Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Korelasi Proteinuria Metode Rasio Albumin-Kreatinin Urin dengan Metode Kromatografi pada Preeklamsi Syuhada, -; Noormartany, -; Alamsyah, Muhammad; Dewi, Nina Susanna
Majalah Kedokteran Bandung Vol 44, No 4 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.119 KB)

Abstract

Preeklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu melahirkan. Pada preeklamsi terjadi kerusakan endotel vaskular ginjal yang menyebabkan proteinuria. Pemeriksaan proteinuria penting dalam diagnosis preeklamsi. Metode rasio albumin-kreatinin urin (uACR) adalah metode pemeriksaan proteinuria yang memiliki korelasi yang baik dengan kadar protein urin 24 jam sebagai baku emas. Metode lain adalah metode kromatografi (carik celup) yang masih secara luas digunakan di berbagai fasilitas kesehatan namun dari berbagai penelitian metode ini memiliki variasi nilai sensitivitas dan spesifisitas yang luas. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang baik antara hasil pemeriksaan proteinuria metode carik celup dan metode uACR pada penderita preeklamsi. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek penelitian adalah wanita hamil penderita preeklamsi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak masuk ke dalam kriteria eksklusi. Analisis statistik dilakukan dengan uji korelasi rank Spearman. Subjek penelitian sebanyak 52 orang. Kelompok usia terbanyak adalah 20–34 tahun. Dari uji statistik yang dilakukan, didapatkan korelasi yang baik antara hasil pemeriksaan proteinuria dari kedua metode tersebut (r=0,51; p<0,05). Simpulan, terdapat korelasi yang baik antara hasil pemeriksaan proteinuria metode carik celup dan metode uACR pada penderita preeklamsi, sehingga metode carik celup dapat tetap dipakai. [MKB. 2012;44(4):218–23].Correlation between Urinary Albumin Creatinin Ratio Test and Chromatographic Method in PreeclampsiaPreeclampsia is still one of the major causes of maternal mortality. In preeclamptic renal vascular endothelial damage occurs that leads to proteinuria. Examination of proteinuria is essential in preeclampsia diagnosis. Urinary albumin-creatinine ratio (uACR) is one of proteinuria test methods with good correlation with 24-hour urinary protein as the gold standard. Another method is chromatographic method (dipstick urinalysis) which is still widely used in various health facilities but from various studies it has wide variation of sensitivity and specificity values. The purpose of this study was to determine whether there is a good correlation between the results of the proteinuria examination by dipstick method and uACR method in patients with preeclampsia. The study was conducted at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung. Subjects were woman with preeclampsia in accordance with inclusion and exclusion criteria. Statistical analysis was performed using Spearman rank correlation test. There were 52 subjects. Thelargest age group was 20–34 years. From the statistical test performed, agood correlation between the results of proteinuria examination from both methods was found. In conclusion, there is a good correlation between the results of dipstick urinalysis method and the method of urinary albumin-creatinine ratio in patients with preeclampsia. Therefore, dipstick urinalysis examination can still be utilized. [MKB. 2012;44(4):218–23]. DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v44n4.139
Sismantik: Empowerment of Larvae Monitoring Students in Reducing Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Dewi Susanna; Kholis Ernawati; Umar Fahmi Ahmadi; Hermansyah Hasan; Ritawati Ritawati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 5, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.177 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.33175

Abstract

Empowering the primary school students as larvae monitor that play a strategic role in reducing cases of dengue hemorrhagic fever (DHF) through the behavior of mosquito nests eradication (MNE/PSN) in their neighborhoods. The objective was to empower the primary school students as larvae monitor in the Kutaraja, Banda Aceh Municipality. The study conducted in July – October 2017. We conducted activities as follows: a) advocacy and socialization of activities to stakeholders in Kutaraja areas, (including primary health center and the schools), b) modules preparation, c) training of larva monitoring students), d) Focus Group Discussion (FGD) with stakeholder of the school for evaluation and the next community service programs, and e) periodic larvae inspection by students were trained. The results showed: a) there was significant knowledge between pre- and post-intervention (p = 0.004). The larva monitoring was performed 4 times every Sunday. The number of larvae free index (LFI/ABJ) higher in the fourth inspection than others.
ANALISIS SPASIAL (TOPOGRAFI) TUBERKULOSIS PARU DI KOTA PARIAMAN, BUKITTINGGI, DAN DUMAI TAHUN 2010-2016 Arinil Haq; Umar Fahmi Achmadi; Dewi Susanna
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 3 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.3 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.319 KB) | DOI: 10.22435/jek.v3i18.80

