Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

VARIASI STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA PETAK-PETAK CUPLIKAN VEGETASI DI KAWASAN GUNUNG SEKINCAU BUKIT BARISAN SELATAN, LAMPUNG BARAT Solihah, Saniyatun Mar’atus; Wardani, Fitri Fatma; Rahayu, Sri
Buletin Kebun Raya Vol 17, No 2 (2014): Buletin Kebun Raya Vol. 17 (2) July 2014
Publisher : Center for Plant Conservation Bogor Botanic Garden, Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu lokasi di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang belum banyak diteliti adalah di kawasan Gunung Sekincau pada ketinggian 1100–1719 m dpl. Kawasan ini termasuk dalam kategori hutan hujan pegunungan bawah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui variasi struktur dan komposisi pohon di kawasan hutan Gunung Sekincau TNBBS. Pengumpulan data dilakukan melalui penarikan petak-petak cuplikan yang dibuat secara acak terpilih (purposive random sampling) pada 5 lokasi sebanyak 10 petak cuplikan berukuran 50 x 50 m2 atau seluas 0,25 ha. Hasil penelitian menemukan 32 suku 59 marga dan 89 jenis dengan kerapatan 253 ind/ha. Kawasan Gunung Sekincau memiliki kondisi yang cukup baik, hal ini diindikasikan dengan nilai rata-rata indeks keanekaragaman jenis (2,67) dan indeks kemerataan jenis (0,47). Pohon yang sering ditemukan di kawasan ini adalah anggota suku Lauraceae, Fagaceae, Euphorbiaceae, Dipterocarpaceae, Myrtaceae, dan Rubiaceae. Quercus blumeana Korth. (kayu pasang) merupakan jenis penting (INP=27.18%) dan memiliki persebaran luas pada kawasan Sekincau. Hutan di kawasan ini mempunyai peranan yang penting bagi penyangga kehidupan dan lingkungan. Maka dari itu, pengelola TNBBS dapat meningkatkan penjagaan dan pemeliharaan kawasan serta vegetasi di dalamnya. Terlebih kawasan Sekincau berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk, sehingga diperlukan pengelolaan secara berkelenajutan guna memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
The Biology of Invasive Native Plant as an Ex-situ Collection: A Case Study of Epipremnum pinnatum (L.) Engl. (Araceae) in Bogor Botanical Garden, Indonesia zulkarnaen, rizmoon; Martiansyah, Irfan; Damayanti, Frisca; Wardani, Fitri Fatma; Yudaputra, Angga; Robiansyah, Iyan; Hutabarat, Prima Wahyu K.; Harto, Harto
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrba.v6n2.p60-72

Abstract

The Bogor Botanical Garden (BBG) is a pivotal center for plant research and conservation, boasting a diverse collection of over 12,000 individual plants spanning various species. However, among the plant collections at BBG, some of them have the potential to be invasive. Therefore, this study aimed to uncover the plant collections at BBG with invasive potential and analyze the distribution of one of the most dominant collections, Epipremnum pinnatum (L.) Engl. The method employed in this research involved a literature review to identify which plant collections have invasive potential and a vegetation analysis on the distribution of E. pinnatum within BBG. Additionally, ANOVA analysis and regression models were employed to explore the relationship between environmental factors and E. pinnatum abundance. Results revealed that BBG hosted 78 potentially invasive plant species, with E. pinnatum comprising 28 individuals. Spatial analysis indicates a clustered distribution of E. pinnatum, influenced by seed dispersal mechanisms, environmental factors, and biotic interactions. Correlation analysis links soil pH, soil moisture, and canopy cover to E. pinnatum distribution. Canopy cover demonstrates a significant positive correlation with E. pinnatum abundance, suggesting its importance in providing favorable microclimates for growth. Regression analysis further supports canopy cover as a predictor of E. pinnatum presence. However, while a strong statistical association was observed, causal relationships require further investigation. This study underscores the complexity of ecological dynamics in BBG and emphasizes the need for comprehensive research to define underlying mechanisms driving plant distributions and interactions.
Decay Tree Detection in Bogor Botanic Gardens Collection Using Sonic Tomograph Technology Zulkarnaen, Rizmoon Nurul; Rinandio, Dipta Sumeru; Hariri, Muhammad Rifqi; Hutabarat, Prima Wahyu Kusuma; Martiansyah, Irfan; Wardani, Fitri Fatma; Mujahidin, Mujahidin; Primananda, Enggal; Rachmadiyanto, Arief Noor; Mulyani, Melza; Husaini, Iin P.A; Setyanti, Dwi; Indresputra, Faozan; Rahmaningtiyas, Lutfi; Pratiwi, widya Ayu; Damayanti, Frisca; Endewip, Lidya N.; Helmanto, Hendra; Suhatman, Agus; Safarinanugraha, Dina; Purnomo, Danang Wahyu
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v5i1.7725

