Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pelatihan Deteksi Dini Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Guru KB-TK Labschool Unesa Yohana Wuri Satwika; Satiningsih; Siti Ina Savira; Miftakhul Jannah; Ira Darmawanti
Majalah Ilmiah UPI YPTK Vol. 29 (2022) No. 1
Publisher : Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jmi.v29i1.96

Abstract

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) is a medical disorder that can be recognized by specific behavioral characteristics, namely inattention to surroundings, easily distracted condition, and an attitude of following one's own will. Children diagnosed with ADHD require special treatment so that their specificity can be fulfilled. Teacher knowledge about ADHD is an important thing in order to detect and provide the right educational model for students. The implementation of this training in community service uses modules and early detection tools for ADHD children or students. The purpose of this activity is so that teachers can identify the condition of their students whether any of these students lead to the characteristics of ADHD. Based on the results of the post-test and case discussions, the teachers at the beginning of the activity stated that they were still confused about the condition of their students so that they understood the situation of their students more clearly. The teachers also stated that they more clearly see the condition of the students they work with in class, especially for students who have a tendency to ADHD.   ADHD (Atention Deficit Hiperactivity Disorder) adalah kelainan medis yang dapat dikenali dengan ciri-ciri perilaku khusus sikap kurang memperhatikan sekeliling, kondisi mudah terganggu, dan sikap mengikuti kemauannya sendiri. Anak yang terdeteksi  ADHD membutuhkan penanganan yang khusus agar kekhususannya dapat terpenuhi. Pengetahuan guru tentang ADHD menjadi sebuah hal yang penting dalam rangka mendeteksi dan memberikan model pendidikan yang tepat bagi siswa. Pelaksanaan pelatihan dalam pengabdian kepada masyarakat ini  ini menggunakan modul dan alat deteksi dini untuk anak/ siswa ADHD. Tujuan kegiatan ini  adalah agar para guru dapat mengenali kondisi siswa mereka apakah ada dari para siswa tersebut yang mengarah kepada ciri-ciri ADHD. Berdasarkan hasil pre test post test dan diskusi kasus, para guru yang diawal kegiatan menyatakan masih bingung mengenai kondisi siswa mereka menjadi lebih memahami keadaan siswa mereka secara lebih jelas. Para guru juga menyatakan mereka lebih jelas melihat kondisi siswa yang mereka tangani di kelas terutama untuk siswa yang memiliki kecenderungan ADHD.   
GAMBARAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA YANG MENGALAMI HAMBATAN PRESENTASI Ira Puspita Anggraini; Ira Darmawanti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.16029

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kepercayaan diri pada siswa yang mengalami hambatan dalam melakukan presentasi dan mendapatkan informasi mengenai strategi dalam meningkatkan kepercayaan diri pada proses belajar. Metode penelitian kualitatif digunakan pada penelitian ini dengan pendekatan studi kasus. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 3 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan in deep interview dan Observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data bersumber dari Miles and Huberman, terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data Triangulasi sumber dan menggunakan bahan referensi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa partisipan memiliki kepercayaan diri yang kurang dalam melakukan presentasi. Kurangnya kepercayaan diri disebabkan siswa tidak memiliki aspek rasional dan realistis dalam dirinya. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa memiliki perasaan yang sensitif dalam melakukan presentasi atau mencoba hal yang baru. Adanya penelitian ini diharap bisa bermanfaat bagi seluruh pihak khususnya untuk subjek penelitian agar lebih memahami dirinya sendiri, selain itu subjek dapat memiliki kepercayaan diri yang lebih baik, sehingga siswa mampu meningkatkan kepercayaan diri yang lebih baik dalam proses pembelajaran berlangsung.
IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD KABUPATEN MOJOKERTO Satiningsih Satiningsih; Ira Darmawanti; Riza Noviana Khoirunnisa; Pinkan Pinardi; Raviika Widyasari Wowor
Transformasi dan Inovasi : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Program Studi S1, S2, S3 Mananajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpm.v3n2.p96-101

Abstract

The process of psychological assessment is a method used to evaluate the cognitive, emotional, and behavior-related aspects of children who have special needs. Within the framework of SD (primary schools) in Mojokerto regency, an assessment was carried out to determine the form of special needs and the condition of children's development aspects with indications of learning obstacles after the pandemic era. The assessments carried out include observation, interviews and standardized tests, and input from several professionals, including teachers, psychologists and special education specialists. The results showed a process of learning decline due to the lack of stimulation and interaction with indications of slow learner students and attention hyperactivity disorder (ADHD). As a follow-up to a series of community service activities, school staff received socialization and individual learning planning.
GAMBARAN STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG KEHILANGAN ORANG TUA DI MASA PANDEMI COVID 19 Nyimas Amnatul Aliyah; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 1 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i1.44823

