Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Struktur Populasi Dan Aktivitas Harian Lutung Budeng (Tracypithecus auratus) Di Taman Wisata Alam Situgunung Sukabumi Faruq, Hilman
BIOEDUSCIENCE Vol 1 No 1 (2017): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.077 KB) | DOI: 10.29405/j.bes/1119-231144

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah individu dalam kelompok yang berbeda dan melihat aktivitas harian lutung budeng (Tracypithecus auratus) di Taman Wisata Alam Situgunung Sukabumi. Metode yang digunakan adalah scan sampling, yaitu dengan menghitung dan mengamati prilaku sepanjang hari secara langsung. Kelompok yang diamati terdiri dari 2 kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2009.  Hasil penelitian struktur populasi menunjukkan bahwa terdapat 25 ekor yang masing – masing terdiri dari kelompok 1 sebanyak 13 ekor ddan kelompok 2 sebanyak 12 ekor. Sedangkan persentase aktivitas dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 makan 47,98%, gerak 25,74% dan istirahat 26,80% sementara kelompok 2 makan 48,06%, gerak 25,74% dan istirahat 26,28%.
EFEKTIVITAS FERMENTASI BAHAN ORGANIK DALAM PENGELUPASAN JARINGAN MESOFIL DAUN KUPU-KUPU (Bauhinia purpurea L.) Yuni Astuti; Devi Anugrah; Hilman Faruq
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v6i2.15796

Abstract

Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) memiliki tekstur tulang daun yang indah dan kuat untuk dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan lukisan. Ketersediaannya melimpah di lingkungan karena banyak ditemui sebagai tanaman peneduh jalan. Pembuatan tulang daun menggunakan bahan kimia dapat mencemari lingkungan sehingga perlu adanya bahan organik yang ramah lingkungan untuk mempercepat proses pengelupasan jaringan mesofil daun. Desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam penelitian eksperimental ini terdiri dari empat perlakuan dengan enam ulangan. Daun Kupu-Kupu segar direndam dalam empat larutan bahan organik yaitu: 1) enceng gondok; 2) air cucian beras (air leri); 3) jerami padi; dan 4) lumpur. Enceng gondok dan jerami padi difermentasi terlebih dulu dengan campuran larutan EM4, gula, dan dedek. Selanjutnya perendaman daun dalam seluruh bahan organik dilakukan selama 14 hari. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa persentase luas permukan daun yang mengelupas diukur menggunakan kuadran dengan skala 10x10 cm. Data persentase luas pengelupasan daging daun diuji normalitas dan homogenitasnya. Data diuji ANOVA satu faktor dilanjutkan uji Tukey untuk mengetahui bahan organik yang lebih efektif dalam pengelupasan mesofil daun Kupu-Kupu. Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 3,380. Bila dibandingkan dengan Ftabel (3,098) pada α=0,05, maka Fhitung>Ftabel, artinya terdapat perbedaan pengaruh berbagai bahan organik terhadap pengelupasan mesofil daun Kupu-Kupu. Bahan organik berupa fermentasi jerami, air leri, dan lumpur efektif dalam mengelupaskan mesofil daun. Rata-rata persentase tertinggi ditemukan pada media fermentasi jerami padi (87%). Bahan organik yang digunakan bersifat ramah lingkungan. Faktor yang mempengaruhi adalah suhu, pH media rendaman, dan  keberadaan mikroorganisme. Pengidentifikasian jenis mikroorganisme mengalami kendala sehingga diperlukan penelitian lanjutan.
BIOINFORMATIK DAN ANALISIS GENETIK MIKROPROPAGASI Cibotium barometz Devi Anugrah; Susilo Susilo; Hilman Faruq
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 9 No. 1: April 2020
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v9i1.6032

