Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KINERJA PETUGAS DALAM PENCATATAN DAN PELAPORAN PWS KIA DI PUSKESMAS DUREN Dharmawan, Yudhy; Wigati, Putri Asmita; Dwijayanti, Fifi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JANUARY 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i2.3383

Abstract

Angka kematian Ibu dan Bayi di Jateng masih tinggi.  Kejadian kematian tersebut juga terdapat diwilayah kerja Puskesmas Duren. PWS KIA adalah alat manajemen yang sudah dikembangkan oleh Kemenkes RI, untuk mendeteksi dini penyebab kematian bayi dan ibu. Dengan deteksi sedini mungkin, maka penyebab kematian dapat dihindarkan dan berakibat pada menurunnya angka kematian ibu dan bayi. Namun demikian kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih terdapat ketidak lengkapan, ketidak akuratan dan keterlambatan pelaporan PWS KIA, termasuk di Puskesmas Duren, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. Oleh karena itu perlu diketahui faktor apa saja yang terkait dengan kinerja petugas puskesmas dalam kegiatan PWS KIA. Penelitian bersifat observasional deskriptif, dengan pendekatan crosssectional,dengan analisis data kuantitatif. Populasi penelitian adalah Bidan diwilayah Puskesmas Duren. Hasil menunjukkan bahwa pencatatan PWS KIA hanya menggunakan pencatatan kohort dan buku KIA, sementara Buku bantu dan Kartu ibu hampir tidak digunakan. Tingkat akurasi data pencatatan dan pelaporan hanya mencapai 70%, sedangkan ketepatan waktu pelaporan hanya 80 %. Ada 2 bidan desa yang tidak melaporkan tepat waktu selama 2 bulan. Skor kualitas data hanya mencapai 66 %. Tabulasi silang menunjukan ada keterkaitan motivasi,beban kerja, fasilitas dan masa kerja terhadap kualitas data yang baik.Disarankan untuk pemberian motivasi dan menggunakan teknologi Informasi. Maternal and Infant mortality rate is still high in Central Java. The incidence of these deaths also occurred in the region Puskesmas Duren. Local Area Monitoring of MCH program is a management tool that has been developed by the Ministry of Health of Indonesia, which serves to detect the cause of the premature infant and maternal mortality. With early detection, the cause of death can be avoided and result in reduced maternal and infant mortality. However, the fact that there are in the field shows that there is still a lack of completeness, inaccuracies and delays in reporting of Local Area Monitoring of MCH, including Puskesmas Duren, District Bandungan, Semarang regency Therefore, it is important to know what factors are associated with health center personnel in the performance of the Local Area Monitoring of MCH activities.  The Research is a descriptive observational study, the cross-sectional approach, the quantitative data analysis. Population  of this study was the midwife who worked in the region Puskesmas Duren. Result of this study were  used Recording Document are Kohort and Buku KIA. The level of accuracy of data recording and reporting only reached 70 % , while the timeliness of reporting only 80 % . There are two midwives who do not report on time for 2 months . Data quality scores only reached 66 % . Cross-tabulation showed there is  linkage motivation , workload , facilities and working period with  the quality of data. Suggestion for motivation and use of information technology
Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Dwijayanti, Fifi; Fauzi, Muh; Megalaksari, Gesti; Faridatus, Alfi; Ratna R., Yunisa; Widjanarko, Bagoes
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.095 KB)

