Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL ACCELERATED LEARNING MELALUI CONCEPT MAPPING DAN MIND MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA Artuty Widyasari, Lina; Sarwanto, Sarwanto; Adi Prayitno, Baskoro
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.857 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan model accelerated learning melalui concept mapping dan mind mapping, kreativitas, kemampuan verbal, dan interaksinya terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasinya semua siswa kelas XI IPA SMA N 3 Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 kelas. Sampel sebanyak 2 kelas diperoleh dengan teknik purposive sampling. Kelas pertama untuk model accelerated learning melalui concept mapping, kelas kedua untuk model accelerated learning melalui mind mapping. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif, psikomotor, kreativitas, dan kemampuan verbal menggunakan metode tes, sedangkan data afektif menggunakan angket. Uji hipotesis penelitian menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada pengaruh pembelajaran biologi menggunakan model accelerated learning melalui concept mapping dan mind mapping terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif tetapi tidak berpengaruh terhadap prestasi psikomotor, 2) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, 3) ada pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, 4) tidak ada interaksi antara penggunaan model accelerated learning melalui concept mapping dan mind mapping dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, 5) tidak ada interaksi antara penggunaan model accelerated learning melalui concept mapping dan mind mapping dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, 6) tidak ada interaksi antara kreativitas dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, 7) tidak ada interaksi antara model pembelajaran, kreativitas, dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Kata kunci: Accelerated Learning, Concept Mapping, Mind Mapping, Kreativitas, Kemampuan Verbal.
KEEFEKTIVAN INTEGRASI SINTAKS INKUIRI TERBIMBING DAN STAD (INSTAD) UNTUK MEMPERKECIL KESENJANGAN KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA AKADEMIK ATAS DAN BAWAH Baskoro Adi Prayitno; Bowo Sugiharto
INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/infsl3.v9i2.305-328

Abstract

This study aimed at investigating the influence of INSTAD model compared to guided inquiry, STAD and conventional toward metacognition skill, the influence of academic achievementtoward metacognition skill, and interaction of learning model and academic achievement toward metacognition skill. The method used in this study is a quasi-experimental research method with factorial design of 2x4. The population of this study is seventh grade students of all State Junior High School in Surakarta. The writers used random sampling technique with school criteria of high and low quality. The research findings showed that there is an influence on learning model of metacognition skill. INSTAD model and guided inquiry are not significantly different, but those are significantly different from the Conventional and STAD models toward metacognition skill. There is an influence on theacademic achievement toward metacognition skill. Upper academic students have higher metacognition skill than lower academic students do. There is interaction of learningmodel and academic achievement toward metacognition skill.
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH TERTULIS SISWA KELAS X MIPA Rahmad Anung Prasetya Wibawa; Baskoro Adi Prayitno; Marjono Marjono
Biogenesis Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.722 KB) | DOI: 10.31258/biogenesis.14.2.29-36

