Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

VARIASI BAHAN MAKANAN CAMPURAN (BMC) DALAM MENINGKATKAN BERAT BADAN BALITA DENGAN GIZI KURANG (Statu Analisis di Desa Karangdayu Baureno Kabupaten Bojonegoro ) WIWIK UTAMI, WIWIK UTAMI; Rahmawati, Rahmawati
Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 3, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN KESEHATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.08 KB)

Abstract

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, supaya tumbuh dan kembangnya optimal harus terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Dewasa ini banyak makanan ringan yang enak, sedap dan menarik namun tidak bergizi. Anak balita belum bisa menentukan sendiri mana kebutuhan makan yang bergizi dan tidak khususnya makanan selingan/jajanan. Akibatnya banyak anak makan jajanan yang kurang mengandung gizi. Masalah gizi sampai saat ini adalah  gizi kurang dan gizi buruk merupakan salah satu dari lima masalah gizi nasional yang masih kita hadapi.  Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah gizi kurang ini adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahan makanan campuran dan pemeliharaan gizi balita sehingga konsumsi zat gizi anak akan berkurang. Hal  ini menyebabkan melemahnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Keadaan ini akan semakin memperburuk status gizi anak. Kebutuhan zat gizi pada anak balita semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Apabila hal ini berlangsung terus menerus, status gizi anak semakin memburuk dan dapat menjadi gizi buruk. Anak yang berstatus gizi kurang  sewaktu-waktu dapat menjadi status gizi buruk Anak balita dengan usia 1-5 tahun merupakan fase pertumbuhan  anak yang memerlukan asupan zat gizi yang lebih banyak daripada usia dewasa. Kekurangan asupan gizi  pada usia 1-5 tahun akan menimbulkan gangguan pertumbuhan jaringan, sehingga rawan terjadinya gizi kurang dan gizi buruk. Pemberian Bahan Makanan Campuran (BMC)  dan edukasi pemberian makanan yang benar sesuai umur anak merupakan salah satu solusinya (Almatsier Sunita, 2001 : 37). Bahan Makanan Campuran bisa diberikan sebagai selingan diantara makanan pokok. Bahan makan ini terdiri dari campuran antara kedelai dan beras karena mudah didapat dan mudah diolah sebagai jajanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan berat badan balita (1-5 tahun) yang diberikan jajanan Bahan Makanan Campuran (BMC) dan tidak pada gizi kurang di desa Karangdayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro tahun 2012.Penelitian ini  merupakan eksperimen semu, dengan desain time series, dimana variabel diukur lebih dari satu kali untuk mengungkapkan pengaruh BMC terhadap perubahan berat badan. Populasinya semua balita dengan gizi kurang sebanyak  26, sampel diambil dengan teknik simple random sampling dengan besar sampel 12 responden kelompok perlakuan dan 12 responden sebagai kontrol. Variabel indenpendennya adalah pemberian BMC dan variabel dependennya adalah berat badan. Data dikumpulkan dan dianalisis secara deskriftif dengan distribusi frekuensi dan analitik dengan uji statistiuk anova repeated measure untuk menguji pengaruh BMC pada kelompok perlakuan dan Analisis independent sample t-test untuk menguji perbedaan berat badan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Hasil penelitian menunjukkan Balita Gizi kurang di Desa Karangdayu sebagian besar wanita berusia antar 25-36 bulan, dengan riwayat berat badan lahir semua lebih dari 2500mg, anak pertama, status imunisasi lengkap, tidak ada pantangan makanan, dalam enam bulan terakhir rata-rata pernah mengalami penyakit ISPA (Infeksi Saluran nafas Atas) dan  jika sakit di bawa ke petugas kesehatan. Umumnya ibu responsen berusia antara 21-40 tahun ayah lebih dari 40 tahun,  pendidikan rata-rata dasar (SMP), jumlah anak rata-rata 2 orang, pekerjaan ibu rumah tangga sedangkan ayah  petani,  penghasilan di bawah UMR,  pengetahuan tentang Gizi cukup. Meskipun tidak menonjol, tetapi dapat dilihat terjadinya kenaikan berat badan pada minggu pertama dan kedua setelah diberi BMC, dengan tren yang semakin meningkat seiring waktu. Pada kelompok perlakuan, tren berat badan cenderung terus meningkat, sedangkan pada kelompok kontrol tren berat badan cenderung tetap dan menurun. minggu pertama dan minggu kedua setelah diberi BMC. Hubungan linear  ditunjukkan dengan sig. 0,002, artinya hubungan BMC terhadap berat badan linear, Ada perbedaan berat badan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dengan nilai mean yang ditunjukkan pada kelompok perlakuan 10.744 dan kelompok kontrol 9.7808.Kesimpulannya semakin lama diberikan BMC pada balita Gizi kurang, maka berat badan semakin meningkat. Berat badan balita gizi kurang yang diberi BMC lebih baik daripada yang tidak diberi BMC ada perbedaan berat badan sebelum diberi BMC. Hendaknya orang tua menambah pengetahuan dan senantiasa membuatkan jajanan BMC sebagai jajanan yang mengandung nilai kalori dan protein yang tinggi. Serta membuat variasi jajanan yang lainnya selain menu pada penelitian serta menciptakan menu baru supaya anak tidak bosan. Kader Posyandu memotivasi kepada ibu balita senantiasa membawa anaknya ke posyandu. Puskesmas hendaknya mengajari kader untuk memantau balita Gizo kurang dan memberikan penyuluhan secara berkala misalnya tiap bulan. Dinas Kesehatan memberi pelatihan penanganan gizi kurang dan memantau Gizi kurang supaya tidak menjadi Gizi buruk. Kata kunci: Bahan Makanan Campuran, balita, Gizi kurang.
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK YANG SEBELUMNYA MENGIKUTI PLAY GROUP DAN TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP di TK Desa Sumbang Timun Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro tahun 2014 Differences inchildren aged 4-5 years of independence that previously followed the UTAMI, WIWIK; S, ATIK
Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 7, No 2 (2016): Asuhan Kesehatan JURNAL PENELITIAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.482 KB)