Abstract

Kultur in vitro sangat penting untuk pengembangan kultivar Simpei (Cibotium barometz) yang jumlahnya semakin langka. Penggunaan nitrogen dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan sifat pemuliaan. Penelitian ini bertujuan untuk lebih menginvestifigasis pengaruh pemberian variasi konsentrasi nitrogen (KNO3) terhadap keragaman genetic plantet Cibotium barometz yang dihasilkan dari kultur in vitro. Tunas tunas dikumpulkan dan dikultur pada medium Murashige dan Skoog (MS) dengan konsentrasi nitrogen (KNO3) yang berbeda untuk pembentukan kultur in vitro. Dalam penelitian ini, analisis RAPD diterapkan untuk mengidentifikasi 4 planlet Cibotium barometz. Lima primer RAPD disusun untuk analisis ini. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa Polimorfisme pola pita DNA yang dihasilkan dari 5 primer RAPD menunjukkan keberagaman yang sangat tinggi hingga mencapai 100%. Hasil analisis klustering pola pita RAPD menggunakan metode UPGMA pada koefisien kemiripan 0.68 dan analisis komponen utama mampu dibedakan dengan tegas menjadi 3 kelompok. Kata Kunci :  ; Cibotium barometz, Keragaman Genetik, Micropropagation, Nitrogen,  PCR-RAPD
Pelatihan Pembuatan Kerajinan dengan Bahan Dasar Tulang Daun melalui Proses Dekomposisi Devi Anugrah; Hilman Faruq; Susilo Susilo
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 4 (2020): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v5i4.1139

Abstract

The 2013 curriculum requires learning materials to improve the competence of knowledge, skills, and attitudes to create valuable work. This decomposed leaf bone handicraft activity is a concrete example of fulfilling 2013 curriculum achievements. Besides helping to understand biology lessons, the activity of making leaf bone crafts can foster an entrepreneurial spirit for students. Therefore, in this community service activity, training to make handicrafts from leaf bones is given to teachers and students in SMA N 1 and SMP 2 Banyuputih, Situbondo. The training was attended by 23 students and one teacher at SMA N 1 and dam 20 students and one teacher at SMP 2 Banyuputih, Situbondo. The training is carried out by the method of delivering material and direct practice. The activity was also carried out with direct discussion with participants. The results of this training activity showed that all participants gained new knowledge and skills, namely how to make crafts made from leaf bones. Craft made of leaf bone is very attractive to students because students can know the bone structure directly. This dedication activity provides insight to both students and teachers to take advantage of local wisdom around it to be more valuable.
Struktur Populasi Dan Aktivitas Harian Lutung Budeng (Tracypithecus auratus) Di Taman Wisata Alam Situgunung Sukabumi Hilman Faruq
BIOEDUSCIENCE Vol 1 No 1 (2017): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.077 KB) | DOI: 10.29405/j.bes/1119-231144

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah individu dalam kelompok yang berbeda dan melihat aktivitas harian lutung budeng (Tracypithecus auratus) di Taman Wisata Alam Situgunung Sukabumi. Metode yang digunakan adalah scan sampling, yaitu dengan menghitung dan mengamati prilaku sepanjang hari secara langsung. Kelompok yang diamati terdiri dari 2 kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2009. Hasil penelitian struktur populasi menunjukkan bahwa terdapat 25 ekor yang masing – masing terdiri dari kelompok 1 sebanyak 13 ekor ddan kelompok 2 sebanyak 12 ekor. Sedangkan persentase aktivitas dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 makan 47,98%, gerak 25,74% dan istirahat 26,80% sementara kelompok 2 makan 48,06%, gerak 25,74% dan istirahat 26,28%.
UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PANEN SAYURAN SEBAGAI PUPUK KOMPOS Hilman Faruq; Yuni Astuti; Maryanti Setyaningsih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.126 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.7748