Abstract

ABSTRACT The research aims to improve students written scientific argumentation through the application of  problem based learning into enviromental pollution main subject at class X Science. The research was a Classroom Action Research (CAR). It was carried out in two cycles in which each cycle consists of  four stages: planning, action, observation, and reflection. The subject of the research was 38 students of X Science.The source of the data came from teacher and students. Technique of collecting data used tests, interviews, and documentation. The main data about students written scientific argumentation covers three aspects, they are: claim, evidence, and reasoning. The technique used to validate this data was triangulation method. The data was analyzed using descriptive analysis technique. The research procedure used eas the spiral method. The reasearch target was improvement of written scientific argumentation increase ≥30% from base line.The result showed the application of problem based learning can improve written scientific argumentation students at class X Science. Percentage performance students written scientific argumentation in pre-action is 36,55% with a low category, consists of claim at  50,88% with a medium category, evidence at  35,09% with a low category; and reasoning at 23,68% with a low category. Percentage performance students written scientific argumentation in the first cycle increased to 57,89% with a medium category, consists of claim at  64,91% with a high category, evidence at  56,14% with a medium category; and reasoning at 52,63% with a medium category. Percentage performance students written scientific argumentation in the second cycle increased to 86,55% with a very high category, consists of claim at  97,37% with a very high category, evidence at  85,97%  with a very high category; and reasoning at 76,31% with a high category. Data increase written scientific argumentation from pre-action to second cycle has been increased according to the target is ≥30%. Key Words:written scientific argumentation, problem based learning, enviromental pollution.
PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS-KOLABORATIF UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA AKADEMIK BAWAH Baskoro Adi Prayitno; Bowo Sugiharto; Suciati Suciati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran biologi di Indonesia saat ini lebih terorientasi pada produk. Keberhasilan belajar diukur dari seberapa banyak siswa berhasil menghafalkan konsep, akibatnya kemampuan berpikir dan keterampilan proses sains siswa memprihatinkan. Permasalahan lainnya adalah usaha memperkecil kesenjangan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa berkemampuan akademik atas (AA) dan bawah (AB). Siswa AB dapat mencapai  mastery  layaknya siswa AA jika mereka diberi alokasi waktu belajar yang cukup. Permasalahannya, alokasi waktu belajar di sekolah uniform bagi semua siswa, akibatnya terjadi kesenjangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa AA dan AB. Model pembelajaran berbasis konstruktivis-kolaboratif  dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Prosedur pengembangan model mengacu pada Borg dan Gall sebagai berikut. 1) Analisis kebutuhan. 2) Pengembangan draf produk. 3) validasi ahli dan uji coba pengguna produk. Komponen model pembelajaran yang dikembangkan berupa sintaks, sistem sosial, peran dan tugas guru, sistem pendukung, dampak instruksional dan pengiring. Produk sintaks model hasil pengembangan sebagai berikut. 1) Fase I: Pengorganisasian belajar. 2) Fase II: Aktivasi konsepsi awal. 3) Fase III: Menciptakan konflik kognitif. 4) Fase IV: Pembentukan konsep secara kolaboratif. 5) Fase V: Presentasi kelas. 6) Fase VI: Tes individu. 7) Fase VII: Rekognisi tim. Hasil uji ahli dan uji kelompok kecil pengguna menyatakan produk model dalam kategori layak.  Produk model pembelajaran akan diuji melalui setting eksperimen untuk mengetahui efektivitasnya dalam memperkecil kesenjangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa AA dan AB. Kata Kunci : Berpikir, Konstruktivis, Kolaboratif, Kemampuan Akademik
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS Yasir Sidiq; Baskoro Adi Prayitno; Puguh Karyanto; Bowo Sugiharto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran INSTAD terhadap keterampilan proses sains. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain posttest only non equivalent control group design. Penelitian dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta, menetapkan variable keterampilan proses sains yang diukur menggunakan lembar observasi dan tes tertulis. Aspek mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, merancang percobaan, dan melaksanakan percobaan diukur dengan lembar observasi, sedangkan aspek merumuskan hipotesis diukur dengan tes tertulis. Dua kelas ditetapkan dalam penelitian sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan kelas tersebut dilakukan secara clustered random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran INSTAD berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa.   Kata kunci:  Keterampilan Proses Sains, INSTAD
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS Yasir Sidiq; Baskoro Adi Prayitno; Puguh Karyanto; Bowo Sugiharto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran INSTAD terhadap keterampilan proses sains. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain posttest only non equivalent control group design. Penelitian dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta, menetapkan variable keterampilan proses sains yang diukur menggunakan lembar observasi dan tes tertulis. Aspek mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, merancang percobaan, dan melaksanakan percobaan diukur dengan lembar observasi, sedangkan aspek merumuskan hipotesis diukur dengan tes tertulis. Dua kelas ditetapkan dalam penelitian sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan kelas tersebut dilakukan secara clustered random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran INSTAD berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa.   Kata kunci:  Keterampilan Proses Sains, INSTAD
POTENSI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MEMBERDAYAKAN PRESTASI BELAJAR SISWA UNDER ACHIEVMENT (Upaya Mensejajarkan Prestasi Belajar Siswa Akademik Bawah dengan Siswa Akademik Atas) Baskoro Adi Prayitno