Abstract

The phenomenon that occurs in some students in the village Sumbang Timun  there are  students still ask accompanied in the classroom when learning activities and play in the classroom, then there is also the task of the teacher handed to his parents while learning and playing in class, aim study analyzes differences that previously followed the childs independence play group with kids who do not follow the play group in the village of Sumbang Timun. Analytical research design types comparative study with retrospective approach, with a population of 50 respondents. Large samples are 44 respondents, independentn variables is independence, dependentnya variable is children aged 4-5 years who had previously followed the play group and children aged 4-5 years who had not followed the play group sampling using random sampling techniques, data collected by observation later in editing, coding, scoring, tabulating, which is then analyzed with cross tabs. The results of the 44 respondents in Sumbang Timun are children who previously followed the play independent group of 20 children (90.9%), not independent as much as 2 children (9.1%), while that does not follow the play as an independent group of 8 children (18, 18%) and not independent 14 children (31.81%) There are differences in the independence of children aged 4-5 years earlier following the play group and who do not follow the play group, which previously follow play group is more independent than those not following the play group in the village of Sumbang Timun, and parents should be expected to involve the child in school play group before entering kindergarten to establish the independence of children from an early age.
Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Sumberbendo Bubulan Wiwik Utami, Wiwik Utami; Evita Muslima Isnanda Putri, Evita Muslima Isnanda Putri; Oktaviani K, Oktaviani K
Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 10, No 2 (2019): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baby aged 6-24 months need to be given complementary feeding because in need of other nutrients for the development of his body. At this time the baby began to be active in its development. The purpose of this study was to analyze the relationship of ASI Breastfeeding Supplement (CBF) with nutritional status of baby aged 6-24 months in Sumberbendo Village, Bubulan District, Bojonegoro Regency 2018.                           This research design use analytic with cross sectional approach. The population of mothers who have baby under five (6-24 months) in Sumberbendo Village Bubulan District Bojonegoro Regency 2018, the sample of 41 respondents with simple random sampling technique. Variables of CBF were taken with questionnaire and nutritional status of under-five baby taken by observation. Data processed through editing, coding, scoring, tabulating, analyzed by spearman rho statistical test.Result of research from 41 respondents more than half respondents did not give appropriate amount of CBF as many as 26 people (63,41%), more than half of baby less than 21 people (51,22%), and less than half of respondents the provision of CBF did not match as many as 18 respondents (43.9%). It is concluded that there is a relationship of giving of CBF with nutritional status of baby aged 6-24 months in Sumberbendo Bubulan Bojonegoro 2018.Hopefully the respondent increase their understanding about CBF by actively come to Integrated service post and follow counseling about CBF provided by health workers or through print and electronic media available around respondents.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN UTAMI, WIWIK; Astuti, Novia Dwi
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 2, No 1 (2011): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.544 KB)