Abstract

Abstrak: Desa Gekbrong cocok untuk bertani tanaman pangan (sawi, kol, cabe, paprika, dan tomat). Sisa sayuran hasil sortir menjadi limbah organik yang dibiarkan di pinggir kebun hingga membusuk. Kurangnya pengetahuan untuk mengolah limbah sayur menimbulkan permasalahan bagi 15 petani yang terkumpul dalam kelompok tani “Gede Harepan” sehingga perlu adanya kegiatan yang bertujuan untuk melatih anggota kelompok tani tersebut dalam mengolah sisa panen menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Metode workshop meliputi dua tahap yaitu pemaparan materi dan praktik pembuatan kompos. Kegiatan diawali observasi limbah sayuran dan pengetahuan petani dalam mengolah sisa sayuran. Petani diajarkan memfermentasi sayuran menjadi pupuk kompos oleh narasumber dan fasilitator yang kompeten. Sebulan setelah pelatihan, tim UHAMKA melakukan pengecekan kualitas pupuk sebagai bentuk evaluasi kegiatan. Tim menyebarkan angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada petani. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani sayuran dalam membuat pupuk kompos. Produk kompos dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran di ladang petani. Kegiatan pelatihan ini memperoleh tanggapan sebesar 78,49% (kategori baik) oleh kelompok tani “Gede Harepan”.Abstract: Gekbrong Village is suitable for farming food crops (mustard, cabbage, chilies, peppers, and tomatoes). The rest of the vegetables that are sorted into organic waste are left on the edge of the garden to rot. Lack of knowledge to process vegetable waste caused problems for the 15 farmers who were gathered in the “Gede Harepan” farmer group, so there was a need for activities aimed at training members of the farmer group in processing crop residues into compost that can be used for plant fertilizer. The workshop method includes two stages, namely the presentation of materials and the practice of making compost. The activity begins with the observation of vegetable waste and the knowledge of farmers in processing vegetable waste. Farmers are taught to ferment vegetables into compost by competent resource persons and facilitators. A month after the training, the UHAMKA team checked the quality of fertilizers as a form of activity evaluation. The team distributed a questionnaire on the effectiveness of the training to farmers. The results of the service show an increase in the knowledge and skills of vegetable farmers in making compost. Compost products are used as fertilizer for vegetable crops in farmers' fields. This training activity received a response of 78.49% (good) by the farmer group "Gede Harepan".
PEMBERDAYAAN KELOMPOK KERJA MADRASAH DALAM PEMBUATAN LEAF SKELETON ART SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL Astuti, Yuni; Anugrah, Devi; Hilda, Atiqah Meutia; Faruq, Hilman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19474

Abstract

Abstrak: Metode praktikum IPA/Biologi dapat memberikan pengalaman peserta didik terkait proses, produk, dan sikap. Guru Madrasah Aliyah kabupaten Tangerang belum terbiasa untuk mendesain pembelajaran Morfologi Daun dan Fermentasi secara sederhana dan ramah lingkungan dalam bentuk digital. Perlu adanya kegiatan yang bertujuan melatih pengetahuan dan keterampilan anggota KKM MAN 3 Tangerang dalam pembuatan leaf skeleton art sebagai alternatif media pembelajaran digital. Metode workshop disertai penugasan diawali observasi pengetahuan 29 guru MA tentang konsep Morfologi Daun dan Fermentasi serta media pembelajaran digital. Guru dilatih membuat leaf skeleton art dan mendesain e-LKPD menggunakan live worksheet disertai pendampingan secara online. Tim pengabdian mengevaluasi kualitas leaf skeleton dan e-LKPD hasil karya guru. Tim menyebar angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada guru. Guru menunjukkan peningkatan pengetahuan (77,76) dan keterampilan (68,50) dalam pembuatan leaf skeleton art dan e-LKPD, tapi masih perlu pembiasaan dalam mengenali fitur live worksheet untuk mendesain e-LKPD. Guru memberikan tanggapan baik (79,19%) terhadap pendampingan tim UHAMKA dalam mendesain media pembelajaran digital yang menarik dan inovatif.Abstract: The science/biology practicum method can provide students with experience regarding processes, products and attitudes. Madrasah Aliyah teachers in Tangerang district are not yet accustomed to designing lessons in Leaf Morphology and Fermentation in a simple and environmentally friendly way in digital form. There needs to be activities aimed at training the knowledge and skills of KKM MAN 3 Tangerang members in making leaf skeleton art as an alternative digital learning media. The workshop method was accompanied by assignments starting with observation of the knowledge of 29 MA teachers regarding the concepts of Leaf Morphology and Fermentation as well as digital learning media. Teachers are trained to make leaf skeleton art and design e-LKPD using live worksheets accompanied by online assistance. The service team evaluated the quality of the leaf skeleton and e-LKPD created by the teacher. The team distributed questionnaires regarding training effectiveness to teachers. Teachers show increased knowledge (77.76) and skills (68.50) in making leaf skeleton art and e-LKPD, but still need to get used to recognizing the live worksheet feature for designing e-LKPD. Teachers gave good responses (79.19%) to the UHAMKA team's assistance in designing interesting and innovative digital learning media.
Analysis of Ecological Role and Biotechnology Potential of Marine Yeast Rhodotorula sp. in Mangrove Forest of Pari Island, Jakarta Hutari, Andri; Anugrah, Devi; Yarza, Husnin Nahry; Faruq, Hilman; Ar Rasyid, Muhammad Luqman
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 10, No 1: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus March 2024
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v10i1.5406

