Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

NILAI-NILAI DIDAKTIS DALAM CERPEN “GURU” DAN “MAAF” KARYA PUTU WIJAYA SERTA IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH Fisye F Angginaloy; Wimsje R Palar; Nontje J Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 1 No. 12 (2021): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.99 KB) | DOI: 10.36582/kompetensi.v1i12.3591

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam cerpen berjudul “Guru” dan “Maaf” karya Putu Wijaya dan mendeskrispsiskan implikasi hasil penelitian nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam cerpen yang berjudul “Guru” dan “Maaf” karya Putu Wijaya terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian adalah dua cerpen karya Putu Wijaya yakni “ Guru” dan “Maaf”. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi kepustakaan. Analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Nilai-nilai didaktis yang terkandung dalam cerpen “Guru” adalah religius, persaudaraan/komunikatif, dan cinta kasih. Nilai didaktis yang terdapat dalam cerpen “Maaf” karya Putu Wijaya adalah: (1) memiliki pendirian yang kuat, (2) kejujuran, dan (3) mandiri. Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pembelajaran sastra di sekolah. Nilainilai didaktis dalam cerpen Guru” dan “Maaf” karya Putu Wijaya selaras dengan delapan belas nilai pendidikan karakter yang dikemukakan oleh Kemendikbud dalam Kurikulum 2013.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING DALAM MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA Maria Yunita Bude; Joni Junius Loho; Nontje Jultje Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 2 No. 04 (2022): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36582/kompetensi.v2i04.4796

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran model genius learning dalam menulis teks anekdot (2) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X IPS 3 dengan penerapan model pembelajaran genius learning. Manfaat penelitian ini adalah, diharapkan memberikan manfaat untuk meningkatkan menulis siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Tondano dengan menerapkan model pembelaaran genius learning. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang secara khusus memusatkan perhatian pada pemecahan masalah aktual yang terjadi di masa kini, dengan menggunakan teknik penelitian observasi, wawancara dan sesi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa menulis teks anekdot dengan menggunakan pembelajaran genius learning siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Tondano belum memadai jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh sekolah 23 siswa atau setara yaitu 75 %.
KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 TONDANO Nikita M. Diu; Wimsje R. Palar; Nontje J. Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 2 No. 11 (2022): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah : (1) Mendeskripsikan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Tondano dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstorming: (2) Mendeskripsikan pelaksanaan metode Brainstorming dalam pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Tondano. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 5 Tondano yang berjumlah 9 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase.Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Tondano dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstorming tergolong mampu dengan rincian nilai rata-rata 86%. Terdapat satu siswa berada pada kategori sangat mampu pada rentang nilai 90%-100%, tujuh siswa berada pada kategori mampu pada rentang nilai 80%-89% dan satu siswa berada pada kategori cukup mampu pada rentan nilai 70%-79%.
KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IX SMP KATOLIK ST. FRANSISKUS DE SALLES KOKOLEH Sonia S. Kansil; Selviane E. Mumu; Nontje J. Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 2 No. 12 (2022): KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas IX SMP Katolik St. Fransiskus De Salles Kokoleh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian yang menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Sumber data 24 siswa yaitu kelas IX SMP Katolik St. Fransiskus De Salles Kokoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis yaitu tes menulis teks anekdot. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas IX dilihat dari 4 kategori penilaian yaitu kategori amat baik, baik, sedang, dan kurang. siswa yang memiliki tingkat kemampuan menulis teks anekdot dengan kategori amat baik sebanyak 8 siswa (33,3%), siswa yang memiliki tingkat kemampuan menulis teks anekdot dengan kategori baik sebanyak 9 siswa (37,6%), siswa yang memiliki tingkat kemampuan menulis teks anekdot dengan kategori sedang sebanyak 7 (29,16%), dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan menulis teks anedot dengan kategori kurang sebanyak 0 siswa. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis berada pada kategori baik pada interval 72-89. Jadi diketahui bahwa kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas IX SMP Katolik St. Fransiskus De Salles Kokoleh masuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 81,67.
NILAI ETIKA DALAM CERITA RAKYAT BOLAANG MONGONDOW SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK KARAKTER SISWA Rizqiya Andini Kobandaha; Wimsje R. Palar; Nontje Y. Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 3 No. 02 (2023): KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan: 1) Nilai-nilai etika apa saja yang terkandung dalam cerita rakyat Mongondow: (1) Mokoduludut; (2) Loloda’Mokoagow; dan (3) Podomi. 2) Untuk mendeskripsikan implikasi nilai etika dalam cerita rakyat Mongondow: (1) Mokoduludut; (2) Loloda’ Mokoagow ; dan 3) Podomi terhadap pembentukan karakter siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data penelitian adalah cerita rakyat Bolaang Mongondow: Mokoduludut; 2) Loloda’ Mokoagow ; 3) Podomi. Untuk mengumpulkan data teknik yang digunakan ialah teknik kepustakaan (library research). Untuk menganalisis data teknik yang digunakan ialah teknik teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Cerita rakyat Bolaang Mongondow mengandung nilai etika atau biasa disebut nilai moral yang mencakup sikap baik dan tidak baik. SIkap baik mencakup : sabar, suka berusaha, saling menyayangi dan sikap menghargai ; sikap tidak baik mencakup : sikap tidak adil, sikap membedakan status, sikap tidak menerima takdir, menggunakan bahasa yang pantang diucapkan. Cerita rakyat Bolaang Mongondow memiliki implikasi terhadap pembentukan karakter yakni melalui cerita rakyat tersebut dapat dibentuk karakter siswa yaitu senantiasa sabar dalam menghadapi segala cobaan, senantiasa berusaha tanpa memaksa kehendak kepada orang tua, saling menyayangi serta memiliki sikap saling menghargai. Menghindari sikap yang tidak adil, tidak membedakan status, tidak menerima takdir serta bahasa yang digunakan hendaklah bahasa yang
KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM LEARNING Natalia Anjela Rarung; Donal Matheos Ratu; Nontje Jultje Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 3 No. 8 (2023): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/kompetensi.v3i8.6459