Abstract

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan, sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan pada anak meliputi beberapa aspek salah satunya adalah perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak usia (3-5) tahun di PLAYGROUP Taman Hati Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.Penelitian menggunakan deskriptif, dengan populasi ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun di PLAYGROUP Taman Hati Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro sebanyak 30 responden. Tehnik sampling menggunakan Porposive sampling dengan jumlah sampel 25 responden yang termasuk krikteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisa dengan analisa deskriptif (mean, median, modus, minimum, maksimum dan prosentase).Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak usia  (3-5 tahun) dengan nilai mean = 5,16, nilai modus = 4 dan nilai median = 5,00 terdapat 11 (73,3%) responden berpengetahuan belum baik.Berdasarkan hasil penelitian ini maka  pengetahuan ibu di PLAYGROUP Taman Hati Desa Dander Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro perlu meningkatkan pengetahuannya tentang perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak usia 3-5 tahun dengan rutinya datang ke posyandu untuk mengikuti berbagai penyuluhan khususnya tentang cara memantau perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak.Kata Kunci :   Pengetahuan, Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus, Anak Usia 1-3 tahun
STUDI KOMPARASI NYERI PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER MENGGUNAKAN JELLY DENGAN LUBRICATION ADEKUAT DI IGD RSUD DR. R SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO TAHUN 2014 UTAMI, WIWIK; ZUHRIYAH, AINU; YANTI, YANTI
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 6, No 1 (2015): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.529 KB)

Abstract

Abstract Installation of catheter represents action of invasive and can generate to pain, because when catheter is set will make a friction between after catheter and urethra wall. Technics setting jelly into urethra could minimalize mount of irritation and pain. Target of this research is to know difference of pain at patient attached with catheter between using jelly and lubrication adequate.The research method of analytic comparison with population all patient to be attached with catheter in IGD RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, sample some of patient appropriate with the criterion of inclusion, sampling use accidental sampling. This research variable is pain at patient attached with catheter using jelly and lubrication adequate. Collecting data by observation, then processed with editing, coding, tabulating and analyzed by using test of Mann Whitney U-Test.Result of research from 20 respondents which attached catheter use jelly, more than half respondents feel moderate pain, 13 responder (65%), and less than half respondents feel heavy pain, 7 responder (35%); while 20 respondents which attached catheter use adequate lubrication, more than half respondents feel light pain, 12 people (60%), and less than half respondents feel moderate pain, 8 people (40%), and the result of Mann Whitney U-test obtained r : 0,000 < a (0,05).Conclusion, there is difference of pain at patient attached with catheter between using jelly and lubrication adequate. Suggested for the installation of catheter use adequate lubrication on male patient. Keywords: Pain, Catheter, Jelly, Lubrication Adequate.   Abstrak Pemasangan kateter merupakan tindakan invasif dan bisa menimbulkan rasa nyeri, karena ketika selang kateter dimasukkan akan terjadi gesekan antara selang kateter dengan dinding uretra. Tehnik memasukkan jelly ke dalam uretra akan meminimalisir tingkat iritasi dan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nyeri pada pasien yang dipasang kateter menggunakan jelly dan lubrication adekuat.Metode penelitian ini analitik komparasi dengan populasi seluruh pasien yang akan dipasang kateter di IGD RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, sampel sebagian pasien yaitu sebanyak 40 responden, samplingnya accidental sampling. Variabel penelitian ini adalah nyeri pada pasien yang dipasang kateter menggunakan jelly dan lubrication adekuat. Cara penghitungannya dengan prosentase dan pengambilan data yang digunakan observasi selanjutnya pengolahan data dengan editing, coding, tabulating  dan dianalisa dengan menggunakan uji Mann Whitney U-test.Hasil penelitian dari 20 responden yang dipasang kateter menggunakan jelly  lebih dari sebagian mengalami nyeri sedang 13 responden (65%) dan kurang dari sebagian mengalami nyeri berat 7 responden (35%), sedangkan 20 responden yang dipasang kateter menggunakan lubrication adekuat  lebih dari sebagian mengalami keluhan nyeri ringan 12 orang (60%), sedangkan kurang dari sebagian mengalami nyeri sedang 8 orang (40%), dan hasil uji statistik dengan menggunakan Mann Whitney U-test didapat nilai r : 0,000 < a (0,05).Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nyeri pada pasien yang dipasang kateter menggunakan jelly dengan lubrication adekuat. Disarankan untuk pemasangan kateter menggunakan lubrication adecuat pada pasien laki-laki. Kata kunci : Nyeri, Kateter, Jelly, Lubrication Adekuat. 
PERBEDAAN IMUNITAS BATITA (USIA 1-3 TAHUN) YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF UTAMI, WIWIK; KUSUMAWATI, YENI; C, ASPIRA
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 6, No 1 (2015): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.631 KB)

