Abstract. Pembangunan berkelanjutan berpegang pada prinsip keadilan antar generasi. Banjir menjadi bencana global paling merusak dalam skala tingkat geografis. Lahan yang berubah fungsi peruntukan dan meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terganggunya lokasi penyimpanan cadangan air. Perubahan peruntukan lahan andil dalam meningkatnya bencana banjir. Populasi manusia yang mendiami daerah rawan banjir merasakan dampak kerugian materi dan kesehatan yang semakin parah. Kecamatan Pulung termasuk wilayah dengan curah hujan tinggi di Kabupaten Ponorogo. Kali Mriwong menjadi sungai berdebit handal yang dimanfaatkan untuk irigasi. Perkembangan pertanian semusim di hulu daerah tangkapan air mempengaruhi kontinyuitas debit Kali Mriwong. Sepanjang 2020 tercatat 12 bencana banjir dan 1 kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis ambang batas banjir dan tren frekuensi kejadian banjir Kali Mriwong. Metode yang dipakai adalah analisis persentil dan analisis tren debit. Data yang digunakan adalah debit Kali Mriwong tahun 2014-2020. Hasil Penelitian menunjukkan ambang batas banjir yang sesuai untuk Kali Mriwong adalah Q95. Kemudian pada frekuensi kejadian banjir terdeteksi adanya tren meningkat pada bulan Maret dan tren menurun pada bulan April. Kenaikan dan penurunan frekuensi kejadian banjir pada bulan berurutan menjadi indikasi awal pergeseran musim hujan. Oleh karena itu, penanggulangan banjir Kabupaten Ponorogo perlu mempertimbangkan penelitian yang lebih komprehensif tentang hujan. Pengembangan sistem peringatan dini dalam penanggulangan banjir Kabupaten Ponorogo perlu menganalisis ambang batas banjir di stasiun pantau debit lainnya (Cokromenggalan, Wilangan, Gendol, Ngebel, Kedung Celeng, Watu Putih, Galok dan Sungkur). Saran untuk penelitian selanjutnya, perlu dicoba jenis persamaan lainnya dalam menganalisis R2 untuk menemukan model persamaan yang paling mewakili tren frekuensi banjir Kabupaten Ponorogo.Abstract. Sustainable development adheres to the principle of intergenerational justice. Floods are the most destructive global disasters on a geographical scale. Land use changes and increasing population growth result in the distrution of locations for storing water. Land use changes contribute to the increasing flood disaster. The human population living in flood-prone areas feels the impact of increasingly severe material and health losses. Pulung District is an area with high rainfall in Ponorogo Regency, East Java, Indonesia. Mriwong utilized for irrigation. The development of agriculture in the catchment area of Mriwong River affects the discharge continuity. Throughout 2020, 12 flood disasters and 1 drought were recorded. The intent of this research is to analyze the flood threshold and trend analysis of Mriwong River Flood Frequency. The methods used are percentile analysis and trend analysis. The data utilized are Mriwong River discharges 2014 to 2020. The research results show that the appropriate flood threshold for Mriwong River is Q95. Then, an increasing trend of flood frequency was detected in March, and a decreasing trend occurred in April. The increase and decrease of flood frequency trends is an early indication of rainy season change. Therefore, flood management in Ponorogo Regency needs to consider comprehensive research on rainfall. The flood early warning system management in Ponorogo Regency required analyzing the flood threshold at other discharge monitoring stations (Cokromenggalan, Wilangan, Gendol, Ngebel, Kedung Celeng, Watu Putih, Galok, and Sungkur). Suggestions for further research: It is necessary to try other types of equations in analyzing R2 to find the best equation model that represents the trend of flood frequency in Ponorogo Regency. Submitted: 2024-11-28 Revisions: 2025-03-12 Accepted: 2025-06-20 Published: 2025-08-08