Abstract

Bogor Botanic Gardens is an ex-situ plant conservation area in Indonesia. Since BBG is 103 years old, many collections are 100 years old or older. These antique collections may sustain damage, such as broken or collapsing, endangering visitors and employees. As a result, monitoring tree health at BBG is a critical task. According to the tree health monitoring data, 73 of 244 trees were further checked using the PiCUS Sonic Tomograph. Trees from the Fabaceae (31%) and Myrtaceae (10%) families were the most frequently checked. Walnuts trees from the Burseraceae family had the most specimens (47,94%). The PST effectively provides an immediate picture of the stem condition by calculating solid and decaying wood percentage values.
Perbanyakan Pepaya (Carica papaya L.) ‘Sukma’ In Vitro dari Eksplan Tunas Pucuk sebagai Respon terhadap BA dan NAA Wardani, Fitri Fatma; Efendi, Darda; Dinarti, Diny; Witono, dan Joko Ridho
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 47 No. 2 (2019): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.306 KB) | DOI: 10.24831/jai.v47i2.25115

Abstract

Papaya is one of tropical fruits native to Southern Mexico and which have been cultivated in Indonesia for a longtime. Papaya is usually propagated by seeds. Therefore, the offsprings are not true-to-type. This study was conducted todevelop a protocol of in vitro propagation of papaya ‘Sukma’ from shoot tips of in vitro germinated seeds as explants. Seedswere extracted from fruit that physiologically ripe and it germinated on MS basal medium. The experiment was set up in arandomized block design with culturing day as blocks (four blocks) and various concentrations of BA (0.0, 0.5, 1.0, 1.5, and2.0 mg L-1) in MS medium enriched with NAA 0.5 mg L-1 as treatment. Shoot tips in the MS medium without plant growthregulator as control so there was six treatments and 24 observation units. Each observation units contained five culturevessels and each culture vessels contained four explants. The results showed that the highest number of shoots, number ofleaves, number of nodes, and percentage of explant forming callus were obtained by BA 1.0-1.5, 1.0-2.0, 0.5-2.0, and 1.0-1.5 mg L-1, respectively. The highest percentage of explant forming roots were obtained in medium without BA. Analysis ofregression showed that the optimum concentration to get the highest number of shoots and leaves were BA 1.31 and 1.35 mgL-1, while explants will be rooted in medium without BA. Thus, in vitro propagation for papaya ‘Sukma’ should be conductedin two steps, i.e. for shooting and rooting growth.
Respon Pertumbuhan dan Pembungaan Bunga Lisptik ‘Soedjana Kasan’ terhadap Aplikasi GA3, Etefon, dan Paklobutrazol Damayanti, Frisca; Rahayu, Sri; Wardani, Fitri Fatma
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 48 No. 1 (2020): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.265 KB) | DOI: 10.24831/jai.v48i1.29141

Abstract

Aeschynanthus ‘Soedjana Kasan’ atau bunga lipstik ‘Soeka’ adalah varietas baru hasil persilangan antara dua spesies bunga lipstik yaitu Aeschynanthus radicans Jack. dan Aeschynanthus tricolor Hook. Tanaman ini memiliki kelemahan yaitu berbunga setahun sekali dan bunganya cepat rontok. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi giberelin (GA3), etefon, dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan bunga lipstik ‘Soeka’. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan sembilan perlakuan, yaitu GA3 50 ppm, GA3 100 ppm, GA3 150 ppm, etefon 50 ppm, etefon 100 ppm, paklobutrazol 50 ppm, paklobutrazol 100 ppm, dan paklobutrazol 150 ppm yang diaplikasikan pada tanaman berumur 4 minggu serta tanpa perlakuan ZPT sebagai kontrol. Setiap perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari satu pot berisi lima stek tanaman. Hasil menunjukkan bahwa pertambahan jumlah cabang terbanyak didapatkan pada tanaman dengan aplikasi GA3 150 ppm, sedangkan untuk pertambahan jumlah daun dan panjang cabang, aplikasi ZPT tidak berpengaruh nyata. Ruas batang bunga lipstik memendek dengan aplikasi etefon dan memanjang dengan aplikasi GA3 dan paklobutrazol. Waktu inisiasi tercepat adalah aplikasi etefon 50 dan 100 ppm yaitu 1 sampai 2 minggu setelah aplikasi. Aplikasi paklobutrazol 100 ppm menghasilkan jumlah bunga terbanyak dan bunga yang dihasilkan dapat bertahan hingga menjadi buah. Kata kunci: Aeschynanthus, pembungaan, pertumbuhan, tanaman hias, zat pengatur tumbuh