Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

The Prevalence of Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) Producing Gut Bacterial Flora Among Patients in Dr. Soetomo Hospital and Primary Health Centre in Surabaya Dian Neni Naelasari; Eko Budi Koendhori; Linda Dewanti; Rosantia Sarassari; K Kuntaman
Folia Medica Indonesiana Vol. 54 No. 4 (2018): December
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.376 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v54i4.10708

Abstract

The extended-spectrum b-lactamase (ESBL) producer bacteria until now were mostly identified in hospital environment. The aim of this study was to analyze the prevalence of ESBL-producing gut flora and distribution of ESBL encoding genes between hospitalized patient in Tropical Wards of Dr. Soetomo Hospital and patient from a primary health centre (PHC) as community environment in Surabaya. Thiry rectal swab samples from hospital of Dr. Soetomo patients and from PHC (60 samples in total) were collected for this study. Samples were screened in MacConkey agar supplemented with 2 mg/L of cefotaxim, incubated at 37ºC for 24 hours. Then the growing colony were confirmed with Disk Diffusion Synergy test (DDST) for diagnosis of ESBL producer. The identified ESBL producers were then identified the bacteria species by biochemical method. ESBL gene were detected by PCR with specific primers. The results showed that there was not difference of positif nuber of ESBL-producing bacteria gut floral between patients of Dr.Soetomo Hospital, 25/30 (83.3%) and PHC, 11/30 (36.7%) (p=1). The pattern of ESBL gene distributions among samples from hospital showed that SHV was 12%, TEM was 36%, and CTX-M was 80%, and from PHC were SHV 18.2%, TEM 27,3% and CTX-M 81,8%. Statistical analysis showed that the pattern was not significantly different among hospitals and PHC samples as shown by SHV gene (p=0,631), TEM (p= 0.715), and CTX -M (p=1). From each ESBL gene, the dominant genes that found producing ESBL were the CTX-M genes followed by TEM and SHV genes. The prevalence of ESBL producersin intestinal flora of both the hospital (83,3%) and the PHC (36,7%) was very high. There was not significant difference between the prevalence of ESBL producer in gut flora of hospitalized patients compared to PHC. There was found other patterns of ESBL gene combinations in the hospital of SHV+CTX-M genes, TEM+CTX-M, SHV+TEM+CTX-M genes and PHC, the combination pattern of SHV+CTX-M, TEM+CTX-M.
Detection of Enterobacteriaceae producing Extended Spectrum -Lactamases (ESBL) in Beef Cattle Sold at the Animal Market in Central Lombok Dian Neni Naelasari; Febrina Sulistiawati
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 4, No 2 (2022): Budapest International Research in Exact Sciences, April
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v4i2.4595

Abstract

The Province of West Nusa Tenggara Province (NTB) is known as a source of beef cattle in eastern Indonesia. The use of antibiotics in animal foods can threaten health and cause antibiotic resistance to the normal flora of the animal and humans. One of the causes of antibiotic resistance is extended spectrum β-lactamase (ESBL). The purpose of the study was to detect the prevalence of ESBL-producing Enterobacteriaceae in beef cattle sold in the central Lombok animal market. The faecal samples were collected from beef cattle to 65. Cultured on MacConkey agar supplemented with cefotaxim 1 mg/L, incubated at 37oC for 24 hours. Then the growing colony were tested for ESBL producer by Double Disk Synergy Test (DDST). Identify the type of bacteria by biochemical testing. Identify the type of bacteria by biochemical testing and gram staining. Results: identified showed 1 (1.5%) sample of ESBL positive beef cattle the faecal samples with Escherichia coli bacteria (100%). Through feces, resistant bacteria contained in animal faecal can migrate to the environment and cross-transmission of genetic material between bacteria through water, soil, air, plants, food, humans and food-producing animals.
PENGARUH SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) TERHADAP KUALITAS FISIK AIR SUMUR GALI DI DESA TELAGAWARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUAPI Amnan Amnan; Dian Neni Naelasari
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 2 (2023): APRIL: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i2.18364