Abstract

Mangrove forests have a very diverse microbial population. Among these microbes, some have the ability to convert mangrove forest organic waste into useful nutrients for the sustainability of the mangrove ecosystem. One of the species that has this ability is the marine yeast Rhodotorula sp. Apart from this ecological role, the yeast Rhodotorula sp. reported to have a lot of biotechnology potential, including as a producer of lipid omega-3, carotenoids, anti-bacterial, plant growth promoter, anti-cancer, biosurfactant, and a very potential workhorse for biotechnology applications. As a country that has the largest mangrove forest in the world, Indonesia has not reported much and has not intensified the use of marine yeast Rhodotorula sp. from Indonesian mangrove forests as a bioresource for high-value strategic products. This study aims to isolate the marine yeast Rhodotorula sp. from the mangrove forest of Pari island, Jakarta and reviewing the ecological role and biotechnological potential of these species. Marine yeast Rhodotorula sp. obtained will be cultivated and exploited its biotechnology potential in the future
EDUKASI PENGGERAK PKK DALAM PENGOLAHAN SISA ORGANIK RUMAH TANGGA BERBASIS ECOPRENEURSHIP Rizkia Suciati; Suci Lestari; Hilman Faruq; Eka Nana Susanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19464

Abstract

Abstrak: Komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Kurang lebih 38,28% dari sampah tersebut bersumber dari rumah tangga. Selain itu, sampah organik juga merupakan kontributor terbesar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca jika tidak terkelola dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah organik sangat penting dan perlu menjadi perhatian utama, khususnya sampah sisa makanan. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan ibu-ibu penggerak PKK yang berjumlah 15 orang. Metode yang digunakan yaitu self-directed learning dan project-based learning Tahap pertama, ibu-ibu diberikan edukasi danpre-test, lalu diberikan pengenalan dan tutorial mengenai penggunaan alat. Selanjutnya pada tahap praktik, ibu-ibu diberikan pengetahuan mengenai tata cara memilah, mengolah, dan membuat produk dari sisa organik rumah tangga, setelah itu diberikan post-test sebagai tahap evaluasi. Nilai rata-rata pre-test dan post-test tentang waste management adalah 33,59 meningkat menjadi 84,23. Edukasi penggerak PKK berbasis ecopreneurship dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengolahan sisa organik rumah tangga.Abstract: The composition of waste in Indonesia is dominated by organic waste, especially food waste, which reaches 41.27%. Approximately 38.28% of this waste comes from households. Organic waste is also the biggest contributor to greenhouse gas emissions if not managed properly. Therefore, community service activities to increase knowledge regarding organic waste management are very important and must be a main concern, especially food waste. Community service activities are carried out by empowering 20 responden from PKK. The methods used are self-directed learning and project-based learning. In the first stage, mothers are given education and a pre-test, then an introduction and tutorial on using the tools. Next, in the practical stage, mothers are given knowledge about the procedures for sorting, processing, and making products from organic household waste, after which they are given a post-test as an evaluation stage. The average pre-test and post-test score regarding waste management was 33.59, increasing to 84.23. Ecopreneurship-based PKK education can increase knowledge regarding the processing of household organic waste.
Analysis of Factors Causing Learning Difficulties in High School Students on the Excretion System Material Faruq, Hilman
BIOEDUSCIENCE Vol 9 No 2 (2025): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/20292

Abstract

Background: Learning difficulties related to the human excretory system remain a persistent challenge in high school biology education, particularly concerning abstract subtopics such as urine formation, nephron structures, and physiological mechanisms including filtration, reabsorption, and secretion. This study aims to identify internal and external factors that hinder student understanding of these concepts. Methods: A descriptive approach was employed, involving the distribution of structured questionnaires to 73 high school students. The instruments were designed to assess both cognitive and instructional aspects influencing learning barriers. Data analysis focused on patterns of student responses concerning content difficulty, teaching methods, and availability of learning resources. Results: The study revealed that 85.7% of students encountered substantial difficulty in understanding urine formation within the nephron. Additionally, 77.1% reported that monotonous, teacher-centered instruction contributed to their challenges, while 65.7% cited a lack of practical laboratory experiences. Cognitive issues such as low abstract reasoning ability, poor visualization skills, limited memory retention, and low motivation were identified as core barriers. Instructional deficiencies, including minimal use of multimedia and interactive strategies, further exacerbated learning difficulties. Conclusions: The results highlight the importance of integrating visual aids, interactive media, and experiential learning in biology instruction to improve conceptual understanding. Addressing both cognitive and instructional barriers is essential for enhancing learning outcomes in complex biological systems.