Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Febi Dwi Widayanti
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 1 (2013): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.857 KB)

Abstract

Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting dipahami oleh guru. Setiap  siswa mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi bagaimana sebuah informasi diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar siswa, akan mempermudah guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa menyerap informasi secara maksimal. Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar siswa, guru pun harus tahu gaya belajar dirinya sendiri agar tidak salah paham menanggapi cara belajar siswa. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar, untuk membantu mempermudah siswa ketika belajar. Setiap siswa mempunyai cara yang paling mudah untuk belajar dan untuk  menyerap informasi. Tugas guru adalah memaksimalkan gaya belajar siswa yang paling menonjol dan memperkenalkan gaya belajar lainnya agar siswa belajar secara maksimal. Ada tiga jenis gaya belajar (De Porter, 2000), yaitu: (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar auditorial; dan (3) gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEMPERHATIKAN MULTIPLE INTELLIGENCES MAHASISWA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN Febi Dwi Widayanti
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 3, No 2 (2017): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.172 KB)

Abstract

Identifikasi multiple intelligences (MI) dapat membantu pengajar (dosen) mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa dengan tingkat MI yang tinggi dapat diharapkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking ability) dalam belajar. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reciprocal Teaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi Reciprocal Teaching dengan memperhatikan Multiple Intelligences mahasiswa dan untuk mengetahui apakah penerapan strategi Reciprocal Teaching dengan memperhatikan Multiple Intelligences mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wisnuwardhana Malang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Reciprocal Teaching memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar pada semester gasal 2014/2015 lebih tinggi dari pada nilai hasil belajar pada semester gasal 2013/2014 yaitu 80,18 dan 69,79. Kata Kunci: strategi pembelajaran, reciprocal teaching, multiple intelligences, kualitas pembelajaran 
PEMBERDAYAAN MAHASISWA KIMIA ORGANIK 1 (CGE-423) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MEKANISTIK, TUGAS PRESENTASI KELOMPOK DAN TUTOR SEBAYA DI JURUSAN KIMIA FMIPA UM Srini M Iskandar; Febi Dwi Widayanti
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa peserta matakuliah Kimia Organik I (CGE 423). PTK ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, yang setiap siklusnya meliputi 4 (empat) tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Tahap-tahap Siklus I adalah: (1) Perencanaan terdiri dari penyusunan kelompok secara acak, pendistribusian sub materi pokok yang akan dipresentasikan oleh tiap kelompok, penyampaian daftar rujukan dan menyiapkan alat penilaian; (2) Pelaksanaan terdiri dari PBM (presentasi oleh tiap-tiap kelompok belajar dan pelaksanaan tutor sebaya); (3) Observasi yaitu melakukan penilaian unjuk kerja presentasi semua kelompok, dan melakukan penilaian hasil belajar; (4) Analisis dan Refleksi, menarik kesimpulan bahwa siklus I belum memuaskan karena rerata skor tes adalah 66,48. Kesimpulan ini mengakibatkan bahwa siklus II harus dilaksanakan. Tahap-tahap Siklus II pada hakekatnya langkah-langkahnya hampir sama dengan Siklus I, kecuali pada Siklus II ditekankan pada pendekatan mekanistik. Hasil dari Siklus II memuaskan karena rerata skor tes adalah 83,40. Terjadi kenaikan rerata sebesar 16,92. Demikian juga kualitas presentasi kelompok meningkat ditinjau dari cara menjelaskan dan cara menjawab pertanyaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan berupa pendekatan mekanistik, tugas presentasi kelompok, dan tutor sebaya dapat memberdayakan mahasiswa peserta matakuliah Kimia Organik I (CGE 423).
Level penalaran proporsional siswa dalam memecahkan missing value problem Anton Prayitno; Alvia Rossa; Febi Dwi Widayanti
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol 6, No 2: November 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjan Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jrpm.v6i2.19728

