Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengembangan Media Pembelajaran Laboratorium Virtual Berbasis Discovery Learning pada Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI MIPA Salis Khoirun Nisa; Nurmiyati Nurmiyati; Yudi Rinanto
BIO-PEDAGOGI Vol 8, No 2 (2019): BIO-PEDAGOGI: Jurnal Pembelajaran Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/bio-pedagogi.v8i2.39434

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengembangkan media pembelajaran laboratorium virtual berbasis discovery learning pada sistem ekskresi, dan 2) Mengetahui kelayakan pengembangan laboratorium virtual berbasis discovery learning pada materi sistem ekskresi. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Research and Development (R&D) mengacu model 4D (Four-D Model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan. Desain penelitian dimodifikasi menjadi 3 langkah yaitu (3-D) yang terdiri atas tahap Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), dan Develop (Pengembangan). Penelitian dilakukan di salah satu SMA swasta di Surakarta. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA X Surakarta tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu subjek uji coba terbatas dan subjek uji coba lapangan. Subjek uji coba terbatas diambil dari kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA 3 dengan jumlah 4 siswa setiap kelas. Subjek uji coba lapangan diambil dari kelas XI MIPA 1 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap define dengan teknik pengumpulan menggunakan wawancara, observasi, dan angket siswa, dan tahap develop dengan teknik pengumpulan menggunakan angket. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Laboratorium virtual berbasis discovery learning pada materi sistem ekskresi berisi simulasi praktikum virtual untuk mempermudah pemahaman siswa terkait materi ekskresi yang bersifat abstrak dan disajikan sesuai sintaks discovery learning agar siswa lebih aktif melakukan penemuan konsep secara mandiri; 2) Media laboratorium virtual berbasis discovery learning pada materi sistem ekskresi layak digunakan dalam pembelajaran berdasarkan penilaian validator, praktisi dan siswa dengan tingkat validitas yang sangat valid.
UJI PEMBENTUKAN PERAKARAN PADA STEK PUCUK KENTANG HITAM (Coleus tuberosum) Yudi Rinanto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya tanaman kentang hitam  (Coleus tuberosum) belum dilakukan secara serius oleh masyarakat. Padahal tanaman ini memiliki potensi yang sangat baik sebaik sumber pangan alternatif.  Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kemampuan pembentukan perakaran stek pucuk 9 kultivar kentang hitam hasil koleksi dari beberapa wilayah  di Pulau Jawa dan Nusa tenggara Barat.  Bahan tanam berupa stek pucuk sepanjang 10 cm dengan menyertakan 6 daun yang diambil dari tanaman induk berumur 3 bulan.  Bahan stek setiap kultivar diletakkan dalam media tanam berupa pasir pada ember plastik masing-masing sebanyak 20 stek.  Pengamatan pembentukan akar dilakukan secara distruktif dengan cara mencabut stek. Pengamatan terhadap  komponen saat pembentukan akar dilakukan setiap hari, sedangkan panjang akar, jumlah akar, berat basah dan berat kering tunas dilakukan terhadap 3 stek sampel setelah stek berumur 14 hari.  Hasil penelitian menunjukkan kultivar asal K8 dan K9 memiliki kemampuan pembentukan akar yang lebih cepat dibanding kultivar yang lain, yaitu berturut-turut 5 hari dan 6 hari.  Kultivar K8 dan K9 juga menghasilkan jumlah akar, panjang akar, berat basah dan berat kering terbaik.   Berdasarkan hal ini maka kultivar K8 dan K9 memiliki kemampuan pembentukan perakaran terbaik.  Kata kunci : Kentang Hitam, Stek Pucuk, Kultivar
Aktivitas Antibakteri Actinomycetes yang Diisolasi dari Rizosfer Tanaman Solanaceae Umi Fatmawati; Slamet Santosa; Yudi Rinanto; Riezky Maya Probosari
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11 No 1 (2014): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.981 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v11i1.55

Abstract

Actinomycetes is one type of microorganism that has been widely used for the production of antibiotics as well as a biological control for pests and diseases in plants. In general, many Actinomycetes distributed in soil, water, tissues endophyte, and other natural environments. The study aimed to determine the distribution and diversity of Actinomycetes found in the root zone at Solanaceae plants and to know the isolates of Actinomycetes isolated from the root zone of plants Soalaneceae could inhibiting the growth of bacteria. Actinomycetes isolated from seven soil samples of Solanaceae plants rhizosphere in Selo Boyolali, Colomadu Karanganyar, Gondangrejo Karanganyar, and Wonogiri Jatipurno. The isolates of Actinomycetes tested the antibacterial activity by well diffusion method on media Glycerol-Yeast Extract against four species of pathogenic bacteria Ralstonia solanacearum, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis and Escherichia coli. Results showed that there were 54 isolates of Actinomycetes isolated from the soil samples of Solanaceae plants rhizosphere. Isolates could inhibit the growth of R. solanacearum (29%), S. aureus (24%), B. subtillis (14%), and E. coli (7%). Isolates had the ability to degrade carbohydrate and protein.
Pengujian Resistensi Staphylococcus aureus Hasil Isolasi Udara Ruang Kelas Sekolah Dasar Di Surakarta terhadap Penisilin G, Metisilin dan Vankomisin NATHALIA KURNIA ASTRIANI; TITIK SUNARNI; YUDI RINANTO
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 9 No 1 (2012): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.08 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v9i1.727

