Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA (Studi Kasus di Panti Rehabilitasi Pamardi Putra Ya yasan Sinar Jati Kemiling Bandar Lampung Tahun 2012) Firmansyah Firmansyah; Sugeng Juwono Mardihusodo; Gunawan Irianto
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i3.372

Abstract

Saat ini tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesi a telah menjadi keprihatinan masyarakat, karena terjadinya kasus semakin hari bu kannya semakin menurun tapi malah semakin meningkat. Penyalahgunaan narkoba dil ihat dari pengguna telah menjangkau berbagai kalangan termasuk pejabat, apar at hingga rakyat kecil serta makin meningkatnya kasus pada kalangan remaja. Berdasarka n penelitian Badan Narkotika Nasional tahun 2008, Provinsi Lampung menempati uru tan ke sembilan sebagai pecandu se Indonesia, dengan jumlah pemakai mencapai 115.25 2 orang atau 2,01% dari jumlah penduduk. Pemerintah melalui Badan Narkotika Nasion al terus berupaya menekan angka penyalahgunaan narkoba agar misi Indonesia yang beb as narkoba tahun 2015 bisa terwujud. Upaya ini juga didukung dengan terbitnya Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yakni penyalahguna narkoba harus masuk panti rehabilitasi bukan dijatuhi hukuman penjara, tapi bagi pengedar dan bandar narkoba dijatuhi hukuman yang berat. Tujuan penelitian ini adalah me ngetahui karakteristik umur, pendidikan dan jenis kelamin, mengetahui faktor-fak tor yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu faktor ind ividu, faktor lingkungan sosial dan faktor ketersediaan narkoba. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif , tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan analisis masalah dengan content analysis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan b ahwa faktor kepribadian remaja penyalahguna narkoba cenderung anti sosial, seluruh nya tahu tentang narkoba, memakai narkoba karena ikut-ikutan dan solider deng an teman, komitmen agama yang lemah, dan tidak bisa menolak ajakan teman untuk me makai narkoba. Faktor lingkungan keluarga seluruhnya pathogenik, begitu juga lingkun gan sosial masyarakat banyak pemakai narkoba dan mendukung untuk berperilaku ant i sosial. Faktor ketersediaan narkoba itu sendiri mudah didapat. Bebagai upaya at au strategi dilakukan dalam mengatasi masalah ini, selain dengan melakukan peni ngkatan upaya Promosi Kesehatan tentang narkoba ditengah masyarakat dan institusi, pencegahan narkoba berbasis masyarakat melalui pendekatan Desa Siaga Narkoba, d an memperbanyak program terapi dan rehabilitasi narkoba berbasis masyarakat serta yang tidak kalah pentingnya adalah penegakan hukum berupa memperberat hukuman bagi ban dar dan pengedar narkoba. Kata Kunci: Narkoba, Remaja dan Masyaraka
Hubungan keaktifan kader dan dukungan keluarga dengan perilaku ibu membawa anak balita ke Posyandu di Desa Banding Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun 2012 Fatma Helna; Khoidar Amirus; Gunawan Irianto
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 2 (2012): Volume 1 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i2.323