Abstract

ABSTRACT The first best food for newborns is breast feeding . Breast feeding contain of  various nutrients needed in the process of growth and development of infants primarily act as immunity . Infants fed mother's milk exclusively for six months after birth does not get sick in the future. The purpose of research is analizing the difference Immunity children age 1-3 Year Provided And Not Granted Exclusive breastfeeding.Analytical research design correlation with crosssectiona approach . Population 36 respondents , sample 18 respondents with a history given exclusive breastfeeding and 18 respondents were not given . Purposive sampling . Exclusive breastfeeding study variables and were not given exclusive breastfeeding and immunity . Data processing using the editing , coding , scoring , tabulating and analyzed by Chi - Square test , and the closeness of the correlation coefficient Phi Results of the study respondents with a history of taking exclusive breastfeeding, better immunity, namely 10 respondents ( 55.6 % ) and the respondents who are not exclusively breastfe, mostly with weak immunity , namely 14 respondents ( 77.8 % ) . Then from the Chi - Square test with significant p value ( 0.04) > ? ( 0,05 ) , which means H0 is rejected , meaning that there is a difference Immunity (age 1-3 years) were given exclusive breastfeeding and was not given exclusive breastfeeding.In conclusion the exclusive breastfeeding in the first six months after new born have goodimmune because the immune respondents have formed from an early age. Advice all breastfeeding mothers  should give exclusively 6 months so as not susceptible to disease . Keywords : Exclusive breastfeeding , Immunity , Infants under 3 years                ABSTRAK Makanan terbaik pertama bagi bayi baru lahir adalah Air Susu Ibu.  ASI mengan­dung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi utamanya berperan sebagai imunitas. Bayi yang diberi Air Susu ibu secara ekslusif selama 6 bulan setelah lahir tidak mudah sakit dikemudian hari. Tujuan penelitian menganalisa Perbedaan Imunitas anak Usia 1-3 Tahun Yang Diberikan ASI Eksklusif Dan Tidak Diberikan ASI Eksklusif.Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan crosssectiona. Populasi 36 responden, Sampel 18 responden dengan riwayat diberikan ASI Eksklusif dan 18 responden yang tidak diberi. Sampling dengan purposive. Variabel penelitian pemberian ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI Eksklusif dan imunitas. Pengolahan data menggunakan editing, coding, skoring, tabulating dan dianalisa dengan uji Chi-Square, serta keeratan korelasi dengan Koefisien Phi.Hasil penelitian responden dengan riwayat mengkonsumsi ASI eksklusif,  imunitasnya lebih baik yaitu 10 responden (55,6%) dan pada responden yang tidak  ASI eksklusif, sebagian besar dengan imunitas yang lemah yaitu 14 responden (77,8%). Kemudian dari hasil uji Chi-Square dengan nilai signifikan p (0,04) > ? (0,05) yang berarti H0 ditolak, yang artinya ada perbedaan Imunitas (Usia 1-3 Tahun) yang diberikan ASI eksklusif dan tidak diberikan ASI eksklusif.Kesimpulannya dengan memberikan ASI eksklusif pada enam bulan pertama setelah kelahiranmaka kekebalan tubuh responden baik karena kekebalan tubuh telah terbentuk dari usia dini. Saran semua ibu menyusui hendaknya memberikan air susu secara ekslusif 6 bulan supaya tidak mudah terserang penyakit. Kata kunci :ASI Eksklusif, Imunitas, Bayi dibawah 3 tahun
DESCRIPTION OF FAMILY BEHAVIOR ABOUT MENTAL ILLNESS PATIENT DEPRIVATION IN BOJONEGORO REGENCY IN 2017 UTAMI, WIWIK; Afandi, Agus Ari; Huda, Yachya
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 8, No 2 (2018): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3065.065 KB)