Abstract

Abstrak Strategi coping merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk mengendalikan keadaan atau masalah yang meghambat dan juga merugikan dirinya. Perempuan yang memiliki pengalaman kehilangan orang tua perlu melakukan strategi coping untuk mengatasi kesedihan dan rasa dukanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi coping pada perempuan yang kehilangan orang tua di masa pandemi covid 19, mengguankan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun kriteria pada subjek yaitu berjenis kelamin perempuan yang berusia 19-25 tahun dan juga mengalami kehilangan orang tua di masa pandemi covid 19. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan teknik wawancara semi terstruktur dan juga menggunakan teknik analisis tematik. Uji keabsahan dapat pada penelitian ini menggunakan member checking dan juga significant other. Dalam penelitian ini, menemukan empat tema yaitu latar belakang peristiwa kehilangan orang tua, dampak dari kehilangan orang tua, strategi coping berpusat pada masalah dan strategi coping berpusat pada emosi. Dari hasil penelitian ini ketiga subjek melakukan strategi coping berpusat pada emosi dan strategi coping berpusat pada masalah secara bersamaan dan tepat. Meskipun masih terdapat kesedihan dan gangguan psikologis seperti gangguan tidur akibat adanya overthinking dan kekhawatiran yang dialaminya. Kata kunci : strategi coping berpusat pada maslaah, strategi coping berpusat pada emosi. Abstract Coping strategies are ways that a person does to control a situation or problem that hinders and also harms him. Women who have experienced the loss of a parent need to implement coping strategies to overcome their sadness and grief. This study aims to describe coping strategies for women who have lost their parents during the covid-19 pandemic, using a qualitative method with a case study approach. The criteria for the subject are female, aged 19-25 years and also experienced the loss of a parent during the covid 19 pandemic. The data collection technique used was semi-structured interview technique and also used thematic analysis techniques. The validity test can be done in this study using member checking and also the significant other. In this study, found four themes, namely the background of the event of losing a parent, the impact of losing a parent, problem-centered coping strategies and emotion-centered coping strategies. From the results of this study, the three subjects performed an emotion-centered coping strategy and a problem-centered coping strategy simultaneously and appropriately. Although there are still sadness and psychological disorders such as sleep disturbances due to the overthinking and worries they experience. Keywords: problem-centered coping strategy, emotion-centered coping strategy
HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNESA DI MASA PANDEMI COVID-19 Thresia Putrianna Lumban Gaol; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 1 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i1.44998

Abstract

Abstrak Pandemi adalah situasi terjadinya suatu wabah penyakit yang menular dan menyebar secara meluas di seluruh negara. Kondisi ini mengarahkan mahasiswa pada situasi yang menjadi tantangan bagi dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gratitude dengan Subjective Well-Being pada mahasiswa Psikologi UNESA di masa pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif korelasional dengan subjek penelitian berjumlah 188 mahasiswa sebagai partisipan dan 30 mahasiswa sebagai sampel tryout. Teknik analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat nilai signifikansi pada Gratitude dengan Subjective well-being sebesar 0.000 (Sig. < 0.05) yaitu kurang dari 0.05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.638 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Gratitude dengan Subjective Well-Being pada mahasiswa Psikologi UNESA di masa pandemi Covid-19. Hasil menunjukan terdapat hubungan yang kuat dan memiliki arah hubungan yang positif sehingga apabila Gratitude (X) meningkat maka Subjective Well-Being (Y) juga meningkat, begitupun sebaliknya. Penelitian ini menunjukkan besaran kontribusi variabel Gratitude terhadap Subjective Well-Being adalah sebesar 40.7% sedangkan 59.3% sisanya disumbangkan oleh faktor lain. Kata Kunci : Bersyukur, Kesejahteraan Subjektif, Mahasiswa, Pandemi Covid-19 Abstract A pandemic is a situation where there is an outbreak of a disease that is contagious and spreads widely throughout the country. This condition leads students to situations that are challenging for them. This study aims to determine the relationship between gratitude and subjective well-being in (State University of Surabaya Psychology students during the Covid-19 pandemic. The research was conducted using Correlational Quantitative methods with the research subjects totaling 188 students as participants and 30 students as the tryout sample. The data analysis technique used Pearson Product Moment correlation. Based on the results of the correlation analysis, it shows that there is a significance value in Gratitude with Subjective well-being of 0.000 (Sig. <0.05), which is less than 0.05 with a correlation coefficient value of 0.638 so it can be concluded that there is a significant relationship between Gratitude with Subjective Well-Being to Universitas Negeri Surabaya Psychology students during the Covid-19 Pandemic. The results show that there is a strong relationship and has a positive direction, so that when Gratitude (X) increases, Subjective Well-Being (Y) also increases, and vice versa. This study shows that the contribution of the Gratitude variable to Subjective Well-Being is 40.7%, while the remaining 59.3% is contributed by other factors. Keywords : Gratitude, Subjective Well-Being, Students, Covid-19 Pandemic
PENGALAMAN CAREGIVER INFORMAL DALAM MERAWAT LANSIA PADA MASA PANDEMI Dwi Yani Qurrota A’yun; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 2 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i2.45573