Abstract

Air sumur merupakan sumber air yang paling sering digunakan masyarakat namun air sumur perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas fisik, kimia maupun mikrobiologinya. Kebaruan dalam penelitian ini karena meneliti tentang pengaruh Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) terhadap kualitas fisik air sumur gali. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh saluran pembuangan air limbah terhadap kualitas fisik air sumur gali di Desa Telagawaru. Metode yang digunakan yaitu observasional analitik  dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua sumur gali yang digunakan sebagai sarana sumber air bersih keluarga. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan besar sampel sebanyak 69 sumur gali. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Parameter SPAL yang diukur dalam penelitian ini diantaranya saluran yang dibuat dari batu bata dan semen, atau paralon, jarak dari sumber pencemar 10-15 meter, tidak retak. Hasil penelitian yaitu kondisi sumur gali memenuhi syarat sebanyak 69 (100%) namun kondisi SPAL sumur gali tidak memenuhi syarat sebanyak 69 (100%). Parameter kualitas fisik air sumur gali (bau, rasa warna) menunjukkan dari 69 Sumur Gali (SGL) yang kualitas airnya berbau sebanyak 20 SGL (29%) sedangkan 49 SGL (71%) kualitas air tidak berbau. Kualitas air yang memiliki rasa yaitu 21 SGL (30,4%) sedangkan 48 SGL (69,6%) kualitas airnya tidak berasa. Kualitas air berwarna dari 69 SGL terdapat 37 SGL (53,6%) berwarna dan 32 SGL (46,4%) tidak berwarna. Kesimpulan Ada Pengaruh Bermakna Tidak Tersedianya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) terhadap kualitas fisik air sumur gali di Desa Telagawaru.
The Effect of Nutritional Education and Healthy Food Processing Training Local Food Materials on Knowledge and Behavior of Mothers in Feeding for Toddlers Sulistiawati, Febrina; Naelasari, Dian Neni
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.3275

Abstract

Nutrition education and training on healthy food processing made from local food is one of the efforts to increase knowledge and improve mother's behavior in processing healthy foods that are diverse, nutritious and balanced and safe for toddlers to consume. The purpose of this study was to determine the effect of nutrition education and training on healthy food processing made from local food on mother's knowledge and behavior in feeding toddlers. The method used in this study is a quasi-experimental with non-equivalent control group design. The sample in this study was 60 mothers of children under five who were divided into 2 groups, namely the control group and the intervention group.
Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kepatuhan Pemberian PMT-P Dengan Asupan Makan Pada Balita Wasting di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Fatira, Ira; Septiani, Baiq Dewi Sukma; Naelasari, Dian Neni
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 4 No 2 (2024): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v4i2.679

Abstract

Balita merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah gizi, terutama masalah kekurangan gizi seperti kurus, pendek, dan gizi kurang. Kurang gizi pada anak juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta juga menyebabkan rendahnya produktivitas anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang gizi membawa dampak negatif pada balita, seperti mengganggu pertumbuhan fisik maupun mental, yang dapat daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta meningkatkan angka kesakitan, kecacatan, hingga angka kematian pada balita. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Non eksperimental serta bersifat Cross Sectional. Pada Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Penelitian ini di laksanakan di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang. Dengan populasi sebanyak 103 orang balita wasting, dan pengambilan sampel dengan metode random sampling sebanyak 75 orang responden. Uji yang di gunakan yaitu uji spearmen rank dengan Analisis univariat, bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan gizi ibu dalam kategori kurang (37,3%), kepatuhan pemberian PMT–P dalam kategori kurang (49%). Berdasarkan uji spearman rank menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu (p-value = <0,001), kepatuhan pemberian PMT–P (p – value = <0,003). dari output spss juga di ketahui koefisien korelasi sebesar 0,6 artinya tingkat kekuatan korelasi / hubungan ke dua variabel adalah hubungan yang kuat.
Penerapan Higiene Sanitasi Makanan dan Uji Total Bakteri Pada Makanan Olahan di Yayasan Panti Asuhan Al-Ikhlas Ampenan Lazwardi, Solatyah; Naelasari, Dian Neni; Nurmaningsih, Nurmaningsih
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 4 No 2 (2024): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v4i2.720