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Kemampuan akademik siswa terklasifikasi menjadi siswa akademik atas, sedang, dan bawah. Sebagian besar orang meyakini, siswa akademik bawah (under achievment) selamanya berprestasi rendah. Sementara itu, prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan akademik. Prestasi belajar lebih banyak ditentukan oleh waktu yang diberikan kepada siswa untuk belajar. Siswa akademik bawah dapat sejajar prestasi belajarnya dengan siswa akademik atas jika mereka diberikan waktu belajar yang mencukupi. Persoalannya, alokasi waktu belajar siswa di sekolah uniform bagi semua siswa. Akibatnya, profil prestasi belajar siswa berbentuk kurva normal. Siswa akademik bawah selamanya berprestasi rendah. Pembelajaran kooperatif berpotensi mensejajarkan prestasi belajar siswa akademik bawah dengan siswa akademik atas. Sehingga, kegiatan remedial teaching yang faktanya di lapangan sekedar kegiatan re-test dapat diminimalkan.   Kata Kunci: Prestasi Belajar, Kemampuan Akademik, Pembelajaran Kooperatif
MENGOPTIMALKAN MINAT, KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI, KETERAMPILAN METAKOGNITIF, DAN PENGUASAAN KONSEP DENGAN CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA SMA Bowo Sugiharto; Baskoro Adi Prayitno
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk 1) Meningkatkan minat siswa melalui pembelajaran Peer Mediated Instruction And Intervention Tipe Classwide Peer Tutoring pada pembelajaran Biologi SMA, 2) Meningkatkan keaktifan siswa melalui pembelajaran Peer Mediated Instruction And Intervention Tipe Classwide Peer Tutoring pada pembelajaran Biologi SMA, 3) Mengetahui adanya pengaruh pembelajaran Peer Mediated Instruction And Intervention (PMII) Tipe Classwide Peer Tutoring (CWPT) terhadap keterampilan metakognitif siswa pada pembelajaran Biologi SMA, dan 4) Mengetahui adanya pengaruh pembelajaran Peer Mediated Instruction And Intervention (PMII) Tipe Classwide Peer Tutoring (CWPT) terhadap penguasaan konsep pada pembelajaran Biologi SMA. Penelitian ini dilakukan dengan dua seting yaitu penelitian tindakan kelas dan penelitian quasi eksperimen. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada PTK ini, yang menjadi variabel masalah adalah minat dan keatifan komunikasi siswa dalam pembelajaran biologi. Variabel tindakan adalah pembelajaran Peer Mediated Instruction and Intervention (PMII) tipe Classwide Peer Tutoring (CWPT). Selanjutnya dalam seting penelitian quasi eksperimen pembelajaran Peer Mediated Instruction and Intervention (PMII) tipe Classwide Peer Tutoring (CWPT) digunakan sebagai variabel bebas. Variabel terikatnya adalah keterampilan metakognitif dan penguasaan konsep dalam pembelajaran Biologi. Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan rancangan pretes dan postes dengan kelompok pengendali tidak diacak. Hasil penelitian tindakan kelas menyimpulkan bahwa 1) pembelajaran PMII tipe CWPT dapat meningkatkan minat siswa, serta 2) pembelajaran PMII tipe CWPT dapat meningkatkan keaktifan berkomunikasi siswa pada pembelajaran biologi siswa SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian kuasi eksperimen menyimpulkan 1) tidak ada pengaruh pembelajaran PMII tipe CWPT terhadap penguasaan konsep biologi, 2) ada pengaruh pembelajaran PMII tipe CWPT terhadap keterampilan metakognitif pada siswa kelas X SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Key word: CWPT, minat, keaktifan berkomunikasi, keterampilan metakognitif, penguasaan konsep, pembelajaran biologi
STUDI KOMPARASI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TIPE NOVICK DAN KONSTRUKTIVIS-KOLABORATIF Yunita Rahmawati; Baskoro Adi Prayitno; Meti Indrowati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat miskonsepsi pada materi sistem ekskresi siswa  kelas XI IPA SMA N 4 Surakarta tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan pembelajaran konstruktivis-kolaboratif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu  menggunakan Pre-test Post-test Non Equivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan  teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta Tahun pelajaran 2012/2013.  Teknik pengumpulan data menggunakan tes pilihan ganda disertai CRI (Certanty of Response Index) dan lembar observasi. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji Anakova taraf signifikansi 5 % dengan skor  pre-test  sebagai kovariatnya. Hasil uji hipotesis tingkat miskonsepsi siswa melalui pembelajaran konstruktivisme tipe Novick dan konsruktivis kolabortif diperoleh nilai p-value< 0,05 (0.002 < 0.05),  sehingga dapat dikatakan terdapat  perbedaan tingkat miskonsepsi siswa SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan  pembelajaran berbasis kontruktivis-kolaboratif. Kata kunci : Pembelajaran Kontruktivisme Tipe Novick, Pembelajaran Kontruktivis-Kolaboratif, Tingkat Miskonsepsi
Profil Miskonsepsi Materi Jaringan Tumbuhan pada Mahasiswa Biologi dan Pendidikan Biologi Salah Satu Perguruan Tinggi di Surakarta Aullya Retno Giyanti; Arin Laila Fitriana; Ayuni Devitasari; Baskoro Adi Prayitno
Biosfer : Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 4 No 2 (2019): BIOSFER: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Unpas,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.358 KB) | DOI: 10.23969/biosfer.v4i2.2133

Abstract

A person’s understanding of a material is very important to know the level of success of a learning. Misconceptionis a condition where the recipient of the material understands concepts that are not in accordance with scientific theory. If the misconception is not immadiately dealt with, the subsequent learning will be hampered. Using a multiple choice diagnostic test instrument aided by CRI (Certainly Response Index). Samples were taken with a stratified proportionate random sampling of 15% carried out in December 2019 in one of the tertiary institution in Surakarta. Yhe method used was quantitative descriptive analysis with data collection techniques through the questionnaire methode. The results of this study showed 35% of student who experienced misconceptions, 15% did not know the concept, and 50% of students already know the concept. Besides that, between students of biology and biology education who take semesters 3 and 5 have a level of misconception that is not much different, namely 2%.