Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis Energi Terbarukan (Biogas) di Desa Gunungsari Kota Batu Sandra Malin Sutan; Ruslan Wirosoedarmo; Riyanto Riyanto; Annisa u Choirun
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.9

Abstract

Desa Gunungsari di Kota Batu menjadikan sektor pertanian dan peternakan sebagai usaha yang banyak dikembangkan oleh masyarakatnya. Hasil samping peternakan berupa limbah kotoran ternak dalam skala besar akan menimbulkan masalah yang kompleks. Selain itu, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi alternatif berupa pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas sehingga dapat digunakan sebagai pengganti LPG dan penggerak generator. Sisa bahan organik dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dan pakan ikan.
Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Mrican Kanan dengan Menggunakan Program Linier Ruslan Wirosoedarmo; Bambang Rahadi; Devy Sumawati Karunia
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1479.574 KB) | DOI: 10.21776/ub.jsal.2018.005.02.1

Abstract

Daerah Irigasi Mrican Kanan pada saat ini telah mengalami banyak perubahan, diantaranya yaitu alih fungsi lahan dan lamanya musim kemarau yang mengakibatkan beberapa daerah mengalami kekeringan. Disisi lain, tenaga kerja di bidang pertanian juga semakin menurun karena penduduk enggan bekerja sebagai petani. Dengan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia dilakukan studi optimasi agar dapat memaksimalkan keuntungan usaha tani berdasarkan pola tanam yang optimal. Analisis optimasi pola tanam dilakukan dengan menggunakan program linier. Fungsi tujuan yang digunakan adalah untuk memaksimumkan keuntungan dari hasil usaha tani, sedangkan yang menjadi fungsi kendala adalah ketersediaan air, luas lahan dan tenaga kerja pada sektor pertanian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada Daerah Irigasi Mrican Kanan dengan luas lahan 3,972 Ha didapatkan keuntungan maksimal sebesar ± 150 milyar rupiah pertahun dengan pola tanam Padi-Padi-Padi seluas 771.75 Ha dan pola tanam Padi-Padi-Palawija seluas 3,160.25 Ha.
Pengolahan Limbah Batik Tulis dengan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Bambang Suharto; Ruslan Wirosoedarmo; Rio Hengky Sulanda
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.255 KB)

Abstract

Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk batik, mengakibatkan perusahaan penghasil kain batik berlomba untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Hal ini menyebabkan air limbah buangan semakin menghawatirkan. Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur no 72 tahun 2013 tentang baku mutu limbah cair bagi industri atau kegiatan usaha lainnya di Jawa Timur, khusus untuk industri tekstil, baku mutu limbah cair untuk parameter COD 150 mg.L-1, parameter BOD 60 mg.L-1, dan untuk parameter TSS adalah 50 mg.L-1, dengan demikian untuk parameter COD yang mencapai 424 mg.L-1 pada limbah cair batik ini telah sangat melebihi baku mutu limbah cair yang berlaku di Jawa Timur. Perlu dilakukan suatu pengolahan limbah dalam mereduksi kandungan pencemar tersebut. Fitoremediasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam metode pengolahan limbah, menggunakan tanaman Eceng gondok sebagai agen biologi dalam pengolahan limbah tersebut dengan proses pemaparan. Proses pengolahan limbah cair batik menggunakan metode Fitoremediasi dengan tanaman Eceng Gondok terbukti dapat menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS. Perlakuan terbaik berdasarkan jumlah eceng gondok dan lama waktu pemaparan limbah batik paling efektif untuk kandungan BOD, COD dan TSS terdapat pada perlakuan yang sama, yaitu pada lama pemaparan 12 hari dengan jumlah eceng gondok sebanyak 7 buah. Kata kunci: Eceng gondok, fitoremediasi, limbah batik
Pengaruh Kerapatan Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Terhadap Penurunan Logam Chromium Pada Limbah Cair Penyamakan Kulit Putri Indah Hartanti; Alexander Tunggul Sutan Haji; Ruslan Wirosoedarmo
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.901 KB)

Abstract

Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah berbahaya berupa padatan maupun cairan yang mengandung logam chromium. Metode yang digunakan untuk meremediasi logam chromium tersebut adalah fitoremediasi. Tanaman yang berpotensi menjadi fitoremediator logam berat adalah eceng gondok (Eichornia Crassipes). Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21 dan hari ke-28. Parameter yang diamati adalah konsentasi chromium, nilai oksigen terlarut (DO), nilai derajat keasaman (pH) dan nilai suhu. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan tanaman eceng gondok (Eichornia Crassipes) dalam proses fitoremediasi pada limbah cair penyamakan kulit dapat  turun pada hari ke 28 sehingga konsentasi chromium pada kerapatan tanaman 6 individu sebesar 2.23 mg L-1, pada kerapatan tanaman 4 individu sebesar 2.20 mg L-1, dan kerapatan tanaman 2 individu sebesar 2.14 mg L-1. Selain itu dapat menurunkan nilai derajat keasaman pada hari ke-28 sebesar  5.42 mg L-1 dengan kerapatan tanaman 6 individu. Sedangkan nilai oksigen terlarut dapat naik pada hari ke-28 sebesar 5.99 mg L-1 dengan kerapatan tanaman 6 individu. Nilai suhu naik menjadi 26.30 0C pada kerapatan tanaman 6 individu. Kata Kunci :  eceng gondok, limbah cair penyamakan kulit, fitoremediasi, chromium
Pengaruh Aplikasi Sludge Dari Biodigester Berbahan Kotoran Sapi Di Lahan Kering Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Elia Retno Fitriani; Ruslan Wirosoedarmo; J. Bambang Rahadi W.; Ary Mustofa A.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.643 KB)