Abstract

Tingginya prevalensi perokok di Indonesia saat ini yang mencapai 70% dari total penduduk akan memicu banyak masalah sumber daya manusia Indonesia (Fatmawati, 2006). Bahkan pada tahun 2011, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga didunia. Pertumbuhan konsumsi rokok dikalangan generasi muda Indonesia juga tercepat didunia, sedangkan prevalensi di negara maju mulai mengalami penurunan. Menurut WHO, angka kematian akibat merokok di Indonesia telah mencapai angka 400.000 orang per tahun. Prevalensi perokok paling banyak terjadi dikalangan usia pelajar. Peningkatan tertinggi terjadi pada usia 5-9 tahun, sedangkan peningkatan pada usia 15-19 tahun sebesar 144% selama periode 1994-2004. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden yang tidak merokok (56,55%) tidak jauh berbeda dengan responden yang merokok (40,46%) dan 2,99% responden tidak menjawab. Berdasarkan geografis, persentase reponden yang tidak merokok di kota lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan daerah lainnya dan persentase responden yang merokok di desa lebih tinggi (47%) dibandingkan dengan kota dan pesisir. Persentase reponden yang tidak mendukung kegiatan merokok lebih tinggi (80%) dibandingkan dengan responden yang mendukung kegiatan merokok (20%). Kriteria responden sebagai perokok ringan lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan kriteria lainnya. Kriteria perokok ringan merupakan pelajar yang merokok 1-4 batang per hari, kriteria sedang menghisap 5-14 batang rokok per hari dan kriteria berat menghisap lebih dari 15 batang per hari. Persentase responden mulai mencoba merokok pertama kali saat SMP lebih tinggi (57%) dibandingkan dengan SD (26%) dan SMK (17%). Persentase remaja yang merokok terinspirasi dari iklan rokok lebih kecil (12%) dibandingkan dengan remaja yang merokok tanpa dipengaruhi iklan.
Mentel (Permen Wortel) Sebagai Solusi Penambah Vitamin A Lidiyawati, Rita; Dwijayanti, Fifi; Yuwita S., Nurasih; Fatimah Pradigdo, Siti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.79 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai hasil panen sayuran dan buah-buahan yang sangat tinggi misalnya wortel (Daucus carota). Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun, terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada semua musim. Perkembangan zaman menyebabkan timbulnya permintaan konsumen yang selalu menginginkan inovasi baru dalam pengolahan makanan. Disisi lain tingkat konsumsi wortel sebagai bahan pangan masih rendah. Solusi tentang pengolahan wortel sebagai upaya meningkatkan nilai jual produk wortel, menumbuhkan minat masyarakat agar senang mengkonsumsi wortel. Untuk meningkatkan nilai jual wortel, maka muncul inovasi produk wortel berupa permen wortel. Kandungan β-karoten dalam wortel merupakan provitamin A yang berfungsi melindungi mata dan kandungan antioksidan sebagai antikanker. Dari hasil produksi tersebut, permen wortel dapat menghasilkan produk pangan baru yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Sehingga kebutuhan gizi masyarakat Indonesia tercukupi.
Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang Dwijayanti, Fifi; Fauzi, Muh; Prilian, Evika; Widjanarko, Bagoes
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.649 KB)

Abstract

Tingginya prevalensi perokok di Indonesia saat ini yang mencapai 70% dari total penduduk akan memicu banyak masalah sumber daya manusia Indonesia.(Fatmawati, 2006) Bahkan pada tahun 2011 Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga didunia. Pertumbuhan konsumsi rokok dikalangan generasi muda Indonesia juga tercepat didunia, sedangkan prevalensi di negara maju mulai mangalami penurunan. Menurut WHO angka kematian  akibat  merokok  di  Indonesia  telah  mencapai  angka  400.000  orang  per  tahun. Prevalensi perokok paling banyak terjadi dikalangan usia pelajar. Peningkatan tertinggi terjadi pada usia  5-9  tahun,  sedangkan  peningkatan pada usia  15-19  tahun sebesar 144% selama periode 1994-2004. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi perokok tingkat SMK di Kota Semarang.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah probability random sampling. Penelitian ini menggunakn metode wawancara dengan menggunakan kuesioner dan diolah secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden yang tidak merokok (56,55%) tidak jauh berbeda dengan responden  yang merokok (40,46%) dan 2,99% responden tidak menjawab. Berdasarkan geografis, persentase reponden yang tidak merokok di kota lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan daerah lainnya dan persentase responden yang merokok di desa lebih  tinggi  (47%) dibandingkan  dengan  kota  dan  pesisir.  Persentase  reponden  yang tidak mendukung kegiatan merokok lebih tinggi (80%) dibandingkan dengan responden yang mendukung kegiatan merokok (20%). Kriteria responden sebagai perokok ringan lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan kriteria lainnya. Kriteria perokok ringan merupakan pelajar yang merokok 1-4 batang per hari, kriteria sedang menghisap 5-14 batang rokok per hari dan kriteria berat menghisap lebih dari 15 batang per hari. Persentase responden mulai mencoba merokok pertama kali saat SMP lebih tinggi (57%) dibandingkan dengan SD (26%) dan SMK (17%). Persentase remaja yang merokok terinspirasi dari iklan rokok lebih kecil (12%) dibandingkan dengan remaja yang merokok tanpa dipengaruhi iklan.
KINERJA PETUGAS DALAM PENCATATAN DAN PELAPORAN PWS KIA DI PUSKESMAS DUREN Dharmawan, Yudhy; Wigati, Putri Asmita; Dwijayanti, Fifi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i2.3383

