Aries Chandra Trilaksana
Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pasak estetik dari bahan fiber reinforced composite Esthetic post made of fiber reinforced composite materials Emy Ardana; Aries Chandra Trilaksana
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 12 No. 1 (2013): Formerly Jurnal Dentofasial ISSN 1412-8926
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v12i1.350

Abstract

The prosthetic treatment of seriously damaged teeth after treated with endodontic often require an endodontic post asan additional retention element for core build-up prior to crown restoration. In addition to metal-based posts andzirconia-based ceramic posts, fiber reinforced composite (FRC) post system has become to be widely used in therestoration of endodontically treated teeth. A FRC post offers a number of advantages over a metal post due to itsmodulus of elasticity being closer to that of dentin and superior esthetic quality. Teeth restored with FRC posts showbetter resistance to fracture propagation than teeth restored with prefabricated or cast metal posts. Endodonticallytreated teeth reinforced with a prefabricated fiber post have shown lower incidences of root fracture.
Seal apikal dari sealer berbahan dasar resin epoksi dan berbahan dasar mineral trioxideaggregate (Apicalsealingofepoxyresin-basedandmineral trioxideaggregatebased root canal sealers) Munirah Munirah; Aries Chandra Trilaksana; Juni Jekti Nugroho
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 13 No. 3 (2014): Formerly Jurnal Dentofasial ISSN 1412-8926
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v13i3.410

Abstract

This study aimed to compare the apical sealing of epoxy resin-based and mineral trioxide aggregate (MTA)-based rootcanal sealer. Twenty four permanent central incisors were selected at random and divided into 4 groups (N = 24),namely positive control group, negative control group, Fillapex obturator group (MTA, and TopSeal group (epoxyresin). The samples were decoronated, root canal preparation, then kept in incubator of 37 C for 24 hours. Sampleswere immersed in india ink for 7 days. The samples were washed with distilled water, dried and nail varnish removed.The samples was grooved longitudinally on both side, and then carefully sectioned. Penetration was measured using astereo microscope and given score 0-4. Measurements were analyzed statistically. By using the Mann Whitney andKolmogorov-Smirnov tests, there is no significant difference between the apical sealing of the epoxy resin root canalsealer with MTA root canal sealer based (p>0.05). It means that the apical sealing of the epoxy resin root canal sealerbased comparable with MTA root canal sealer based. It was concluded that the apical sealing of epoxy resin-based sealer does not different to the MTA-based sealer.
Penilaiankebersihansepertigaapikaldindingsaluranakardarismearlayer dengan menggunakan rotary instrument dengan disain convex triangular dan rectangular cross section (Hygiene assessment on apical third of root canal wall of smear layer using rotary instrument design convex triangular and rectangular cross section) Nurni Amda; Juni Jekti N; Aries Chandra Trilaksana; Christine Anastasia Rovani; Nurhayaty Natsir; Indrya Kirana Mattulada
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 14 No. 1 (2015): Formerly Jurnal Dentofasial ISSN 1412-8926
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v14i1.429

Abstract

This study aim to compare the smear layer clearance on the apical third of the root canal walls instrumented withconvex triangular cross- section designed hand instruments, rectangular cross-section and convex triangular crosssectiondesigned rotary instruments. Mandibular premolars that met the inclusion criteria were divided into 3 groupsof 10 samples, and prepared using convex triangular cross section design hand instruments, convex triangular crosssectionandrectangularcross-section design rotary instruments. After preparation and drainage, the sample was cutinto halves using a stainless steel chisel, a section was randomly selected and examined using SEM with 1000 X. Thisstudy showed that the smear layer clearance of hand instrument group was the lowest compared to other two groups, the rotary instruments with rectangular cross-section design showed the highest percentage smear layer clearanceamong the three groups.It was concluded that root canal preparation using a rotary instrument design convextriangular cross section produces hygiene apical third of the canal walls of the smear layer significantly compared tomanual instruments designed convex triangular cross section and root canal preparation with a rotary instrument designof rectangular cross section produces hygiene apical third of the wall root canal of the smear layer significantlycompared convex design of triangular cross section.
Efektivitas antibakteri ekstrak alga merah (Eucheuma spinosum) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis (Antibacterial Effectivity of red algae extract (Euchema spinosum) to inhibit the growth of bacteri Porphyromonas gingivalis) Indrya Kirana Mattulada; Aries Chandra Trilaksana; Dhiyaan Annisah Abduh M.N.
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.401 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i1.15

