Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SEKOLAH TINGGI SINEMATOGRAFI ‘Implementasi Micromegas Daniel Libeskind’ Maahury, Heince A.; Erdiono, Deddy; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi terkini menjadikan dunia sinematografi semakin dekat dari jangkauan masyarakat Sulawesi Utara. Peralatan produksi yang mudah didapat dan digunakan dengan hasil yang tepat dan berkualitas membuat bertambahnya produksi karya audio-visual ini, baik secara  individual maupun komunitas. Hal ini merupakan potensi masyarakat yang patut ditunjang dengan sistem pendidikan formal sebagai salah satu aspek penting dalam meningkatkan dan mengembangkan minat dan kreativitas,wawasan dan kompetensi masyarakat, agar supaya pekerjaan produksi sinematografi menjadi lebih maksimal dan professional. Sekolah Tinggi Sinematografi di kota Manado di rancang untuk mewadahi fasilitas-fasilitas dengan fungsi edukasi dan entertainment, yaitu sebagai tempat pendidikan dan pertukaran ilmu pengetahuan dalam bidang sinematografi hingga proses produksi, dengan dukungan fungsi entertainment sebagai ruang apresiasi dan pertunjukan atas hasil pencapaian para peserta didik, maupun para sinematografer lainnya, bertujuan untuk menjadi sarana hiburan, komunikasi dan informasi bagi masyarakat luas. Dengan harapan terciptanya kultur dan iklim positif dalam meningkatkan dunia industri perfilman di Sulawesi Utara   Gagasan rancangan objek ini mengacu pada pendalaman karakter desain Daniel Libeskind yang tersimpan dalam rangkaian gambar Micromegas : The Architecture of end Space, diolah dengan melacak dan menafsir kedalaman makna filosofis dari rangkaian gambar tersebut, kemudian diimplementasikan kedalam ide bentuk, ruang dan kesan sebagai penggugah ingatan dan emosi bagi para pengguna bangunan ini, agar menjadi ruang spiritual dan ruang kreativitas dalam menemukan cita rasa karya masing-masing, selain itu bertujuan memperkaya ranah arsitektural di Sulawesi Utara. Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Sinematografi, Film, Daniel Libeskind, Micromegas.
GEREJA GMIM BUKIT SION KANONANG DAN FASILITAS PENUNJANG “PENGGABUNGAN KONSEP INTIMACY DAN SIMBOLISASI KEBUDAYAAN MINAHASA” Kamurahang, Ryly M.; Makarau, Vicky H.; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kekristenan sudah mengakar di Minahasa.Mayoritas orang Minahasa beragama Kristen. Persoalan kontemporer kekristenan Minahasa adalah bagaimana mengakrabkan kebudayaan Minahasa dengan Injil yang dulunya dibawa masuk oleh para Zending Barat. Kebudayaan dan agama, belakangan mulai dianggap sebagai sesuatu yang saling terkait erat. Agama, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu gejala kebudayaan. Menurut Alm. Pdt. Dr. Josef M. Saruan, agama dan kebudayaan dapat diibaratkan seperti dua sisi dari satu uang koin logam. “Dua hal yang sifatnya simultan, tidak dapat diurutkan atau diparaleklan apalagi dipisahkan,” tulis Pdt. Saruan dalam bukunya Agama dan Kebudayaan dalam Konteks Minahasa (2001). Kebudayaan, menurut Pdt. Saruan menyangkut manusia, lingkungannya, ruang dan waktu, tindakan/aktivitas, kelakuan, dan kecakapannya menerima warisan sosial dalam proses yang melahirkan interaksi sistem-sistem, nilai-nilai, simbol dengan sifat dinamis, berubah-ubah dan fungsional dan mencapai hasil dan tingkat capai, yang semuanya untuk melestarikan kehidupan manusia. Konsep Budaya Minahasa akan diterapkan bersamaan dengan konsep Intimacy dalam bangunan Gereja GMIM Bukit Sion Kanonang  sehingga  bangunan yang dirancang meskipun mengikuti  arsitektur tradisional Minahasa tapi tetap menekankan onsep kesakralan dalam Gereja. Selain itu, dengan penerapan tema tersebut tentunya dapat menambah nilai estetika dari desain bangunan. Tujuan dari penerapan Penggabungan Konsep Intimacy dan Simbolisasi Kebudayaan Minahasa yaitu untuk menunjang tujuan dari objek rancang. Sebagai Bangunan tempat peribadatan orang Kristen tentu saja unsur kesakralan bangunan sangat berkaitan erat tetapi sebagai representative daerah khususnya Minahasa unsur tradiosional juga tidak kalah pentingnya. Sehingga dengan upaya ini diharapkan agar unsur-unsur daerah dapat dikenal kembali oleh masyarakat. Kata Kunci : Intimacy, Simbolisasi Kebudayaan Minahasa, GMIM Bukit Sion Kanonang