Abstract

Makanan dan minuman harus aman dari kontaminasi mikroorganisme patogen sehingga kebersihan sanitasi dalam mengolah dan menyajikannya menjadi hal yang utama. Pengolahan dan penyajian makanan dalam jumlah besar seperti di Panti Asuhan Al-Ikhlas Ampenan memerlukan perhatian lebih untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan seperti diare, hepatitis dan keracunan makanan dan minuman. Berdasarkan uji laboratorium, diketahui bahwa total kandungan bakteri yang terdapat pada makanan beras memiliki total bakteri sebesar 2x101 cfu/g, dan sayur labu siam dan timun jepang memiliki total bakteri sebesar 8x101 cfu/g. Pada sampel makanan, kangkung dan tauge yang ditumis memiliki total bakteri 22x103 cfu/g, dan ikan kering memiliki total bakteri 1x101 cfu/g. Terakhir, sampel pangan nabati kelor memiliki total bakteri sebesar 1x102 cfu/g, dan daging cabai goreng memiliki total bakteri sebesar 2x102 cfu/g. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Panti Asuhan Al-Ikhlas Ampenan Kota Mataram pada bulan September 2022. Sedangkan uji total bakteri pada penelitian ini dilakukan di laboratorium pengujian dan kalibrasi kesehatan NTB.
Informasi dan Edukasi Penggunaan Antibiotik Yang Bijaksana untuk Mengurangi Resistensi Antibiotik di Lingkungan Desa Reyan Gerung Lombok Barat Harmoni, Dewi Natalia Sri; Naelasari, Dian Neni; Nurmaningsih, Nurmaningsih
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/abdinesia.v4i1.956

Abstract

Permasalahan resistensi antibiotik menjadi salah satu tantangan utama dalam bidang kesehatan global pada saat ini. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri-bakteri menjadi kebal terhadap efek dari antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi. Fenomena ini dapat mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif, meningkatkan risiko komplikasi medis yang serius, serta memperpanjang masa penyakit dan perawatan. Program "Informasi dan Edukasi Penggunaan Antibiotik Bijaksana untuk Mengurangi Resistensi Antibiotik di Lingkungan Desa Reyan Gerung Lombok Barat" bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang tepat. Resistensi antibiotik menjadi ancaman serius yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak bijaksana. Program ini melibatkan analisis masalah, penyusunan materi edukasi berbasis bukti ilmiah, kampanye edukasi, dan pelatihan praktis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dari hasil program, terjadi peningkatan signifikan dalam pemahaman masyarakat tentang penggunaan antibiotik, penurunan angka penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, dan pembentukan kader edukasi. Evaluasi menunjukkan efektivitas metode interaktif yang digunakan, meskipun tantangan seperti kebiasaan lama dan akses informasi tetap ada. Program ini diharapkan terus berlanjut untuk mendukung upaya pengurangan resistensi antibiotik di masyarakat. pengabdian masyarakat ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penggunaan antibiotik secara bijaksana. Dengan melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh lokal, kader, dan tenaga kesehatan, program ini berpotensi menghasilkan perubahan perilaku jangka panjang yang signifikan.
KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KELOMPOK TERNAK SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN RESISTENSI MIKROBA DAN LINGKUNGAN Naelasari, Dian Neni; Harmoni, Dewi Natalia Sri; Nurmaningsih, Nurmaningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.27047

Abstract

Abstrak: Pangan masih sangat mendapatkan perhatian terbesar adalah komoditas (daging) sapi. Meningkatnya kebutuhan konsumsi daging sapi di masyarakat menyebabkan peternak sapi harus memperhatikan kualitas sapinya. Ternak dan Produk yang dihasilkan harus berstandar aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Kunjungan pendahuluan didapatkan informasi dari beberapa anggota peternak bahwa jika ternak sakit maka ternak akan di biarkan sembuh sendiri, namun jika keadaan ternaknya tidak kunjung sembuh maka diberikan obat oleh dokter hewan setempat serta kelompok ternak belum pernah mendapatkan edukasi dan informasi mengenai penggunan antibiotik untuk ternak dan peternak. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peternak terhadap penggunaan antibiotik secara bijak serta mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah kotoran sapi. Mitra pada pengabdian ini yaitu Kelompok Ternak Reyan Baru. Metode pengabdian terdiri dari ceramah dan praktik secara langsung. pengabdian terdiri dari 3 tahapan rangkaian kegiatan yaitu tahap awal atau persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap evaluasi menggunakan pretest dan postest untuk mengukur Tingkat pengetahuan peternak serta melakukan diskusi atau tanya jawab antara tim pengabdi dan peserta. Hasil pengabdian didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan tentang penatagunaan antibiotik sebesar 82,5% pada kategori baik. Kelompok Ternak Reyan Baru sangat komunikatif dan mengapresiasi program ini.Abstract: Food that still gets the biggest attention is the commodity (meat) beef. The increasing need for beef consumption in society causes cattle breeders to pay attention to the quality of their cattle. Livestock and products produced must be of safe, healthy, intact and halal (ASUH) standards. Preliminary visits obtained information from several farmer members that if the livestock was sick then the livestock would be left to heal on its own, but if the condition of the livestock did not improve then medication would be given by the local veterinarian and livestock groups have never received education and information regarding the use of antibiotics for livestock and breeders. This service aims to increase farmers' understanding and knowledge of the wise use of antibiotics and reduce environmental pollution due to cow feses. The service method consists of 3 stages of a series of activities, namely the initial or preparation stage, the implementation stage, and the evaluation stage. The results of the service showed that there was an increase in knowledge about antibiotic stewardship by 82.5% in the good category. The Reyan Baru Livestock Group is very communicative and appreciates this program.
Penyuluhan Pernikahan Usia Anak Pada Orang Tua sebagai Upaya Pencegahan Stunting Rahmadi, Didin Septa; Nurhalimah, Auliya; Naelasari, Dian Neni; Sulistiawati, Febrina; Nurmaningsih, Nurmaningsih
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/abdinesia.v5i2.733