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kapasitas menghasilkan teks naratif dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum pada siswa kelas IX SMP. Penelitian deskriptif analitik ini dilaksanakan di SMP Kristen Getsemani Sario Kotabaru Manado. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari 16 murid kelas IX di SMP Kristen Getsemani, Sario Kotabaru, Manado. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan tes. Menurut temuan penelitian, kompetensi siswa kelas dalam menyusun teks naratif dengan memanfaatkan model pembelajaran quantum termasuk dalam kelompok kompeten, dengan skor rata-rata 86,59 %. Skor ini didapat dari 4 kriteria penilaian: 1) Aspek Oientasi mendapat skor 93,75 %; 2) Aspek komplikasi mendapat 96,87 %.; 3) Aspek Resolusi mendapat skor 72,91 %; dan 4) Aspek koda mendapat skor 79,68 %. Berdasarkan hasil karya siswa, diketahui bahwa 7 siswa mendapatkan nilai di antara 90 %-100 %, 7 siswa mendapat nilai di atnara 80%-89 %, dan 1 siswa pada rentang nilai 70-79 %. Selain itu, didapati juga bahwa 1 siswa berada pada rentang nilai 0% - 69%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks naratif siswa kelas XI di SMP Kristen Getsemani Sario Kotabaru Manado berada pada kategori kompeten.
KAJIAN NILAI MORAL DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA Rahelea Worek; Intama Jemy Polii; Nontje Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 3 No. 10 (2023): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/kompetensi.v3i10.6488

