Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STRATIFIKASI SIMPANAN KARBON DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA LAHAN GAMBUT PASANG SURUT DAN LEBAK [The Stratification of Above Ground C-Stock in Tidal Peatland and Fresh Water Swampland] Zakiah, Siti Nur; Wakhid, Nur; Nursyamsi, Dedi
BERITA BIOLOGI Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3546.052 KB) | DOI: 10.14203/beritabiologi.v16i3.2261

Abstract

The carbon stored in peatlands is huge not only from soil but also from vegetation. Carbon stocks can decrease when there are human activities such as land use changes. Measuring and monitoring carbon stocks are necessary as the basis for assessment of the impact of land management technology applications to conservation and carbon emissions associated with sustainable management system of peatland. The purpose of this study was to determine the stratification of above ground C-stock in tidal peatland and fresh water swampland. Above ground C-stock stratification based on the types of vegetation. The stratification was conducted to distinguish vegetation conditions based on the volume of biomass and carbon content in an observation plot. The measurement of above ground C-stock was carried out by destructive and non destructive refers to Hairiah K and Rahayu (2007), after that the estimation of carbon stockswas conducted on tidal peatland (land use rubber + pineapple, rubber folk and shrubs) and peat in fresh water swampland (land use rubber 4-5 years and 2-3 years). The results showed that the types of vegetation, plant density and management affect of carbon stocks. Carbon stocks in tree vegetation are higher than shrubs. The high of plant density affects the sunlight used for photosynthesis, through photosynthesis, CO2 is absorbed and converted by plants into organic carbon in the form of biomass. Arrangement and maintenance of the plant affects the storage of carbon in a land use.
Cooperative Learning dengan Pendekatan Metakognitif Bermuatan Muwashofat pada Pembelajaran Matematika Sekolah Islam Terpadu Wakhid, Nur; Kartono, Kartono; Zaenuri, Zaenuri
Journal of Primary Education Vol 6 No 2 (2017): August 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.684 KB) | DOI: 10.15294/jpe.v6i2.17571

Abstract

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di antaranya dipengaruhi oleh kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru saat di kelas. Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran kooperatif STAD dengan pendekatan metakognitif bermuatan muwashofat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan sikap itqon siswa sekolah dasar Islam terpadu yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian pengembangan ini menggunakan modifikasi model 4D, dengan tahap define, design, dan develop. Perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja peserta didik, bahan ajar, dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil penelitian adalah: (1) hasil penilaian validator menunjukkan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria valid; (2) hasil uji coba terbatas menunjukkan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria praktis, yaitu: (a) keterlaksanaan perangkat pembelajaran baik; (b) respon peserta didik positif; (c) respon guru positif; (3) implementasi perangkat pembelajaran memenuhi kriteria efektif, yaitu: (a) hasil tes kemampuan pemecahan masalah mencapai ketuntasan minimal; (b) rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol; (c) kemampuan pemecahan masalah matematika dan sikap itqon siswa meningkat. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran kooperatif STAD dengan pendekatan metakognitif bermuatan muwashofat valid, praktis, dan efektif.Low ability of mathematical problem solving among students affected by the quality of learning devices that teachers use in the classroom. The purpose of this study to produce devices cooperative learning STAD with metacognitive approach contain of muwashofat to improve math problem-solving ability and attitudes itqon of students in Islamic elementary school valid, practical, and effective. The type of research is the development by a modification of the 4D model, with phase define, design, and develop. The learning devices consist of syllabus, lesson plan, worksheet students, texbooks, and math problem-solving ability test. This study results as follows: (1) assessment from the experts validation the mathematics learning devices are valid; (2) the data analysis of the experiment for the practicality criteria is practical, because it meets the following criteria: (a) implementation of learning device is very good; (b) the students response is positive, and (c) the teachers response is positive; (3) the results of qualified for the effectiveness criteria: (a) problem solving ability test results has achieved minimum criteria (b) the average math problem solving ability of students experimental class is better than the control class, and (c) there is an increase in math problem-solving ability and attitudes itqon. For this reason, it can be conclude that the development of learning devices cooperative learning STAD with metacognitive approach contain of muwashofat are valid, practical, and effective.
PETA KALENDER TANAM PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN Wakhid, Nur; Syahbuddin, Haris; Khairullah, Izhar; Indrayati, Linda; Cahyana, Destika; Mawardi, Mawardi; Noor, Muhammad; Anwar, Khairil; Alwi, Muhammah; Hairani, Anna
Jurnal Tanah dan Iklim (Indonesian Soil and Climate Journal) Vol 39, No 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jti.v39n1.2015.41-50