Abstract

Angka kematian Ibu dan Bayi di Jateng masih tinggi.  Kejadian kematian tersebut juga terdapat diwilayah kerja Puskesmas Duren. PWS KIA adalah alat manajemen yang sudah dikembangkan oleh Kemenkes RI, untuk mendeteksi dini penyebab kematian bayi dan ibu. Dengan deteksi sedini mungkin, maka penyebab kematian dapat dihindarkan dan berakibat pada menurunnya angka kematian ibu dan bayi. Namun demikian kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih terdapat ketidak lengkapan, ketidak akuratan dan keterlambatan pelaporan PWS KIA, termasuk di Puskesmas Duren, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. Oleh karena itu perlu diketahui faktor apa saja yang terkait dengan kinerja petugas puskesmas dalam kegiatan PWS KIA. Penelitian bersifat observasional deskriptif, dengan pendekatan crosssectional,dengan analisis data kuantitatif. Populasi penelitian adalah Bidan diwilayah Puskesmas Duren. Hasil menunjukkan bahwa pencatatan PWS KIA hanya menggunakan pencatatan kohort dan buku KIA, sementara Buku bantu dan Kartu ibu hampir tidak digunakan. Tingkat akurasi data pencatatan dan pelaporan hanya mencapai 70%, sedangkan ketepatan waktu pelaporan hanya 80 %. Ada 2 bidan desa yang tidak melaporkan tepat waktu selama 2 bulan. Skor kualitas data hanya mencapai 66 %. Tabulasi silang menunjukan ada keterkaitan motivasi,beban kerja, fasilitas dan masa kerja terhadap kualitas data yang baik.Disarankan untuk pemberian motivasi dan menggunakan teknologi Informasi. Maternal and Infant mortality rate is still high in Central Java. The incidence of these deaths also occurred in the region Puskesmas Duren. Local Area Monitoring of MCH program is a management tool that has been developed by the Ministry of Health of Indonesia, which serves to detect the cause of the premature infant and maternal mortality. With early detection, the cause of death can be avoided and result in reduced maternal and infant mortality. However, the fact that there are in the field shows that there is still a lack of completeness, inaccuracies and delays in reporting of Local Area Monitoring of MCH, including Puskesmas Duren, District Bandungan, Semarang regency Therefore, it is important to know what factors are associated with health center personnel in the performance of the Local Area Monitoring of MCH activities.  The Research is a descriptive observational study, the cross-sectional approach, the quantitative data analysis. Population  of this study was the midwife who worked in the region Puskesmas Duren. Result of this study were  used Recording Document are Kohort and Buku KIA. The level of accuracy of data recording and reporting only reached 70 % , while the timeliness of reporting only 80 % . There are two midwives who do not report on time for 2 months . Data quality scores only reached 66 % . Cross-tabulation showed there is  linkage motivation , workload , facilities and working period with  the quality of data. Suggestion for motivation and use of information technology
Budaya Keselamatan Staf Klinis Rumah Sakit Terakreditasi Yang Menjadi Rujukan Covid-19 Duta Liana; Dewi Lestari; Fifi Dwijayanti; Nuraini Fauziah
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 02 (2021): Teknik dan Hasil Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i2.108