Abstract

ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a disease that has become one of the global concerns. Various factors can increase the incidence of TB and facilitate transmission, one of which is environmental factors. This study aimed to understand the correlation between altitude, population density, and healthy home coverage with the proportion of smear-positive pulmonary TB in Pariaman, Bukittinggi and Dumai in 2010-2016. This study is an ecological study. The data of smear-positive pulmonary TB cases obtained from District Health Office were processed in aggregate at each sub-district in Pariaman, Bukittinggi and Dumai areas. Data were analyzed by correlation test and spatial analysis. The results of this study indicate that there is a strong correlation between altitude with the proportion of smear-positive pulmonary TB in Bukittinggi with direction of the correlation is negative, which mean that the higher the altitude the lower the pulmonary Tb case. It is suggested that area with lower altitude can focus more on promotion and prevention of pulmonary TB through health education or other health promotion measures. Keywords: Spatial analysis, pulmonary TB cases, altitude, population density, healthy home coverage ABSTRAK Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang menjadi salah satu perhatian global. Berbagai faktor dapat meningkatkan kejadian TB dan mempermudah penularan, salah satunya adalah faktor lingkungan. Penelitian ini merupakan studi ekologis yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan cakupan rumah sehat dengan proporsi TB paru basil tahan asam (BTA) positif di Kota Pariaman, Bukittinggi, dan Dumai tahun 2010-2016. Data dianalisis dengan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara variabel yang diuji, hanya ketinggian wilayah yang berkorelasi kuat dengan proporsi TB paru BTA positif di Kota Bukittinggi. Semakin tinggi wilayah maka semakin rendah kasus TB paru BTA positif di Kota Bukittinggi. Disarankan daerah dengan dataran yang lebih rendah dapat lebih fokus untuk melakukan upaya preventif dan promotif TB paru melalui kegiatan penyuluhan dan upaya promosi kesehatan lainnya. Kata kunci:Analisis spasial, angka kejadian TB paru, ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, cakupan rumah sehat
Penggunaan Model Standard Deviational Ellipse (SDE) Pada Analisis Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Banjar Tahun 2013 Martya Rahmaniati; Tris Eryando; Dewi Susanna; Dian Pratiwi; Fajar Nugraha
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 6 No 1 (2014): Jurnal Aspirator Volume 6 Nomor 1 2014
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.329 KB)

Abstract

Abstrak. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan penyakit endemis di Kota Banjar. Diperlukan informasi yang dapat memetakan penyebaran, pemusatan, dan arah pergerakan pola kasus DBD dalam kegiatan surveilans untuk mengetahui luas cakupan program pengendalian penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi wilayah penyakit DBD melalui Model Standard Deviational Ellipse (SDE) di Kota Banjar. Penelitian ini merupakan studi observasional yang bersifat Explanatory Spatial Data Analysis (ESDA). Analisis data menggunakan model SDE pada lingkup seluruh kecamatan di Kota Banjar. Data yang digunakan adalah data kasus DBD dari tahun 2007-2012, sebanyak 315 kasus. Gambaran umum penderita DBD di Kota Banjar secara sosiodemografi, sebagian besar adalah laki-laki (58,1%) dengan kelompok usia produktif yaitu anak sekolah (39,7%) dan usia bekerja (45,7%). Kasus DBD di Kota Banjar selama periode tahun 2007-2012 sebagian besar berada pada ketinggian 25-37,5 mdpl (55,8%). Secara umum, model SDE di Kota Banjar mempunyai arah pergerakan kasus yang cenderung mengikuti sumbu X dan pola berkelompok sesuai batas fisiografis Model SDE dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola disperse dan arah pergerakan kasus DBD sehingga intervensi program pengendalian penyakit DBD dapat dilakukan berdasarkan lokasi spesifik sebagai bahan pendukung keputusan.
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS DIGITAL DI DAERAH PESISIR KECAMATAN PALABUHANRATU TAHUN 2017 Tris Eryando; Eddy Afriansyah; Dewi Susanna; Dia Wulandari; Tri Agustini
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2018): Charity - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v1i01.1572