PUSDIKLAT BASARNAS DI AMURANG (ARSITEKTUR RESPONSIF) Umboh, Fenansius; Van Rate, Johannes; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat 3 lokasi pertemuan lempeng tektonik besar di Indonesia, yaitu Indo-Austria, Eurasia dan Pasificsehingga sangat rentang terhadap terjadinya bencana alam baik gempa bumi maupun tsunami. Semua bencana dan peristiwa kecelakaan yang terjadi tidak bisa diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi serta tidak bisa terhindarkan, kita hanya bisa meminimalisir dan mengantisipasinya dengan memberikan pertolongan atau penanggulangan pertama pada saat terjadi bencana. RancanganPUSDIKLAT BASARNAS di Amurang dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam pembangunan dibidang pelayanan sosial dan keselamatan masyarakat serta bertujuan untuk menerapkan suatu konsep arsitektur responsif dan memberikan suatu objek rancangan yang representative sebagai wadah untuk pendidikan dan pelatihan tentang SAR kepada anggota BASARNAS sendiri juga masyarakat di Sulawesi Utara dan sekitarnya. Untuk mendapatkan konsep desain yang sesuai, maka dipakai pendekatan perancangan yang mengikuti 3 aspek utama yaitu, pendekatan melalui kajian tipologi objek, kajian tapak dan lingkungan, serta kajian tematik. Dari ketiga hasil kajian diatas kemudian masuk pada tahap konsep rancangan dan gagasan awal. Pada proses ini penggunaan metode desain generasi II (image-present-test) dilakukan untuk mendapatkan hasil objek rancangan yang sesuai. Proses ini dilakukan secara terus menerus sampai kepada proses yang terakhir yaitu dimana titik rancangan sudah sampai pada batas maksimal yang dipengaruhi oleh batas berpikir seorang arsitek dan waktu yang diperlukan dalam mengolah secara maksimal hasil kajian tersebut. Melalui tema “Arsitektur Responsif” objeklebih mengoptimalkan suatu rancangan yang mencerminkan aktivitas yang cekatan atau memiliki respon yang tinggi terhadap sesuatu yang terjadi, dalam ini musibah bencana alam atau kecelakaan.Keberadaan objek rancangan ini diharapkan bisa menampung berbagai  kegiatan dalam hal pendidikan dan pelatihan tentang pencarian dan pertolongan terhadap musibah bencana alam atau kecelakaan yang terjadi. Kata Kunci : Bencana, PUSDIKLAT BASARNAS, Arsitektur Reponsif
PENINGKATAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU MELALUI PEMBANGUNAN TAMAN PKK DI KECAMATAN KALAWAT Sembel, Amanda S.; Malik, Andy A.M.; Moniaga, Ingerid L.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalawat terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. KecamatanKalawat merupakan kawasan pengembangan perumahan dan pemukiman yang didominasi luasan lahanlahankosong sebagai lahan tidur yang masih cukup luas. Potensi lahan-lahan kosong yang masih cukup luasdi Kecamatan Kalawat berpeluang dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang produktif dilingkungan perumahan seperti pengembangan taman-taman seperti tanaman obat keluarga (Toga), taman-taman budidaya yang bersifat menata keindahan lingkungan perumahan.Kelompok PKK desa Kalawat dan Kelompok PKK desa Watutumou dalam persiapan mengikutilomba kebun desa dan taman desa selalu mengalami kendala-kendala diantaranya : masalah pembiayaaan,sumberdaya manusia dalam keterampilan dan pengetahuan menata dan mendisain taman. Pengetahuantentang prinsip-prinsip menata taman dan penguasaan tentang jenis-jenis tanaman sangat kurang dimilikioleh ibu-ibu PKK di desa Kalawat dan desa Watutumou. Sehingga pada beberapa kesempatan lombakelompok PKK desa Kalawat dan desa Watutumou yang diselenggarakan di tingkat Kecamatan Kalawatmengalami kegagalan dalam disain taman.Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok PKK dan KelompokKantor Kecamatan Kalawat adalah (1) meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam menata taman-tamankecamatan menjadi lingkungan yang indah, hijau, bersih dan Asri (2) memahami dan melakukan kegiatanpraktek mengembangkan ruang terbuka hijau, (3) memiliki kemampuan dalam mengelola taman-taman yangada, (4) meningkatkan kualitas lingkungan, (5) menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan padajurnal akreditasi.Kata kunci : ruang terbuka hijau, taman
KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Sembel, Amanda S.; Rondonuwu, Dwight M.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi permasalahan global. Masalah banjir yang melanda berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Manado menjadi indikator bahwa telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Kelompok Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah wadah organisasi Gereja yang dalam tugas dan tanggungjawab melayani di ladang Tuhan terpanggil juga untuk peduli pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai  Anugerah ciptaan Tuhan yang perlu dijaga dan dipelihara. Generasi muda melalui  kelompok remaja GMIM Sinode dapat berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kegiatan menjaga dan memelihara lingkungan dengan upaya-upaya mengantisipasi  dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya sosialisasi tentang peningkatan sadar lingkungan untuk membangun remaja Sinode GMIM Peduli Lingkungan melalui kegiatan Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan rekayasa teknologi tepat guna untuk menanggulangi masalah keterbatasn lahan sebagai daerah resapan air.Tujuan pembuatan LRB yaitu untuk meningkatkan kepedulian generasi muda GMIM terhadap lingkungan sehingga lingkungan menjadi sehat, hijau, dan lestari. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon adalah melalui penyuluhan dan pelatihan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi generasi muda sebagai pilar-pilar gereja masa depan tentang pentingnya memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos serta menerapkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi tanah melalui pembuatan lubang resapan biopori di Kota Tomohon.
DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN BOULEVARD TONDANO TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN DI KECAMATAN TONDANO SELATAN DAN KECAMATAN TONDANO BARAT Dimpudus, Bryan Osvaldo; Timboeleng, James A.; Sembel, Amanda S.
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah pembangunan sarana dan prasarana fisik di samping meningkatkan sumber daya manusia. Contoh pembangunan sarana dan prasarana yaitu pembangunan jalan Boulevard Tondano di Kabupaten Minahasa. Pembangunan jalan Boulevard Tondano memberi dampak aktivitas pembangunan bagi lahan di sekitarnya sehingga terjadinya perubahan pemanfaatan lahan. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi perubahan luas lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun, mengkaji faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya perubahan pemanfaatan lahan dan menganalisis dampak dari pembangunan Jalan Boulevard Tondano terhadap perubahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Tondano Selatan dan Kecamatan Tondano Barat. Metode analisis yang digunakan yakni deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif. Hasil penelitian berdasarkan analisa adalah perubahan lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun selama kurun waktu 15 tahun dari tahun 2013-2018 di Kelurahan Koya, Kelurahan Tataaran Satu, Kelurahan Roong, dan Kelurahan Tuutu sebesar 8,11 ha (1,55%). Faktor-faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan yaitu faktor demografi, faktor politik, faktor sosial budaya, faktor ekonomi, dan faktor prasarana dan sarana. Dampak positif yaitu meningkatnya perekonomian masyarakat dan meningkatnya interaksi sosial antar masyarakat. Dampak negatif yaitu berkurangnya lahan tidak terbangun atau lahan ruang terbuka hijau (RTH) akibat dialih fungsikan menjadi permukiman, perdagangan dan jasa, maupun fasilitas sosial dan fasilitas umum.Kata Kunci: Pembangunan Jalan, Perubahan Pemanfaatan Lahan.
