Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SOSIALISASI PEMANFAATAN DAN PENGAJUAN HAKI DI KAMPOENG BATIK KEMBANG MAYANG Gaol, Denada Faraswacyen L.; Pujiyono, Bambang
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 1 No 2 (2018): IKRAITH-ABDIMAS vol 1 Nomor 2 Bulan November 2018
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.804 KB)

Abstract

ABSTRAKBatik Indonesia sudah memperoleh pengakuan resmi dunia (UNESCO) sebagai warisannasional (national heritage) Indonesia. Begitu pentingnya batik dilekatkan sebagai warisannasional budaya Indonesia dan menjadi ikon Indonesia di luar negeri hingga setiap 2 Oktoberdiperingati sebagai hari batik nasional oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu sentra kerajinanbatik yang terletak di sekitar Universitas Budi Luhur adalah Kampoeng Batik Kembang Mayang diTangerang. Sentra batik ini diisi oleh para perajin batik yang tersertifikasi oleh LSP Batik diSemarang. Para perajin batik tersertifikasi ini menghasilkan corak dan motif batik yang beragamdan bernilai tinggi. Oleh karena itu sangat penting untuk menambah wawasan dan pengetahuanmereka terkait pemanfaatan dan pengajuan hak atas kekayaan intelektual terhadap karya seni yangdihasilkan agar terlindungi dari pembajakan karya cipta motif batik. Tim Pelaksana PKM terdiridari Dosen dan Kepala Sentra Kekayaan Intelektual (KI) Universitas Budi Luhur memberikanpelatihan dan pendampingan proses pengajuan HaKI bagi Sanggar Batik Kembang Mayang danmotif-motif ciri khas budaya Tangerang Banten agar dapat dipatenkan sehingga terlindung daripembajakan dan lebih bernilai secara intelektual dan ekonomis. Pelatihan dilaksanakan selama duahari dengan dua puluh orang perajin batik. Pada hari pertama diisi sosialisasi dan hari keduapendampingan proses pendaftaran draft paten karya Sanggar Batik Kembang Mayang.
KOLABORASI MULTI AKTOR DALAM PENGELOLAAN WISATA GEO PARK BELITUNG Bambang Pujiyono
REFORMASI Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rfr.v12i1.3367

Abstract

This study aims to describe the collaboration of multi-actor in managing tourism GeoPark Belitung. This tourism management has succeeded in bringing the Belitung GeoPark into the UNESCO assessment as one of the international tourism destinations. Various actors, both from the government, private sector, and community, have contributed greatly. Contributions are given in accordance with the roles and functions. Each institution cooperates, communicates, and coordinates so as to build good collaboration. This research uses a qualitative approach, aiming to explain the phenomenon of GeoPark tourism management even in the pandemic era. The research lasted for 2 months from November to December 2020. There were 10 research resource persons from government, private and community elements who represented the institution. The research results provide in-depth information on successful collaborative practices. The results of this study provide a conceptual contribution to multi-actor collaboration in the field of tourism management.AbstrakPenelitian ini bertujuan mendiskripsikan kolaborasi multi actor dalam mengelola pariwisata GeoPark Belitung. Pengelolaan pariwisata ini berhasil mengantarkan GeoPark Belitung masuk dalam penilaian UNESCO sebagai salah satu destinasi pariwisata internasional. Berbagai actor baik dari unsur pemerintah, swasta, dan komunitas memiliki kontribusi yang besar. Kontribusi yang diberikan sesuai dengan peran dan fungsi. Tiap lembaga melakukan kerjasama, komunikasi, dan koordinasi sehingga membangun kolaborasi yang baik.. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, bertujuan mengeksplanasi fenomena pengelolaan pariwisata GeoPark meskipun di era pandemi. Penelitian berlangsung selama 2 bulan dari Nopember sampai dengan Desember 2020. Nara sumber penelitian dari unsur pemerintah, swasta, dan komunitas sebanyak 10 orang yang merepresentasi lembaganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan wisata geopark dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. Tiap lembaga memiliki sekaligus melaksanakan otoritas dan perannya. Secara umum ketiga lembaga tersebut memiliki kesamaan komitmen untuk menjaga pelesatarian Geopark. Tiap lembaga memiliki kepentingan, pengaruh, dan kekuatan. Secara komparatif, lembaga pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata memiliki dominansi dibandingkan lembaga swasta dan komunitas yang ada. Hasil penelitian ini sekaligus menggambarkan kolaborasi multiaktor yang berhasil.
Penerapan E Government Bagi Aparat Desa Wanagiri Menuju Desa Digital Bambang Pujiyono; Achmad Aditya Ashadul Ushud; Windarto Windarto; Archita Desia Logiana
BANTENESE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2023): Bantenese : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pusat Studi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Fisipkum Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/ps2pm.v5i2.7455

