra pengabdian ini yakni kurang meratanya pendampingan dan pelatihan dari pemerintah bagi guru-guru, khususnya memberikan pendampingan dan pelatihan di SMP Negeri 1 Belawang dalam menyambut Kurikulum Paradigma Baru. Ciri dari kurikulum baru ini yakni pembelajaran diberikan kepada peserta didik melalui model Project Based Learning (PjBL) dan adanya kebebasan pengelolaan pengaturan jam belajar dalam proses pembelajaran per tahunnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan memberikan pemahaman dan persiapan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan kurikulum paradigma baru melalui pembuatan modul ajar. Pengabdian ini menggunakan pendekatan program Human Centered Design (HCD) dengan tiga tahapan utama Inspiration, Ideation, Implementation. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 22–23 Juni 2022 secara luring dan dilanjutkan dengan tugas mandiri. Kegiatan ini diikuti oleh guru yang berjumlah 13 orang serta peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Belawang. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian di SMP Negeri 1 Belawang diantaranya: (1) guru-guru telah memahami tentang implementasi kurikulum paradigma baru serta mampu menyiapkan modul ajar; (2) guru IPA memiliki kesiapan dalam mengimplementasikan paradigma baru, pembelajaran STEM PjBL berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) serta alat evaluasi dan penilaiannya. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini telah berhasil memberikan pemahaman dan persiapan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan kurikulum paradigma baru melalui pembuatan modul ajar. Implementing the New Paradigm Curriculum in Junior High Schools has encountered many obstacles.The problem in the target school for the community service project is the lack of attention from the government as a stakeholder in the education sector to provide assistance and training for teachers, especially at SMP Negeri 1 Belawang in implementing the New Paradigm Curriculum. The characteristics of this new curriculum are that learning is given to students through the Project Based Learning (PjBL) model and the freedom for the teacher to design the curriculum for a whole year. This community service activity aims to provide the understanding and prepare teachers to implement the New Paradigm Curriculum through developing a teaching module. This service uses a Human Centered Design (HCD) approach program with three main stages: Inspiration, Ideation, and Implementation. This service activity was carried out offline on 22 – 23 June 2022 and continued with independent assignments. This activity was attended by teachers who gathered 11 people and class VIII students at SMP Negeri 1 Belawang. The results of the implementation of service at SMP Negeri 1 Belawang include: (1) teachers have an understanding of the implementation of the New Paradigm Curriculum and can prepare open modules; (2) training the teachers, especially science teachers, in designing PjBL STEM learning in the form of Student Activity Sheets (LKPD) as well as evaluation and assessment tools. Based on the implementation of the activity, it can be said that it has succeeded in providing understanding to and preparing teachers to implement the New Paradigm Curriculum through the creation of teaching modules.
Substitusi Media Tanam Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Pada Polybag
Wahyu Redha Aulia;
Yudha Irhasyuarna Irhasyuarna;
Sauqina Sauqina
Oryza : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 11 No 2 (2022): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33627/oz.v11i2.907
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan substitusi media tanam eceng gondok (Eichornia crassipes) terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat serta untuk mengetahui komposisi optimal pemanfaatan tersebut. Bagian rancangan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sebanyak 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan atau berjumlah 12 unit percobaan. Subjek penelitian ini yaitu media tanam eceng gondok (Eichornia crassipes) dan objek penelitian ini adalah tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Parameter pengamatan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, dan berat per buah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada parameter lapangan: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, dan bobot per buah. Data dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis Of Variance) dengan SPSS 16. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Namun, diantara tanaman lain, pada perlakuan M2 (2,1 kg tanah pupuk + 0,4 kg eceng gondok) memberikan hasil dengan jumlah daun terbanyak, sedangkan perlakuan M3 (2,2 kg tanah pupuk + 0,3 kg eceng gondok) memberikan hasil rata-rata tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman, dan berat per buah yang terbaik.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sawi Dan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
Riyati Riyati;
Sauqina Sauqina;
Yudha Irhasyuarna
Oryza : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 11 No 2 (2022): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33627/oz.v11i2.911