Abstract

Infeksi endodontik merupakan peradangan karena perkembangan organisme mikro pada saluran akar yang dipengaruhi penurunan pertahanan host sehingga berpotensi terjadi nekrosis pulpa. Berdasarkan hasil evaluasi infeksi saluran akar, jumlah Porphyromonas gingivalis menduduki peringkat ketiga (12.2%). Kandungan senyawa flavonoid alga merah (Eucheuma spinosum) mampu mendenaturasi protein sel bakteri P. gingivalis sehingga bakteri tidak bertumbuh kembali. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak alga merah terhadap bakteri P. gingivalis. Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak alga merah kemudian dilanjutkan penentuan konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak. KHM kemudian diuji daya hambatnya dengan melihat besar zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan hasil pengujian pada media BHIB dan MHA diperoleh ekstrak alga merah memiliki efek antibakteri terhadap P. gingivalis karena terbentuk zona inhibisi pada konsentrasi 3,5% di media biakan P. gingivalis. Disimpulkan ekstrak alga merah 3,5% mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. gingivalis. Kata kunci: Porphyromonas gingivalis, ekstrak alga merah (Eucheuma spinosum), antibakteri
Penatalaksanaan gigi anterior yang mengalami perubahan warna dan kelainan posisi Syamsiah Syam; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.815 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i4.67

Abstract

Estetik memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial seseorang, terutama estetik pada gigi anterior. Kelainan estetik pada gigi anterior seperti perubahan warna, kelainan posisi, kerusakan mahkota akibat karies atau fraktur mahkota, akan mempengaruhi penampilan terutama saat tersenyum. Etiologi perubahan warna pada gigi meliputi perubahan warna alami dan perubahan warna iatrogenik yang timbul akibat prosedur perawatan gigi. Kelainan posisi pada gigi dapat terjadi oleh berbagai faktor dan dapat menimbulkan berbagai dampak yang buruk termasuk masalah estetik. Saat ini, berbagai jenis perawatan telah tersedia untuk tujuan estetik seperti bleaching, veneer, mahkota, serta perawatan orthodontik. Namun untuk merawat gigi anterior yang mengalami perub ahan warna dan kelainan posisi, cukup dilakukan perawatan berupa bleaching dan pembuatan direct veneer composite yang diaplikasikan secara langsung ke permukaan gigi. Kedua perawatan tersebut dapat menghasilkan estetik yang memuaskan, waktu kunjungan lebih singkat dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Pemilihan bahan restorasi estetis berdasarkan translusensi dan opasitas dari resin komposit Emy Ardana; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.211 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i5.76

Abstract

Pemilihan bahan restorasi komposit resin yang disesuaikan dengan warna dari bahan restorasi dapat dipilih berdasarkan sifat pencahayaan yang dapat menyerupai sifat struktur gigi alami. Kegagalan seringkali terjadi dari analisis yang kurang tepat pada sifat pencahayaan menyebabkan pemilihan warna pada restorasi komposit tidak sesuai dengan struktur gigi alami sehingga tidak selalu memberikan hasil estetika yang memuaskan. Artikel ini memberikan gambaran bagaimana menerapkan teknik yang tepat sehingga memungkinkan bahan restorasi dapat digunakan secara maksimal sehingga dapat menyerupai struktur gigi alami.
Lesi-lesi servikal non-karies Erny Djuhais; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.089 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i6.80