Abstract

Abstrak Masa pandemi mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia sehingga akan berdampak pada banyak hal termasuk pada lansia. Lansia sendiri termasuk kedalam kategori kelompok yang rentan terjangkit corona sehingga diperlukan berbagai pencegahan agar hal tersebut dapat terhindar selain itu lansia sendiri dalam kegiatan sehari harinya mengalami berbagai kendala sehingga mereka memerlukan bantuan caregiver dalam kehidupan sehari harinya. Caregiver di masa pandemi tidak hanya dituntut untuk beradaptasi dengan pandemi namun juga harus beradaptasi dalam memberikan perawatan terhadap lansia pada masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang dipergunakan ialah pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Subjek dalam penelitian ini ialah tiga orang, dimana mereka ditentukan dengan kriteria sebagai berikut; (1) caregiver adalah anggota keluarga yang memberikan perawatan kepada lansia, (2) caregiver telah memberikan perawatan kepada lansia minimal selama satu tahun, (3) caregiver bertempat tinggal dalam satu rumah dengan lansia yang dirawatnya, (4) caregiver berkenan menjadi subjek dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan ialah interpretative phenomenological analysis (IPA). Penelitian ini menemukan hasil bahwa alasan caregiver merawat lansia rata rata dikarenakan rasa tanggung jawab. Beban yang dirasakan oleh caregiver saat memberikan perawatan pada lansia di masa pandemi meliputi beban merawat secara fisik, psikologis, dan finansial. Kata Kunci: caregiver informal, lansia, pandemi Abstract The pandemic period affects all aspects of human life so that it will have an impact on many things, including the elderly. The elderly themselves are included in the category of groups who are prone to contracting the corona virus so that various precautions are needed so that this can be avoided. Besides that, the elderly themselves experience various obstacles in their daily activities so they need caregiver assistance in their daily lives. Caregivers during a pandemic are not only required to adapt to the pandemic but also have to adapt in providing care for the elderly during a pandemic. This study uses a qualitative method. The approach used is a phenomenological approach. The data were collected using a semi-structured interview method. The subjects in this study were three people, where they were determined by the following criteria; (1) caregivers are family members who provide care for the elderly, (2) caregivers have provided care for the elderly for at least one year, (3) caregivers live in the same house with the elderly they care for, (4) caregivers are willing to be subjects in the study this. The data analysis used is interpretative phenomenological analysis (IPA). This study found that the reason for caregivers caring for the elderly was due to a sense of responsibility. The burden felt by caregivers when providing care to the elderly during a pandemic includes the burden of caring for physically, psychologically, and financially. Keywords: informal caregiver, pandemic, elderly
GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA DEWASA AWAL PENYANDANG CEREBRAL PALSY Aulia Wahidatul Fajriah; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 2 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i2.45574