Abstract

Seribu hari pertama kelahiran seorang anak ialah masa berkembangnya kecerdasan yang begitu pesat pada setiap individu dan diistilahkan dengan zaman keemasan (masa emas). Pola asuh anak yang belum maksimal bisa memicu buruknya tumbuh kembang anak, khususnya pada masa emas balita (stunting). Melakukan pendekatan dengan tenaga kesehatan, perangkat desa dan Masyarakat setempat untuk memudahkan dalam melakukan penyuluhan dengan tim pengabdian. Hasil yang dapat dilihat dari kegiatan penyuluhan adalah Masyarakat mampu memahami dampak dari pernikahan usia anak, yang memiliki risiko tinggi penyebab terjadinya stunting. Masyarakat dapat membuka pola berpikir bahwa pernikahan yang ideal untuk mencegah peningkatan angka stunting adalah Perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Pada Kegiatan sosialisasi pencegahan stunting ini dilaksanakan dengan hasil yang baik dan responsif dari peserta yaitu ibu-ibu. Selama kegiatan dan setelah kegiatan berlangsung, pengetahuan dari yang kurang paham menjadi lebih paham mengenai stunting, terdapat perubahan dampak dari stunting dan dampak dari pernikahan usia anak.
Sosialisasi Pentingnya Pemberian MP-ASI untuk Mencegah Stunting Pada Baduta di Lingsar Kabupaten Lombok Barat Zulhakim, Zulhakim; Naelasari, Dian Neni
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kekurangan gizi ini dapat terjadi karena faktor langsung yaitu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan karena faktor infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung yang dapat menyebabkan terjadinya stunting adalah dapat berupa tingkat pengetahuan ibu baduta tentang gizi, pola asuh yang didalamnya termasuk pola pemberian MP-ASI kepada baduta. Kasus stunting di Kabupaten Lombok Barat sebesar 33,61% tergolong cukup tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya stunting adalah melalui peningkatan kapasitas dan pengetahuan ibu pengasuh baduta terkait bagaimana pola pemberian MP-ASI kepada mereka. Metode yang digunakan untuk peningkatan kapasitas ibu baduta terkait MP-ASI ini adalah dengan melakukan sosialisasi terkait pentingnya pemberian MP-ASI yang sesuai dengan umur dan kondisi anak (baduta). Hal ini dilakukan bertujuan agar ibu baduta mampu mengatur pola pemberian MP-ASI yang benar dan diharapkan akan mencegah terjadinya stunting pada anak mereka. Kegiatan sosialisasi ini melibatkan peserta sebanyak 25 orang terdiri dari beberapa unsur perwakilan masyarakat yaitu kader posyandu, perwakilan ibu baduta dari setiap dusun dan aparat desa. Materi sosialisasi membahas tentang ASI Eksklusif, Stunting, MP-ASI (pentingnya pemberian MP-ASI) yang sesuai dengan umur dan kondisi anak (baduta) agar dapat mencegah stunting pada anak mereka. Semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias, hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya saat diskusi dan peserta dapat menjawab pertanyaan dari pemateri ketika ditanya kembali apa isi materi yang telah dipaparkan. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta memiliki pengetahuan setelah mengikuti kegiatan sosialisasi ini.