Abstract

Staphylococcus aureus is the bacteria that cause serious infections. This is supported by the presence of Staphylococcus aureus resistance to antibiotics. Air condition in the Elementary School classroom as a factor enabling the spread of infectious diseases in which elementary school is a community that consist of children aged between 6-12 years on average has not been able to be independent terms of cleanliness. Especially with irrational or excessive use of antibiotics in children appears to be more frequent and increasingly alarming. This research begins by sampling the air of bacteria with medium Vogel Johnson Agar to be opened for 30 minutes in elementary school classrooms. Samples obtained from nine elementary schools in Surakarta. Incubation at 37ºC for 24 hours. Identification test carried Staphylococcus aureus bacteria and then isolated. Staphylococcus aureus obtained is used as the test bacteria to antibiotics penicillin G, methicillin and vancomycin. The result of this study was from 27 point in nine elementary school there are 20 point containing Staphylococcus aureus. Based on sensitivity tests there are 30 % resistant to penicillin G, 5 % for methicillin and not anything for vancomycin. Mean while based on penicillinase test there are 6 point that Staphylococcus aureus produces penicillinase enzyme.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO BOYOLALI Prihatin Prihatin; Baskoro Adi Prayitno; Yudi Rinanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17268

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan: 1) mengembangkan produk modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru, 2) menguji kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru, dan 3) mengukur efektifitas modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru. Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan model prosedur Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk, 4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5) tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas, 7) tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Kemampuan belajar kritis dianalisis dengan menggunakan uji anakova dengan desain Pretest-Posttest Non Equivalent Control Group Design. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) produk modul siswa berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan indikator berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan dan soal evaluasi sedangkan produk modul guru berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan indikator berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan, soal evaluasi, dan modul guru dilengkapi rencana pelaksanaan pembelajaran/ skenario pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian, pada setiap tahap pembelajaran dilengkapi petunjuk guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan dilengkapi dengan kunci jawaban. 2) kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul siswa menurut penilaian dari ahli pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,82%, ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 94,04%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,37%, ahli pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 98,14%, sedangkan kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul guru menurut penilaian dari ahli pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 83,92%, ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 90,47%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 81,25%, ahli pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 97,45%, penilaian dari praktisi pendidikan satu berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 91,59% dan praktisi pendidikan dua berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 88,83% serta penilaian dari siswa berkualifikasi “baik” dengan persentase skor 87,44%. 3) Modul berbasis inkuiri terbimbing efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis, karena berdasarkan hasil uji anakova menunjukkan adanya perbedaan hasil postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi ajar jamur sebesar 39,2%.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA Nina Teja Suryani; Baskoro Adi Prayitno; Yudi Rinanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 1 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i1.19796

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan modul dengan karakteristik guided discovery pada materi Sistem Pernapasan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI  SMA Negeri 5 Surakarta; 2) menguji kelayakan modul berbasis guided discovery pada materi Sistem Pernapasan  untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta; dan 3) menguji keefektivan modul berbasis guided discovery pada materi Sistem Pernapasan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada Borg dan Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi sembilan tahapan yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan produk awal; 4) uji coba lapangan tahap awal; 5) revisi produk awal; 6) uji lapangan terbatas; 7) revisi produk kedua; 8) uji lapangan operasional yang menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen; dan 9) revisi produk akhir. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, teknik persentase dan uji Independent Samples T Test. Hasil penelitian menunjukkan: 1) karakteristik modul pada materi sistem pernapasan dikembangkan sesuai prosedur pengembangan Borg dan Gall yang dimodifikasi menjadi sembilan tahapan, dengan menggunakan  sintaks model pembelajaran guided discovery yang bermuatan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang divisualisasikan pada tujuan, materi, kegiatan, dan soal evaluasi modul; 2) kelayakan modul dinilai berkualifikasi sangat baik oleh penilaian ahli materi dengan pemenuhan 95,00%; ahli pengembangan modul 93,26%; ahli perangkat pembelajaran 90,57; dan ahli keterbacaan 96,88; rata-rata penilaian praktisi 98,29%; serta rata-rata penilaian siswa 88,11%; 3) Modul berbasis guided discovery efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis, didasarkan pada hasil uji Independent Samples T Test menunjukkan adanya perbedaan hasil post-test antara kelas yang menggunakan modul berbasis guided discovery dengan kelas yang menggunakan modul sekolah diperoleh sig 0,009 < 0,05, serta peningkatan rata-rata N-gain sebesar 0,77 yang termasuk kualifikasi tinggi.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS BOUNDED INQUIRY LABORATORY (LAB) UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DIMENSI PROSES PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI Resty Hermita; Suciati Suciati; Yudi Rinanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 2 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i2.9484

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui karakteristik modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses; 2) Menguji kelayakan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses; 3) Menguji keefektivan penggunaan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar analisis, lembar observasi, angket, lembar validasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan literasi sains dimensi proses dianalisis dengan N-gain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab), dan uji Wilcoxon untuk mengetahui literasi sains dimensi proses. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa: 1) Modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan dikembangkan sesuai dengan tahapan bounded inquiry laboratory (lab) (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi) dan pendekatan saintifik; 2) Hasil pengembangan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) layak untuk diterapkan pada materi Sistem Pencernaan. Kelayakan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) pada materi Sistem Pencernaan berdasarkan validasi ahli memperoleh kategori “sangat baik” dengan persentase 98,21%, validasi praktisi memperoleh kategori “sangat baik” dengan persentase 99,22%, dan responden uji coba skala kecil memperoleh kategori “baik” dengan persentase 77,34%, sehingga layak digunakan kelas XI; 3) Modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) pada materi Sistem Pencernaan efektif untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses yang ditunjukkan dengan hasil uji Wilcoxon yaitu diperoleh probabilitas (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), H0 ditolak, sehingga ada perbedaan literasi sains dimensi proses sebelum dan setelah menggunakan modul bounded inquiry laboratory (lab) pada materi sistem pencernaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) sesuai tahapan bounded inquiry laboratory (lab) (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi) dan pendekatan saintifik; layak dan efektif untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan kelas XI.