Abstract

Abstrak. Perubahan iklim global telah menggeser awal dan akhir musim tanam yang berdampak negatif pada pola tanam dan produksi tanaman pangan di lahan rawa lebak Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan menyusun peta kalender tanam lahan rawa lebak pada tiga kejadian iklim, yaitu tahun kering, tahun normal, dan tahun basah. Pembuatan kalender tanam dilakukan dari Bulan Desember 2011 sampai bulan Desember 2012 menggunakan kombinasi analisis hubungan antara curah hujan dan genangan di lahan rawa lebak. Setelah diketahui prediksi curah hujan dan tinggi genangan di lahan lebak, selanjutnya dilakukan delineasi peta kalender tanam yang dikombinasikan dengan peta administrasi, peta agroklimat, peta lahan rawa lebak, dan peta sawah di lahan rawa lebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan kalender tanam ini, waktu tanam di lahan rawa lebak berpotensi ditingkatkan dari 1 kali menjadi 2 kali setahun. Kalender tanam ini sudah diverifikasi dengan data primer hasil survey dan wawancara petani. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa musim tanam aktual dengan yang diprediksi dengan kalender tanam mempunyai pola waktu musim tanam yang mirip. Dengan demikian kalender tanam ini dapat dijadikan panduan dalam menentukan potensi waktu tanam padi lahan rawa lebak di Kalimantan Selatan. Abstract. The global climate change changes the onset and the end of planting seasons, which in turn influences the cropping pattern of freshwater swampland in South Kalimantan. This study was aimed at developing a cropping calendar map of fresh water swampland in three conditions of climate years, i.e. dry, normal, and wet years. The cropping calendar was developed from December, 2011 to December, 2012 by analyzing the relationship of the amount of rainfall and inundation data. Based on the rainfall and inundation data, the area was delineated by the cropping calendar combined overlayed with the administration map, agroclimatic map, fresh swampland map, and rice field map. This research showed that, by using this cropping calendar map, the planting time of the fresh water swampland can potentially be increased from once to twice per year. The cropping calendar map was verificated by using primary data from field survey and farmer questionare. This verification showed that the actual and predicted planting time have a similar pattern of planting time. We are confident that this cropping calendar map can be used as a guide for determining the potential planting time in fresh water swampland of South Kalimantan.
Tradisi Jamaahan Empat Puluh Hari Kajian Living Hadis Di Desa Jatipurus Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Wakhid, Nur
Jurnal Penelitian Agama Vol 22 No 1 (2021)
Publisher : IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jpa.v22i1.2021.pp21-47

Abstract

The tradition of forty-five-day congregation was developed by the creativity of religious figures in Jatipurus Village as a persuasive approach in order to promote the sharia of congregational prayer within the society. To support the arguments of that tradition, they combined the hadith encouraging forty-day congregational prayer with the hadith commanding to increase worship during the sacred months (glorified months). The practice of this congregational prayer was established in one of the sacred months, it was arranged from the 20th of Dzulhijjah to the 30th of Muharram. There was a strong correlation and combination between the charismatic religious figures and the hadith. It was proven by the enthusiastic involvement of Jatipurus society during the forty-five-day congregation that was arranged annually; as a sequence, it was recognized as a tradition. The fundamental part of that tradition was tasyakuran in which it was engaged in the activities of tahlil, religious talks, prayers, and then it was ended by having meals together. That tradition was investigated and analyzed by implementing Karl Mannheim’s theory on the sociology of knowledge. The concentration of this research was related to three aspects of meaning. The first, the objective meaning: it showed that the people of Jatipurus believed that the tradition of forty-five-day congregation was a legacy of their predecessors. The second, the expression meaning: the society who joined the congregation believed that by consistently performing the forty-five-day congregation could save them from two things: the torment of the fire and hypocrisy. Finally, the third, the documentary meaning: they did not realize the implied meaning of the tradition, in which the implementation of the forty-five-day congregation was an expression of a religious culture.
Enhancing Efficiency: The Use Of Electronic Signatures In Notarial Deed Siswanta, Anggitariani Rayi Larasati; Pambudi, Lintang Ario; Kupita, Weda; Wakhid, Nur; Legowo, Pramono Suko; Taufiq, Muhammad
Jurnal Idea Hukum Vol 10, No 2 (2024): Jurnal Idea Hukum
Publisher : MIH FH UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jih.2024.10.2.529