Abstract

Tujuan penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk mendeskripsikan level penalaran proporsional siswa kelas VIII SMP dalam memecahkan masalah satu nilai yang tidak diketahui (missing value problem). Instrumen penelitian ini berupa lembar tugas tentang masalah satu nilai yang tidak diketahui yang telah di validasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalipare Malang dengan jumlah 33 siswa. Prosedur pengambilan data diawali dengan siswa diminta mengerjakan instrumen penelitian. Setelah mendapat data hasil pekerjaan siswa, dipilih tiga siswa sebagai subjek penelitian untuk dilakukan wawancara dengan tingkat penalaran proporsional yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran proporsional siswa berada pada level 0, level transisi 0 ke 2, dan level 4. Pada level 0, siswa memecahkan masalah satu nilai yang tidak diketahui menggunakan selisih dan sembarang operasi. Pada level transisi dari 0 ke 2, siswa memecahkan masalah satu nilai yang tidak diketahui menggunakan selisih kemudian beralih menggunakan cara membangun kedua ukuran (building both measure). Pada level 4, siswa memecahkan masalah satu nilai yang tidak diketahui hanya menggunakan aturan perkalian silang. Level of student’s proportional reasoning in solving missing value problemAbstractThe purpose of this qualitative descriptive study was to describe the level of proportional reasoning eighth-grade students in solving the problem of the unknown values. This research instrument was an assignment sheet about a missing value problem that validated. The subjects of this research were students of class VIII of SMP Negeri 1 (State Junior High School) Kalipare, Malang, Indonesia, with a total of 33 students. Data collection procedures begin with students being asked to do research instruments. After obtaining data on student work, three students selected as research subjects for interviews with different proportional levels of reasoning. The results showed that students' proportional reasoning was at level 0, transition level 0 to 2, and level 4. At level 0, students solved the problem of missing value problem using differences and arbitrary operations. At the transition level from 0 to 2, students solve the problem of missing value problem using the difference and then switch to using building both measure methods. At level 4, students solve the problem of one unknown value using only the rules of cross multiplication.
Problem Base Learning Virtually In Blended Learning Model for Chemistry Lessons During The Covid-19 Pandemic Nurin fitriana; Febi Dwi Widayanti; Bayu Firmanto
JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Vol 9, No 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Publisher : Pendidikan Kimia Unimus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jps.9.1.2021.14-25

Abstract

Learning from home become one of the government's policies in overcoming the Covid-19 pandemic that hit Indonesia and even the world today. This becomes the foundation of learning activities that require to use of internet technology so that learning objectives continue to run and are achieved. The use of online learning must be well planned so that students can still be student-centered who can construct their knowledge with contextual abilities. Problem Base Learning Virtually (PBL-V) is one model that can be implemented in exploring student understanding. This type of research is quantitative descriptive with data collection techniques through a questionnaire using a Likert scale. The results of this assessment indicate a positive response strongly agreed as much as 53% of the use of PBL-V in the learning activities of the chemistry lessons. As many as 63% of students expressed strongly agree with the use of blended learning composition offline: online 10:90. Offline is carried out before the social restriction regulations are then carried out online learning so that learning objectives are still achieved during the Covid-19 pandemic.
PENERAPAN KEGIATAN PEER TUTOR DALAM PEMBELAJARAN DARING Dimas Singgih Sulistyo Wardani; Febi Dwi Widayanti; Sri Rahayuningsih
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i2.4965