Abstract

Pengembangan masyarakat adalah upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, hal ini menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai elemen. Pemberdayaan masyarakat dilakukan di daerah pesisir Kecamatan Palabuhanratu dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat berbasis digital. Dengan bantuan sistem informasi berbasis digital di bidang kesehatan akan cepat diketahui tren penyakit disuatu wilayah, perkembangan gizi buruk di suatu daerah, komposisi penduduk berdasarkan usia dan sebagainya. Sehingga informasi yang update ini mempermudah penentuan intervensi apa yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan ICT dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. [1] Menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi sehingga tersusunlah rencana kegiatan berupa pelatihan, edukasi, konsultasi dan advokasi. Kegiatan pelatihan fokus kepada pelatihan registrasi vital untuk pejabat desa dan SIMPUSTU untuk bidan desa serta edukasi dan konsultasi berfokus pada kegiatan SMS Gateway berupa pengiriman pesan kesehatan. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Palabuhanratu dapat meningkat. Hambatan yang dihadapi adalah masyarakat yang belum terbiasa membuat laporan terkait kependudukan dan kesehatan menggunakan komputer sehingga diperlukan adanya edukasi tambahan agar masyarakat menjadi terbiasa.
Systematic Review Keanekaragaman Spesies Leptospira pada Sampel Lingkungan di Asia Yulia Sayanthi; Dewi Susanna
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 11 No 2 (2021): October
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leptospira was classified into three groups, namely pathogenic, intermediate, and saprophytic. Pathogenic Leptospira caused human and animal Leptospirosis, Leptospira intermediate recently found in human but not reproduce disease, meanwhile Leptopsira from the saprophytic group is an environmental species and considered not to caused disease. This study aims to do a systematic review of the diversity of Leptospira species from environmental samples in Asia. Based on this review, Leptospira from all groups were identified from environmental samples in Asia. Dominant pathogenic Leptopsira is L. kmetyi, Leptospira intermediate is L. wolffii Anda the dominant Leptospira from saprophytic group is L. meyeri. For further Leptospira, a detection study is recommended to classify Leptospira base on four subclades, namely P1, P2, S1 and S2. Knowing the classification of Leptospira from environmental samples will be able to provide information about where and how the transmission of Leptospirosis occurs.
Faktor prediksi keberadaan jentik di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor tahun 2016 (Studi di wilayah pedesaan endemis demam berdarah dengue ) Fajrin Nur Azizah; Ema Hermawati; Dewi Susanna
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 6 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.456 KB) | DOI: 10.22146/bkm.12303

Abstract

Latar belakang: Penyakit berbasis menular vektor menjadi salah satu masalah di Kecamatan Jonggol. Kecamatan Jonggol merupakan kecamatan bersatatus endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bogor  dan satu-satunya dari 10 kecamatan dengan kasus DBD terbanyak yaitu 197 orang sepanjang 3 tahun (2013 –2015) terakhir yang wilayahnya berkarakteristik pedesaan. Kasus DBD mengindikasikan adanya keberadaaan jentik Aedes Aegypti yang dipengarui oleh perilaku masyarakat serta kondisi kontainer. Angka bebas jentik Kecamatan Jonggol sebesar 68,45% masih dibawah target nasional sebesar 95%. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan faktor yang mempengaruhi keberadaan jentik.Metode: Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan populasi adalah  semua rumah tangga  yang memiliki kontainer dan sampel berjumlah 180 orang dengan tehnik multistage random sampling.Hasil: Hasil uji statistic menunjukkan terdapat keberadaan jentik berhubungan dengan tindakan menutup (p= 0041) dan menguras ( p=0,032) kontainer. Adapun variabel yang tidak berhubungan adalah pengetahuan, tindakan menggunakan abate, memelihara ikan pemakan jentik, mengubur barang bekas, letak kontainer, keberadaan penutup kontainer, jumlah kontainer, dan sumber air (p>0,05).. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keberadaan jentik adalah tindakan menguras kontainer dengan koef B=0,889 OR = 2,457 (95% CI 1,212 – 4,981).Kesimpulan: Masyarakat disarankan untuk menguras kontainer minimal seminggu sekali dan menutup rapat kontainer setelah digunakan. Pihak puskesmas beserta pemerintah kecamatan Jonggol diharapkan meningkatkan koordinasi dengan mayarakat dan kader daam pengecekan jentik nyamuk sebagai upaya dini dalam pemberanratasan vector dan pencegahan DBD.
Prevalensi Kejadian Covid-19 pada Anak Kota Padang Annisa Meliariza; Dewi Susanna
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i11.14098

