Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MEDIA MATRASAIN

PERANCANGAN PUSAT EKO-WISATA BIOTA BAWAH LAUT DI MALALAYANG DENGAN METODE PENDEKATAN TEORI BLOB ARCHITECTURE Rares, Anthony S; Van Rate, Johannes; Tungka, Arsitotulus E
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 2 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i2.46390

Abstract

Abstrak Wisata kekayaan bawah laut saat ini merupakan salah satu sektor yang dikembangkan oleh pemerintah sebagai sumber pendapatan. Sulawesi utara khususnya memiliki pantai dengan 13 jenis terumbu karang dan 91 jenis ikan. Menyadari akan potensi kelautan dan perikanan ini, dibutuhkan suatu wadah yang mampu mengonservasi serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan kekayaan alam bawah laut tersebut. Wadah ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan melihat keindahan bawah laut Sulawesi Utara. Pusat Eko-Wisata Biota Bawah Laut merupakanjawaban dari semua permasalahan tersebut. Tujuam dari perancangan objek ini adalah merancang objek yang mampu menjadi tempat wisata sekaligus tempat konservasi serta memberikan edukasi tentang keindahan bawah laut, merancang objek yang sesuai dengan potensi lingkungan sekitar site, dan menerapkan teori blob architecture kedalam perancangan. Image – present - test oleh John Zeiselmerupakan metode perancangan yang dipakai, dimana permasalahan yang muncul akan diproses secara terus menerus dalam siklus sehingga menghasilkan perancangan yang lebih optimal. Implementasi tema Blob Architecture pada objek meliputi bentuk bangunan yang menyerupai gumpalan, penggunaan sistem struktur yangmemungkinkan bangunan memiliki bentuk yang melengkung, serta penggunaan material yang mendukung bangunan agar terlihat dinamis. Kata Kunci: Eko-Wisata, Pantai, Blob Architecture Abstract Underwater wealth tourism is nowadays one of the government's income-sources sectors. North Sulawesi, in particular, features beaches with 13 different kinds of coral reefs and 91 fish species. Recognising the potential of marine and fishery resources, subsequently, it is required a place capable of conserving and educating the public about the natural treasure found beneath the sea. This place is also expected to attract tourists interested in seeing the underwater beauty of North Sulawesi. The Underwater Biota Eco-Tourism Center is the answer to all of these issues. The design of this object aimed to create an area, a tourist attraction and a conservation place,provide education about underwater beauty, create objects that follow the environment's potential around the site, and apply the theory of blob architecture to the design. The design approach employed the Image - present -test by John Zeisel, in which emerging issues are processed continuously in cycles to achieve a more optimum design. The Blob Architecture theme implementation on objects comprised of a structural system that enables the structure's form, which resembles a lump, the use of a structural system that enables the building to have a curved shape, and the use of materials that support the building to make it apears dynamic. Keywords: Eco-Tourism, Beach, Blob Architecture
PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR NEO -VERNAKULAR DALAM RE-DESAIN TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN MANADO Rengkung, Brando T; Siregar, Frits O. P; Van Rate, Johannes
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 2 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i2.46392

Abstract

Abstrak Kepariwisataan merupakan salah satu faktor pendorong ekonomi terkuat di Indonesia terlebih khusus pariwisata maritim, berhubung Indonesia merupakan suatu negara kepulauan sehingga pengadaan sarana dan prasarana transportasi laut berupa terminal pelabuhan menjadi sangat penting baik sebagai fungsi perhubungan transportasi orang antar pulau, pengembangan ekonomi daerah, serta sebagai pendukung berlangsungnya kegiatan pariwisata. Melihat kondisi terminal pelabuhan Manado sekarang, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih dapat dioptimalkan terkait pengelolaan terminal penumpang serta fasilitas – fasilitas pendukung pada objek tersebut berupa lahan parkir, pola sirkulasi kendaraan yang terkesan tidak teratur, serta pengorganisasian ruang dalam. Terminal penumpang pelabuhan Manado juga memiliki banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah nilai historik yang terkandung pada lokasi tersebut berupa bangunan eks belandayang dapat meningkatkan nilai historik tapak sebagai suatu tujuan pariwisata, sehingga arsitektur vernakular dapat digunakan untuk mempertahankan nilai tersebut serta dapat mempresentasikan budaya – budaya rumah adat Walewangko. Namun melihat perkembangan jaman sekarang, gaya arsitektur yangsering digunakan adalah modern, serta pada masa kini sudah terdapat berbagai macam teknologi, bahan dan material yang lebih maju, sehingga arsitektur vernakular akan mudah dianggap kuno. Maka dari itu, arsitektur neo vernakular akan diterapkan agar objek dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman terkait bangunan bangunan modern. Dalam perancangan ini, metode perancangan yang digunakan adalah metode “glassbox” yang merupakan metode perancangan yang tidak timbul secara spontan melainkan dilakukan secara bertahap, dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hal-hal tertentu berupa data, analisa dan sintesis. Kata Kunci – Pelabuhan, Terminal, Arsitektur, Kepariwisataan, Manado. Abstract Tourism is one of the strongest economic driving factors in Indonesia, especially maritime tourism, because Indonesia is an archipelagic country so that the procurement of marine transportation facilities and infrastructure in the form of port terminals is very important both as a function of inter-island transportation for people, regional economic development, and as a support to the ongoing tourism activities. Looking at the current condition of the Manado port terminal, there are still some deficiancy that can still be optimized related to the management of the passenger terminal and the supporting facilities on the object in the form of parking lots, vehicle circulation patterns that seem irregular, and the organization of indoor space. Manado Port Passenger Terminal also has a lot of potential that can still be utilized, one of which is the historical value contained at the location in the form of ex-Dutch buildings which can increase the historical value of the site as a tourism destination, therefore vernacular architecture can be used to maintain the historical value also can represent some of the traditional house Walewangko. Looking at current developments of time, the architectural style that is often used is the modern style, and nowadays there are various kinds of technology, tools and materials that are more advanced, so that vernacular architecture will easily be considered ancient. Therefore, neo vernacular architecture will be applied so that objects can adapt to the developments of the times related to modern buildings. In this design, the design method used is the "glassbox" method, which is a design method that does not arise spontaneously but is carried out in stages, taking into account and considering certain things in the form of data, analysis and synthesis. Keywords – Port, Terminal, Architecture, Tourism, Manado.