RE-DESAIN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA DEO KOTA SORONG KONSEP TRANSFORMASI SUPREMATISM OF MALEVICH Kareth, Yusuf D.; Tinangon, Alvin J.; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Salah satu faktor untuk memperlancar proses pembangunan suatu daerah adalah baik atau buruknya sarana transportasi, termasuk transportasi udara. Transportasi udara sebagai fasilitas pendukung dalam pembangunan di seluruh Indonesia. Papua dengan topografi yang didominasi oleh pegunungan dan lembah serta jarak antar pulau yang saling berjauhan, sehingga transportasi udara adalah moda yang berperan penting dalam menunjang mobilitas masyarakat. Adalah Bandar Udara Domine Eduard Osok atau yang lebih dikenal dengan Bandara DEO terletak persis di pusat kota Sorong menjadikan Bandar Udara DEO sebagai pusat penyebaran di Provinsi Papua Barat sekaligus sebagai pintu masuk bagi daerah-daearah disekitarnya selain Provinsi Papua Barat dan Kota Sorong itu sendiri. Upaya memaksimalkan pelayanan jasa penerbangan bagi masyarakat Papua ataupun masyarakat Indonesia pada umumnya, maka tercipta ide serta gagasan untuk pembenahan fasilitas dalam kawasan Bandar Udara khususnya terminal penumpang. Re-desain Bandar Udara DEO sebagai jalan keluar pemecahan masalah dalam upaya peningkatan kualitas serta kuantitas pelayanan bandara DEO. Konsep Transformasi Suprematism of Malevich sebagai saluran kreatifitas, dan merupakan strategi dalam merencanakan serta mendesain kembali fasilitas terminal penumpang Bandar Udara DEO sesuai kebutuhannya. Kata kunci: bandar udara DEO, Suprematism of Malevich, transformasi.
MUSEUM BUDAYA DI TONDANO (Eksplorasi Arsitektur Tradisional Minahasa) Tendean, Marco G.; Sondakh, Julianus A. R.; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya suatu masyarakat merupakan penentu kualitas bahkan kadar kebahagian manusia dalam masyarakat itu. Budayanyalah yang akan menentukan kualitas politik suatu negara serta daerahnya, sehatnya sistem demokrasi, tegaknya penegakan hak asasi manusia, kerukunan antar golongan masyarakat, berkembangnya sistem hukum yang lebih benar, adil tertib dan berkepastian. Demikian halnya dalam bidang ekonomi, sejarah berperan sangat penting dalam membangun sumber daya manusianya yang lebih produktif dan inovatif meskipun di tengah keterbatasan sumber daya alamnya. Sedemikian besar dan pentingnya peran kebudayaan, namun sayang sekali sedemikan pula kebudayaan tersebut kurang mendapat perhatian dari pihak pemerintah dan masyarakatnya. Bertolak dari kenyataaan yang memprihatinkan itulah Museum budaya di Tondano akan di bangun untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya warisan leluhur masyarakat Minahasa. Objek yang akan di bangun nantinya akan mengambil lokasi di kota Tondano yang merupakan ibukota dari kabupaten Minahasa.Site perancangan Museum Budaya Minahasa ini berada Jalan Langowan-Tondano, Kelurahan Roong, Kecamatan Tondano Timur. Dalam proses perancangan nantinya akan dikaji dan di Eksplorasi  aspek-aspek dalam Arsitektur tradisional Minahasa dan akan dipakai dalam konsep perancangan. Dan diharapkan dapat menghadirkan kembali hal-hal yang telah hilang atau telah memudar dalam kaitannya dengan aspek sejarah masyarakat Minahasa Kata Kunci: Kota Tondano, Museum Budaya, Eksplorasi Budaya Minahasa.