Abstract

Covid -19 is a disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). This disease attacks all ages, from babies and children to the elderly. The clinical characteristics of disease progression and outcome in children and young adults appear to be much milder than in older people. Compared to adults, the number of confirmed children cases is very low and the severity and mortality is even lower. The research design used is a descriptive research design with a sample using secondary data with a total of Covid -19 cases in March 2020 to June 2021 in 3231 cases of children. The results found that the 11-15 age group had the most Covid -19 cases at 30.1%, with the number of cases between women and men almost balanced. The majority of children suffering from Covid -19 do self-isolating treatment with a rate of 81.1% and only 0.7% of children have comorbid diseases. Most of the children domiciled in urban areas are 71.6%, and most of the children as many as 72.8% get transmitted from cluster families. Covid -19 cases in children experienced a spike in October 2020 with the number of cases of 706 children infected with Covid -19. Koto Tangah and Kuranji Villages are recorded as the highest cases of Covid -19 in children with more than 500 cases in each village.
Studi Ekologi Hubungan Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bogor Tahun 2013-2022 Lulu Rakhmatsani; Dewi Susanna
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.2.207-214

Abstract

Latar belakang: Terdapat 2.997.097 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dilaporkan hingga 1 Juli 2023, sebanyak 0,13% masuk dalam kategori berat. Pada akhir tahun 2022 jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 143.000 kasus, dengan angka kejadian DBD terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap kejadian DBD di Kabupaten Bogor tahun 2013-2022.Metode: Menggunakan studi ekologi time series dan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Data iklim diperoleh dari website Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data kasus DBD diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan pada November-Desember 2023. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Korelasi Spearman.Hasil: Kejadian DBD tidak berhubungan dengan variabel suhu yaitu koefisien korelasi (r) -0,097 dan p value 0,297 pada lag 1 bulan. Kejadian DBD berhubungan dengan variabel kelembapan yaitu (r) 0,451 dan p value 0,0001 serta variabel curah hujan yaitu (r) 0,352 dan p value 0,0001 pada lag 1 bulan.Simpulan: Variabel suhu tidak berhubungan sementara kelembapan dan curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD, terdapat suhu ekstrem yang menyebabkan produksi telur menurun sehingga potensi penularan DBD rendah serta semakin tinggi kelembapan dan curah hujan menyebabkan produksi nyamuk meningkat sehingga potensi penularan DBD tinggi. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat agar kasus DBD dapat mengalami penurunan, di antaranya edukasi masyarakat terus menerus dan pemerintah menyusun kebijakan terkait pengendalian dan pencegahan DBD. ABSTRACT Title: Ecological Study of Climate Influence on Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Incidence in Bogor Regency 2013-2022Background: There were 2,997,097 Dengue Fever (DHF) cases reported until July 1, 2023, 0.13% of which were categorized as severe. By the end of 2022, the number of DHF cases in Indonesia reached 143,000 cases, with the highest number of DHF cases in the provinces of West Java, East Java and Central Java. The purpose of this study was to determine the effect of climate on the incidence of DHF in Bogor Regency in 2013-2022.Method: Using time series ecological studies and the type of data used is secondary data. Climate data was obtained from the website of the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency and DHF case data was obtained from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and the Bogor District Health Office. The research was conducted in November-December 2023. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the Spearman Correlation test.Result: The incidence of DHF was not related with the temperature variable, namely the correlation coefficient (r) -0.097 and p value 0.297 at a lag of 1 month. The incidence of DHF is related to the humidity variable, namely (r) 0.451 and p value 0.0001 and the rainfall variable, namely (r) 0.352 and p value 0.0001 at a lag of 1 month.Conclusion: Temperature variables are not related while humidity and rainfall are related to the incidence of DHF, there are extreme temperatures that cause egg production to decrease so that the potential for DHF transmission is low and the higher the humidity and rainfall causes mosquito production to increase so that the potential for DHF transmission is high. Therefore, cooperation between the government and the community is needed so that dengue cases can decrease, including continuous community education and the government formulating policies related to dengue control and prevention.
Severe Malaria Risk Factors in Lupane District, Zimbabwe. A Retrospective Cohort Study Batera, Same; Nyamukondiwa, Melisa; Susanna, Dewi; Wispriyono, Bambang
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v20i2.50324