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditi agribisnis yang sangat potensial dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Lahan produksi jagung yang potensial salah satunya adalah Sumatera Selatan yang memiliki banyak lahan marginal (lahan kering). Lahan kering memiliki kandungan unsur hara yang sedikit. Salah satu teknologi untuk mengatasi hal tersebut adalah aplikasi sludge dari biodigester berbahan kotoran sapi, penambahan sludge berperan sebagai sumber hara bagi tanaman. Perlakuan aplikasi sludge dari biodigester berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jagung. Hasil terbaik pengaplikasian sludge organik dalam penelitian ini didapatkan pada perlakuan diaduk dan dosis 30 ton ha-1, antara lain daya perkecambahan 100%, tinggi tanaman 155.60 cm, jumlah daun 12.53 helai dan diameter batang 2.35 cm. Kata kunci : Jagung, Lahan kering, Sludge
Analisis Pola Perubahan Tingkat Kekeringan Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Theory of Run Alexander Tunggul Sutan Haji; Ruslan Wirosoedarmo; Ii' Ariyani
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.072 KB)

Abstract

Kekeringan merupakan fenomena alam yang sering terjadi dan menimbulkan bencana di berbagai daerah di Indonesia. Kekeringan merupakan ancaman yang paling sering mengganggu sistem dan produksi pertanian, perkebunan, kehutanan, sumberdaya air, dan lingkungan di Indonesia, misalnya saat terjadi El Nino Southem Oscillation(ENSO) karena pada fenomena ini musim kemarau menjadi lebih panjang dan musin hujan lebih pendek. Kekeringan di Indonesia memiliki dampak diberbagai daerah, salah satunya adalah Kabupaten Bojonegoro. Hampir setiap tahun bencana kekeringan di Bojonegoro terjadi setiap musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pola perubahan tingkat kekeringan setiap tahunnya di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode Theory of Run dan analisis spasial. Metode Theory of Run yaitu digunakan untuk menentukan indeks kekeringan. Analisis spasial digunkaan untuk mengetahui pola perubahan tingkat kekeringan Kabupaten Bojonegoro. Proses analisis spasial menggunakan Arcview. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola perubahan kekeringan yang terjadi di Bojonegoro rata-rata amat sangat kering. Untuk pola perubahan kekeringan durasi paling lama yaitu terjadi pada tahun 2014 dengan durasi kekeringan 22 bulan di stasiun hujan Baureno yang dimulai pada Februari tahun 2012 hingga bulan November 2014. Rekomendasi dari penelitian yaitu perlu dibandingkan dengan metode yang lain sebagai pembanding. Kata kunci: Curah hujan, el nino southem oscillation (enso), kekeringan,  theory of run
Efektivitas Penurunan Konsentrasi Limbah Cair Industri Tapioka dengan Metode Rotating Biological Contactor Danang Hariono; Ruslan Wirosoedarmo; Liliya Dewi Susanawati
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.654 KB)

Abstract

Limbah cair tepung tapioka mempunyai kandungan bahan organikyang tinggi sehingga diperlukan proses pengolahan yang tepat sebelum dibuang kelingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguraikan senyawaorganik tersebut adalah dengan pengolahan biologi Rotating Biological Contactor (RBC). Tujuan penelitian ini adalahmengetahui besarnya penurunan kandungan Sianida, BOD, TSS dan pH limbah cair tepungtapioka dengan metode RBC pada kecepatan putaran cakram 50 dan 100 rpm. Kandunganawal BOD sebesar 1217 mgL-1,TSS sebesar 1126 mgL-1,Sianida sebesar 0.28 mgL-1 dan pH sebesar 4.3. Nilai parameter tersebutmasih berada diatas standar baku mutu limbah dan akan membahayakan jikalangsung dibuang ke sungai sedangkan parameter Sianida sudah memenuhi standarbaku mutu yaitu sebesar 0.282 mgL-1.Efektivitaspenurunan BOD, TSS, Sianida untuk kecepatan putar 50 rpm adalah 89.56%, 74.93%,90.78%. Sedangkan efektivitas penurunan BOD, TSS, Sianida untuk kecepatan putar100 rpm adalah 92.06%, 94.56%, 98.58%. Kata Kunci : Kecepatan putaran cakram, limbah cairtapioka, rotating biological contactor
Pemanfaatan Limbah Cair Greywater untuk Hidroponik Tanaman Sawi (Brassica juncea) Liliya Dewi Susanawati; Ruslan Wirosoedarmo; Ginanjar Aji Santoso
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.052 KB)