Abstract

Meskipun insiden karies telah menurun dan berhasil dikontrol, ada peningkatan persentase lesi-lesi servikal non-karies (LSNK). Lesi servikal non-karies biasanya ditemui dalam praktek sehari-hari dan terdapat dalam berbagai bentuk, seperti abrasi, erosi dan abfraksi. Pengetahuan tentang etiologi lesi ini penting untuk mencegah lesi lebih lanjut, menghentikan perkembangan lesi yang sudah ada, dan menentukan perawatan yang tepat. Berbagai bukti mendukung etiologi multifaktorial untuk LSNK. Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau bukti untuk masing-masing faktor etiologi yang berkaitan dengan pengembangan LSNK, diagnosis, dan perawatan untuk lesi-lesi ini.
Management of open apex: a case report of permanent anterior teeth Aries Chandra Trilaksana; Sri Eka Sari
Makassar Dental Journal Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.53 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v5i2.94

Abstract

Riwayat trauma pada gigi immatur merupakan salah satu penyebab terhentinya pembentukan akar sehingga apeks tidak tertutup sempurna. Kasus ini membahas mengenai apeksifikasi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) pada gigi insisivus kanan atas dengan apeks yang tidak tertutup sempurna akibat trauma. Kasus: Seorang laki-laki berumur 30 tahun datang ke RSGM dengan keluhan salah satu gigi depannya berubah warna. Dari anamnesis diketahui pasien pernah jatuh sekitar 15 tahun yang lalu. Pasien ingin giginya dirawat sehingga warnanya sama dengan gigi tetangganya. Pemeriksaan vitalitas pulpa menunjukkan pulpa telah nekrosis dan dari radiografi tampak apeks gigi tidak tertutup sempurna. Tatalaksana: Apeksifikasi dilakukan dengan menggunakan kalsium hidroksida dengan tujuan menginduksi pembentukan barier kalsifikasi pada apeks. Penutupan apeks dan apical stop diperoleh setelah tiga bulan perawatan. Simpulan: Penutupan apeks yang tidak sempurna pada gigi insisivus permanen atas dapat ditangani dengan apeksifikasi menggunakan bahan kalsium hidroksida yang merupakan salah satu bahan yang dapat menginduksi pembentukan barier kalsifikasi sehingga dapat menunjang tercapainya perawatan saluran akar yang maksimal.
Penggunaaan calcium hydroxide point secara klinik sebagai medikamen intrakanal: sebuah tinjauan pustaka Munirah .; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.235 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.112

Abstract

Kalsium hidroksida dalam bidang endodontik digunakan sebagai medikamen intrakanal pada inflamasi periapikal, kasus fraktur, perforasi dan apeksifikasi. Akan tetapi, untuk melepaskan kalsium hidroksida pasta dari saluran akar membutuhkan waktu dan sisa-sisa kalsium hidrokside pada saluran akar dapat berinteraksi dengan sealer zinc oksida eugenol membentuk calcium eugenolate. Untuk mengatasi kekurangan ini diperkenalkan guttapercha point yang dapat melepaskan kalsium hidroksida. Calcium hydroxide point ini memberikan hasil klinis yang baik dan memberikan penyembuhan pada radiolusensi periapikal. Tulisan ini menjelaskan penggunaan calcium hydroxide point secara klinik sebagai medikamen intrakanal.
Peningkatan suhu sodium hipoklorit terhadap pelarutan jaringan saluran akar dan antimikrob Nurul Wadudah; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.917 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i2.123

Abstract

Sodium hipoklorit menjadi pilihan utama bahan irigasi perawatan endodontik karena kemampuan melarutkan jaringan dan antimikrob. Pemilihan konsentrasi sodium hipoklorit masih menjadi perdebatan, berkisar 0 ,5-5,25% bahkan akhir-akhir ini 10%. Konsentrasi yang tepat seharusnya didasarkan pada keseimbangan antara kemampuan antimikrob, pelarutan jaringan, toksisitas, dan kerusakan dentin yang minimal. Akhir -akhir ini pemanasan larutan hingga 50 0 C menjadi populer. Pemanasan awal diharapkan meningkatkan daya larut jaringan dan antimikrob sodium hipoklorit. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui manfaat peningkatan temperatur terhadap efektifitas pelarutan jaringan dan antimikrob sodium hipoklorit.