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai moral dan sosial yang terdapat dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui studi pustaka, observasi dan pencatatan terhadap informasi yang relevan dalam novel serta tanggapan siswa terkait nilai moral dan sosial yang ada dalam karya tersebut. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai-nilai moral dan sosial dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye tercermin melalui perilaku dan karakteristik tokoh-tokoh dalam alur cerita. Adanya empat jenis nilai moral yang teridentifikasi dalam novel ini, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Di samping itu, nilai-nilai sosial dalam novel ini membantu pembaca untuk mengenali dan memahami konsep baik dan buruk dalam konteks sosial, melalui perjalanan karakter-karakter dalam kisah yang memengaruhi persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut.
PENERAPAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA RAKYAT LEGENDA DANAU TONDANO: SEBUAH STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 TONDANO Yuniken Pratiwi; Oldie Stevie Meruntu; Nontje Jultje Pangemanan
KOMPETENSI Vol. 4 No. 1 (2024): KOMPETENSI : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyimak adalah elemen penting dalam kehidupan manusia, memungkinkan individu untuk memahami informasi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran menyimak cerita rakyat Legenda Danau Tondano dengan media audiovisual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 3 Tondano serta mengevaluasi kemampuan mereka dalam mendengarkan cerita tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes berbentuk esai. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 3 Tondano yang berjumlah 24 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (13 dari 24) memiliki kemampuan menyimak yang sangat baik (nilai 90-100), sedangkan sisanya memiliki kemampuan cukup baik (nilai 80-89), kecuali satu siswa yang memiliki kemampuan kurang (nilai 69). Ini menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat Legenda Danau Tondano berhasil, dengan rata-rata nilai siswa mencapai 89,29% dalam kategori mampu.
ANALYSIS OF THE MEANING OF THE EXPRESSION OF HOHO SINGING AT THE TRADITIONAL DEATH CEREMONY OF THE SOUTHERN NIAS COMMUNITY THROUGH SEMIOTIC APPROACH Trinitatis Fau; Intama J. Polii; Nontje Pangemanan
SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues Vol. 3 No. 1 (2023): SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues
Publisher : Faculty of Language and Arts (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/soculijrccsscli.v3i1.7888

Abstract

This research aims to describe the meaning of Hoho singing phrases associated with the traditional death ceremony of the South Nias community through Peirce's semiotic approach. A qualitative approach with a focus on musicology was used as the research method. Data was collected through observation, interviews and documentation. The results revealed that the Hoho is performed by a minimum of 5 people in the group presenting the text, with a leader from the si'ulu or si'ila group called sondroro or Hoho Participant. The Hoho is also responded to in turn by several small groups of two to four text presenters known as sanoyohi or Speakers. All Hoho presenters are male. Textual analysis of the meaning and message of the Hoho shows that Lawaendröna is looking for a way out of the threat of death. He considers various possibilities, including going to the moon, but eventually realizes that humans cannot escape death. In essence, the Hoho depicts the human life cycle and philosophical questions about death and eternity.
A SOCIOPRAGMATIC ANALYSIS OF THE DEVIATION OF POLITENESS PRINCIPLE IN THE USE OF TONTEMBOAN LANGUAGE IN MAKELA'I DIALECT: A CASE STUDY AMONG THE YOUTH OF TARAITAK SATU VILLAGE Merari Teresa Oroh; Wimsje R. Palar; Nontje S. Pangemanan
SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues Vol. 3 No. 3 (2023): SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues
Publisher : Faculty of Language and Arts (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/soculijrccsscli.v3i3.8078

Abstract

This study aims to answer two main problems. First, how do members of youth organizations in Taraitak Satu Village communicate through violations of the principles of linguistic politeness? Second, to what extent do young people in Taraitak Satu Village deviate from the principles of linguistic politeness in their social and professional interactions? This study uses a qualitative approach with free listening and listening (SBLC) as the main method of data collection, supported by note-taking as a secondary method. Data analysis refers to the referential approach based on the SPEAKING component of speech. The results revealed that youth in Taraitak Satu Village often use impolite language with intentions such as correcting, inciting, demeaning, mocking, ignoring, expelling, forcing, belittling, rejecting, and depriving others of their rights. These violations of language politeness norms include various aspects, such as tact, generosity, acceptance, humility, compatibility, and sympathy. The negative impact of these violations of linguistic politeness principles is not only felt by the youth individually, but also by their youth association groups. When words are delivered in a way that hurts the feelings of others, this can lead to controversy, hostility, dampen enthusiasm for group activities, and cause discord. This research is expected to contribute to efforts to preserve the Tontemboan language in the Makela'i dialect and provide a basis for strengthening the community to adhere to the principles of language politeness. Thus, this research is an important step to maintain the sustainability and quality of local languages in Taraitak Satu Village.