Abstract

Aktivitas sehari-hari yang meliputi mencuci pakaian, kegiatan di dapur, dan kamar mandi ternyata mampu menghasilkan limbah cair greywater dengan kuantitas yang cukup besar dan berpotensi mencemari. Total limbah rumah tangga 50-80 % adalah berupa greywater. Penyempitan lahan pertanian juga menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Hidroponik merupakan metode yang bisa menyelesaikan dua masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan greywater sebagai air media hidroponik tanaman sawi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental melalui hidroponik dengan memanfaatkan limbah cair greywater sebagai media tumbuh yakni membandingkan pengaruh media air biasa (dari PDAM), air limbah murni (greywater), dan air campuran keduanya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yakni membandingkan tiga kelompok tanaman yang ditumbuhkan pada air yang berbeda. Pertumbuhan vegetatif yang diukur meliputi tinggi  tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa greywater dapat dimanfaatkan sebagai air media hidroponik dikarenakan kadar pencemar yang terkandung masih memenuhi standar untuk pemanfaatan di bidang pertanian, greywater juga mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman berupa Nitrogen (0,0110 %), Phosfor (0,0124 %), dan Kalium (0,0002 %). Penggunaan greywater sebagai air media untuk hidroponik memberikan hasil yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman sawi dibandingkan dengan air media PDAM dan Campuran. Pertumbuhan vegetatif terbaik diperoleh dari perlakuan air media greywater dengan rata-rata tinggi 30,81 cm, jumlah daun 11,37 helai, dan berat basah 68,415 gram.Kata kunci : Greywater, Hidroponik, Sawi, Vegetatif
Pengaruh Penggunaan Starter Terhadap Kualitas Fermentasi Limbah Cair Tapioka Sebagai Alternatif Pupuk Cair Rizki Yunia Cesaria; Ruslan Wirosoedarmo; Bambang Suharto
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.864 KB)

Abstract

Industri tapioka adalah salah satu jenis industri yang menghasilkan limbah cair yang dapat  menyebabkan pencemaran apabila tidak dikelola dengan baik karena mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, untuk mengatasi permasalahan tersebut timbul gagasan untuk memanfaatkan limbah cair tapioka menjadi produk akhir yang bernilai dengan cara mengelolanya sebagai pupuk cair organik yang juga berguna untuk membantu penyelamatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan C organik, fosfor, nitrogen, rasio C/N, kalium dan pH pada pupuk cair dari limbah cair tapioka untuk mengetahui mutu pupuk cair yang dihasilkan. Pada penelitian ini terdapat tiga perlakuan, yaitu pengolahan limbah cair tapioka tanpa starter (Kontrol), pengolahan limbah cair tapioka dengan penambahan Trichoderma koningii (Pupuk A), dan pengolahan limbah cair dengan penambahan EM4  (Pupuk B). Analisis parameter  kualitas pupuk seperti C/N, C organik, N, P, K dan pH pada Pupuk A dan Pupuk B berbeda nyata dibandingkan dengan Kontrol. Sementara itu, semua parameter kualitas pada Pupuk A lebih tinggi dibandingkan dengan Pupuk B. Kandungan N, P, K dari Pupuk A sudah memenuhi nilai standar kualitas pupuk sesuai SNI 19-7030-2004. Kata kunci : Limbah cair tapioka, Starter, Pupuk cair 
Pengaruh Teknik Pemberian Pupuk Organik dari Sludge Bio-Digester terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) Varietas Bima pada Fase Vegetatif Artanta Yoga Priyana; Ruslan Wirosoedarmo; Liliya Dewi Susanawati; Ary Mustofa Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.84 KB)

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang paling utama di Indonesia, selain sebagai sumber kalori utama bagi sebagian penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan memberikan pengetahuan terhadap masyarakat tentang teknik pemberian pupuk yang benar serta memberikan pengetahuan tentang manfaat pupuk organik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Teknik pemberian pupuk (A) dipergunakan sebagai faktor pertama yang terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu A1: dipermukaan, A2: diaduk dan A3: dislot. Faktor kedua terdiri dari 2 macam yaitu D1: dosis 15 ton ha-1 dan D2: dosis 30 ton ha-1 . Pemberian air dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali. Percobaan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga terdapat 18 unit perlakuan. Hasil pengukuran didapatkan perlakuan A3D2 (teknik pemberian pupuk dengan cara dibenamkan pada sebuah slot kedalaman ± 7 cm dan menggunakan dosis 30 ton ha-1) merupakan perlakuan paling ideal untuk penanaman jagung menggunakan pupuk organik dari Sludge Bio-Digester. Hasil yang didapatkan diantaranya rerata tinggi tanaman (227,58 cm), rerata diameter batang (19,53 mm), rerata jumlah daun (18 helai.), dan rerata berat kering tanaman (239,53 gram). Kata kunci : Teknik Pemberian Pupuk, Jagung (Zea mays L.), Sludge-Biodigester.