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimanakah penerapan kegiatan peer tutor dalam pembelajaran daring. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang mengikuti matakuliah Profesi Kependidikan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu: (1) Rencana penerapan kegiatan peer tutor; (2) Instrumen tes hasil belajar mahasiswa; (3) Lembar Angket. Hasil penelitian yang meliputi hasil diskusi kelompok, hasil tes, dan hasil angket. Berdasarkan hasil tes secara klasikal sebesar mahasiswa telah mencapai ketuntasan, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa telah memahami materi yang telah dipelajari. Hasil angket respon yang sangat positif terhadap penerapan kegiatan “Peer Tutor” dalam pembelajaran daring. Penerapan kegiatan “peer tutor” dalam pembelajaran daring terdiri dari tiga tahap, yaitu peer, tutoring dan evaluation. Penerapan kegiatan “peer tutor” dalam pembelajaran daring dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan peduli kepada teman, serta dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep mahasiswa.Abstract: The purpose of this study is to describe how peer tutor activities are implemented in online learning. This research is classified as quantitative descriptive research. This research was conducted on students who follow the education profession.Instruments used to collect data in this study, namely: (1) Plan for the application of peer tutor activities; (2) Instrument test results of student learning; (3) Angket sheet. The results of the study included the results of group discussions, test results, and questionnaire results. Based on the results of the test classically 77.8% of students have reached completion, it can be said that students have understood the material that has been studied. The results of a very positive response to the application of "Peer Tutor" activities in online learning.The application of "peer tutor" activities in online learning consists of three stages, namely peer, tutoring and evaluation. The application of "peer tutor" activities in online learning can foster a confident and caring attitude to friends, and can develop the ability to understand student concepts.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS RELIGIUS Eny Wahyu Suryanti; Febi Dwi Widayanti
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.835 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter berbasis religius di Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Kota Malang pada tingkat Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang datanya diperoleh dari observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter berbasis religius diterapkan melalui program Maqoman Mahmudah dan program Evereday with Al Quran. Beberapa strategi pendidikan karakter yang dilakukan yaitu: 1) Keteladanan; 2) Pembelajaran; 3) Pemberdayaan dan pembudayaan; 4) Penguatan; dan 5) Penilaian. Pendidikan karakter harus diintegrasikan pada pendidikan agama. Peranan agama dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam hal pengarah, pembimbing, dan penyeimbang karakter peserta didik.
DESAIN MATEMATIKA BERMAKNA UNTUK PENGUATAN LITERASI NUMERASI SISWA SMP Anton Prayitno; Febi Dwi Widayanti; Nukhan Wicaksana Pribadi
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v10i2.14174

Abstract

Pembelajaran matematika bermakna apabila dipandang dari guru, terkait dengan “bagaimana guru mengarah, memicu dan membangkitkan siswa untuk belajar secara bermakna”. Dari sudut pandang siswa, terkait dengan “bagaimana siswa belajar mulai dari mengonstruksi konsep dan pengetahuan baru (apa yang dipelajari), menyelesaikan masalah, menganalisis, dan mengambil keputusan yang tepat untuk masalah tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran matematika bermakna untuk penguatan literasi numerasi, karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan. Subjek penelitian ini adalah SMP 5 Karangploso yang menjadi mitra dalam kegiatan riset MBKM. Berdasarkan hasil pengembangan dan tahap uji coba, maka LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria keefektifan, memenuhi kriteria kevalidan, dan kepraktisan (keterlaksanaan). Disisi lain, bahwa nilai Fhitung gaya berpikir siswa sebesar 6.20 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.010< 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan literasi numerasi siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran matematika bermakna lebih baik dari siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kata kunci: matematika bermakna, litreasi numerasi, mathematical thinking Abstract: Mathematics learning is meaningful from the teacher's point of view, related to "how the teacher leads, triggers and awakens students to learn meaningfully." From the student's point of view, it is related to "how students learn starting from constructing new concepts and knowledge (what is learned), solving problems, analyzing, and making the right decisions for certain problems. This study aimed to develop a meaningful mathematical learning model for strengthening numeracy literacy; therefore, this study used a development research approach. The subject of this research is SMP 5 Karangploso, a partner in MBKM research activities. Based on the development and trial phase results, the worksheet meets the criteria of effectiveness, validity, and practicality. On the other hand, the F value of students' thinking style is 6.20, with a probability or significance value of 0.010 < 0.05. So that the numeracy literacy skills of students who are taught using meaningful mathematics learning are better than students who use conventional learning methods. Keywords: meaningful mathematics, literacy-numeracy, mathematical thinking
Pembelajaran Leading By Example: Analisis Keterampilan Mengajar Calon Guru Lina Arifah Fitriyah; Febi Dwi Widayanti
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 6 No. 1 (2023): Januari-April 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.6.1.2023.2349