Abstract

Abstrak Setiap individu diharapkan dapat menjalankan tugas perkembangan pada masa dewasa awal agar dapat tercapainya psychological well-being. Akan tetapi tidak semua orang dilahirkan dengan kondisi yang sempurna misalnya saja individu penyandang cerebral palsy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami gambaran psychological well-being pada dewasa awal penyandang cerebral palsy. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah penyandang cerebal palsy sejak lahir dengan kategori dewasa awal. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan observasi. Teknik analisa data menggunakan analisa tematik serta menggunakan member check dan triangulasi data sebagai uji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan jika subjek memiliki psychological well-being yang cukup baik. Subjek mampu menerima dirinya sehingga mampu merasa percaya diri. Hubungan positif dilakukan dengan saling menyayangi, melengkapi dan berempati. Kemandirian yang terjadi pada kedua subjek sedikit berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan kategori cerebral palsy yang dialaminya sehingga menyebabkan SR lebih memiliki kemandirian dari pada LA. Kemampuan beradaptasi juga dimiliki oleh kedua subjek. Adanya tujuan hidup membuat kedua subjek selalu bersemangat dan berusaha. Pengembangan diri dilakukan oleh kedua subjek agar dapat terus mengembangkan potensinya. Kata Kunci: dewasa awal, cerebral palsy, psychological well-being Abstract Each individual is expected to be able to carry out developmental tasks in early adulthood in order to achieve psychological well-being. However, not everyone is born with perfect conditions, for example individuals with cerebral palsy. This study aims to determine and understand the description of psychological well-being in early adults with cerebral palsy. This study uses a qualitative method with a case study approach. The subjects in this study were people with cerebral palsy from birth with the category of early adulthood. Data were collected through semi-structured interviews and observation. The data analysis technique uses thematic analysis and uses member checks and data triangulation as a test of the validity of the data. The results showed that the subject had a fairly good psychological well-being. Subjects are able to accept themselves so they can feel confident. Positive relationships are carried out by loving, complementing and empathizing. The independence that occurs in the two subjects is slightly different. This is due to the different categories of cerebral palsy he experienced, causing SR to have more independence than LA. Adaptability is also owned by both subjects. The existence of a purpose in life makes both subjects always enthusiastic and trying. Self-development is carried out by both subjects so that they can continue to develop their potential. Kata Kunci: Early adulthood, cerebral palsy, psychological well-being
STRATEGI REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA DENGAN BANYAK PERAN Kinanti Hanum Kumala; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 3 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i3.46151

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mengetahui strategi regulasi emosi pada mahasiswa yang memiliki banyak peran (sebagai mahasiswa, tergabung dalam suatu organisasi, dan sedang bekerja paruh waktu). Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perpektif fenomenologi dengan variabel regulasi emosi yang akan diteliti secara mendalam. Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis tematik (thematic analysis). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 (empat) orang dengan kriteria yang telah ditentukan dan subjek ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling serta menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa keempat subjek menerapkan strategi regulasi emosi berupa respon focused strategi (expressive suppression) dan antesedent focused strategy (cognitive reappraisal). Subjek menerapkan strategi regulasi emosi karena seringkali mereka diliputi emosi negatif ketika dihadapkan dengan berbagai peran yang dijalaninya. Hal yang paling memengaruhi subjek tetap bertahan dalam memiliki peran banyak adalah adanya support system yang baik. Kata kunci: strategi regulasi emosi, banyak peran, mahasiswa Abstrack The purpose of this study was to understand and determine the strategy of emotion regulation in students who have many roles (as children, students, members of an organization, and workers). This research uses a qualitative approach with a phenomenological perspective with emotional regulation variables that will be studied in depth. This data was analyzed using interpretative phenomenological analysis (IPA). The subjects in this study were 4 (four) people with predetermined criteria and these subjects were selected using purposive sampling technique and using data collection techniques in the form of semi- structured interviews and observation. The results of this study found that the four subjects applied emotion regulation strategies in the form of response focused strategies (expressive suppression) and antecedent focused strategies (cognitive reappraisal). Subjects apply emotion regulation strategies because they are often overwhelmed with negative emotions when faced with the various roles they play. The thing that most influenced the subject to persist in having multiple roles was the existence of a good support system. Keywords: strategy of emotion regulation, many roles, student
MOMOK PERPECAHAN DI DALAM KELUARGA AKIBAT BERITA BOHONG Pinkan Pinardi; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 9 No. 5 (2022): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v9i5.47493