Abstract

The use of electronic signatures for the parties in the notarial deed is still a matter of debate as to whether its validity is recognized or not. In practice, there are still many notaries who in signing a deed by the parties do not use electronic signatures because there is no clear arrangement regarding electronic signatures in notarial deeds. Therefore, the article will focus on the problem of the concept of electronic signatures that are in accordance with the laws and regulations and the validity of the use of electronic signatures in the partij akta. The research method is normative juridical with a statute approach and a conceptual approach. The results of this research are that basically electronic signatures have legal force and legal consequences as long as they meet the requirements regulated in the Electronic Information Electronic Law 2008 (Amendment 2016). However notarial deeds are not allowed to use electronic signatures according to Article 5 of the EIT Law 2008 (Amendment 2016). Notary as state officials must also create efficient public services by following existing technological developments by using electronic signatures to support e-government to create efficient public services. Therefore, the Government must also provide clear legal protection related to electronic signing for the parties in the notarial deed, mainly in the Notary Law and EIT Law.
Hukum Adat: Syariat Islam dan Berakhirnya Otonomi Khusus Aceh 2027 Lubis, Muhammad Ikhsan; Mardianto, Agus; Wakhid, Nur; Wahyoeningsih, Krisnhoe Kartika
Soedirman Law Review Vol 6, No 3 (2024)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.slr.2024.6.3.16077

Abstract

Aceh dikenal dengan kultur dan budayanya yang sangat kental berkaitan erat dengan Hukum Islam. Hukum Islam sendiri berkembang di Aceh sejak awal masuknya Islam di nusantara, yaitu dimulai sejak kerajaan Samudera Pasai. Sejak saat itu Hukum Islam menjadi landasan norma dan aturan hukum yang berlaku di tanah rencong ini yang juga akhirnya mempengaruhi kehidupan bermasyarakat di Aceh. Adat dan budaya masyarakat Aceh mempunyai keanekaragaman yang sesuai dengan bagian etnis di setiap daerah yang ada di Aceh. Keaneragaman itu mencerminkan betapa kaya serta beragamnya etnis masyarakat Aceh tersebut. Hukum adat sejalan dengan pelaksanaan Hukum Islam yang diterapkan di Aceh telah menjelma menjadi pemersatu serta perekat dalam susunan dan bagian dalam sendi kehidupan masyakat Aceh, yang akhirnya dapat sebagai modal dalam susunan pembangunan di Aceh. Karena itu, sendi dan nilai adat istiadat serta kebudayaan Aceh harus dijaga kelestariannya, diberdayakan dan dirawat di dalam bingkai persatuan dan kesatuan kehidupan bermasyarakat menjelang berakhirnya otonomi khusus Aceh 2027. Penelitian ini membahas mengenai pembahasan sudut pandang dan peran serta hukum adat di Aceh; pengertian adat dan hukum adat dalam tinjauan terminologi, sejarah penerapan adat dan hukum adat di dalam masyarakat Aceh, dasar dari penerapan Hukum Adat di Aceh, legalitas lembaga adat Aceh, lembaga adat pasca Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki 2005 dan peran serta lembaga adat dalam penegakan syari’at Islam di Aceh menjelang berakhirnya otonomi khusus Aceh 2027.Kata Kunci: Hukum Adat; Masyarakat; Syariat Islam; Otonomi Khusus Aceh.
Tinjauan Yuridis Terhadap Eksekusi Hak Tanggungan Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Antara Pt. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Bobotsari Dengan Debitur (Studi Putusan Perkara Nomor 16/Pdt.G/2014/Pn.Pbg) Putri, Dea Bunga Afina Raena; Wakhid, Nur; Haryanto, Budiman Setyo
Soedirman Law Review Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.slr.2019.1.1.41

Abstract

Kredit menurut pasal 1 angka 11 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sebelum kredit diberikan, untuk menyakinkan bank bahwa nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit. Apabila kredit yang diberikan mengalami kemacetan atau dapat dikatan wanprestasi, maka langkah yang dilakukan untuk penyelamatan kredit tersebut beragam, hal ini karena akan dilihat terlebih dahulu penyebab terjadinya kredit macet tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis syarat dan prosedur eksekusi hak tanggungan yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pertimbangan dan penerapan hukum Majelis Hakim dalam memutuskan mengenai wanprestasi dan eksekusi hak tanggungan, menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan Undang-undang. Spesifikasi penelitian deskriptif analitis, sumber data sekunder dengan penyajian dalam bentuk teks naratif dan disusun secara sistematis menggunakan metode analisis normatif kualitatif. Diketahui hasil penelitian bahwa Eksekusi hak tanggungan yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional telah sesuai dengan syarat dan prosedur eksekusi hak tanggungan, yaitu parate eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Peraturan Pelaksanaan Lelang. Kata Kunci : Wanprestasi; Parate Eksekusi; Hak Tanggungan.
WAKTU TANAM PADI SAWAH RAWA PASANG SURUT PULAU KALIMANTAN DI TENGAH PERUBAHAN IKLIM Wakhid, Nur; Syahbuddin, Haris
Agrin Vol 22, No 2 (2018): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.652 KB) | DOI: 10.20884/1.agrin.2018.22.2.463