Abstract

Program posyandu dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat, makadiharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan,memanfaatkan dan mengembangkan Posyandu sebaik-baiknya. Kelangsungan Posyandutergantung dari partisipasi masyarakat itu sendiri. Kunjungan balita ke Posyandu di DesaBanding Agung juga belum memenuhi target yang ditentukan, yaitu 70%, dimana padatahun 2009 nilai D/S 52,2%, tahun 2010 nilai D/S 55,7% dan pada pertengahan tahun2011 bilai D/S baru mencapai 50,2%. Tujuan penelitian adalah diketahui hubungankeaktifan kader dan dukungan keluarga dengan perilaku ibu membawa anak balita kePosyandu di Desa Banding Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pedada KabupatenPesawaran Tahun 2012.Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasiadalah ibu yang memiliki anak balita (usia 1-5 tahun) di Desa Banding Agung WilayahKerja Puskesmas Pedada Kabupaten Pesawaran sebanyak 78 orang. Sampel 78responden. Analisis data yang digunakan yaitu uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden dengan kader kurang aktifyaitu sebanyak 43 responden (55,1%), mendukung yaitu sebanyak 48 responden(61,5%), tidak aktif membawa balita ke posyandu yaitu sebanyak 47 responden(60,3%). Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan kader (p value 0,016, OR3,732), dukungan keluarga dengan perilaku ibu membawa anak ke Posyandu (p value0,004, OR 6,469). Saran bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pemberianinformasi pada masyarakat melalui penyuluhan baik secara langsung maupun tidaklangsung yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah.Kata Kunci : Keaktifan kader, dukungan keluarga, Posyandu Balita
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMITMEN PENCEGAHAN TERSIER PENYAKIT HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS SE-KOTA METRO TAHUN 2012 Janu Purnomo; Gunawan Irianto; Lolita sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 2, No 1 (2013): Volume 2 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v2i1.351

Abstract

Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian. Faktor resiko padapenyakit hipertensi yaitu faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol dan faktor yangdapat diubah atau dikendalikan. Faktor yang dapat diubah atau dikendalikan adalahobesitas, mengkonsumsi garam, olah raga, mengkonsumsi alkohol dan merokok.Pencegahan tersier ditujukan untuk meminimalkan komplikasi, menghindari kecacatandan meningkatkan kualitas hidup agar dapat menjalani kehidupan secara normal dandapat diterima oleh lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktoryang berhubungan dengan komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi padamasyarakat di wilayah kerja puskesmas Se-Kota Metro.Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Studi Cross Sectional.Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 responden. Data diperoleh dengan tehnikwawancara menggunakan kuesioner. Analis data menggunakan Uji Chi square, dengantingkat kepercayaan 95% dan multipel regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan variabel persepsi hambatan(p-value = 0,000), persepsi kemampuan diri (p-value = 0.000), sikap (p-value = 0,001)dengan komitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi, dan tidak ada hubunganpersepsi manfaat (p-value = 0,084). Faktor yang paling dominan berhubungan dengankomitmen pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah persepsi hambatan (OR =7,955) . Saran bagi petugas kesehatan perlu ditingkatkan program promosi kesehatanpada masyarakat dalam pencegahan tersier penyakit hipertensi di masyarakat melaluimedia masa maupun elektronik. Penyuluhan dan kunjungan rumah pada pasienhipertensi perlu dilakukan dalam rangka memantapkan program pencegahan tersierpenyakit hipertensi..Kata Kunci : Hipertensi, Persepsi rintangan, Komitmen
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DENGAN GANGGUAN SIKLUS HAID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANTAU TIJANG KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012 Vera Lesmana; Gunawan Irianto; Khoidar Amirus
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 2 (2012): Volume 1 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i2.325