HOTEL RESORT DI TANJUNG KASUARI SORONG “ARSITEKTUR EKLEKTIK” Titiheru, Novalin Y.; Rogi, Octavianus H. A.; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Sorong Sebagai kota yang terkenal sebagai salah satu kota dengan peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak dan beberapa kawasan wisata lainnya yaitu taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya. Tempat yang perlu dikembangkan  dalam sektor pariwisata Kota Sorong, dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas wisata yang memadai agar tempat ini juga di kenal bukan hanya sebagai tempat rekreasi saja tapi juga di kenal dengan keindahan alamnya. Hotel Resort adalah salah satu obyek wisata yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan wistawan yang berkunjung. Penerapan Arsitektur Eklektik adalah sebuah pergerakan arsitektur dengan metode menggabungkan (kombinasi) berbagai aspek, ide, teori maupun yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada. sentiman dan nostalgia pada keindahan gaya masa lampau juga termasuk ciri Eklektik dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern kedalam suatu bangunan yang dianggap sesuai untuk menampilkan keindahan masa lalu. Kata Kunci : Hotel Resort; Eklektik; Tanjung Kasuari
COFFEE CENTER DI BOLAANG MONGONDOW TIMUR. Arsitektur Lansekap Sangkaeng, Collen; Kapugu, Harry; Sembel, Amanda S.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa  ini  rutinitas  manusia  yang  meningkat  ditandai  dengan  padatnya aktivitas sehari-hari mampu membuat suasana penat dalam pekerjaan. Salah satu cara masyarakat  terutama masyarakat  perkotaan  menghilangkan  kejenuhan  dari  aktivitas sehari-harinya  yaitu  dengan  minum  kopi.Ngopi di coffee  shop menjadi  suatu  gaya hidup perkotaan masa kini. Pandangan masyarakat terhadap kopi di zaman sekarangpun  sudah  berubah.  Masyarakat  dahulu memandang  kopi  secara  sederhana  dengan cara  yang  sederhana  sedangkan masyarakat  zaman  sekarang  memandang  kopi  dari berbagai sudut pandang dan cara penyajian yang kompleks. Namun terdapat kesamaan yaitu kopi digemari dan dipercaya sebagai penghilang penat. Sayangnya masyarakat Indonesia kurang mengenal asal-usul penemuan kopi, macam-macam kopi terutama kopi Indonesia dan teknik pengolahannya. Disamping itu, saat ini di kota Manado terdapat komunitas pecinta kopi yang bernama Komunitas Pecinta  Kopi  Manado  yang  tidak  memiliki  tempat  tetap  untuk berkumpul  dan melakukan  aktivitas  bersama  komunitasnya.  Dengan  hadirnya Coffee  Center ini, pengunjung  akan  memperoleh  pengetahuan  tentang  sejarah  penemuan  kopi  hingga kopi  masuk  ke  Indonesia.  Selain  itu  juga  pada museum  kopi  ini  terdapat  penjelasan mengenai proses pengolahan kopi dan penjelasan mengenai alat-alat kopi. Pengunjung juga dapat menikmati sajian olahan kopi khas Indonesia dan kopi mancanegara. Coffee Center ini  juga  dilengkapi  dengan  fasilitas pendukung  seperti cupping  room, kelas barista,  dan meeting  room sehingga  pengunjung  mendapat  pengalaman  yang  baru setelah mengunjungi Coffee Center ini.Perancangan dari Coffee Center ini mengaplikasikan tema Arsitektur Lanskap atau seni taman yang membuat para pengunjung nyaman dan relax saat menikmati taman dan pemandangan alam disekitar Coffee Center tersebut. Kata Kunci : Coffee, Museum, Cafe, Arsitektur Lanskap