Abstract

Deprivation is a way of restricting people from being able to act freely. There are still families who do the deprivation of mental patients. The purpose of the study to explain the picture of family behavior about the deprivation of patients mental disorders in Bojonegoro Regency in 2017               The design of this study is descriptive, with the entire family population who are deprived of one family member who is mentalli ill in Bojonegoro Regency in 2017, which amounted to 10 respondents who also become a sample. Data collection using questionnaires and observations. Data analysis strarts from editing, coding, scoring, tabulating and is presented in tabular form.               The results obtained show  more than a half respondents have sufficient knowledge (60%), more than half of respondents had a negative attitudes (60%), more than half of respondents have practice in meeting the needs of the less (70%).            The conclusion of this study is the behavior of respondents about the deprivation of the patients mental disorders are still less feasible and in humane. It is advisable for the respondent to increase the compassion and attention patient that the patient is entitled to the proper treatment of human being.
STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI (0-6 BULAN) YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA Yuni Prasetyowati, Yuni Prasetyowati; Wiwik Utami, Wiwik Utami
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 1, No 1 (2010): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.384 KB)

Abstract

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, madu, air teh dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Tetapi dalam kenyataan yang ada banyak ibu yang belum sempurna bisa memberikan ASI eksklusif dikarenakan oleh berbagai faktor. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kenaikan berat badan pada bayi (0-6 bulan) yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan jumlah sampel seluruh bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula di Polindes Drajat dan Banjaranyar Wilayah kerja Puskesmas Baureno Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Tehnik sampling yang digunakan dalam simpel random sampling dengan jumlah sampel 31 orang. Cara pengambilan data dengan wawancara dan analisa data dengan tabel distribusi frekuensi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar bayi yang diberi susu formula mempunyai berat badan tidak normal sebanyak 12 responden (85,72%). Dalam penelitian ini didapatkan satu kesimpulan bahwa ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PERAN KADER POSYANDU TERHADAP PEMANFAATAN BUKU KIA WIWIK UTAMI, WIWIK UTAMI
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 1, No 1 (2010): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.968 KB)