Abstract

Zimbabwe envisions becoming a malaria-free country. However, a malaria resurgence has been reported in some of the elimination districts. This cohort study, guided by the Health Belief Model, aimed to examine risk factors associated with malaria severity in Lupane districts. Using proportionate stratified sampling, the study recruited 1207 individuals, comprising 1056 individuals who acquired malaria locally and 151 individuals who acquired malaria outside Lupane as captured in the DHIS2 electronic malaria-tracker database. The study used IBM SPSS 29.0.2.0(20)] for data analysis and odds ratios (ORs) were used to estimate relative risk (RR; 95% C.I; p0.05). The study revealed relative risk for individuals who had not traveled 29.7 (8.74; 100.0), no Long-Lasting Insecticidal Nets 12.3 (7.02; 21.4), possessed LLINs but not used 7.83 (4.29; 14.3), hosted visitors 6.19 (4.16; 9.22), lived in rural residence 1.94 (1.35; 2.79), slept outdoors during the night 1.93 (1.36; 2.74), and adults 0.22(0.13; 0.36) compared to the corresponding reference groups. As the country continues to fight against malaria, it is critical to address perceived risk factors that can reintroduce the disease and sustain the gains made in malaria elimination districts.
Co-Authors - Syuhada, - Afriansyah, Eddy Agustin Kusumayati Aisyah Raisa Haninda Amiya Bhaumik Andrew Ware Andriyani, Ariska Nandia Annisa Meliariza Aria Kusuma Aria Kusuma Aria Kusuma Aria Kusuma Aria Kusuma Arinil Haq Bambang Wispriyono Batera, Same Bhattacharjee, Sangita Bhaumik, Amiya Budi Hartono Bunga Oktora Bunga Oktora Dia Wulandari Dian Pratiwi Dian Pratiwi Dian Pratiwi Dian Pratiwi Doni Lasut Edwina Bernita Sitorus Efendi Efendi Efendi Efendi Ema Hermawati Ema Novita Deniati Endah Kusumowardani Erdinal Erdinal Fajar Nugraha Fajrin Nur Azizah Fatmi Yumantini Oktikasari Fitra N. Luthfiah Fitrah Reynaldi Fitriani Hana Nika Rustia Haninda, Aisyah Raisa Haryo Kuntoro Adi Hendra Fauzan Hermansyah Hasan Hermansyah Hermansyah I Made Djaja Ii Sumarni Ii Sumarni, Ii Ila Lia Yuliyanti, Oke Indra Kanta Maitra Khansa, Silvia Kholis Ernawati Laila Fitria Lulu Rakhmatsani Maitra, Indra Kanta Martya Rahmaniati Maya Kartika Muhammad Alamsyah Noormartany Nyamukondiwa, Melisa Poddar, Sandeep Puji Juriastuti Rabiatul Adawiah Raden Ayu Aisyah Raden Ayu Aisyah, Raden Ayu Renti Mahkota Reynaldi, Fitrah Rilla Fahimah Ririn Arminsih Wulandari Ritawati Ritawati Ritawati Ritawati Saki, Vernonia Yora Sandeep Poddar sang gede purnama Sangita Bhattacharjee Saputra, Yoerdy Agusmal Sibanda, Brightwell Sinaga, Uli Tiarma Sitorus, Edwina Bernita Teni Supriyani Teni Supriyani, Teni Teungku Nih Farisni Tri Agustini Tris Eryando Umar Fahmi Achmadi Umar Fahmi Achmadi Umar Fahmi Achmadi Umar Fahmi Ahmadi Veni Nella Syahputri, Veni Nella Vernonia Yora Saki Vernonia Yora Saki Ware, Andrew Widyamurti Widyamurti Widyamurti, Widyamurti Wulandari, Melly Yarmaliza Yulia Sayanthi Yvonne M. Indrawani Yvonne M. Indrawani Zakianis Zakianis Zakiyuddin Zakiyuddin zakiyuddin, Zakiyuddin