Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pendampingan Pembuatan Totopong Melalui Teknik Lipat, Ikat, Celup Di Kampung Adat Cireundeu Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Erika Ernawan; Ismet Zainal Effendi; Wawan Suryana; Muhamad Ali Rahim
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22733

Abstract

Abstrak Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Cireundeu dengan cara membuat totopong (ikat kepala tradisional) dengan teknik melipat, mengikat dan mewarnai.  Metode dalam pengabdian ini menggunakan Metode Service Learning (SL). Sebuah metode pemberdayaan masyarakat, yaitu mahasiswa mengimplementasikan kompetensi yang diperolehnya dari suatu mata kuliah kepada masyarakat. Kegiatan ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat yang terdiri dari tokoh adat setempat, pemuda Karang Taruna, dan warga masyarakat. Evaluasi melalui sesi kritik, dengan indikator pola yang terbentuk, komposisi, warna yang tampak pada permukaan kain. Hasilnya menunjukkan bahwa metode SL berhasil meningkatkan kemampuan seni dan kreativitas warga dalam membuat totopong, kombinasi warna yang muncul menjadi menarik ketika peserta memadukan berbagai warna. Kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antara Universitas Kristen Maranatha, pihak desa adat, komunitas sosial dari Lions Club Bandung Raya, Lions Club Bandung Tohaga. Dampak dari pengabdian ini adalah berkembangnya model pengabdian dengan metode SL berbasis pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi mahasiswa pendamping dalam kegiatan pengabdian ini. Kata kunci: iket kepala; kampung adat cireundeu; service learning; totopong Abstract This community service aims to improve the skills of the people of Cireundeu Village by making totopong (traditional headbands) using folding, tying and coloring techniques. Totopong is used every day by the people of Cireundeu Traditional Village, especially at religious events or when guests come. The mask currently used is a rectangular piece of batik cloth tied around the head. The method in this service uses the Service Learning (SL) Method. This activity involves the participation of the local community consisting of local traditional leaders, Karang Taruna youth, and community members. Evaluation through a critique session, with indicators of the pattern formed, composition, color that appears on the surface of the fabric. The results showed that the SL method was successful in increasing residents' artistic abilities and creativity in making totopong, the color combinations that emerged became interesting when participants combined various colors. This activity also strengthens the relationship between Universitas Kristen Maranatha, traditional village parties, social communities from the Lions Club Bandung Raya, Lions Club Bandung Tohaga. The practical implication of this service is the development of a service model using the SL method based on community service to increase the creativity and competence of students accompanying this service activity. Keywords: iket kepala; cireundeu traditional village; service learning, totopong
Visualisasi Topeng Barongan di Blora, Jawa Tengah Suryana, Wawan; Rahim, Muhamad Ali
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 9 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v9i1.43750

Abstract

One of the traditional crafts of the Indonesian people is masks, mask crafts almost every region or tribe has a tradition of making masks, especially masks made of wood, this is because Indonesia has many very fertile wood forests. The problem is what is the philosophical meaning of the Barongan mask in Blora. The research method uses qualitative descriptive. The results are that many craftsmen make their work made of wood, namely the village of Brabowan Blora, Central Java Province, one of the villages in Blora, the community lives from the craft of making barongan masks that utilize teak wood waste. The findings of this study are that the art of barongan masks is thriving in Blora so that it indirectly develops other infrastructure, one of which is the home industry for making barongan masks, with the existence of a home industry indirectly barongan masks continue to be produced in the village of Brabowan barongan masks live and can support other Blora people Abstrak Salah satu kerajinan tradisi masyarakat nusantara adalah topeng, kerajinan topeng hampir tiap daerah atau suku mempunyai tradisi pembuatan topeng terutama topeng yang terbuat dari bahan kayu ini disebabkan karena Indonesia banyak tumbuh hutan kayu yang sangat subur. Permasalahannya apa makna filosofis dari topeng Barongan di Blora. Metode penelitian, menggunakan deskriptif kualitatif. Hasilnya banyak pengrajin membuat karyanya terbuat dari kayu adalah desa Brabowan Blora Provinsi Jawa Tengah salah satu desa di Blora masyarakatnya hidup dari kerajinan membuat topeng barongan yang memanfaatkan limbah kayu jati. Temuan penelitian ini kesenian topeng barongan tumbuh subur di Blora sehingga secara tidak langsung menumbuh kembangkan infrastruktur lainnya salah satunya adalah home industri pembuatan topeng barongan, dengan adanya home industri secara tidak langsung topeng barongan terus di produksi di desa Brabowan topeng barongan hidup dan bisa menghidupi masyarakat Blora lainnya.
KAIN BERCORAK SEBAGAI NATAR-ALTERNATIF LUKISAN KONTEMPORER Rahim, Muhamad Ali; Ernawan, Erika
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2289

Abstract

Perkembangan seni rupa kontemporer demikian pesat dan menawarkan kemungkinan berbeda dalam visual maupun konteks yang diangkat—secara intrinsik maupun ekstrinsik. Wacana eklektik, apropriasi dan reproduksi gambar, hingga kini masih mempengaruhi geliat lukisan kontemporer. Salah-satunya ditunjukkan melalui peminjaman atau penambahan citraan baru pada suatu gambar dengan tujuan menghasilkan makna baru. Rancangan pelukisan ini menggunakan material lukis non-konvensional, yaitu kain bercorak sebagai natarnya. Penambahan citraan baru pada natar kain bercorak yang mengakibatkan penumpukan visual menawarkan keunikannya sendiri, sekaligus memperkaya alternatif pelukisan sebagai bagian dari dinamika seni rupa sesuai dengan perkembangan zaman. Rancangan karya seni lukis yang menggunakan kain bercorak sebagai alternatif natar ini diharapkan memberi kontribusi yang menambah keragaman visual dan pola cipta dalam perkembangan wacana seni rupa pascamodern.Kata Kunci: Corak, Kain, Lukisan kontemporer, Natar
Eksplorasi Penggambaran pada Material Bergambar sebagai Lukis Alternatif Rahim, Muhamad Ali; Suryana, Wawan; Septiadi, Abdusyukur Budiarvin
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 10 No 2 (2024): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v10i2.1562

Abstract

The discourse on shifting artistic idioms which allows for the opening up of diversity in the visual creation of paintings is the background for this applied research. The aim is to offer alternative materials for paintings that add novelty to the idea of creation. The method used is based on practice and experimentation through the use of used pictorial media as a field for painting. This research produces alternative works of painting with visual uniqueness due to the overlapping images as a differentiator. Apart from marking a paradigm shift in the discourse and idiom of painting, it also strengthens the findings regarding the transfer of the basic material context of painting. This creation is quite important because the exploration of unconventional painting presents uniqueness that can trigger newness in painting in the future.