Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN. Arista, Novia; Mulyasari, Indri; Pontang , Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.31

Abstract

Background: Adolecents needed physical afitness for growth. Some studies mention physical fitness in adolescents is very low. Factors that can affect physical fitness are body mass index based on age and waist circumference. Porpuse :This research was to know the correlation between body mass indexs based on age and waist circumference with physical fitness in the adolescents at the Vocational High School Widya Praja Ungaran. Method: The correlation study used cross sectional approach. The study population of this study was all student at Vocational High School Widya Praja Ungaran. The samples were 122 adolescents by totalsampling. The was measurede metline, weight scales, microtoise and physical fitness was measured by multistage fitness test. Bivariat analysis used spearman test and pearson test (α= 0,05). Results: The avarage body mass index based on age -1.0 ± 1.12 SD, waist circumference average 68.24 ± 7.18 cm, physical fitness scoring for adolecents 26.8 ± 5.97 ml/kg/menit. There was no correlation between body mass index based on with physical fitness (p= 0.77).There was no correlation waist circumference and physical fitness (P=0.41). Conclusion :There is no correlation between body mass index based on age and waist circumference with physical fitness in the adolencents at Vocational High School Widya Praja Ungaran. Abstrak : Latar Belakang : Remaja membutuhkan aktivitas fisik untuk menunjang pertumbuhan. Beberapa penelitian menyebutkan kebugaran jasmani pada remaja sangat rendah. Faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani adalah indeks massa tubuh menurut umur dan lingkar pinggang. Tujuan : Mengetahui hubungan indeks mssa tubuh menurut umur dan lingkar pinggang dengan kebugaran jasmani pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran. Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 122 remaja diambil dengan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan metline, timbangan berat badan, moctotoise, dan kebugaran jasmani diukur dengan menngunakan multi stage fitnes test. Uji yang digunakan adalah uji spearman (α=0,05) Hasil: Rerata indeks massa tubuh menurut umur-1.0 ± 1.12 SD , lingkar pinggang rata-rata 68.24 ± 7.18 cm , skor kebugaran jasmani pada remaja 26.8 ml/kg/menit ± 5.97 ml/kg/menit. Tidak ada hubungan indeks massa tubuh manurut umur dengan kebugaran jasmani (p=0,77). Tidak ada hubungan lingkar pinggang dengan kebugaran jasmani (p=0.41). Simpulan : Tidak ada hubungan indeks massa tubuh menurut umur dan lingkar pinggang dengan kebugaran jasmani pada remaja di SMK Widya Praja Ungaran
The effect of whey protein on malondialdehyde, aerobic capacity, and leg muscle explosive power in basketball athletes Novia Arista; M Zen Rahfiludin; Ali Rosidi
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 10, No 1 (2021): December
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgi.10.1.1-5

Abstract

Background: High-physical activity, including aerobic capacity and leg muscle explosive power, can cause stress oxidative and decrease the performance of athletes. Whey protein contains essential amino acids that were beneficial to decreased malondialdehyde (MDA) levels.Objective: To analyze the effect of whey protein on MDA level, aerobic capacity, and leg muscle explosive power in basketball athletes.Materials and Methods: Randomized controlled trial using pre- and post-test design was conducted on 12 male athletes aged 16-18 years at PPLOP Central Java Basketball Club. The treatment group received 30 grams of whey protein, and the control group received 30 grams of chocolate powder as a placebo for 28 days. MDA levels were measured through Elisa methods. Aerobic capacity was measured by 20 meters sprint. Leg muscle explosive power was measured by vertical jump. Data were analyzed by an independent t-test.Results: The mean MDA levels before intervention in the whey protein group were 182.36 (±59.05), and the mean after the intervention was 171.83 (±5.46). The mean before the aerobic intervention capacity was 36.95 (±5.84), and the mean after the intervention was 49.75 (±3.53). The mean leg muscle explosive was 83.50 (±21.58), and the mean after the intervention was 87.33 (±16.68). There were no effect of whey protein on MDA levels (p>0,05), aerobic capacity (p>0,05) and leg muscle explosive power (p>0,05).Conclusion: Whey protein for 28 days had no effect on MDA levels, aerobic capacity, and leg muscle explosive power
Hubungan Sarapan Pagi Dan Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar Remaja SMP di Kota Mataram Arista, Novia; Laelani, Baiq Nur; Septiani, Baiq Dewi Sukma
JURNAL KESEHATAN TROPIS INDONESIA Vol. 3 No. 1 (2025): Januari
Publisher : PT. LARPA JAYA PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63265/jkti.v3i1.72

Abstract

Peningkatan kesehatan anak sangat penting karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah perbaikan asupan gizi melalui kebiasaan sarapan pagi. Sarapan pagi berperan dalam meningkatkan konsentrasi belajar dan mendukung prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dan status gizi terhadap prestasi belajar pada remaja di SMP Negeri Kota Mataram.Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII dengan sampel sebanyak 84 responden berusia 13-15 tahun yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran antropometri, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi (p=0,01; ?=0,05), hubungan antara sarapan pagi dengan prestasi belajar (p=0,04), serta hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar (p=0,00; ?=0,05).Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan sarapan pagi dan status gizi memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran siswa, orang tua, dan pihak sekolah mengenai pentingnya sarapan pagi guna mendukung kesehatan dan prestasi akademik remaja.
Sosialisasi dan Edukasi Penggunaan Antibiotik dan Pengobatan Gratis di Desa Perampuan Labuapi Lombok Barat 2024 Munawir, Munawir; Arista, Novia
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/abdinesia.v5i1.983

Abstract

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman warga Desa Perampuan tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan rasional. Masalah resistensi antibiotik akibat penggunaan yang tidak tepat menjadi latar belakang utama kegiatan ini. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan layanan pengobatan gratis untuk meningkatkan akses kesehatan masyarakat desa. Tujuan pengabdian masyarakat Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang benar. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya resistensi antibiotik. Memberikan layanan kesehatan dasar dan pengobatan gratis kepada warga yang membutuhkan. Metode pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi penggunaan obat antiobiotik dan pengobatan gratis. Penyampaian materi tentang penggunaan antibiotik, dampak resistensi, dan cara pengobatan yang tepat melalui ceramah, diskusi, dan pembagian brosur. Pengobatan Gratis: Pelayanan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kesehatan, konsultasi dokter, dan pemberian obat-obatan secara gratis. Evaluasi: Melakukan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Hasil Kegiatan: Masyarakat Desa Perampuan menunjukkan peningkatan pemahaman tentang penggunaan antibiotik yang tepat. Peserta kegiatan antusias mengikuti sesi edukasi dan memanfaatkan layanan pengobatan gratis. Terjalinnya hubungan baik antara tim pengabdi dengan masyarakat desa. Kesimpulan. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik dan memberikan manfaat langsung melalui layanan pengobatan gratis. Diperlukan kegiatan lanjutan untuk memastikan pemahaman masyarakat terus meningkat dan masalah kesehatan di desa dapat teratasi secara berkelanjutan.