Abstract

Latar Belakang: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak luas dikarenakan risiko penularan virus SARS-COV-2 melalui kontak, droplet, dan kemungkinan airborne. Suatu tantangan bagi rumah sakit untuk menjamin mutu dan keselamatan. Dalam kondisi seperti ini, maka budaya keselamatan yang baik menjadi faktor kritikal untuk menjamin keselamatan baik pasien, pengunjung, maupun petugas rumah sakit. Komitmen Pimpinan dan dukungan seluruh staf khususnya staf klinis sangat diperlukan untuk terciptanya budaya keselamatan rumah sakit. Salah satunya pemenuhan standar layanan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan budaya keselamatan. Berdasarkan kondisi ini diperlukan suatu penelitian untuk mengukur sejauh mana standar akreditasi diimplementasikan untuk mendukung budaya keselamatan yang meliputi keselamatan pasien, keselamatan dan kesehatan pekerja rumah sakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur budaya keselamatan staf klinis dengan prediktor yang dominan dalam mempengaruhi keselamatan pasien serta keselamatan dan kesehatan pekerja di rumah sakit terakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang menjadi rujukan Covid-19. Metode: Penelitian ini merupakan cross-sectional study pada empat rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta diantaranya RSPAD Gatot Subroto, RSUP Persahabatan, RS Pusat Pertamina, dan RS Pertamina Jaya. Tiga variabel yang mempengaruhi budaya keselamatan yaitu iklim keselamatan, situasional, dan perilaku keselamatan. Responden adalah staf klinis berdasarkan jenis instalasi dan staf klinis di setiap rumah sakit yang dipilih secara acak. Kuesioner mengacu pada instrumen Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1.1 dalam bentuk google form. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square sedangkan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Data penelitian ini diperoleh dari 560 responden yang terdiri dari instalasi dan staf klinis. Dari empat rumah sakit dihasilkan budaya keselamatan rumah sakit menurut 51,8% responden masuk dalam kategori baik dimana tiga dari sepuluh indikator yaitu kerjasama, lingkungan kerja, dan kepatuhan merupakan kategori baik dan dominan. Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan (OR 4,46; 95% CI 2,67-7,42). Kepatuhan memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan pasien (OR 5,59; 95% CI 3,27-9,56) dan manajemen risiko memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja (OR 5,59; 95% CI 3,29-9,49). Kesimpulan: Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan, baik keselamatan pasien maupun keselamatan dan kesehatan pekerja. Indikator kepatuhan dan manajemen risiko merupakan indikator yang memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan.
Association of Waiting Time for Diagnosis with Quality of Life (QoL) in Nasopharyngeal Carcinoma: A Survey in Dharmais Cancer Hospital Fifi Dwijayanti; Nuryanti Samosir; Cita Herawati
INTERNATIONAL JOURNAL OF NASOPHARYNGEAL CARCINOMA Vol. 2 No. 04 (2020): International Journal of Nasopharyngeal Carcinoma
Publisher : TALENTA PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijnpc.v2i04.4768

Abstract

Introduction: Cancer patients experience many symptoms. The symptoms have a major impact on Quality of Life (QoL) among patients with nasopharyngeal carcinoma. Diagnostic and treatment delays can be reduced to improve the prognoses of the cancer patients. Cancer waiting time may still be important as indicators of overall performance of a health service. Objective: The aim of this study was to investigate the association of waiting time for diagnosis with quality of life in nasopharyngeal carcinoma. Methods: A cohort survey was done in six months from July to December 2019. We conducted new patients whom never had any therapy from other care centers. Data were collected two times using the structured interview technique by using EORTC QLQ-C30 and QLQ-H&N43 questionnaires. We counted the time for diagnosis from the first time the patient came for diagnostic until the first therapy for the cancer. Results: The eligible samples were 24 patients. Their mean (SD) and median ages were 46.71 (10.1) and 49.0 years respectively and waiting time for diagnosis was 34.2 (10.4) and 31.0 days. The patient’s scored <33.3 for global health status in first came to the hospital (pre-test) was 66.7%. In pre-test, diarrhea and constipation were the most disturbing symptoms and the post-test were loss of appetite and dyspnea. Time for diagnosis was statistically significant with global health (P<0.05). Global health has significant differences in the pre-test and post-test. Conclusion: The nasopharyngeal carcinoma patients in our institution had a worse quality of life regarding overall status. Waiting time for diagnosis has association with global health score in quality of life (QoL). Further research is required to investigate the clinical patient during waiting period for diagnosis.
The Infection of COVID-19 among Health Care Workers in Dharmais Cancer Hospital Mutiara Adelina; Fifi Dwijayanti
Indonesian Journal of Cancer Vol 15, No 1 (2021): March
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.728 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v15i1.823