Abstract

This study aims to describe leading by example and conventional learning and to determine the effect on prospective teacher learning outcomes in their teaching abilities. The study was conducted using two samples, namely experimental subjects who were taught using leading by example and control subjects who were taught conventionally. The subjects of this study were prospective teachers in the education study program, as much 15 experimental subjects and 12 control subjects. The research instruments used were lesson plans assessment sheets, media assessment sheets, and teaching skills assessment sheets and learning outcomes (posttest). The research data were analyzed using the independent sample T test. The results showed that prospective teachers who were taught leading by example had an average learning value higher than prospective teachers who were taught conventionally with the results of hypothesis testing obtained t count > t table and a significance value <0.05. This means that there is a difference in the average learning outcomes of experimental subjects and control subjects. Thus the use of leading by example is considered good for application in learning because lecturers as leaders in learning must be able to be a mirror in teaching teaching practice, planning lessons, monitoring learning to carry out learning evaluations for prospective teachers..
DESAIN PEMBELAJARAN PEDATI PADA MODEL BLENDED LEARNING Sri Rahayuningsih; Febi Dwi Widayanti; Indria Kristiawan
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 15, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v15i2.19197

Abstract

Abstrak: Berakhirnya pandemi Covid-19 di masa sekarang ini membawa dampak pada dunia pendidikan, salah satunya peralihan pelaksanaan pembelajaran secara daring menuju luring. Dengan demikian, agar perubahan tidak terlalu signifikan dan tidak meninggalkan kebiasaan sebelumnya, maka dilakukan suatu pembelajaran blended learning. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran tetap daring namun juga tidak meninggalkan tatap muka dengan pendidik. Prinsip yang dapat mengolaborasikan kedua aktivitas tersebut adalah penerapan prinsip PEDATI (Pelajari, Dalami, Terapkan, Evaluasi). Model blended learning dirancang dengan memadukan pembelajaran tatap muka dan teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat daring (online). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan desain pembelajaran PEDATI dalam Model Blended Learning di Universitas Wisnuwardhana. Metode deskriptif kualitatif digunakan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi pustaka. Penelitian ini dimual dengan mempersiapkan konten matakuliah Profesi Kependidikan pada LMS Universitas. Hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah desain pembeajaran PEDATI dalam Model Blended Learning yang meliputi: 1) PElajari; 2) DAlami; 3) Terapkan; dan 4) evaluasI. Desain PEDATI pada Model Blended Learning di Universitas Wisnuwardhana diharapkan dapat memberi referensi atau rujukan bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di Perguruan Tinggi.Abstract:  The end of the current COVID-19 pandemic has had an impact on the world of education, one of which is the transition from online to offline learning. Thus, so that changes are not too significant and do not abandon previous habits, blended learning is carried out. This is done so that learning remains online but also does not involve face-to-face contact with educators. The principle that can collaborate these two activities is the application of the PEDATI principle (Learn, Explore, Apply, Evaluate). The blended learning model is designed by combining face-to-face learning and online information and communication technology. This research aims to describe the PEDATI learning design in the Blended Learning Model at Wisnuwardhana University. Qualitative descriptive methods were used with data collection techniques in the form of observation and literature study. This research began by preparing the content for the Education Professionals course at the University's LMS. The results achieved in this research are the PEDATI learning design in the Blended Learning Model which includes: 1) LEARN; 2) Natural; 3) Apply; and 4) evaluation. It is hoped that the PEDATI design in the Blended Learning Model at Wisnuwardhana University can provide a reference for educators in carrying out learning in higher education.