Abstract

Kegiatan abdimas ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja apparat desa Wanagiri melalui pemanfaatan Teknologi ( E-Gov ). Pemanfaatan teknologi memudahkan cara kerja dalam melayani kepentingan masyarakat. Masalah yang ditimbul dan dihadapi adalah minimnya tingkat ketrampilan aparatur desa dengan tuntutan masyarakat yang lebih dinamis, tata kelola administrasi kantor yang belum baik, serta minimnya informasi tentang Desa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini mulai dari persiapan, pelaksanaan,pelaporan, evaluasi, sampai dengan keberlanjutan kegiatan. Target pelaksanaan program ini adalah tertatanya pengelolaan administrasi desa yang telah berbasis digital, terbangunnya website Desa yang informatif, terpromosikan potensi desa, serta meningkatnya kemampuan dan ketrampilan apartur desa. Hasil kegiatan abdimas tergambar dalam penambahan wawasan apparat desa tentang pemanfaatan teknologi digital dalam peningkatan pelayanan public. Ekspresi dan antusiasme menjadi ukuran kualitatif keberhasilan kegiatan abdimas ini.
Formulasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata di Provinsi Banten Delly Maulana; Bambang Pujiyono; Rudi Subiyakto
Jurnal Administrasi Publik Vol 14, No 2 (2023): JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jap.v14i2.22653

Abstract

To increase economic growth and have an impact on society, one of which is through tourism development. Indeed, tourism in Banten Province has very good potential, both from coastal, mountain, religious, and cultural tourism. For example, Banten Province is one of the areas designated as the Tanjung Lesung Special Economic Zone. But now this area is no longer a strategic program of the Central Government. Apart from that, Banten also has religious tourism in the Old Banten area which has become a pilgrimage destination. Banten also has cultural and natural tourism, namely traditional Baduy tourism which has quite an interesting appeal for tourists who want to learn about the characteristics of the typical Baduy people. Therefore, with very good potential, it is necessary to have a comprehensive policy formulation so that this potential can develop significantly while at the same time providing maximum impact on increasing local revenue in each Regency/City in the Banten Province region and providing local community welfare. The method used in this study is a qualitative method using primary and secondary data and using data analysis techniques with the help of Atlas Ti software (looking for potential, problem identification, and policy alternatives) and Process Hierarchy Analysis (AHP) to find recommendations that are prioritized and most the best to be the solution for tourism development in Banten Province. This research will provide an overview of the potential and policy formulation for tourism development in Banten Province.
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor: - Pujiyono, Bambang; Arfian; Rudi Subiyakto
KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Jurnal KRESNA November 2021
Publisher : DRPM Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.282 KB) | DOI: 10.36080/jk.v1i1.1

Abstract

This study aims to describe the linkages of various policies in improving the quality of slum settlements in Bogor Regency. The focus of this research is on the scope of policy content and policy implementation. The study used a qualitative approach, sourced from secondary data which was explored through discussions with activists in the slum area of BPM KOTA. Data analysis was carried out descriptively by giving analytical power to data or phenomena that were still within the scope of the research focus. The results of the study illustrate that coordination and integration between policies at various levels of the bureaucracy has not yet touched the technical level in solving the problem of improving the quality of slum settlements in urban areas
Membumikan Desa Gunung Menyan, Pamijahan, Bogor dengan Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Kreatif dan Penghijauan: Grounding the village of Gunung Menyan, Pamijahan, Bogor with Creative Economy-Based Waste Management and Greening Windihastuty, Wiwin; Pujiyono, Bambang
KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): Jurnal KRESNA Mei 2022
Publisher : DRPM Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/jk.v2i1.28