Abstract

Salah satu pasal dari Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 189negara termasuk Indonesia adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibusepanjang siklus kehidupan ibu termasuk dalam hal kontrasepsi serta efek kontrasepsitermasuk gangguan siklus haid. Kontrasepsi suntik terdiri dari kontrasepsi suntik 3 bulandan kontrasepsi suntik 1 bulan. Masalah yang sering timbul disebabkan kontrasepsisuntik 3 bulanan yaitu: amenore 60%, oligomenore 20%, dan polimenore20%,sedangkan kontrasepsi suntik 1 bulanan 85% dari akseptor KB tidak mengalamimasalah atau gangguan siklus haid. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui hubunganpenggunaan alat kontrasepsi KB suntik dengan gangguan siklus haidJenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan. Populasiadalah semua akseptor KB Suntik yang berjumlah 347 orang ibu dengan sampel 186orang diambil dengan tehnik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakankuisioner yang dianalisis dengan menggunakan uji chi square.Hasil penelitian menemukan ada sebanyak 67 (36,0%) responden yang mengalamigangguan siklus haid dan terdapat jumlah pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu140 (75,3%) responden, sedangkan responden dengan kontrasepsi suntik I bulanadalah sebanyak 46 (24,7%) responden. Ada hubungan yang bermakna penggunaan alatkontrasepsi KB suntik dengan gangguan siklus haid di wilayah kerja Puskesmas RantauTijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 dengan p vallue : 0,005.Nilai OR = 2,78 artinya yang menggunaan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan berpeluang2,78 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan siklus haid dibandingkan respondenyang menggunaan alat kontrasepsi KB suntik 1 bulan. Saran yang dapat diberikankepada akseptor KB suntik yang mengalami gangguan siklus haid agar menggunakanalat kontrasepsi KB non hormonal untuk menghindari efek samping yang berat.Kata Kunci : Kontrasepsi, Gangguan Haid, KB Suntik
Implementation Compress Warm To Patients Dengue Hemorrhagic Fever With Problems Nursing Hyperthermia In The Kemuning Room Of Dustira Class II Hospital Hikmat Rudyana; Syintang Rasi Maliki; Gunawan Irianto; Dedi Supriadi
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 03 (2024): Jurnal EduHealt (September), Year 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DHF cases in Indonesia continue to increase, in 2021 there were 73,518 cases with a death rate of 705 people. In 2022, there were 131,265 cases with 1,183 deaths. In the period January - July 2023, 42,690 people were infected with DHF and 317 people died. One of the symptoms of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a sudden high fever (more than 38.0 C) that lasts continuously for 2 to 7 days. Fever if not handled properly can cause other effects, if the temperature is above 38 then it can increase sweating, pale, clammy, and cold skin, general weakness, tachycardia with a weak pulse, nausea or vomiting, dizziness, mild headache, or fainting. Temperatures above 40 degrees can cause hot, red, dry skin, tachycardia with a strong pulse, delirium, seizures, or coma. The purpose of this study was to analyze and describe the application of warm compresses in overcoming hyperthermia problems in Dengue Haemorragic Fever patients. The method used in the preparation of this scientific work is descriptive with a Case report approach to nursing care by applying Evidence based practice nursing Warm compresses on 1 patient with a body temperature of 38.0ºC. Data collection methods used in this case study are interviews, observation and physical examination. The results of the case study obtained the application of warm compresses was able to reduce body temperature in Dengue Haemorrhagic Fever patients with hyperthermia nursing problems. It is recommended that nurses can combine pharmacological therapy with nonpharmacology, namely warm compresses to help reduce body temperature in patients.
Reducing Students’ Anxiety Scores in Facing Examination through Spiritual Emotion Freedom Technique Ardianty, Septi; Arena Lestari; Gunawan Irianto; Suzanna
Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol 10 No 2 (2024): Psikis : Jurnal Psikologi Islami
Publisher : Program Studi Psikologi Islam, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/psikis.v10i2.23491

Abstract

One of the tools that the government requires in order to guarantee high-quality graduates is the competency test. Mentorship is one way to help students be ready for the competency test and achieve the best possible outcomes. This study aimed to determine the effects of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) on nursing students' anxiety and competency exam performance.This study is quantitative, employs a pre- and post-test methodology, and uses a quasi-experimental approach with a control group. The Mann Whitney test is the statistical test used in this investigation. Nursing students from two distinct universities, the Institute of Health and Technology of Muhammadiyah Palembang and Musi Charitas Catholic University Palembang—made up the population of this study, which had a sample size of 153. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) intervention had a significant (0.001) impact on reducing student’s anxiety scores and level of preparedness for the competency test. SEFT significantly impacts students' anxiety and degree of readiness for the competency exam. It is anticipated that the SEFT treatment will function as a stand-in method for addressing the anxiety problem that college students encounter