Abstract

Salah satu kebijakan pemerintah yang target sasarannya adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berbasis masyarakat adalah posyandu. Kegiatan tersebut untuk menurunkan AKI dan AKB. Buku KIA merupakan sebuah buku program secara nasional yang berisi informasi dan materi penyuluhan kesehatan ibu dan anak. Dalam kegiatan KIA di Posyandu tugas kader mempunyai tiga peran yaitu pelaksana, pengelola dan pemakai atau pengguna. Kader harus  membaca dan memahami buku KIA secara bertahap setiap selesai pelayanan Posyandu sebagai evaluasi apa yang sudah dilaksanakan di posyandu. Dalam kegiatan KIA di Posyandu pemanfaatan buku KIA di wilayah kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro masih rendah dibanding wilayah lain. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh karakteristik  dan peran kader posyandu dalam pemanfaatan Buku KIA di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro tahun 2007.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, populasinya semua kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah sampel 64. Analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat secara deskriptif dengan tabel silang dan diuji statistik dengan Chi Square untuk melihat hubungan. Dilanjutkan uji statistik multivariat regresi logistik ganda untuk mengetahui besar pengaruh variabel.Hasil penelitian disimpulkan umur responden < 35,2 tahun (56%), lama bekerja di rumah ?8 jam per hari (58%), pendapatan keluarga kurang dari UMR (66%), pendidikan dasar (81%), masa kerja ?8 tahun (52%), pelatihan ? 2 kali (81%), pengetahuan kurang baik (56,25%), berperan baik sebagai pelaksana buku KIA (76,56%), berperan baik sebagai pengelola Buku KIA (56,25%), pemanfaatan Buku KIA (56,25%). Variabel yang berpengaruh dalam pemanfaatan Buku KIA adalah lama bekerja di rumah (p=0,017),  peran sebagai pelaksana (p= 0,016), peran sebagi pengelola (p= 0,003). Pada uji multivariat variabel yang paling berpengaruh dengan pemanfaatan Buku KIA adalah peran sebagai  pelaksana (p= 0,032), exp (B)= 6,630).Saran untuk Puskesmas adalah meningkatkan pengetahuan kader posyandu melalui penyuluhan dan pada saat pertemuan yang diadakan Puskesmas kader posyandu harus hadir. Saran bagi kader posyandu agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti secara rutin setiap pertemuan yang diadakan Puskesmas dan berpartisipasi aktif dalam program posyandu dan melakukan peran sesuai dengan tugasnya di posyandu
HUBUNGAN PENGETAHUAN APLIKATIF IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI 6 -12 BULAN Suhartik, Suhartik; Wiwik Utami, Wiwik Utami; Rose D, Rose D
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 2, No 2 (2011): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.384 KB)

Abstract

Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara berkembang termasuk di Indonesia, masalah gizi kurang ini banyak terjadi pada golongan yang rawan yaitu bayi.Masalah tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dalam menyusun menu seimbang dan pengetahuan akan makanan yang bergizi yang baik unntuk bayi.Kenaikan berat badan dan status gizi bayi sangat bergantung dari peran serta ibu dalam memberikan makanan pada bayi dan kandungan gizi pada makanan bayi.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan aplikatif ibu tentang menu seimbang dengan kenaikan berat badan bayi 6-12 bulan.Desain penelitian ini analitik menggunakan pendekataan cross sectional. Populasinya adalah ibu bayi 6-12 bulan dan bayi 6-12 bulan di Desa Trucuk Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah 25 bayi dan sampel 24 responden teknik  simple random sampling. Variabel independen pengetahuan aplikatif ibu tentang menu seimbang pada bayi 6-12 bulan dan variabel dependen kenaikan berat badan. Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner dan observasi,setelah data terkumpul kemudian dilakukan, editing,coding scoring dan tabulating, setelah itu diprosentase dan dianalisis dengan uji koefisien kontingensi dengan ? < 0,05.Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa pengetahuan aplikatif ibu tentang menu seimbang tahu 20,8% dan tidak tahu 79,2%, sedangkan berat badan bayi 6-12 bulan yang naik 37,5% dan tidak naik 62,5%. Dengan menggunakan uji koefisien kontingensi a = 0,001 (? a 0,05) berarti Ho ditolak.Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan aplikatif ibu tentang menu seimbang dengan kenaikan berat badan bayi 6-12 bulan di Desa Trucuk Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro tahun 2010. Sehingga diharapkan bagi responden dapat meningkatkan pengetahuan aplikatif tentang menu seimbang dan mau menerapkan cara menyusun menu seimbang yang benar dengan ikut serta dalam penyuluhan kegiatan posyandu dengan rutin.Kata kunci : Pengetahuan aplikatif, Menu Seimbang, Berat Badan