Abstract

Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan masih kurang di negara ini. Masih banyak sampah yang berserakan serta masih banyak sampah plastik yang terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Mengusung permasalahan diatas, kelompok mahasiswa Universitas Budi Luhur memutuskan membuat program kerja Kulian Kerja Nyata (KKN) bersama dosen yang bertindak sebagai Pembimbing Lapangan (DPL) untuk mengelola sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi kreatif. Wilayah yang menjadi sasaran KKN sekaligus PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) bagi DPL berlokasi di Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan di lapangan berlangsung selama 10 (sepuluh) hari, sedangkan survey dan perencanaannya disiapkan selama 3 (tiga) bulan. Selain mengelola sampah, juga dilakukan penghijauan dengan membangun Taman Budi Luhur untuk menambah kadar oksigen dipemukiman yang cukup padat. Kegiatan yang sangat didukung Kepala Desa Gunung Menyan, sarat akan kebersamaan, perjasama dan pelajaran yang sangat bermanfaat. Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Menyan, Kec. Pamijahan, Bogor selama 2 minggu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Diharapkan kegiatan ini dapat dilanjutkan diperiode KKN yang akan datang dengan diikuti Pengabdian Kepada Masyarakat, agar kegiatan pelaksanaan dapat berkelanjutan Dharapkan kegiatan KKN dan PKM ini berkelanjutan sehingga Desa Gunung Menyan menjadi desa dibawah binaan Universitas Budi Luhur.
Peningkatan Pelayanan Publik Desa Wanagiri Melalui SADEWA Pujiyono, Bambang; Achmad Aditya Ashadul Ushud; Samsinar, Samsinar; Rusdiyanta, Rusdiyanta
KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): Jurnal KRESNA Mei 2024
Publisher : DRPM Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/kresna.v4i1.125

Abstract

Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam melayani masyarakat menjadi pendukung terwujudnya good governance. Aparat pemerintahan di tingkat desa sebagian sudah memanfaatkan teknologi informasi. Banyak desa yang telah melakukan inovasi pelayanan berbasis ICT menuju desa digital. Desa Wanagiri, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang telah merintis pelayanan administrasi pemerintahan desa dengan memanfaatkan teknologi digital dalam wujud Sistem Administrasi Desa Wanagiri (SADEWA) dan website desa wanagiri. Kedua inovasi pelayanan ini dilaksanakan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun sudah dibangunkan aplikasi dan wesite, namun perlu diakui bahwa kemampuan aparat desa untuk mengoperasionalkan teknologi ini masih belum optimal. Kegiatan abdimas dilaksakanan melalui metode indentifikasi permasalahan, pengembangan aplikasi dan website, serta kegiatan pendukung berupa sosialisasi dan pendampingan. Meskipun upaya tersebut sudah diberikan, tetapi masih perlu upaya keras dan cerdas untuk meningkatkan kapasitas aparat desa Wanagiri sehingga menjadi lebih paham tentang literasi digital untuk mendukung produktivitas kerjanya. Kegiatan abdimas ini dirasakan cukup mendapatkan atensi dari aparat desa, terbukti dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan cukup baik. Diharapkan kegiatan abdimas berikutnya dapat dilanjutkan dengan fokus abdimas pada pemberdayaan aparat dan kader desa
Deliberative Governance Principles in Forest Areas Management with Special Purposes Kismartini, Kismartini; Warsono, Hardi; Wasiq Hidayat, Jafron; Pujiyono, Bambang; Murtadho Yusuf, Irfan; Nurul Huda, Mohammad
Policy & Governance Review Vol 8 No 2 (2024): May
Publisher : Indonesian Association for Public Administration

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30589/pgr.v8i2.864

Abstract

Apart from having educational and development goals, the management of Diponegoro University's Wanadipa Special Purpose Forest Area (KHDTK) also aims to carry out sustainable forest use activities. The management carries out efforts to achieve these goals through a deliberative governance approach, including public consultation. However, the management is not yet satisfied with the results, considering that the community around the forest has not participated well in managing the KHDTK. Therefore, this research aims to analyze deliberative governance in KHDTK forest management by testing three deliberative governance criteria: representation, participation, and deliberation process. This approach is a collaborative effort between managers of Special Purpose Forest Areas (KHDTK) and farming communities around the forest. Mixed research methods were used in this research, with a concurrent embedded model. The qualitative research approach uses key informants as data sources, while quantitative research uses respondents consisting of forest farmers. The results of the research show that KHDTK forest management based on aspects of representation, participation, and deliberation has not run optimally. Therefore, it is recommended that intensive and open communication between KHDTK managers and forest farming communities be improved in KHDT forest management, which will provide benefits to both parties.