Abstract

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya pertanian di lahan rawa pasang surut adalah waktu tanam.Waktu tanam tanaman pangan terutama padi mempunyai peranan yang sangat penting pada produksi akhir hasilpertanian. Di Indonesia saat ini dikenal 3 Musim Tanam, yaitu musim hujan, antara bulan November-Pebruari,musim kemarau I, antara bulan Maret-Juni; dan musim kemarau II, antara bulan Juli-Oktober. Akan tetapi,dinamika perubahan iklim seperti kekeringan (El Nino) dan kebasahan (La Nina) yang tidak menentu, berimbaspada pergeseran awal dan akhir musim tanam serta berdampak negatif bagi produktivitas tanaman padi. Adanyahal tersebut, analisis tentang waktu tanam padi di lahan rawa pasang surut Pulau Kalimantan perlu dilakukan.Waktu tanam di lahan pasang surut dimulai setelah jumlah air hujan mencukupi untuk melarutkan kadar besi yangada di dalam air. Realisasi tanam di Provinsi Kalimantan Barat umumnya terjadi pada Dasarian 28 (Oktober),Kalimantan Timur pada Dasarian 31 (November), serta Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pada Dasarian7 (Maret). Waktu tanam di lahan rawa pasang surut menunjukkan tingkat kekukuhan yang tinggi terhadapperubahan iklim, dimana waktu tanam tidak terlalu berubah selama 10 tahun pada kondisi iklim yang berbeda.Kata kunci: dasarian, luapan, air hujan, kekukuhanABSTRACTOne of the critical factors for agricultural cultivation in tidal swamp land is cropping time. Paddy croppingtime has a very important role in the final production of agricultural cultivation. Currently, there are 3 croppingtime in Indonesia, in the rainy season (November to February), first of dry season (March to June), and second ofdry season, (July to October). However, the climate change dynamic such as drought (El Nino) and wetness (LaNina), shifting the cropping time and resulting a negative impact on the productivity of paddy rice. Therefore, ananalysis of the rice cropping time needs to be done on Kalimantan tidal swampland area. Cropping time in thetidal swampland area began after the amount of rain was sufficient to dissolve the levels of iron in water. In WestKalimantan, the cropping time realization generally occurs in Dasarian 28 (October), while East Kalimantan onDasarian 31 (November), and South Kalimantan and Central Kalimantan on Dasarian 7 (March). Cropping timein tidal swamp land showed a high level of resistance to climate change, in which planting time did not changefor 10 years in different climatic conditions.Key words: decadal, tidal, rainwater, substantiality
Empowering the Young Generation: Community Service Program Innovation in Forming Islamic Character in Early Childhood Wakhid, Nur; Nur Rizky, Syahrul; Sunaryo, Hadi; Supriyanto, Supriyanto
Jurnal SOLMA Vol. 13 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v13i1.14347

Abstract

Background: Pendidikan pada anak usia dini  merupakan salah satu program dalam ranah pendidikan non formal yang memiliki tujuan utama untuk membina dan merangsang perkembangan anak usia dini sejak lahir hingga usia sebelum masuk pendidikan formal.  Hal tersebut dilakukan dengan  pendekatan dasar yang mencakup berbagai aspek perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak usia dini dengan program pendidikan karakter  dalam nilai-nilai islam. Metode: Pendekatan yang diusulkan dalam PKM penanaman dan peningkatan nilai-nilai Islam pada anak usia dini melalui metode cerita atau dongeng, permainan peran, dan kunjungan ke tempat ibadah. Selain itu juga menanamkan nilai-nilai islam dengan metode ceramah yaitu aqidah,ibadan dan akhlak. Tahapan kegiatan dilakukan dengan melakukan observasi, kerjasama, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.  Hasil: Berdasarkan hasil pengabdian yang dilakukan di desa Pesanggrahan, ditemukan bahwa anak-anak usia dini lebih tertarik pada metode penenaman nilai-nilai islam dengan metode cerita atau dongeng, permainan peran dan kunjungan ke tempat ibadan. Namun, pada metode ceramah merasa kurag tertarik karena merasa cepat bosan dan kurang menarik hanya dengan mendengarkan ceramah saja. Dengan mendengar suasana menjadi monoton dan tidak ada kegiatan yang menyenangkan. Kesimpulan: Pemahaman bahwa anak-anak usia dini lebih tertarik pada metode penanaman nilai-nilai Islam melalui metode cerita atau dongeng, permainan peran, dan kunjungan ke tempat ibadah adalah suatu temuan yang berharga.