Meningkatnya aktivitas perubahan penggunaan lahan di kawasan Universitas Trisakti menimbulkan permasalahan baru, di mana peningkatan jumlah area kedap air menyebabkan genangan saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipilih solusi berupa pembangunan sistem ekodrainase dengan sumur resapan dan pemanenan air hujan pada gedung C Universitas Trisakti. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerapan teknologi ekodrainase sumur resapan dan pemanenan air hujan di gedung C Universitas Trisakti, dengan harapan dapat memberikan rekomendasi terkait pembangunan sistem ekodrainase yang tepat untuk gedung tersebut. Untuk sumur resapan, digunakan empat metode perhitungan, yaitu metode Sunjoto (1988), Litbang PU (1990), SNI 03-2453-2002, dan SNI 8456-2017. Hasil perhitungan dari keempat metode dibandingkan berdasarkan parameter diameter, kedalaman, debit, dan jumlah sumur resapan yang dibutuhkan. Sementara itu, untuk pemanenan air hujan, dilakukan perhitungan volume dan debit guna menentukan kapasitas tangki yang diperlukan. Berdasarkan hasil perhitungan, metode Sunjoto dipilih sebagai metode yang digunakan dengan radius sumur sebesar 0,7 meter, kedalaman rencana 1,5 meter, dan diperlukan sebanyak 31 sumur resapan berpori untuk menampung debit air hujan di gedung C Universitas Trisakti. Namun, pembangunan 31 sumur resapan tersebut sulit direalisasikan karena keterbatasan lahan yang tersedia. Oleh karena itu, perhitungan yang lebih memungkinkan adalah kombinasi empat sumur resapan dengan radius 0,7 meter dan kedalaman 1,5 meter di setiap sudut bangunan, sehingga dapat menambah cadangan air tanah sebesar 13% dari volume air hujan di atap bangunan, serta dilengkapi dengan tangki pemanenan air hujan berkapasitas 65 m³ atau berukuran 6,5 m × 5 m × 2 m.