Abstract

Infectious diseases are one of the biggest threats to humans. Currently, the world is in the outbreak condition causes of the COVID-19 virus which is started from Wuhan, China in December 2019. This disease was spread out rapidly throughout the World and was announced as a pandemic by the World Health Organization (WHO) on March 11, 2020(1). The infected number of SARS-CoV-2 was over 84 million people and caused over 1 million death cases in the worldwide. Indonesia had more than 800.000 infectious cases and 23.000 of death cases with the highest cases in Jakarta (2). This virus can be transmitted by two ways, such as direct contact (cough, sneeze, and droplet inhalation) and contact transmission (contact with oral, nasal, and eye mucous membranes) of person with COVID-19 (3). The current COVID-19 pandemic makes various challenges in prevention and control of infections in hospitals. Health care workers (HCWs) have been providing care to suspected, probable or confirmed COVID-19 patients that make them in high-risk condition. Several study indicated that many HCWs have been infected with SARS-CoV-2 in many hospitals worldwide (4)(5)(6).
Sepsis in Children with Acute Lymphoblastic Leukemia Mururul Aisyi; Fifi Dwijayanti; Reni Wigati; Haridini Intan Mahdi; Laswita Yunus; Chainurridha Chainurridha; Tri Aprilliana Wulandari
Indonesian Journal of Cancer Vol 14, No 4 (2020): December
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.57 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v14i4.738

Abstract

Background: Sepsis is the leading cause of morbidity and mortality in children worldwide, with around 75,000 inpatients each year and nearly 50% dying in pediatric hospitals. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) in childhood is a malignancy originating from lymphoid progenitor cells, usually at the age of 2–6 years. Children with ALL contribute 30% to childhood cancer cases under 15 years old. Sepsis in pediatric patients increases mortality significantly. A previous study showed that the prevalence of sepsis in pediatrics is still high. Thus, this study aims to report ALL patients with sepsis in our institution.Methods: This study was a descriptive cross-sectional study at the National Cancer Center (NCC) - Dharmais Cancer Hospital. We recruited acute lymphoblastic leukemia (ALL) patients aged 2-18 years with suspected or documented sepsis based on Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) by The International Consensus Conference on Pediatric Sepsis. The data were collected by medical records from January 2014 to December 2018.Results: A total of 94 pediatric patients in the study included 57 males and 37 females with an average age of 5 years. The age range was 1–18 years with a median age of 5 years. The prevalence of sepsis in pediatric with ALL was 11 patients (11.7%) and 45.5% of deaths. The clinical conditions were as follows: abnormal temperature (8 [72.7%]), abnormal blood pressure, systolic (7 [63.6%]) and diastolic (7 [63.6%]), abnormal pulse rate (9 [81.8%]), abnormal respiratory rate (8 [72.7%]), and normal saturation (6 [54.5%]). We also did a laboratory check followed by all sepsis patients who had abnormal leukocytes (11 [100%]), and abnormal lymphocytes count (8 [72.7%]).Conclusions: The mortality rate and prevalence of sepsis in children with ALL in our institution are still high. Further prospective studies are required to explore the risk factors and predictors of sepsis based on its severity and adherence of health workers to implement guidelines on patients with sepsis in the hospital.
COVID-19 and Cancer Care in Indonesia: What we have done in Dharmais Cancer Center Hospital Hendi Setiadi; Fifi Dwijayanti; Martya Rahmaniati Makful
Indonesian Journal of Cancer Vol 14, No 2 (2020): June
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.526 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v14i2.747

Abstract

At the end of 2019, the novel coronavirus (CoV) of severe acute respiratory syndrome (SARS), named SARS- CoV-2 was approved as a microbial agent that causes viral pneumonia in patients who are linked epidemiologically to the seafood market in Wuhan (Wuhan) Hubei province, China [1]. The World Health Organization (WHO) stated the coronavirus or COVID-19 as a pandemic because it has spread globally in the world since March 11, 2020 [2]. There have been more than 8 million cases reported with more than 450 thousand deaths around the world until June 19, 2020 [3]. Indonesia reported the first cases of COVID-19 in early March 2020 and currently 43,803 cases with 2,373 deaths [4]. Indonesia has the highest cases of COVID-19 in Southeast Asia [5]. WHO stated that according to the current evidence, coronavirus is transmitted among people through respiratory droplets and contact routes [6-8]. Droplet transmission is different from airborne disease. Droplet transmission occurs when a person closely contacted (within 1 m) with someone who has respiratory symptoms (e.g. coughing or sneezing,) and was therefore at risk of having his/her mucosae (mouth and nose) or conjunctiva (eyes) exposed to potentially infective respiratory droplets. Droplet transmission may also occur through fomites in the immediate environment around the infected person [9]. Increasing cases occur continuously become alert for our institution as health care providers.