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair limbah sawi (Brassica chinensis var.parachinensis) dan air cucian beras dalam mempercepat pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens). Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini mennggunakan parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan rata-rata laju pertumbuhan cabai rawit, dan uji ANOVA satu jalur dengan taraf signifikan 5%. Pada rata-rata pertambahan di setiap parameter, terlihat bahwa perlakuan POC 100 ml lebih menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kemudian hasil uji one-way ANOVA, pengaruh pemanfaatan POC limbah sawi dan air cucian beras menjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan tanaman cabai rawit yang mendapatkan perlakuan berbeda dengan (p-value < 0,05). Selain itu, uji lanjutan Duncan juga menunjukkan bahwa P3 dengan dosis POC 100 ml konsisten berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lain, baik untuk tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah. Penelitian ini menyarankan bagi petani cabai rawit lokal untuk mempertimbangkan penggunaan poc limbah sawi dan air cucian beras dengan dosis yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Nangka Belanda (Annona muricata L.) Sebagai Biopestisida Terhadap Tingkat Kematian Hama Kutu Putih (Bamisa tabaci) Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Rahmi Rahmi;
Ratna Yulinda;
Sauqina Sauqina
Oryza : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 11 No 2 (2022): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33627/oz.v11i2.912
Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengaruh konsentrasi ekstrak daun nangka belanda (Annona muricata L.) sebagai biopestisida terhadap mortalitas hama kutu putih (Bamisa tabaci) pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun nangka belanda (Annona muricata L.) yang berpengaruh terhadap mortalitas hama kutu putih (Bamisa tabaci) pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dan menentukan konsentrasi ekstrak daun nangka belanda (Annona muricata L.) yang efektif terhadap mortalitas hama kutu putih (Bamisia tabací). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima pengulangan. Konsentrasi yang digunakan yaitu 20%, 35%, 50% dan 0% sebagai pembanding. Hasil penelitian diuji menggunakan uji one way Anova, dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan secara rata-rata kematian hama kutu putih pada setiap konsentrasi. Konsentrasi ekstrak daun nangka belanda yang berpengaruh terhadap hama kutu putih yaitu pada konsentrasi 50% dengan rata-rata 28%. Berdasarkan hasil analisis uji one way Anova menunjukkan nilai sig 0,002 < 0,05 yang menyatakan bahwa ekstrak daun nangka belanda berpengaruh nyata terhadap keempat perlakuan dengan konsentrasi 50% sebagai perlakuan terbaik dari semua perlakuan.
Pengaruh Pemberian Jenis Dan Dosis Poc Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buah Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)
Ainun Jariyah;
Sauqina Sauqina;
Rizky Febriyani Putri
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 1 No. 3 (2022): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pada penelitian ini berfokus untuk menentukan POC air kelapa dan POC urine sapi yang diberikan konsentrasi tertentu yang paling efektif dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil buah tanaman terong ungu. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian POC air kelapa dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman terong ungu (Solanum melongena L.), mengetahui pengaruh pemberian POC urine sapi dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman terong ungu (Solanum melongena L.), dan mengetahui perbedaan pengaruh pemberian jenis POC terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu (Solanum melongena L.). Metodologi ulasan ini merupakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor yaitu, jenis POC dan konsentrasi dengan empat perlakuan dan tiga pengulangan. Faktor yang pertama jenis POC adalah POC air kelapa dan POC urine sapi. Faktor yang kedua konsentrasi adalah K0 (kontrol), K1 (100 ml), K2 (250 ml) dan K3 (500 ml). Patokan yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah dan berat buah. Hasil penelitian memaparkan bahwa perlakuan pemberian jenis POC tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Pemberian konsentrasi pada setiap jenis POC berpengaruh pada parameter tinggi tanaman 0,00 ˂ 0,05 dan jumlah daun 0,00 ˂ 0,05, sedangkan pemberian konsentrasi tidak berpengaruh pada parameter jumlah buah dan berat buah
Pengaruh Penambahan Filler Kalakai (Stenochlaena Palustris) Terhadap Kandungan Protein Dan Serat Dari Nugget Ayam
Rifa Shada;
Ellyna Hafizah;
Sauqina Sauqina
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 1 No. 3 (2022): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kalakai merupakan tanaman pangan yang banyak tumbuh di lahan gambut khas Kalimantan Selatan. Dalam pemanfaatannya kalakai masih kurang diminati oleh masyarakat, sehingga perlu digunakan sebagai bahan diversifikasi pangan berupa nugget ayam dengan filler kalakai. Kalakai memiliki kadar serat yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran rawa lainnya sehingga dapat digunakan sebagai obat pencahar perut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil uji proksimat kadar protein dan kadar serat serta uji organoleptik (sensori) terhadap penambahan Kalakai (Stenochlaena palustris) dalam nugget ayam dengan persentasi yang berbeda-beda. Rancangan penelitian ini adalah RAL dengan 3 perlakuan penambahan kelakai yang berbeda pada nugget ayam yaitu F0 = 0% ; F1 = 20% dan F2 = 40%, data pengujian kadar protein dan kadar serat dianalisis menggunakan SPSS dengan One-Way ANOVA test sedangkan untuk data pengujian organoleptik (sensori) menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil penenelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan kalakai dalam nugget ayam pada sampel berbeda nyata secara signifikan terhadap nugget ayam dengan taraf sig berturut-turut (0,000<0,05) pada nilai protein, kadar serat, kenampakan & bau. Pada perlakuan sampel F1 dan F2 dalam aspek rasa dan tekstur tidak terdapat perbedaan secara nyata menurut uji pairwise comparisons dengan taraf sig (1,000>0,05).