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman subjek sebagai terdampak persebaran hoax melalui grup Whatsapp keluarga, bagaimana subjek menyikapi perdebatan didalam keluarganya, dan apa implikasinya terhadap dirinya sendiri maupun keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian ditentukan secara purposif dengan melihat dan mempertimbangkan seberapa aktif diskusi yang terbentuk pada grup Whatsapp keluarganya. Data dirangkum melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga tema dominan, yaitu pengalaman hoax dalam keluarga, perdebatan didalam keluarga, dan presepsi dan harapan terhadap keluarga yang diharapkan oleh subjek selaku penerima hoax. Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa generasi muda cukup mampu dalam menyaring berita-berita mana yang benar atau hoax sedangkan orang tua lebih sering menerima informasi begitu saja tanpa diikuti dengan literasi yang mumpuni. Hal ini yang kemudian membuat grup Whatsapp keluarga malah menjadi sebuah tempat perdebatan antar dua kubu anggota keluarga. Terdapat keresahan jika terjadi perdebatan didalam keluarga subjek namun subjek juga menerima hal tersebut dan memberikan pengertian berupa literasi yang cukup terhadap anggota keluarga yang lain terkait berita-berita yang belum diketahui kebenarannya. Kata Kunci : Perdebatan, hoax, grup Whatsapp keluarga. Abstract This study aims to reveal the subject's experience as being affected by the spread of hoaxes through family Whatsapp groups, how the subject responds to debates within his family, and what are the implications for himself and his family. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods. The research subjects were determined purposively by looking at and considering how active the discussions were in the family's Whatsapp group. Data were summarized through semi-structured interviews. The results of this study indicate three dominant themes, namely the experience of hoaxes in the family, debates within the family, and the perceptions and expectations of the family that are expected by the subject as the recipient of the hoax. In general, this study concludes that the younger generation is quite capable of filtering out which news is true or hoax, while older people often take information for granted without being followed by qualified literacy. This then made the family Whatsapp group a place of debate between the two camps of family members. There is unrest if there is a debate within the subject's family but the subject also accepts this and provides understanding in the form of sufficient literacy to other family members regarding news that is not yet known to be true. Keywords: Debate, hoax, family Whatsapp grup.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19 Erfin Hidayat; Ira Darmawanti
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 8 No. 9 (2021): Character: Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v8i9.48038

Abstract

Abstrak Covid-19 memiliki berbagai dampak khususnya yang terjadi di Indonesia. Salah satu dampaknya di bidang pendidikan, para pelajar dilarang untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka untuk menghindari kontak langsung yang dapat mempermudah penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, para peserta didik diwajibkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk meminimalisir adanya penyebaran Covid-19 dengan menggunakan berbagai aplikasi seperti zoom, google meet, google classroom, whatsapp group, dan berbagai aplikasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stress akademik pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa aktif jurusan psikologi Universitas Negeri Surabaya yang terbagi dalam dua kelompok yaitu subjek tryout dengan jumlah 30 mahasiswa dan subjek penelitian yang berjumlah 231 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala persepsi dukungan sosial dan skala stress akademik. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi menggunakan pearson product moment. Hasil dari analisa data menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,842 dan signifian sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial dan stress akademik yang berarti apabila dukungan sosial yang dirasakan mahasiswa tinggi, maka stress akademik yang dirasakan mahasiswa tersebut rendah. Sebaliknya, jika dukungan sosial yang dirasakan mahasiswa tersebut rendah, maka stres akademik yang dirasakan mahasiswa oleh mahasiswa tersebut tinggi. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Stres Akademik, Covid-19. Abstract Covid-19 has had various impacts, especially in Indonesia. One of the impacts in the field of education is that students are prohibited from conducting face-to-face learning to avoid direct contact that could facilitate the spread of Covid-19. Therefore, students are required to conduct distance learning (PJJ) to minimize the spread of Covid-19 by using various applications such as zoom, google meet, google classroom, whatsapp group, and various other applications. This study aims to determine the relationship between social support and academic stress in students during the Covid-19 pandemic. This research is a quantitative research. The subjects of this study were active students majoring in psychology at the State University of Surabaya which were divided into two groups, namely the tryout subject with a total of 30 students and the research subject totaling 231 people. Data were collected using the perceived social support scale and the academic stress scale. The data were then analyzed using a correlation test using Pearson's product moment. The results of the data analysis showed that the correlation coefficient value was 0.842 and the significance was 0.000 (p < 0.05). The results show that there is a negative relationship between social support and academic stress, which means that if the social support felt by students is high, the academic stress felt by students is low. On the other hand, if the social support felt by the student is low, then the academic stress felt by the student is high. Keywords: Social Support, Academic Stress, Covid-19.